Oleh:
2109611009
Gelombang 19 Kelompok i
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Plasmodium Penyebab Malaria Unggas” tepat pada waktunya. Paper ini disusun
untuk memenuhi tugas Laboratorium Parasitologi Veteriner. Adapun paper ini
tentang “Plasmodium Penyebab Malaria Unggas” telah disusun dengan sebaik
mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga melalui
kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak
yang turut membantu dalam penyelesaian paper ini. Saya juga berharap paper ini
dapat menambah wawasan dan dapat berguna bagi pembaca. Saya menyadari
bahwa paper ini terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan dalam penyusunan paper diwaktu yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 4
2.1 Ternak Unggas .......................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN .................................................................. 6
3.1 Etiologi ...................................................................................... 6
3.2 Morfologi .................................................................................. 7
3.3 Kajian Epidemiologi .................................................................. 8
3.4 Siklus Hidup .............................................................................. 8
3.5 Pathogenesis ............................................................................. 10
3.6 Gejala Klinis ............................................................................ 11
3.7 Patologi Anatomi ..................................................................... 12
3.8 Diagnosa ................................................................................... 13
3.9 Diagnosa Banding .................................................................... 14
3.10 Pengobatan dan Pengendalian Penyakit ................................. 14
BAB IV PENUTUP ........................................................................... 16
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 16
4.2 Saran ......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 17
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4.1 Manfaat dari penulisan paper ini yaitu membantu memahami lebih lanjut
Plasmodium penyebab malaria pada unggas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
punggung didaerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut
membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh
yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas sayap. Ayam
merupakan salah satu jenis ternak unggas sebagai sumber protein hewani yang
dimanfaatkan daging atau telurnya. Permintaan daging dan telur ayam
semakin meningkat, hal itu karena harga daging dan telur yang terjangkau dan
mudah dalam memperolehnya (Wati et al., 2018).
PEMBAHASAN
3.1 Etiologi
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporosoasida
Sub-kelas : Coccdiasina
6
7
Ordo : Eucoccodiarida
Sub-ordo : Haemospororina
Famili : Plasmodidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P. gallinaceum, P. juxtanucleare,
P. durae, P. relictum, P. lophurae
3.2 Morfologi
Gambar 3.1 Bentuk merozoit Plasmodioum sp. pada sel darah merah
unggas yang diamati menggunakan mikroskop perbesaran 100x (Salut et
al., 2019)
8
menyerang sel-sel dari lymphoid, sistem makrofag di otak, limpa, ginjal, paru-
paru, dan jaringan hati dan kembali ke makrofag pada kulit atau yang disebut
metacryptozoit. Metacryptozoit akan membentuk merozoit yang akan keluar
ketika makrofag lisis. Merozoit yang keluar dari metacryptozoit akan keluar
menuju sel darah merah (skizon eritrositik) dan sel-sel tubuh yang lain (skizon
ekso-eritrositik). Merozoit akan keluar dari eritrosit dan memasuki eritrosit
lainnya yang sebagian akan menuju sel endotel. Di dalam sel endotel ini
merozoit juga akan mengalami proses skizogoni dan membentuk skizon
eritrositik. Setelah infeksi berlangsung beberapa waktu dan terjadi
perkembangan aseksual yang tertentu jumlahnya, maka merozoit yang
memasuki sel darah merah berkembang menjadi makrogamet dan mikrogamet
yang akhirnya dihisap oleh vektor nyamuk dan mengalami fase seksual
(Panhwer et al., 2016; Salut et al., 2019; Freverta et al., 2008).
Gambar 3.2 Siklus Hidup Plasmodium sp. (Sumber: Bahan ajar protozoa
darah Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana)
Fase seksual di mulai dalam tubuh hospes definitif, sekitar 10-15 menit
setelah menghisap darah, mikrogamet akan membelah inti menjadi 6-8
mikrogamet panjang sangat mirip flagelum dan mengalami proses eksflagelasi
(mikrogamet lepas dan berenang bebas). Jika mikrogamet bertemu dengan
makrogamet akan terjadi pembuahan, sehingga terbentuk ookista yang dapat
bergerak (Ookinet). Di bawah epitel usus, ookinete membulat membentuk
kista. Ookinet menembus lambung dan berkembang menjadi ookista (Cornet
10
3.5 Pathogenesis
Masa inkubasi parasit ini adalah 5-10 hari dan lamanya parasite ini di
dalam darah yaitu 7-27 hari dan suhu yang berfluktasi. Unggas yang terinfeksi
dapat bersifat non-symptomatis atau tidak memunculkan gejala klinis. Unggas
yang tidak menunjujukan gejala klinis dapat berperan sebagai karier atau
sumber infeksi bagi unggas lain (Hakim, 2011). Gejala klinisi pada
Plasmodiosis pada unggas dapat dibagi menjadi 3 bentuk yaitu bentuk akut,
kurang akut dan paralisis. Bentuk akut pada infeksi Plasmodium terlihat ayam
meringkuk disudut kendang, muka dan jengger bengkak, kondisi semakin
buruk dan mengalami kematian dalam waktu singkat. Bentuk kurang akut
ayam terlihat pucat pada bagian muka dan jengger, kondisi lemah dan diare
berwarna hijau. Bentuk paralisis jarang ditemui dan biasanya terjadi pada
ayam yang sembuh dari serangan akut dan sudah di obati. Gejala klinis lain
yang muncul pada unggas yang terinfeksi berupa kelemahan, lesu, anoreksia,
12
Gambar 3.3 (i) Terjadi perubahan warna pada hati, (ii) Terjadi perubahan
warna pada limpa (Seth et al., 2007)
13
3.8 Diagnosa
Gambar 3.4 Apusan darah yang diwarnai dengan Giemsa menunjukkan eritrosit
terinfeksi dan mengandung tropozoit Plasmodium sp. (1.000x) (Nazifi et al.,
2008).
Selain itu, dapat juga dilihat dari gejala klinis yang muncul,
pemeriksaan secara serologis menggunakan uji ELISA atau pemeriksaan
molekuler menggunakan PCR. Menurut, Panhwer et.al., 2016 penggunaan
PCR dalam mendiagnosis malaria di anggap lebih efektif dan lebih sensitif
dibandingkan menggunakan tes darah. Pemeriksaan PCR digunakan untuk
mendeteksi mitokondria dan ribososm. Uji PCR digunakan untuk spesies
tertentu Plasmodium lebih sensitif dan spesifik daripada tes lain dan dapat
mendeteksi sedikitnya 10 parasit/μL darah (Panhwer et al., 2016).
14
Gambar 3.5 Pemeriksaan menggunakan uji PCR pada unggas yang terserang
malaria (Panhwer et al., 2016).
3.9 Diagnosa Banding
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, C.T. Thomas, N.J. Hunter, B.D. 2008. Parasitic Disease of Wild Birds.
USA. Wiley-Blackwell.
Gimba, F.I. Zakaria, A. Mugok, L.B. Siong, H.C. Jaafar, N. Moktar, M.A.
Rahman, A.R.A. Amzah, A. Abu, J. Sani, R.A. Amin-Babjee, S.M.
Sharma, R.S.K. 2014. Haemoparasite of Domestic Poultry and Wild Birds
in Selangor, Malaysia. Malaysian Journal of Veterinary Science. Vol 5. No
1.
17
18
Sadiq, N. A., Adejinmi, J. O., Adedokun, O. A., Fashanu, S. O., Alimi, A. A. and
Sofunmade, Y. T. (2003). Ectoparasites and haemoparasites of indigenous
chicken (Gallus domesticus) in Ibadan and environs. Tropical
Veterinarian, 21: 187-191. dalam Sabuni, A.Z., 2009. Prevalence Intensity
and Pathology of Ecto and Haemoparasites Infections in Indigenous
Chickens in Eastern Province of Kenya. Skripsi.
Salut, E.P. Almet, J. Winarso, A. 2019. Identifikasi Parasit Darah Pada Ayam
Buras di Pasar Inpres Naikoten Kota Kupang. Jurnal Veteriner Nusantara.
Vol2. No 1.
Suwanti, L.T., N.D.R. Lastuti, E. Suprihati, dan Mufasirin. 2012. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Protozoa. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga.
Surabaya.
Taylor M.A. Coop R.L. Wall R.L. 2007. Veterinary Parasitology. Third Edition,
Blackwell Publishing. Oxford.