Brucellosis 2019
Brucellosis 2019
organisme ini dapat bertahan hidup selama beberapa bulan dalam air,
fetus abortus, manure, wol, jerami, lumpur peralatan dan pakaian.
Brucella mampu bertahan pada kondisi kering, terutama bila ada
bahan organik dan dapat bertahan hidup dalam debu dan tanah
Patogenisitas
Brucellosis sanngat terkait dengan produksi lipopolysaccharida
yang tersusun oleh Poly N-formyl perosamine O chain, Cu- Zn
superoxide dismutase, erythrulose phosphate dehydrogenase.
Sumber penularan : urin, susu, air mani, tinja dan cairan hygroma.
Infeksi biasanya terjadi melalui peroral dan melalui selaput lendir,
kulit yang rusak.
Meskipun kelenjar susu biasanya sebagai tempat predileksi selama
infeksi, juga bisa terinfeksi melalui kontak langsung, kemudian
bakteri shedding dalam susu.
Penularan bisa terjadi pada saat proses perkawinan karena bakteri
juga ada dalam uterus yang terinfeksi. Penularan melalui inseminasi
buatan pernah dilaporkan karena semen telah terkontaminasi. B.
abortus dapat menyebar melalui muntahan, pakan dan air
Kesehatan masyarakat : sumber penularan makanan (foodborne
transmission) misalnya susu segar atau produk susu seperti mentega, krim
atau es krim, keju lunak dari susu yang terkontaminasi
Bakteri ini mampu bertahan pada suhu rendah terutama dibawah titik beku,
oleh karena itu produk olahan dari susu yang terkontaminasi menjadi
sumber penularan ke manusia yang mengkonsumsinya. Daging, jerohan dan
organ seperti hati paru-paru dan ginjal mempunyai resiko lebih kecil sebagai
sumber penularan, karena biasanya dikonsumsi dalam kondisi matang
Gejala Klinis
• Masa inkubasi dua sampai tiga minggu, bahkan lebih sampai beberapa bulan.
• Demam undulant,
• demamnya intermitten dan reintermitten dengan tanda malaise, anorexia, kalau
tidak segera diobati maka akan persisten sampai beberapa minggu bahkan
beberapa bulan.
• hewan dapat mengakibatkan abortus lebih dari 90% kasus,
infertilitas/sterilitas, lahir mati atau lemah, penurunan produksi susu, dan
orchitis, epididimitis, pada sapi jantan.
• Tingkat keparahan kejadian penyakit pada hewan tergantung pada status
vaksianasi, usia, jenis kelamin, manajemen peternakan, dan tingkat
kepadatannya.
• Kemungkinan aborsi lebih banyak pada hewan yang tidak dilakukan vaksinasi.
• Setelah beberapa kali keguguran, atau adanya gangguan kelahiran, perlekatan
plasenta juga sering terjadi, selain gejala diatas pada hewan juga pernah
dilaporkan terjadi gejala artritidis, tendovaginitis, bursitidis, sedangkan hewan
jantan bisa terjadi epididimitidis
Uji MRT
• Deteksi brucelosis secara MRT dilakukan dengan
menambahkan 30 μl antigen MRT (BBlitvet) ke dalam tabung
yang telah diisi 1 ml susu yang telah disimpan dalam refrigerator
sekurang-kurangnya 24 jam.
• Tabung diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 jam.
Serologi
Ujia serologi :RBPT, ELISA dan CFT.
Selain dari serum, sampel cairan vagina juga boleh diguna untuk ujian ELISA.
Negatif (-) :Terjadi hemolisis sempurna, cairan dalam lubang cawan berwarna merah, tidak ada endapan
eritrosit didasar cawan .
+(+1) :Terjadi hemolisis hampir sempurna, cairan dalam cawan berwama merah, ada sedikit eritrosit
didasar cawan .
++(+2) :Sebagian besar hemolisis, cairan berwarna merah, endapan eritrosit agak melebar dengan tepi
rata .
+++(+3) :Sebagian eritrosit tidak lisis, warna cairan agak merah, endapan eritrosit terlihat jelas .
++++(+4) : Tidak terjadi hemolisis, cairan dalam cawan bening, endapan eritrosit terlihat nyata dengan
batas pinggir rata .
Interpretasi hasil uji pengikatan komplemen Hasil reaksi ditentukan berdasarkan terjadinya 50%
hemolisis pada pengenceran serum tertinggi . Serum dengan 'titer CFT 1/4 atau lebih dikategorikan
positif
Penanggulangan
Daerah Bebas
lakukan lalu lintas ternak secara ketat,
Sapi yang akan masuk harus dari daerah bebas atau setelah diuji secara serologi
2x berturut turut selang sbeulan dinyatakan negatif
Daerah endemis
• Angka kejadiannya tidak lebih dari 0,2% dari populasi
• Ujian serologi dilakukan secara berkala pada setiap kelompok
• Lakukan vaksinasi dengan vaksin Brucella Strain RB51 selama 3 tahun berturut-
turut.
• Semua reaktor tersebut dimusnahkan
• Sapi yang masuk hendaklah berasal dari daerah bebas atau sudah divaksinasi
Pengobatan
Doksisiklin, rifampisin, streptomisin atau sulfa
Dalam jangka waktu yang panjang.
Pengendalian
Pengendalian brucellosis pada kejadian lebih dari 2% dilakukan
dengan test and slaughter
• Lakukan uji serologi secara menyeluruh setiap 4 bulan
• Reaktor disingkirkan
• Yang negatif biarkan hidup