Anda di halaman 1dari 36

Minggu Ke-1

MANAJEMEN BENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA

AYU ARTLINTA, SKM, M.Kes


Apa itu Bencana ??
DEFENSI BENCANA

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
msyarakat yang disebabkan , baik oleh faktor alam atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,kerugian harta benda,
dan dampak psikologis ( Soehatman Ramli, 2010:17 )

Menurut Undang-undang no 24 Tahun 2008 & Bencana adalah


pristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor
alam dan/atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
Apa Itu
Bencana ?

Adalah peristiwa atau


rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan
baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam
maupun manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. (UU. No.
24 Th 2007)
1. Berbagai masalah bencana di
Indonesia
1. Bencana Alam

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan


oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Di
bawah ini akan diperlihatkan gambar tentang
bencana alam yang telah terjadi di Indonesia.
Gempa dan
Tsunami

Gunung Meletus
Bencana non-Alam

Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


rangkaian peristiwa non-alam yang antara lain berupa
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit. Bencana non-alam termasuk
terorisme biologi dan biokimia, tumpahan bahan
kimia, radiasi nuklir, kebakaran, ledakan, kecelakaan
transportasi, konflik bersenjata, dan tindakan perang.
Sebagai contoh gambar ledakan Pertamina di
Indramayu dan Pandemi Covid-19.
Ledakan Pertamina di
Indramayu

Pandemi Covid-19
Dampak Bencana
Terhadap
Masyarakat
HAZARD/ANCAMAN

Hazard adalah sesuai yang dapat menjadi ancaman bagi manusia saat terjadi
bencana. Hazards dapat mengganggu kehidupan manusia khususnya penduduk
yang mudah terserang bencana dan bahaya tersebut dapat menyebabkan bahaya
bagi harta benda seseorang kehidupan dan juga kesehatan. Hazard menjadi
penyebab terjadinya bencana. Namun bukan berarti jika ada hazard maka akan
terjadi bencana. Contohnya, jika badai angin ataupun angin topan dengan kekuatan
yang sama melanda wilayah yang tidak ada penghuninya, hal itu tidak dapat
dianggap sebagai bencana karena tidak berdampak pada nyawa atau kehidupan
penduduk.

Kerentanan didefinisikan sebagai


sekumpulan kondisi dan atau suatu
VULNERABILIT
akibat keadaan (faktor fisik, sosial,
Y/KERENTANAN
ekonomi dan lingkungan) yang
berpengaruh buruk terhadap
upayaupaya pencegahan dan
penanggulangan bencana.
Kerentanan (vulnerability) adalah keadaan atau sifat/perilaku manusia atau
masyarakat yang menyebabkan ketidakmampuan menghadapi bahaya atau ancaman
(BNPB, 2008). Kerentanan ini dapat berupa:

1. Kerentanan Fisik
Secara fisik bentuk kerentanan yang dimiliki masyarakat berupa daya tahan
menghadapi bahaya tertentu, misalnya: kekuatan struktur bangunan rumah,
jalan,jembatan bagi masyarakat yang berada di daerah rawan gempa, adanya
tanggul pengaman banjir bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai
dan sebagainya.
2. Kerentanan Ekonomi
Kemampuan ekonomi suatu individu atau masyarakat
sangat
menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya.
Pada
umumnya masyarakat atau daerah yang miskin atau kurang
mampu
3. Kerentanan Sosial
Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi tingkat kerentanan
terhadap ancaman bahaya, kondisi demografi (jenis kelamin, usia,
kesehatan, gizi, perilaku masyarakat, pendidikan) kekurangan
pengetahuan tentang risiko bahaya dan bencana akan mempertinggi
tingkat kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang
rendah juga mengakibatkan rentan terhadap ancaman bencana

4. Kerentanan Lingkungan
Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat mempengaruhi kerentanan.
Masyarakat yang tinggal di daerah yang kering dan sulit air akan selalu
terancam bahaya kekeringan, Penduduk yang tinggal di lereng bukit atau
pegunungan rentan terhadap ancaman bencana tanah longsor dan
sebagainya.

Kerentanan masyarakat berkaitan dengan seberapa besar kemampuan


(capacity) kekuatan tingkat persiapan masyarakat terhadap kejadian yang
menjadi penyebab bencana.
PERAN
PEMERINTAH
DALAM
PENANGGULANGAN
BENCANA
UU Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana

 Pasal 5
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi
penanggungjawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
 Pasal 10
Pemerintah membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
 Pasal 18
Pemerintah Daerah membentuk Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
BENCANA
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
Dasar Pembentukan
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Bencana
Struktur Organisasi
Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja BNPB
Kedudukan Badan Penanggulangan
Bencana
 Tingkat Nasional
 BNPB merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
yang dipimpin seorang Kepala setingkat Menteri.
 Tingkat Provinsi
 BPBD tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di
bawah Gubernur atau setingkat eselon I/b.
 Kepala BPBD dijabat secara ex-officio oleh Sekretaris Daerah
Provinsi.
 Tingkat Kabupaten / Kota
 BPBD tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh seorang pejabat setingkat
di bawah bupati/ walikota atau setingkat eselon II/a
 Kepala BPBD Kab/Kota dijabat secara ex-officio oleh Sekretaris
Daerah Kabupaten/Kota.
Tugas BNPB
 Memberikan pedoman dan pengarahan usaha penanggulangan
bencana
 Menetapkan standardisasi dan kebutuhan PB
 Menyampaikan informasi kepada masyarakat
 Melaporkan penyelenggaraan PB kepada Presiden setiap bulan
 Menggunakan dan mempertanggungjawaban
sumbangan/bantuan nasional & internasional
 Mempertanggungjawaban penggunaan anggaran
 Melaksanakan kewajiban lain sesuai peraturan perundangan
 Menyusun pedoman pembentukan BPBD
Tanggungjawab Pemerintah Daerah
dalam Penanggulangan Bencana
 Pemerintah Daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana di wilayahnya.
 Bupati/Walikota sebagai penanggungjawab utama
 Gubernur memberikan dukungan perkuatan
 Tanggungjawab Pemerintah Daerah
 Mengalokasikan dana penanggulangan bencana
 Memadukan penanggulangan bencana dalam pembangunan
daerah
 Melindungi masyarakat dari ancaman bencana
 Melaksanakan tanggap darurat
 Melakukan pemulihan pasca bencana
Wewenang Pemerintah Daerah
dalam Penanggulangan Bencana
 Merumuskan kebijakan penanggulangan bencana di wilayahnya
 Menentukan status dan tingkat keadaan darurat
 Mengerahkan potensi sumberdaya di wilayahnya
 Menjalin kerjasama dengan daerah lain
 Mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi yang berpotensi
menimbulkan bencana
 Mencegah dan mengendalikan penggunaan sumberdaya alam yang
berlebihan
 Menunjuk komandan penanganan darurat bencana
 Melakukan pengendalian bantuan bencana
 Menyusun perencanaan, pedoman dan prosedur penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Pembentukan BPBD
 Setiap Provinsi wajib membentuk BPBD Provinsi.
 Setiap Kabupaten/Kota dapat membentuk BPBD
berdasar kriteria:
 Beban Kerja
 Kemampuan Keuangan
 Kebutuhan
 Dalam hal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tidak
membentuk BPBD, maka penanganan penanggulangan
bencana diwadahi oleh SKPD yang sesuai.
Landasan Hukum
Pembentukan BPBD
 Dasar hukum:
 Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
 Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah
 Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD
 Peraturan Kepala BNPB No. 3 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pembentukan BPBD
Fungsi BPBD
Perumusan dan penetapan kebijakan
penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat,
efektif dan efisien serta
Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu dan menyeluruh
Tugas BPBD
Menetapkan pedoman dan arahan
Menetapkan standardisasi dan kebutuhan
Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta
rawan bencana
Menyusun dan menetapkan prosedur tetap
Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan
bencana
Melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang
dan barang
Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran
Melaksanakan kewajiban lain
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPBD terdiri atas unsur:
Pengarah
Keanggotaannya terdiri dari pejabat pemerintah
daerah terkait dan anggota masyarakat profesional
dan ahli
Anggota masyarakat profesional dan ahli dipilih
melalui uji kepatutan oleh DPRD
Pelaksana
Keanggotaannya terdiri dari tenaga profesional
dan ahli
Pembentukan unsur pelaksana merupakan
kewenangan Pemerintah Daerah
Fungsi
Unsur Pengarah
Menyusun konsep pelaksanaan kebijakan
Memantau dan
Mengevaluasi penyelenggaraan PB
Unsur Pelaksana
Melakukan koordinasi
Melakukan komando dan
Pelaksana dlm penyelenggaraan PB
SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA

LEGISLASI

PERENCANAAN KELEMBAGAAN PENDANAAN

PENGEMBANGAN KAPASITAS

PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA


Aspek Legislasi
Pemerintah Daerah harus membuat:
Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah tentang Pembentukan BPBD
Pedoman Teknis
Standard Kebutuhan Minimum Penanganan Bencana
Prosedur Tetap
Prosedur Operasi
Dan peraturan lainnya.
Aspek Kelembagaan
Pemerintah Daerah harus:
Membentuk BPBD
Menyiapkan personil
Profesional
Ahli
Menyiapkan prasarana dan sarana
Peralatan dan Logistik
Pusat Pengendali Operasi
Pusat Data, Informasi dan Komunikasi
Aspek Perencanaan
Pemerintah Daerah harus:
Memasukkan Penanggulangan Bencana dalam Rencana
Pembangunan (RPJP, RPJM dan RKP Daerah)
Membuat Perencanaan Penanggulangan Bencana
 Rencana Penanggulangan Bencana
 Rencana Kontinjensi
 Rencana Operasi Darurat
 Rencana Pemulihan
Memadukan rencana penanggulangan bencana dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah
Aspek Pendanaan

Pemerintah Daerah harus:


Mengalokasikan amggaran penanggulangan
bencana dalam bentuk:
Dana rutin dan operasional melalui DIPA
Dana kontinjensi dan siap pakai untuk
tanggap darurat
Dana pemulihan rehabilitasi dan
rekonstruksi
Menggalang dan mengawasi pengumpulan
dana yang berasal dari masyarakat
Aspek Pengembangan Kapasitas

Pengembangan SDM:
Pendidikan (formal, informal dan non formal)
Pelatihan (manajerial dan teknis)
Latihan (drill, simulasi dan gladi)
Pengembangan Kelembagaan:
Pusat Operasi
Pusat Data dan Media Center
Pengembangan Infrastruktur:
Peralatan informatika dan komunikasi
Penyelenggaraan PB
Perencanaan
Situasi Tidak Pencegahan
Pengurangan Risiko
Ada Bencana
Pendidikan
Pelatihan
Penelitian
Prabencana Penaatan Tata Ruang
Situasi Terdapat Mitigasi
Potensi Bencana Peringatan Dini
Kesiapsiagaan

Kajian Cepat
Penyeleng Status Keadaan Darurat
garaan Saat Tanggap Penyelamatan & Evakuasi
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Darurat
Perlindungan
Pemulihan

Prasarana dan Sarana


Rehabilitasi
Sosial
Ekonomi
Pascabencana Kesehatan
Rekonstruksi Kamtib
Lingkungan
Peran Masyarakat
dalam Penanggulangan
Bencana
Peran Masyarakat
dalam Penanggulangan Bencana
Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli
Bencana (volunteer).
Meningkatkan kemampuan dalam hal
pengetahuan melalui pendidikan, pelatihan,
keterampilan dan simulasi/gladi.
Melakukan upaya penanggulangan bencana
untuk tahap prabencana, tanggap darurat dan
pasca bencana.
"Ilmu jangan jadi objek hafalan. Ilmu
itu untuk memahami dan menuntaskan
persoalan." - Najwa Sihab

Anda mungkin juga menyukai