MANAJEMEN BENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA
Gunung Meletus
Bencana non-Alam
Pandemi Covid-19
Dampak Bencana
Terhadap
Masyarakat
HAZARD/ANCAMAN
Hazard adalah sesuai yang dapat menjadi ancaman bagi manusia saat terjadi
bencana. Hazards dapat mengganggu kehidupan manusia khususnya penduduk
yang mudah terserang bencana dan bahaya tersebut dapat menyebabkan bahaya
bagi harta benda seseorang kehidupan dan juga kesehatan. Hazard menjadi
penyebab terjadinya bencana. Namun bukan berarti jika ada hazard maka akan
terjadi bencana. Contohnya, jika badai angin ataupun angin topan dengan kekuatan
yang sama melanda wilayah yang tidak ada penghuninya, hal itu tidak dapat
dianggap sebagai bencana karena tidak berdampak pada nyawa atau kehidupan
penduduk.
1. Kerentanan Fisik
Secara fisik bentuk kerentanan yang dimiliki masyarakat berupa daya tahan
menghadapi bahaya tertentu, misalnya: kekuatan struktur bangunan rumah,
jalan,jembatan bagi masyarakat yang berada di daerah rawan gempa, adanya
tanggul pengaman banjir bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai
dan sebagainya.
2. Kerentanan Ekonomi
Kemampuan ekonomi suatu individu atau masyarakat
sangat
menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya.
Pada
umumnya masyarakat atau daerah yang miskin atau kurang
mampu
3. Kerentanan Sosial
Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi tingkat kerentanan
terhadap ancaman bahaya, kondisi demografi (jenis kelamin, usia,
kesehatan, gizi, perilaku masyarakat, pendidikan) kekurangan
pengetahuan tentang risiko bahaya dan bencana akan mempertinggi
tingkat kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang
rendah juga mengakibatkan rentan terhadap ancaman bencana
4. Kerentanan Lingkungan
Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat mempengaruhi kerentanan.
Masyarakat yang tinggal di daerah yang kering dan sulit air akan selalu
terancam bahaya kekeringan, Penduduk yang tinggal di lereng bukit atau
pegunungan rentan terhadap ancaman bencana tanah longsor dan
sebagainya.
Pasal 5
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi
penanggungjawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Pasal 10
Pemerintah membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
Pasal 18
Pemerintah Daerah membentuk Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
BENCANA
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
Dasar Pembentukan
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Bencana
Struktur Organisasi
Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja BNPB
Kedudukan Badan Penanggulangan
Bencana
Tingkat Nasional
BNPB merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
yang dipimpin seorang Kepala setingkat Menteri.
Tingkat Provinsi
BPBD tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di
bawah Gubernur atau setingkat eselon I/b.
Kepala BPBD dijabat secara ex-officio oleh Sekretaris Daerah
Provinsi.
Tingkat Kabupaten / Kota
BPBD tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh seorang pejabat setingkat
di bawah bupati/ walikota atau setingkat eselon II/a
Kepala BPBD Kab/Kota dijabat secara ex-officio oleh Sekretaris
Daerah Kabupaten/Kota.
Tugas BNPB
Memberikan pedoman dan pengarahan usaha penanggulangan
bencana
Menetapkan standardisasi dan kebutuhan PB
Menyampaikan informasi kepada masyarakat
Melaporkan penyelenggaraan PB kepada Presiden setiap bulan
Menggunakan dan mempertanggungjawaban
sumbangan/bantuan nasional & internasional
Mempertanggungjawaban penggunaan anggaran
Melaksanakan kewajiban lain sesuai peraturan perundangan
Menyusun pedoman pembentukan BPBD
Tanggungjawab Pemerintah Daerah
dalam Penanggulangan Bencana
Pemerintah Daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana di wilayahnya.
Bupati/Walikota sebagai penanggungjawab utama
Gubernur memberikan dukungan perkuatan
Tanggungjawab Pemerintah Daerah
Mengalokasikan dana penanggulangan bencana
Memadukan penanggulangan bencana dalam pembangunan
daerah
Melindungi masyarakat dari ancaman bencana
Melaksanakan tanggap darurat
Melakukan pemulihan pasca bencana
Wewenang Pemerintah Daerah
dalam Penanggulangan Bencana
Merumuskan kebijakan penanggulangan bencana di wilayahnya
Menentukan status dan tingkat keadaan darurat
Mengerahkan potensi sumberdaya di wilayahnya
Menjalin kerjasama dengan daerah lain
Mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi yang berpotensi
menimbulkan bencana
Mencegah dan mengendalikan penggunaan sumberdaya alam yang
berlebihan
Menunjuk komandan penanganan darurat bencana
Melakukan pengendalian bantuan bencana
Menyusun perencanaan, pedoman dan prosedur penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Pembentukan BPBD
Setiap Provinsi wajib membentuk BPBD Provinsi.
Setiap Kabupaten/Kota dapat membentuk BPBD
berdasar kriteria:
Beban Kerja
Kemampuan Keuangan
Kebutuhan
Dalam hal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tidak
membentuk BPBD, maka penanganan penanggulangan
bencana diwadahi oleh SKPD yang sesuai.
Landasan Hukum
Pembentukan BPBD
Dasar hukum:
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD
Peraturan Kepala BNPB No. 3 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pembentukan BPBD
Fungsi BPBD
Perumusan dan penetapan kebijakan
penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat,
efektif dan efisien serta
Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu dan menyeluruh
Tugas BPBD
Menetapkan pedoman dan arahan
Menetapkan standardisasi dan kebutuhan
Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta
rawan bencana
Menyusun dan menetapkan prosedur tetap
Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan
bencana
Melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang
dan barang
Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran
Melaksanakan kewajiban lain
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPBD terdiri atas unsur:
Pengarah
Keanggotaannya terdiri dari pejabat pemerintah
daerah terkait dan anggota masyarakat profesional
dan ahli
Anggota masyarakat profesional dan ahli dipilih
melalui uji kepatutan oleh DPRD
Pelaksana
Keanggotaannya terdiri dari tenaga profesional
dan ahli
Pembentukan unsur pelaksana merupakan
kewenangan Pemerintah Daerah
Fungsi
Unsur Pengarah
Menyusun konsep pelaksanaan kebijakan
Memantau dan
Mengevaluasi penyelenggaraan PB
Unsur Pelaksana
Melakukan koordinasi
Melakukan komando dan
Pelaksana dlm penyelenggaraan PB
SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA
LEGISLASI
PENGEMBANGAN KAPASITAS
Pengembangan SDM:
Pendidikan (formal, informal dan non formal)
Pelatihan (manajerial dan teknis)
Latihan (drill, simulasi dan gladi)
Pengembangan Kelembagaan:
Pusat Operasi
Pusat Data dan Media Center
Pengembangan Infrastruktur:
Peralatan informatika dan komunikasi
Penyelenggaraan PB
Perencanaan
Situasi Tidak Pencegahan
Pengurangan Risiko
Ada Bencana
Pendidikan
Pelatihan
Penelitian
Prabencana Penaatan Tata Ruang
Situasi Terdapat Mitigasi
Potensi Bencana Peringatan Dini
Kesiapsiagaan
Kajian Cepat
Penyeleng Status Keadaan Darurat
garaan Saat Tanggap Penyelamatan & Evakuasi
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Darurat
Perlindungan
Pemulihan