Anda di halaman 1dari 17

Faktor-Faktor Risiko Terjadi

Stunting berdasarkan
Riskesdas 2013

Kelompok 3
DIII/3A
Anggota ●

Adni Ageng Lestari
Dea Melinda
Kelompok : ● Halida Surya
● Najibah Adzra
● Rya Andini
● Salsa Nabilah
● Suci Kirani
● Tasliyyah Ruhaniah
Pengertian Stunting

Stunting merupakan sebuah masalah


kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu
yang cukup lama, hal ini menyebabkan
adanya gangguan di masa yang akan
datang yakni mengalami kesulitan
dalam mencapai perkembangan fisik
dan kognitif yang optimal.
Anak stunting mempunyai Intelligence Quotient
(IQ) lebih rendah dibandingkan rata – rata IQ anak
normal.

Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana


status gizi pada anak menurut TB/U dengan hasil
nilai Z Score = <-2 SD, hal ini menunjukan
keadaan tubuhyang pendek atau sangat pendek
hasil dari gagal pertumbuhan.
Faktor-Faktor Penyebab Stunting Menurut
RISKESDAS 2013

Faktor
Faktor
Langsung
01 02 Tidak
Langsung
Faktor Langsung

Asupan Nutrisi Pemberian


dan Kesehatan 01 02 ASI Eksklusif

Status
Imunisasi
03 04 Riwayat
Penyakit
Infeksi
1. Asupan Nutrisi dan Kesehatan
Kekurangan protein dan asupan energi berhubungan signifikan dengan
kejadian stunting. Gizi kurang terutama selama 1000 hari kehidupan
pertama merupakan penyebab dasar gangguan pertumbuhan anak
oleh karena itu, harus dicegah supaya tidak terjadi gangguan
pertumbuhan, meskipun gangguan pertumbuhan fisik anak masih
dapat diperbaiki di kemudian hari dengan peningkatan asupan gizi
yang baik, namun tidak demikian dengan perkembangan
kecerdasannya.
2. Pemberian ASI Eksklusif

ASI adalah suatu cairan yang mengandung banyak protein


dan juga antibodi yang tidak dapat ditemukan pada susu
formula mana pun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Nurjanah (2018) ASI eksklusif berhubungan dengan stunting.
3. Status Imunisasi

Status Imunisasi sebagai indikator kontak pelayanan kesehatan


berdasarkan penelitian didapatkan anak yang tidak mendapatkan
imunisasi rentan terjadi sakit dan memiliki hubungan signifikan
dengan kejadian stunting.
4. Riwayat Penyakit Infeksi
Anak – anak sering mengalami sakit diare dan infeksi saluran napas,
apabila seseorang mengalami penyakit infeksi akan mempengaruhi proses
penyerapan nutrisi sehingga akan mengalami malnutrisi. Sebaliknya,
apabila seseorang mengalami malnutrisi maka akan berisiko lebih besar
akan mengalami penyakit infeksi. Jika sakit infeksi yang dialami
berlangsung lama maka akan meningkatkan risiko terjadinya stunting.
Permasalahan gizi tidak semata hanya berhubungan dengan asupan gizi
yang kurang melainkan riwayat infeksi juga berperan dalam masalah gizi
anak yang mengalami penyakit infeksi akan memengaruhi pola makan dan
penyerapan gizi yang akan terganggu, sehingga mengakibatkan masalah
kekurangan gizi (Indrawani, 2014).
Faktor Tidak Langsung

Pola Asuh 01 02 Status Ekonomi

Pendidikan Sanitasi
03 04 Lingkungan
1. Pola Asuh

Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada
perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga
menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak
memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang
masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa
kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada
pertumbuhan tubuh dan otak anak.
2. Status Ekonomi
Status ekonomi yang rendah menyebabkan
ketidakterjangkauan dalam pemenuhan nutrisi sehari-hari
yang pada akhirnya status ekonomi memiliki efek signifikan
terhadap kejadian malnutrisi
3. Pendidikan

Pendidikan seseorang juga sebagai salah satu faktor yang


mempengaruhi status gizi seseorang, dengan adanya
tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan agar
pemahaman mengenai informasi pemenuhan kebutuhan
gizi dapat diterapkan dengan baik sehingga dapat
mencegah terjadinya permasalahan gizi (Fikawati &
Syafiq, 2014). Berdasarkan hasil penelitian Mentari dan
Hermansyah (2018) ibu dengan pendidikan tinggi
memiliki anak stunting 39,3%, sedangkan pendidikan
rendah 72,1%.
4. Sanitasi Lingkungan
Hal ini berkaitan dengan kejadian infeksi apabila lingkungan tempat
tinggal tidak sehat maka akan memperbesar risiko terjadi penyakit infeksi
seperti diare. Diare dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi seorang
anak, sehingga dapat menghambat pertumbuhan anak. Kondisi kesehatan
lingkungan ini dapat dilihat dari hygiene dan sanitasi seperti akses jamban
sehat, penerapan cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengelolaan limbah dan
sampah rumah tangga, akses terhadap sumber air bersih serta pengelolaan
air minum.
Daftar Pustaka
1. Agustia, A. (2020). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Tahun 2020. 1–146.
2. Ketut Aryastami, N., & Tarigan, I. (2017). Kajian Kebijakan dan Penanggulangan
Masalah Gizi Stunting di Indonesia Policy Analysis on Stunting Prevention in
Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 45(4), 233–240.
3. L. I. P. Ariati, “Faktor-Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita
Usia 23-59 Bulan Risk Factors Causes Of Stunting In Toddlers Aged 23-59
Months,” J. Oksitosn Kebidanan, vol. VI, no. 1, pp. 28–37, 2019.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai