Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi dituliskan sebagai : P ( A/B) , sebagai
contoh : kolom dari suatu struktur runtuh jika pondasi bangunan tersebut runtuh. Artinya
keruntuhan kolom (K) tergantung pada keruntuhan pondasi (P), akan tetapi tidak sebaliknya.
Peluang bersyarat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
P A B
P A B
P B
Dengan catatan P(B) tidak sama dengan nol; sebab jika P(B) = 0 P(A/B) tak terdefinisikan.
A B P(AUB) = P(A) + P(B)
A∩B
• Jika A tergantung secara statistic thd B, maka : P(A∩B) = P(A/B) . P(B),
P(AUB) = P(A) +P(B) –P(A/B).P(B)
Contoh 8
Kemungkinan kegagalan tanah dasar di bawah pondasi A , B
dan C adalah 0,01 dan 0,02 dan 0,03. Bangunan tersebut gagal
jika pondasi A atau B atau C mengalami kegagalan. P(A/B) =
0,6; P(A/C) = 0,45; P(B/C) = 0,70 atau sebaliknya. Tentukan
probabilitas kegagalan bangunan jika:
a)A ,B dan C tidak saling bergantung secara statistika
b)A, B dan C bergantung secara statstika
A B C
Matematika Peluang
a.Hukum Penjumlahan
Untuk setiap kejadian K pada ruang sampel S, maka probabilitas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
P K 0 0 ≤P(K) ≤ 1
P(S) = 1,0
Berpotongansecara
Untuk dua kejadian K1 dan K2 yang saling tidak bergantung satu sama lain , maka:
statistik
P K1 K 2 P K1 P K 2
PROBABILITAS TOTAL & TEOREMA BAYES
PROBABILITAS TOTAL
S
Kadang kala probabilitas suatu kejadian A tidak dapat ditentukan
secara langsung. Namun demikian, kejadiannya selalu diikuti oleh
A kejadian-kejadian lain K1, K2.......Kn, sehingga probabilitas kejadian
K1 K4 A akan tergantung pada kejadian Ki. Persoalan ini dapat
K2 K3 diselesaikan dengan teorema probabilitas total
S = Ruang Sampel
A = kejadian A di dalam ruang sampel S
Ki = Kejadian Ki di dalam ruang sampel S
PROBABILITAS TOTAL
TEOREMA BAYES
Teorema Bayes = Probabilitas Berkebalikan=Probabilitas Posterior
TEOREMA BAYES
Contoh:7
Beberapa proyek konstruksi di laksanakan oleh kontraktor-kontraktor baik kontraktor lokal maupun asing. Para ahli
teknik mengetahui berdasarkan pada pengalaman sebelumnya bahwa untuk memperoleh kualitas pekerjaan baik
dari kontraktor adalah 80% dan 20% untuk kualitas buruk. Untuk mengetahui kualitas konstruksi dilakukan
pengujian hammer test, dimana dilakukan pengujian nondestructive. Jika hasil dari pengujian tersebut > 25 Mpa,
diputuskan bahwa kualitas konstruksi adalah baik. Namun demikian diketahui bahwa hammer test tidak terlalu dapat
diandalkan. Probabilitas kualitas konstruksi baik yang lolos hammer test adalah 65% dan pada kualitas buruk yang
lolos hammer test 25%. Setelah proyek selesai, kontraktor setuju untuk dilakukan hammer test. Jika konstruksi lolos
pengujian, berapa probabilitas untuk memperoleh kualitas pekerjaan baik dari kontraktor?
Hasil tersebut berarti bahwa ahli teknik dapat menggunakan probabilitas 0,91 untuk memperoleh kualitas pekerjaan baik
dari kontraktor, buruk 0,09. Pada waktu berikutnya, pada proyek lain dengan kontraktor yang sama dan pekerjaan
tersebut lolos hammer test, maka diperoleh:
P(J/L)=…..????
Contoh :8
Beberapa contoh tanah yang ada di tempat penyimpanan sampel memiliki kuat geser tinggi, sedang dan rendah . Untuk
meyakinkan dilakukan 3 jenis pengujian geser yaitu: triaksial, geser langsung dan tekan bebas, dengan probabilitas
berturut-turut : 60%, 25% dan 15%. Probabilitas tanah memiliki kuat geser tinggi ,sedang dan rendah jika tanah tersebut
diuji dengan triaksial adalah 70% , 20%, dan 10%.Untuk pengujian geser langsung probabiltasnya 60% 30%, dan 10%
sedangkan untuk pengujan tekan bebas 55% 30%, dan 10%.
a.Jika tanah memiliki kuat geser rendah, berapa probabilitasnya tanah tersebut diuji dengan triaksial, geser langsung dan
tekan bebas?
b.Jika tanah memiliki kuat geser sedang, berapa probabilitasnya tanah tersebut diuji dengan triaksial, geser langsung
dan tekan bebas?
c.Jika tanah memiliki kuat geser tinggi, berapa probabilitasnya tanah tersebut diuji dengan triaksial, geser langsung dan
tekan bebas?
Penyelesaian:
T : tinggi S: sedang R: rendah
TX : triaksial P(TX) = 0,60 P(T/TX) = 0,70 P(S/TX) = 0,20
P(R/TX) = 0,10
GL : geser langsung P(GL) = 0,25 P(T/GL) = 0,60 P(S/GL) = 0,25
P(R/GL) = 0,15
TB : tekan bebas P(TB) = 0,15 P(T/TB) = 0,55 P(S/TB) = 0,30
P(R/TB) = 0,15
a.P(TX/R), P(GL/R), dan P(TB/R).