Anda di halaman 1dari 13

MALAPRAKTIK

• Beberapa tahun terakhir ini sering terdengar


polemik yang muncul adalah bahwa petugas
kesehatan melakukan malapraktik, melakukan
pengguguran yang menyebabkan pasien cacat
seumur hidup dan bahkan sampai meninggal.

• Masyarakat terutama yang kena kasus atau


yang keluarganya terkena kasus tersebut
mengajukan tuntutan hukum.
• Fenomea seperti ini menunjukkan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan
hukum kesehatan. Disamping itu hal ini juga
menunjukkan adanya kesadaran masyarakat
terutama pasien mengenai hak-haknya, atau
hak-hak pasien.
• Malapraktik berasal dari kata “mala” yang
berarti salah atau tidak semestinya
• Praktik berarti proses penanganan kasus
(pasien) dari seorang profesional yang sesuai
dengan prosedur kerja yang telah ditentukan
oleh kelompok profesinya.
• Malapraktik dapat diartikan melakukan
tindakan atau praktik yang salah atau yang
menyimpang dari ketentuan atau prosedur
yang baku (benar)

• Dalam bidang kesehatan, malapraktik adalah


penyimpangan penanganan kasus atau
masalah kesehatan (termasuk penyakit) oleh
petugas kesehatan, sehingga menyebabkan
dampak buruk bagi penderita atau pasien.
• Lebih khusus lagi bagi tenaga medis (dokter atau
dokter gigi) malapraktik adalah tindakan kelalaian
dokter atau dokter gigi terhadap penanganan
pasien. (melakukan tindakan medis dibawah
standar layanan medis atau standar profesi
kedokteran)

• Malapraktik terjadi apabila petugas kesehatan :


a. Melalaikan kewjibannya
b. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh seorang tenaga
kesehatan, baik mengingat sumpah jabatan
maupun profesinya.
• Kelalaian yang dilakukan petugas kesehatan
sebenarnya tidak melanggar hukum atau
kejahatan jika kelalalaian tersebut tidak
sampai membawa kerugian atau cedera
terhadap orang lain, dan orang itu
menerimanya.

• Dalam hukum, prinsip ini disebut “de minimus


noncurat lex” yang artinya hukum tidak
mencampuri hal-hal yang kecil atau “sepele”.
Namun hal seperti ini melanggar etika.
• Kelalaian yang menyebabkan orang lain
menderita kerugian, cedera, cacat
ataupun meninggal dunia berarti
melanggar hukum juga etika. Dan ini
dikategorikan sebagai kelalaian berat
atau “culpa lata”
• Kriteria yang digunakan untuk
mengklasifikasikan kelalaian berat adalah :

a. Bertentangan dengan hukum


b. Akibatnya dapat dibayangkan
c. Akibatnya dapat dihindarkan
d. Perbuatannya dapat dipersalahkan
(Yusuf Hanafiah dan Amri Amir : 1998)
• Dalam praktik kesehatan, malapraktik lebih
banyak ditemukan oleh dokter dan dokter gigi
sedangkan tenaga kesehatan lainnya hampir
tidak pernah dijumpai.

• Hal ini disebabkan karena sudut pandang


masyarakat melihat malapraktik kesehatan ini
dari aspek cedera, cacat dan kematian saja.
Tenaga kesehatan selain dokter dan dokter
gigi kelalaian yang dilakukan hanya
menimbulkan kerugian materi saja.
• Malapraktik yang sering dilakukan oleh dokter
dan dokter gigi secara umum terjadi karena hal-
hal sebagai berikut:
a. Dokter atau dokter gigi kurang menguasai
praktek kedokteran yang sudah berlaku
umum dikalangan profesi kedokteran atau
kedokteran gigi
b. Memberikan pelayanan kedokteran atau
kedokteran gigi di bawah standar profesi
c. Melakukan kelalaian yang berat atau
memberikan pelayanan dengan tidak hati-hati
d. Melakukan tindakan medis yang
bertentangan dengan hukum
• Pihak masyarakat atau pasien dapat menuntut ganti
kerugian atas kelalaian tersebut. Untuk itu pihak
penuntut atau masyarakat harus dapat membuktikan
adanya empat unsur dibawah ini:
a. Adanya sebuah kewajiban bagi petugas kesehatan
terhadap penderita atu pasien, tetapi tidak
dilakukan
b. Petugas kesehatan telah melanggar standar
pelayanan kesehatan (medis) yang lazim digunakan
c. Penggugat atau penderita dan atau keluarganya
telah menderita kerugian yang dapat dimintakan
ganti rugi
d. Secara jelas (faktual) kerugian itu disebabkan oleh
tindakan di bawah standar atau ketentuan profesi
kesehatan/medis.
• Kelalaian sebagai indikasi malapraktik dapat dibedakan
menjadi dua, yakni:
A. Kelalaian dalam arti Perdata,
Apabila kelalaian petugas kesehatan atau medis tidak
menyebabkan pelanggaran hukum atau undang
undang (tidak menyebabkan cacat, cedera atau
kematian) sanksi yang diberikan adalah etik yang
diatur oleh kode etik profesi. (IDI, PDGI, IBI, IAKMI,
HAKLI)
B. Kelalaian dalam arti Pidana,
Apabila kelalaian petugas kesehatan atau medis
tersebut mengakibatkan pelanggaran hukum atau
undang-undang. (menyebabkan cacat, cedera atau
kematian) sanksi bagi pelangaran hukum jelas adalah
sanksi pidana atau hukuman oleh pengadilans etelah
melalui proses pengadilan terbuka
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai