Anda di halaman 1dari 37

PENGENDALIAN GANGGUAN AKIBAT

KECELAKAAN DAN CEDERA

Oleh
KASUBDIT GAKCE

DEPARTEMEN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL PP & PL
DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
2009
Manajemen Terpadu
PPTM

Manajemen Sektor Lain

A Sakit
R
E Wafat
A
Pejamu (host)
Agent penyakit Faktor keturunan
Cacad
T Gol. Nutrien
Lingkungan Umur, Jenis, Ras,

E Fisik Status perkawinan


Gol. Kimia.
R Pekerjaan
P Gol. Fisik Non Fisik Kebiasaan hidup
Sehat
A Gol. Mekanik UHH
D Stress
U Gol. Biologik Hormonal
Mekanisme pertahanan tubuh

S S
L K
Manajemen Sektor Kes/LP
Global Burden of Disease
Tuntutan layanan transportasi berkeselamatan: GLOBAL
ISSUE
1990 2020
Lower respiratory infections 1 1 Ischaemic heart disease
Diarrhoeal diseases 2 2 Unipolar major depression
Conditions arising during the 3 Road traffic accidents
4 Cerebrovascular disease
Perinatal period 3
5 Chronic obst pulmonary
Unipolar major depression 4 disease
Ischaemic heart disease 5 6 Lower respiratory infections
Cerebrovascular disease 6 7 Tuberculosis
Tuberculosis 7 8 War
9 Diarrhoeal diseases
Measles 8
10 HIV
Road traffic accidents 9
Congenital anomalies 10 11
28
24

Sumber: WHO, 1990

Di Indonesia, korban kecelakaan sangat tinggi sehingga banyak menyerap sumber


daya di rumah sakit dibandingkan jenis penyakit lainnya

Ke’tidakselamatan’ lebih buruk daripada penyakit


Transportasi dan Hak Asasi
• Sistem transportasi dirancang guna memfasilitasi pergerakan orang
hewan dan barang, pelayanannya terkait erat dengan keselamatan
(safety).
• Keselamatan merupakan hak asasi semua warga negara yang wajib
diberikan oleh pemerintah.
• Jaminan layanan transportasi harus dilengkapi dengan jaminan
keselamatan.
• Keselamatan harus tersedia dari awal perjalanan hingga sampai tujuan
tanpa terkurangi kualitasnya.
• Kegagalan transportasi mendorong munculnya distorsi perkembangan
wilayah: inefisiensi ekonomi urban, diseconomy, inequaliaty: (1)
kemiskinan; (2) kecemburuan sosial; (3) kriminalitas dan
ketidaknyamanan berkehidupan
PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DENGAN KESELAMATAN TINGGI MERUPAKAN TUGAS
PEMBINAAN PEMERINTAH DALAM MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA UNTUK MELAKUKAN
MOBILITAS
Persepsi Masyarakat terhadap
Kecelakaan
• Kata “kecelakaan” terkandung unsur nasib sehingga sering
menyulitkan dalam investigasinya; akibatnya data dan informasi
penyebabnya menjadi amat terbatas.
• Kecelakaan dianggap bukan masalah publik, tetapi lebih pada urusan
pribadi.
• Masalah kecelakaan adalah urusan polisi, dephub dan Depkes,
sehingga menempatkan ketiga institusi ini sebagai penanggung
jawab utama.
• Peristiwa kecelakaan pesawat, kapal laut dan kereta api diartikan
sebagai akibat buah korupsi di tubuh pemerintah yang kemudian
menyebabkan layanan keselamatan menjadi tidak sistematis.
FAKTOR RISKO KLL
FAKTOR MANUSIA
SEBAGAI PENGEMUDI
- Tidak disiplin (melanggar peraturan)
- Emosional /tidak sabar
- Daya konsentrasi kurang
- Kurang terampil
- Ngantuk/lelah/sakit
- Mabuk (pengaruh obat/ miras)

FAKTOR JALAN &


FAKTOR CUACA LINGKUNGAN
- Hujan, Licin - Jln sempit
- Kabut
FR KLL - Bergelombang
- Angin - Tikungan tajam

FAKTOR KENDARAAN
- Tidak laik jalan, CO
- Ban pecah
- Rem, lampu tidak berfungsi
- Melebihi muatan
- Bukan peruntukan
Profil Kecelakaan Jalan Raya (2008)
Jenis Kelamin Korban JENIS KECELAKAAN
10.00%

33.30%
36.67%

16.67%
3.33%
90.00%
10.00%

Depan-depan Depan - Samping Depan - Belakang


Laki-laki Perempuan
Samping-Samping Tunggal

USIA KORBAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN

13.00% 12.00%
17.24%

34.48%

13.79%
23.00%

24.14%

10.34%
52.00%
Jam Sibuk pagi Siang Hari Jam sibuk sore
0 - 15 tahun 16 - 30 tahun 31 - 50 tahun > 50 tahun Malam hari Tidak menentu

Sumber: Jasa Raharja, 2008


Perubahan Kesejahteraan Keluarga Akibat Korban
Kecelakaan Lalulintas
Keluarga korban luka berat Keluarga korban meninggal dunia
7.00% 13.00%

13.00%

62.50%

37.50%

67.00%
Mengalami pemiskinan Tingkat kesejahteraan menurun
Tidak mengalami perubahan ekonomi Ekonomi dapat pulih
Tidak mengalami perubahan ekonomi Ekonomi dapat pulih

Sumber, PUSTRAL-UGM, 2004


Indonesia saat ini:
Jumlah kecelakaan di jalan raya (darat) indikator paling dominan tingkat
fatalitasnya dibandingkan moda lain (laut & udara)

Tiap 1 jam Negara telah


terjadi 10 dirugikan
kecelakaan secara
lalulintas Tiap 15 menit, ekonomi
1 orang sekurang-
terluka parah kurangnya Rp
karena 87 triliun
kecelakaan
lalulintas
Tiap 30 menit,
1 orang mati Tiap 10 menit,
karena 1 orang
kecelakaan terluka ringan
lalulintas karena
kecelakaan
lalulintas
Diolah dari Data POLRI, 2006
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO KECELAKAAN DAN
TUJUAN CEDERA UNTUK MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN,
KECACATAN DAN KEMATIAN

 Pengelola Program GAKCE (Pusat, UPT,

SASARAN
Daerah)
 LP & LS terkait
 Organisasi profesi & LM terkait
 Masyarakat & kelompok berisiko
STRATEGI

1.MEMBANGUN SE (fokus faktor risiko)


2.MENGEMBANGKAN PROMOSI & PENGENDALIAN
FAKTOR RISIKO GAKCE (>Preventive)
3.MENGEMBANGKAN UPAYA DETEKSI DINI GAKCE
4.MEMBANGUN SISTEM PENGENDALIAN GAKCE
5.MEMBANGUN JEJARING LP/LS
6.PEMBERDAYAAN SEMUA POTENSI SDM
Solusi Pikiran dan Kesadaran
Manusia
• Sayang nyawa sendiri dan orang lain
• Sadar bahwa kecelakaan bukan nasib
• Sadar bahwa kecelakaan membawa miskin
• Sadar bahwa kecelakaan bukan hanya urusan polisi,
Dephub dan Depkes tetapi lebih pada urusan pribadi
Kendaraan
• Uji kelaikan tidak hanya angkutan umum
• Pembatasan kapasitas mesin terutama sepeda motor
• Pembatasan jumlah dan umur kendaraan terutama di kota
besar
• Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Jalan dan Lingkungannya
• Inspeksi dan audit defisiensi keselamatan akibat
penyimpangan standar teknis jalan (geometrik,
perkerasan & harmonisasi rambu, marka, sinyal dan
fungsi jalan)
• Penyelenggara pembangunan jalan sadar akan
keselamatan manusia
Solusi Penanganan
SEBELUM KECELAKAAN SAAT KECELAKAAN SETELAH KECELAKAAN
MANUSIA Pemeriksaan Kesehat pengemudi Angk umum Ambulans Post Trauma Treatment
Operasi/Razia lalulintas Pick up Bantuan biaya otopsi/forensik
Diklat Pengemudi/Peletaihan Pengemudi
Angkutan Umum MUKL (mobil unit kecelakaan lalulintas)
Pemilihan Awak Angkutan Umum Teladan
Sosialisasi helm, sabuk pengaman, safety riding
Talkshow keselamatan lalulintas di televisi
Pemasukan materi Tertib Berlalu lintas di
sekolah, tp sebatas saat upacara melalui IRUP
Pembagian helm gratis untuk pengemudi
sepeda motor dan helm for kids
Kelengkapan perangkat keselamatan
KENDARAAN Batasan kapasitas (cc) kendaraan penumpang: Evakuasi dan isolasi kendaraan
Pengujian kelaikan kendaraan - Pelindung Benturan (crash protection) Penyediaan fasilitas mobil derek
Pemeriksaan kelengkapan kendaraan - Injury protection (airbag)
- Pengamanan (kapak pemecah kaca)
Perbaikan prasarana dan sarana
JALAN Traffic cone Inspesi defisiensi infrastruktur jalan:
Pos polisi - Rambu dan marka
Barikade Jalan - Penerangan
Pembuatan ZoSS (Zona Selamat Sekolah) -Visibilitas
Rambu Peringatan - Pagar Pengaman
Audit defisiensi infrastruktur
LINGKUNGAN Harmonisasi rambu, marka dan sinyal Aksesibilitas ke Pusat Medis
Konsistensi Geometrik dan Sarana Pendukung
Jalan
Mobil Khusus PPTM
Fungsi Promosi, Edukasi, Skreening, Evakuasi
Defisiensi Insfrastruktur Jalan?
• Tikungan tajam yang tidak dilengkapi
“rambu peringatan” tikungan berbahaya
• Tidak dipenuhinya standar desain berupa
pembuatan “marka jalan” pembatas bahu
jalan

Sebelum perbaikan

• Tikungan tajam yang telah dilengkapi


dengan rambu peringatan tikungan
berbahaya
• Dipenuhinya standar desain berupa
pembuatan marka jalan pembatas bahu
jalan Setelah perbaikan (Kembali)
sebelum perbaikan setelah perbaikan

• Dua foto di atas memperlihatkan perubahan yang dilakukan dengan memperbaiki tepi jalan
dengan memotong pohon, melebarkan bahu jalan dan perbaikan guardrail, serta marka jalan,
maka rasa aman pengendara akan meningkat
• Sedikit usaha dapat dilakukan, maka keamanan akan meningkat
Pengaturan akses masuk ?

• Jalan akses pada akhir perubahan


alinyemen vertikal
• Tidak dilengkapi marka dan rambu
• Kondisi lingkungan persimpangan yang
mengganggu jarak pandang
Aspek Perancangan ?

Desain jalan seperti tampak pada


gambar diatas sudah seringkali
merenggut korban jiwa.
Berdasarkan hasil investigasi awal
menunjukkan kondisi geometri jalan
menjadi pemicu terjadinya kecelakaan
hal ini disebabkan karena kondisi
topografi wilayah yang berada pada
daerah perbukitan.
Diusulkan untuk melakukan relokasi
jalan (Kembali)
Aspek Perancangan ?
Gangguan yang sering terjadi di sisi jalan adalah pemanfaatan jalan
untuk keperluan lain, seperti contoh: Baliho iklan yang berukuran
besar dan perkerasan jalan digunkan untuk mangkal angkutan umum
dan perdagangan

Pemanfaatan ruang manfaat jalan yang tidak


sesuai menjadi sebuah potensi terjadinya
kecelakaan
Aspek Proses Konstruksi ?

Lubang pada pekerjaan konstruksi jalan yang


dibiarkan terbuka !

Konstruksi perkerasan jalan yang tidak di


lindungi merupakan potensi kecelakaan bagi
pengguna jalan yang lain !

Bagaimana perlindungan keselamatan terhadap pengguna jalan ?


Aspek Lingkungan Jalan

Proses konstruksi pembangunan jalan yang tidak


memperhatikan keselamatan para pengguna jalan
di lingkungan sekitar proyek

Proses konstruksi pembangunan jalan yang tidak


memperhatikan keselamatan para pengguna jalan
di lingkungan sekitar proyek
Selisih Bahu jalan dengan
permukaan perkerasan yang cukup
tinggi.
Jika satu roda masuk ke bahu jalan
maka seluruh kendaraan bisa
terguling.
Jalan Raya Jambi –
Muara Bungo

Jalan Raya Denpasar -


Tabanan
Kondisi tepi jalan di Kupang

Seruas jalan di kota Palembang


Seruas jalan di Kupang

Seruas jalan di Bandung


• Jalan Berlubang
Ruas jalan nasional
Bandung - Cirebon
Sepenggal jalan nasional di NTT

Sepenggal jalan di Alas Roban


Semarang
Sepenggal jalan nasional
Lubukpakem - Medan
Pada tepi jalan sering dijumpai tebing.
Perlu pengamanan tebing, agar batu/tanah
tidak longsor dan menutup badan jalan

Pengaman di alas roban, dpt menyelamatkan?


adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
TERUTAMA PEREMPUAN,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah
tangga.
  Kekerasan Fisik;
 Kekerasan Psikis;
 Kekerasan Seksual;
 Penelantaran Rumah Tangga.

DATA KEKERASAN (Komnas Perempuan)


Tahun 2004 ada 14.020 kasus.
Tahun 2005 ada 20.391 kasus.
Tahun 2006 ada 22.517 kasus :
KDRT 74 % dan Komunitas 23 %
Korbannya : Istri 83%, Anak 7,6 %, Pasangan Pacaran 4%, dan Pekerja Rumah
Tangga 1%.
Pelakunya : PNS 68%; TNI/Polisi 21% dan 75% adalah KDRT.
Tahun 2007 ada 25.522 kasus
Tahun 2008 menjadi 54.425 kasus
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai