Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada
Pasien Gangguan Jiwa
Disusun oleh :
Aqmal Latipah
Fauziah Noviani Hanapia
Irma Sri Lestari
Mitha Annastasya Fasha
Asuhan Keluarga Pada Pasien
Gangguan Jiwa
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tujuan keperawatan
keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Dalam sebuah keluarga bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Perawat memiliki  peranan penting dalam meningkatkan dan membantu


masalah kesehatan yang dialami dalam keluarga, untuk itulah penegakan
diagnosis keperawatan sangat perlu diperhatikan.
Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat,
terdapat 0,67 persen dari total rumah tangga
yang anggotanya menderita skizofrenia/

Masalah01 psikosis. Namun sebanyak 51,1% individu yang


tidak rutin meminum obat. Ada 23,6% penderita
tidak rutin minum obat dikarenakan tidak
mampu membeli obat.

Gangguan 04
Jiwa Di
Tindakan diskriminatif,
perisakan, dan stigma negatif juga
masih menghantui penderita
gangguan jiwa di Indonesia.

INDONESIA Gangguan jiwa kerap


diasumsikan karena adanya guna-
guna, kutukan, gangguan roh atau
kali

kurang iman. Permasalahan lain


karena kurangnya fasilitas dan
tenaga kesehatan jiwa.
Asuhan Keperawatan
Keluarga
Kasus
Tn. A berumur 60 tahun memiliki istri Ny. R berumur 55 tahun
memiliki 2 orang anak kembar laki-laki. Keduanya sudah menikah
dan pergi meninggalkan orang tuanya. Tn. A dan Ny. R hidup berdua
di daerah Cibeureum Rw 07 Tasikmalaya. Tn. A dan Ny. R di
diagnosa mengalami skizofrenia sejak ditinggalkan kedua anaknya.
Tidak ada anggota keluarga Tn. A dan Ny. R yang pernah megalami
gangguan jiwa
Keterangan :
Laki-Laki
Perempuan
Meninggal
Pasien
GENOGRAM
Pengkajian

Pengenalan Keluarga
1. Nama kepala keluarga : Tn. A
2. Usia : 60 Tahun
3. Alamat : Cibereum RW 07, Tasikmalaya
4. Agama : Islam
5. Komposisi keluarga :
No Nama Jk Hubungan Umur
1 Ny.R P Istri 55 Tahun
6. Tipe keluarga
Tipe Keluarga TN. A adalah keluarga usila yaitu yang terdiri dari suami, istri yang sudah tua
dengan anak yang sudah memisahkan diri.
7. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn. A merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut. Keluarga Tn.
A dan Ny. B tidak ada yang mengalami gangguan jiwa ataupun penyakit lain.
Tn. A sebagai kepala keluarga mempunyai beberapa penyakit, salah satunya penyakit psikologis
yaitu Skizofrenia, sedangkan Ny. B hanya memiliki masalah kesehatan mental saja yaitu
Skizofrenia. Mereka di diagnosa skizofrenia sejak ditinggalkan anak-anaknya. Akhir-akhir ini
semakin parah karena merasa diabaikan dan tertekan sehingga mengalami gangguan tidur dan
tidak percaya diri (minder), malu untuk keluar rumah dan takut untuk pergi ke rumah sakit.
Stressor keduanya yaitu ditinggalkan kedua
anaknya dan tidak ada yang memperhatikan mereka.
Strategi koping yang digunakan Anggota keluarga
selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan suatu
masalah yang ada. Namun karena ditinggalkan

STRESSO anaknya, strategi koping tersebut sudah tidak


dilaksanakan lagi.

R&
KOPING Strategi adaptasi disfungsional sejak dulu, jika ada
masalah dengan anggota keluarganya Tn. A tidak

KELUAR
menyampaikan atau membicarakan dengan anggota
keluarganya.

GA
Analisa Data
Do Ds
Pasien selalu mengkritik Pasien mengatakan minder
dirinya sendiri berinteraksi dengan orang
Pasien selalu merendahkan lain
dirinya saat diajak bicara Pasien mengatakan malu
dengan keadaannya sekarang
Diagnosa
keperawatan yang
muncul
Penurunan koping
Dx

Dx
Harga diri rendah kronis
keluarga
Intervensi Pengenalan Masalah
Dx Kriteria Hasil Intervensi
1. Penurunan koping Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Berdiskusi antara keluarga dan klien
keluarga diharapkan keluarga dan klien mampu beradaptasi 2. Ajarkan pada keluarga cara berkomunikasi
dengan masalah yang sedang dihadapi oleh klien pada lansia
dalam masalah kejiwaanya. Dengan kriteria hasil : 3. Jelaskan pada keluarga tujuan dari
1. Keluarga mampu menciptakan hubungan beradaptasi dengan masalah klien
yang menyenangkan
2. Keluarga mampu menciptakan pola koping
yang sama antara klien dengan orang terdekat
3. Keluarga mampu terbuka terhadap klien
begitupun sebaliknya

2. Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Diskusikan dengan keluarga kemampuan
kronis diharapkan keluarga mampu menilai yang dimiliki oleh pasien
perkembangan perubahan kemampuan pasien. 2. Latih keluarga cara merawat pasien harga
Dengan kriterian hasil : diri rendah kronis
1. Keluarga dapat membantu pasien 3. Ajarkan pada keluarga cara mengamati
mengidentifikasi kemampuan dan masalah perkembangan perubahan perilaku pasien
yang dimiliki oleh pasien dengan membuat jadwal kegiatan harian
2. Keluarga mampu memahami dan menerangkan pasien
gejala, efek, dan perawatan pada pasien HDR 4. Jelaskan pada keluarga mengenai gejala,
efek, dan perawatan yang dialami oleh klien
Intervensi Pengambilan Keputusan & Perawatan
Dx Kriteria Hasil Intervensi
1. Penurunan koping Setelah dilakukan tindakan kepearwatan diharapakan 1. Kaji pengetahuan keluarga dan
keluarga keluarga dan klien mampu mengambil keputusan untuk klien dalam masalah koping
mengatasi pentingnya kemampuan koping keluarga. 2. Edukasi keluarga dan klien
Dengan kriteria hasil : pentingnya membangun hubungan
1. Keluarga mampu mengambil keputusan langkah antar keluarga
apa yang dilakuka untu memperbaiki hubungan 3. Edukasi pengobatan atau terapi
klien dengan orang terdekat apa saja yang bisa dilakukan dan
2. Kemampuan keluarga untuk memberikan diberikan pada klien
keputusan pengobatan atau terapi untuk klien
2. Harga diri rendah kronis Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan 1) Kaji dan edukasi fasilitas apa yang
keluarga dapat membantu klien dengan kriteria hasil : cocok untuk klien
1. Keluarga mampu memutuskan fasilitas aktivitas 2) diskusikan antara keluarga untuk
pasien yang sesuai dengan kemampuan pasien mengatasi ketidakmampuan
2. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan merawat klien
kegiatan seusai dengan latihan yang dilakukan 3) bangun pola hubungan antar
keluarga dan klien untuk
memotivasi untuk menentukan
perawatan yang tepat
Intervensi Memodifikasi Lingkungan

Dx Kriteria Hasil Intervensi


1. Penurunan koping Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. ajarkan koping pada keluarga
keluarga diharapkan keluarga mampu memodifikasi 2. Edukasi keluarga lingkungan seperti
lingkungan untuk kenyamanan klien. Dengan apa yang tepat pada klien gangguan
kriteria hasil : jiwa
1. keluarga mampu memberikan lingkungan yang 3. edukasi untuk melihat perkembangan
nyaman untuk klien beraktifitas klien selama diberikan lingkungan baru
2. klien merasa terbantu dan nyaman untuk
mengekspresikan perasaanya
2. Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Kaji keinginan klien dalam waktu
kronis diharapkan keluarga mampu menciptakan bersama dengan keluarganya
lingkungan yang diingikan klien untuk dirawat 2) diskusikan untuk saling memberikan
oleh keluarganya. Dengan kriteria hasil : perhatian dari keluarga pada klien
1. keluarga mampu meluangkan waktu dan 3) psikoedukasi keluarga untuk menangai
menciptakan suasana hangat untuk merawat klien pasien dan edukasi lingkungan seperti
2. keluarga menciptakan lingkungan untuk klien apa yang bisa dijadikan tempat berlatih
berlatih dalam menangani permasalahannya klien
Intervensi Pelayanan Kesehatan
Dx Kriteria Hasil Intervensi
1. Penurunan koping Setelah dilakukan tindakan diharapkan diharapkan 1. edukasi keluarga tentang
keluarga keluarga dapat memanfaatan fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan
yang ada , fasilitas yang dapat digunakan didaerahnya masing masing
2. Harga diri rendah digunakan diantaranya : 2. informasikan klasifikasi
kronis 1. puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang
untuk melakukan konsultasi bisa dijadikan fasilitas
2. dokter psikiater/psikolog didaerah masing- pengobatan
masing tempat untuk berobat sekaligus 3. informasikan dan
berkonsultasi dan terapi psikoedukasi keluarga terkait
3. rumah sakit jiwa untuk melakukan perawatan perkembangan dan
lebih lanjut dengan pengobatan jangka panjang permasalahan klien dan harus
dibawa kemana klie saat
mengalami permasalahan
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai