Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KASUS

PADA PT BPR
MEPOKOASO
OLEH : KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH

CHAIDIR RAHMAT

CITRA PRATIWI
RIDWAN
SALSABIL HANGKEA
WAHYU DWI SUKMA W.
Pengertian Manajemen Risiko dan Risiko
Perbankan
Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang
lengkap, yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan
mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko. Manajemen risiko
penting untuk perusahaan dan para pengguna laporan keuangan lainnya
untuk menilai kebijakan yang telah dibuat manajemen dalam mengatasi
risiko yang dihadapi perusahaan.

Risiko Perbankan adalah risiko yang dialami oleh sektor bisnis


perbankan sebagai bentuk dari berbagai keputusan yang dilakukan dalam
berbagai bidang seperti penyaluran kredit, penerbitan kartu kredit, valuta
asing, inkaso dan berbagai bentuk keputusan financial lainnya.
Risiko yang Harus dijalankan oleh BPR dengan
Modal Inti Rp50 Miliar
Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/SEOJK.03/2019 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Penkreditan Rakyat bahwa :
BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
wajib menerapkan Manajemen Risiko paling sedikit yaitu :

01 03
Risiko Kredit
Risiko Kepatuhan
02 04
Risiko Likuiditas
Risiko Operasional
Pengertian Risiko Inheren dan
Sistem Pengendalian Risiko
Risiko inheren merupakan risiko yang terjadi
karena tidak adanya pengendalian internal. Risiko
inheren sangat melekat pada kegiatan bisnis BPR,
baik yang dapat dikuantifikasi maupun yang tidak
dapat dikuantifikasi, yang berpengaruh secara
signifikan terhadap kondisi keuangan BPR.

Sistem Pengendalian Risiko adalah sistem


yang dirancang untuk menetapkan ukuran dalam
memetakan berbagai kemungkinan masalah yang
ada dan yang akan timbul untuk meminimalisir
kerugian bagi perusahaan.
Hubungan Pernyataan “Tingkat keberhasilan manajemen
Risiko akan Tercermin Pada Tingkat Kesehatan Bank”
dengan Kasus Pada Lampiran

Pernyataan ini tentunya saling berhubungan dimana jika bank memiliki prospek
yang cukup baik maka pasti di balik itu ada tingkat pengendalian manajemen risiko
yang ketat, dan begitu pula sebaliknya. Misalnya seperti contoh kasus pada
lampiran. Di kasus tersebut manajemen risiko yang diterapkan oleh PT. BPR
Mekoaso sangat minim, dapat dilihat dari tingkat kesehatan bank yang buruk,
dimana kurangnya pengawasan oleh Dirut sehingga timbulnya fraud yang
dilakukan beberapa oknum pegawai bank atas dana nasabah yang pernah masuk
dan dicairkan sepihak. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara
tingkat manajemen risiko dan tingkat kesehatan bank sangat erat dan saling
mempengaruhi satu sama lainnya
Pihak yang bertanggung jawab dalam penerapan
manajemen risiko dalam suatu Bank

Dewan
Direksi Komisaris DPS
Risiko Yang Akan Timbul, Definisi Risikonya,
Bagaimana Terjadinya Dan Solusinya Serta
Dampaknya

1) Risiko yang akan timbul

Risiko Kredit

Risiko Operasional

Risiko Pasar

Risiko Reputasi

Risiko Kepatuhan
2) Sebab Terjadinya Risiko
a. Risiko Kredit dipicu adanya masalah kredit macet, dimana terdapat masalah fraud dilakukan
oleh beberapa oknum pegawai bank atas dana nasabah yang pernah masuk dan dicairkan sepihak

b. Risiko Operasional terjadi karena adanya kekeliruan proses pelepasan kredit, dimana kredit
yang cair melanggar SOP, ketidak telitian dalam melakukan analisis kredit, batas maksimum
pemberian kredit dilanggar, dan otorisasi kredit yang tidak tepat

c. Risiko Pasar adalah terjadinya kerugian pihak bank yang disebabkan oleh adanya fraud yang
dilakukan beberapa oknum pegawai bank, atas dana nasabah yang pernah masuk dan dicairkan
sepihak. Sehingga

d. Risiko Reputasi dipicu karena kasus ini yang sudah terungkap semenjak menjabatnya
Direktur
BPR selama satu tahun, tetapi belum adanya solusi dari masalah tersebut yang menyebabkan kredit
macet yang terjadi semakin bertambah parah sehingga menurunnya kepercayaan para stakeholder
terhadap bank.

e. Risiko Kepatuhan terjadi karena adanya beberapa oknum pegawai bank yang tidak mematuhi
peraturan perundang-undangan dan ketentuan perusahaan yang berlaku sehingga berani untuk
melakukan fraud dari dana nasabah.
3) Dampak Dari Risiko

 Dampak dari risiko kredit adalah Jika terjadi kasus macet seperti ini, maka uang tersebut tidak bisa
diputar kembali dan berujung bank atau kreditur akan kekurangan dana. Tentu saja hal ini akan
berpengaruh buruk terhadap kegiatan usaha kreditur.

 Dampak dari risiko operasional adalah manajemen dan pengawasan yang buruk kepada karyawam
sehingga muncullah celah bagi karyawan untuk melakukan fraud.

 Dampak dari risiko pasar adalah bank mengalami kerugian yang menyebabkan bank tidak mampu
membayar kembali kerugian nasabah akibat pencairan uang secara sepihak oleh beberapa oknum
Pegawai bank.

 Dampak dari risiko reputasi adalah rusaknya nama baik bank sehingga menurunkan kepercayaan
nasabah dan para stakeholder kepada PT. BPR Mekoaso.

 Dampak dari risiko kepatuhan adalah pencabutan izin usaha oleh Otoritas Jasa Keuangan akibat dari
melanggar ketentuan perundang-undangan.
4) Solusi dari Risiko

o Bank harus memiliki sistem informasi manajemen yang menyediakan laporan dan data secara
akurat dan tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan direksi dan pejabat lainnya.
Sistem informasi yang dimiliki bank harus memungkinkan direksi untuk mengidentifikasi
adanya konsentrasi risiko dalam portofolio kreditnya
o bank harus melakukan monitoring terhadap risiko operasional bank secara berkelanjutan
terhadap seluruh eksposur risiko operasional dengan cara menerapkan sistem pengendalian
intern dan menyediakan laporan berkala mengenai kerugian
o Dalam pengendalian manajemen risiko pasar, dapat dilakukan dengan langkah pencegahan
dengan menerapkan pengendalian manajemen risiko yang ketat sehingga sulit bagi oknum
tertentu untuk memanfaatkan celah.
o Dalam pengelolaan penerapan manajemen risiko reputasi, bank harus mencatat setiap kejadian
yang terkait dengan risiko reputasi seperti kredit macet yang akan menyebabkan kerugian pada
bank.
o Solusinya Bank harus mengukur risiko kepatuhan menggunakan indikator/parameter berupa
jenis, signifikansi dan frekuensi pelanggaran terhadap ketentuan atau standar yang berlaku.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai