Anda di halaman 1dari 17

MENYIAPKAN KELUARGA SAKINAH

TIM MODUL 2018


HAMBA dan KHOLIFAH FIL ARDL

ALLAH ALLAH ALLAH


H
I T I
A
M A M
M
A U
B
N H
A I A
D N
K K
K M
HI E
H A
L B
oL S
A A
i L
F J
F A
A I
A H
H K
H A
A
T
N

MANUSIA- MANUSIA-
BUMI
ALAM ALAM
GHODLDLUL BASHAR

SPIRITUAL

INTELEKTUAL BIOLOGIS
RELASI PERNIKAHAN

 Mengubah relasi Kuasa menjadi relasi kasih sayang (tanggungjawab dan


perlindungan)
 Wilayah (perwalian): perempuan bukan di bawah kekuasaan melainkan
perlindungan dan tanggungjawab ayah, kakek, kakak, paman dll.
 Qiwamah (kepemimpinan keluarga): istri bukan di bawah kekuasaan melainkan
di bawah tanggungjawab dan perlindungan suaminya.
 Akad nikah: wali dan calon suami sebagai momen peralihan tanggungjawab dan
perlindungan
RELASI KELUARGA

Kemaslahatan Keluarga Sakinah membangun relasi sinergis (tabaduliyyah) sebagai


berikut:
1. MARITAL: relasi antara suami dan istri (suami shalih dan istri shalihah)
2. PARENTAL: relasi antara orangtua (shalih-shalihah) dan anak (dzurriyyah
thayyibah)
3. SOSIAL: antara keluarga dan keluarga besar, keluarga dengan masyarakat, keluarga
dengan negara, dan keluarga dengan masyarakat dunia.
4. ENVIRONMENTAL: antara keluarga dengan lingkungan hidup (alam).
MARITAL PARENTAL

RELASI
KELURG
A
ENVIRONMENTA
SOSIAL L
TUJUAN dan RELASI PERKAWINAN

TUJUAN PERKAWINAN:
 SAKINAH, yaitu kondisi ketenangan jiwa karena kebutuhan spiritual, intelektual, mental, sosial,
seksual, finansial, dan lain-lain terpenuhi dengan baik sesuai dengan ikhtiyar maksimalnya,
dalam kondisi suka maupun duka,
 RELASI PERKAWINAN, mensyaratkan setiap pihak menjaga dan mamupuk dua sifat ini
secara bersamaan, yaitu:
 MAWADDAH: Cinta kasih yang melahirkan kemaslahatan bagi pihak yang mencintai,
 RAHMAH: cinta kasih yang melahirkan kemaslahatan bagi pihak yang dicintai,
SUNGAI KEHIDUPAN

َ ‫ْاليَ ْو َم نَ ْختِ ُم َعلَى أَ ْف َوا ِه ِه ْم َوتُ َكلِّ ُمنَا أَ ْي ِدي ِه ْم َوتَ ْشهَ ُد أَ ْر ُجلُهُ ْم بِ َما َكانُوا يَ ْك ِسب‬
‫ُون‬
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.(QS. Yasin: 65)
 Memantaskan dırı dengan status melekat sebagai hamba Allah dan amanah melekat sebagai Khalifah Fil Ardl
yang bertugas mewujudkan kemaslahatan,
 Keluarga sakınah hakıkı dı akherat yang perlu diproses selaras dengan status dan amanah melekat selama di
dunia
 Perkawınan tıdak melunturkan status melekat lakı-lakı dan perempuan sebagaı hanya hamba allah dan amanah
melekat sbg khalıfah dıl ardl, bahkan justru jadi bagian dr pembuktian ketaqwaan (al-Hujurat/49:13 dan at-
Taubah/9:71)
 Dımenası ılahı dan manusıawı perkawınan (Khutbah Haji Wada):

‫فَاتَّقُواهَّللا َ فِي النِّ َسا ِءفَإِنَّ ُك ْم أَ َخ ْذتُ ُموهُ َّن بِأَ َمان ِة هَّللا ِ َوا ْستَ ْحلَ ْلتُ ْم‬
ِ ‫ فُرُو َجه َُّن بِ َكلِ َم ِةهَّللا‬...
Bertaqwalah kalian semua kepada Allah dalam memperlakukan para istri. Sesungguhnya
kalian telah meminang mereka dengan amanah dari Allah dan menghalalkan farji mereka
dengan kalimat Allah.” (HR. Muslim).
KAFA’AH

: ‫ ( تُ ْن َك ُح اَ ْل َم ْرأَةُ أِل َ ْر}بَ ٍع‬: ‫َو َع ْن أَبِي هُ َر ْي َر}ةَ رضي هللا عنه َع ِن النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬
‫ق َعلَ ْي ِه َم َع بَقِيَّ ِة‬ ٌ َ‫ك ) ُمتَّف‬ ْ َ‫ين تَ ِرب‬
َ ‫ت يَ َدا‬ ِ ‫ت اَل ِّد‬ ْ َ‫ ف‬, ‫ َولِ ِدينِهَا‬, ‫ َولِ َج َمالِهَا‬, ‫ َولِ َح َسبِهَا‬, ‫لِ َمالِهَا‬
ِ ‫اظفَ ْر بِ َذا‬
‫اَل َّس ْب َع ِة‬
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena
empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan
 .berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Imam Lima

ٌ‫ َوأَل َ َمة‬، ‫ين‬


ِ ‫د‬ِّ ‫ل‬ِ ‫ل‬ َّ
‫ن‬ ُ ‫ه‬ ‫ُو‬
‫ح‬ ‫ك‬
ِ ْ
‫ن‬ ‫ا‬ ‫و‬
َ ، َّ
‫ن‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬‫غ‬ِ ْ
‫ُط‬ ‫ي‬ ُ ‫ه‬َّ ‫ل‬‫ع‬َ َ ‫ل‬َ ‫ف‬ َّ
‫ن‬ ‫ه‬
ِ ِ ‫ل‬ ‫ا‬‫م‬َ ِ ‫ل‬ ‫اَل‬ ‫و‬
َ ، َّ
‫ن‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬‫د‬ِ ْ
‫ُر‬ ‫ي‬ ُ ‫ه‬ َّ ‫اَل تَ ْن ِكحُوا النِّ َسا َء لِ ُح ْسنِ ِه َّن فَلَ َعل‬
‫ض ُل‬ َ ‫ين أَ ْف‬ ٍ ‫ات ِد‬ ُ ‫َس ْو َدا ُء َخ ْرقَا ُء َذ‬
Janganlah kalian menikahi perempuan karena cantiknya. Boleh jadi kecantikan tersebut akan membinasakannya. Jangan pula “
karena hartanya karena harta boleh jadi akan menyebabkannya melampaui batas. Menikahlah karena agama. Sungguh budak
‫يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل‬
‫لِتَ َعا َرفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian terdiri dari laki-laki dan perempuan
dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
KAFA’AH

Standar kemuliaan manusia dan standar kafaah pasangan suami istri adalah sama: agama (taqwa),
tauhid dan kemaslahatan

Standar kafaah:
Tujuan perkawinan adalah ketentraman batin (sakinah) yang diperoleh melalui pergaulan suami-istri
yang didasarkan pada mawaddah (cinta-kasih yang memberi manfaat pada pihak yang mencintai) dan
rahmah (cinta kasih yang memberi manfaat pada pihak yang dicintai) (qs. Ar-rum/30:21).
Jadi ketentraman batin dalam keluarga mensyaratkan suami dan istri juga orangtua dan anak kelak
sama-sama memiliki dan memelihara cinta-kasih membuat diri sendiri bahagia sekaligus
membahagiakan lainnya.
EMPAT PILAR PERKAWINAN

 Suami dan isteri sama-sama meyakini bahwa dalam perkawinan keduanya adalah
berpasangan (zawaj). Pergaulan dalam perkawinan disebut sebagai zawaj (berpasangan).
Suami-istri itu laksana sepasang sayap yang bisa membuat seekor burung terbang tinggi
untuk hidup dan mencari kehidupan. Keduanya penting, saling melengkapi, saling
menopang, dan saling kerjasama. Dalam ungkapan al-qur’an, suami adalah pakaian bagi istri
dan istri adalah pakaian bagi suami (qs. Al-baqarah/ 2:187),
 Suami dan istri sama-sama memegang teguh perkawinan sebagai janji yang kokoh (mitsaqan
ghalizhan). Suami-istri sama-sama menghayati perkawinan sebagai ikatan yang kokoh (qs.
An-nisa/ 4:21) agar bisa menyangga seluruh sendi-sendi kehidupan rumah tangga. Keduanya
diwajibkan menjaga ikatan ini dengan segala upaya yang dimiliki. Tidak bisa yang satu
menjaga dengan erat, sementara yang lainnya melemahkannya,
 Suami dan istri saling memperlakukan pasangannya secara bermartabat (mu’asyaroh bil-
ma’ruf). Ikatan perkawinan harus dipelihara dengan cara saling memperlakukan
pasangannya secara bermartabat (qs. An-nisa/ 4: 19). Seorang suami harus selalu berpikir,
berupaya, dan melakukan segala yang terbaik untuk istri. Begitupun istri pada suami.
Kata mu’syaroh bil ma’ruf’ adalah bentuk kata kesalingan sehingga perilaku yang
bermartabat harus bersifat timbal balik, yakni suami kepada istri dan istri kepada suami.
 Suami dan istri bersama-sama menyelesaikan masalah keluarga melalui musyawarah.
Pengelolaan rumah tangga terutama jika menghadapi persoalan harus diselesaikan
bersama (qs. Al-baqarah/ 2:23). Musyawarah adalah cara yang sehat untuk
berkomunikasi, meminta masukan, menghormati pandangan pasangan, dan mengambil
keputusan yang terbaik karena keduanya bisa saling ridlo satu sama lain.
MUASYARAH BIL ZAWAJ
MA’RUF
EMPAT PILAR
PERKAWINAN
MITSAQON
MUSYAWARAH GHALIDHAN
JENJANG KEMASLAHATAN

Anugrah semesta raya


(Rahmatan Lill‘alamin )
NEGARA MAKMUR
(Baldatun Thoyyibah)

Masyarakat terbaik
(Khaira Ummah)

KELUARGA SAKINAH
LAGU

 JANJI KOKOH 3x
 BERPASANGAN 3X
 SALING CINTA
 SALING JAGA
 SALING SAYANG
 SALING HORMAT
 MUSYAWARAH UNTUK SAKINAH

Anda mungkin juga menyukai