Anda di halaman 1dari 23

POSYANDU LANSIA

KELOMPOK II
I Dewa Nyoman Alit Yudi Pramana Putra (193223168)
I Gusti Agung Sri Yuni Antari (193223169)
I Gusti Agung Tirta Dewayani (193223170)
I Gusti Ayu Chrisna Dewi (193223171)
I Ketut Subrata (193223172)
PENDAHULUAN
• Lansia → tidak produktif
• Fakta: kelompok usia <15 tahun dan >55 tahun
ada yang bekerja
• Masa lanjut usia adalah masa dimana individu
dapat merasakan kesatuan, integritas, dan
refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan
menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat
mengakibatkan patologis, semacam penyakit
kejiwaan (Latifah, 2010).
• pelayanan kesehatan
PENDAHULUAN lansia: tingkat masyarakat
(Posyandu lansia), tingkat
dasar (Puskesmas), dan
tingkat lanjutan (RS)
PENDAHULUAN
• Posyandu lansia:pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah
tertentu, digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan → melibatkan peran serta lansia,
keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial.
• ↑ jangkauan pelayanan
TUJUAN kesehatan lansia di
masyarakat → terbentuk
pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan
lansia
• Mendekatkan pelayanan
dan ↑ PSM dan swasta
dalam pelayanan kesehatan
→ ↑ komunikasi
masyarakat - usia lanjut
Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia

• Meja I : Pendaftaran


Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat
lansia tersebut. Lansia   yang sudah terdaftar di
buku register langsung menuju meja selanjutnya.
• Meja II : Pengukuran Tinggi Badan, BB dan Tekanan
Darah Lansia.
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat
badan dan tekanan darah
3.     
MEKANISME PELAYANAN POSYANDU
• Meja III : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks
Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan.
• Meja IV : Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan
pemberian makanan tambahan.
• Meja V   : Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari
Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan pemeriksaan dan
pengobatan ringan.
Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia
• Pengetahuan << → pengalaman pribadi, penyuluhan
→ dasar pembentukan sikap dan mendorong minat
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia
• Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh/sulit
dijangkau
• << dukungan keluarga → motivator,
mendampingi/mengantar, mengingatkan jadwal
posyandu, membantu mengatasi permasalahan
bersama lansia.
• Sikap petugas posyandu
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
• Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari: makan/minum, berjalan,
mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan
sebagainya.
• Pemeriksaan status mental.
• Pemeriksaan status gizi: BB/TB, IMT
• Pengukuran TD, denyut nadi
• Pemeriksaan Hb
• Pemeriksaan glukosa urine
• Pemeriksaan protein urine
• rujukan ke Puskesmas bila ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7
• Penyuluhan Kesehatan.
PENGERTIAN KADER
• seorang tenaga sukarela yang direkrut dari,
oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas
membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
• beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai
dengan keperluan menggerakkan partisipasi
masyarakat atau sasarannya dalam program
pelayanan kesehatan.
TUGAS KADER
• Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu)
yaitu berupa tugas – tugas persiapan oleh kader agar
kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan
baik.
• Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu
berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5
meja.
• Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu)
yaitu berupa tugas - tugas setelah hari Posyandu.
TUGAS KADER
• Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS,
alat peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan
dan lain-lain.
• Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu
para lansia untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan
tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk
datang ke Posyandu
• Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan
rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan
apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka Posyandu.
• Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas
diantara kader Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan
ORGANISASI KADER
• Pemeriksaan kesehatan secara berkala :
pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa, lab),
pengobatan sederhana, pemberian suplemen
vitamin, PMT
• Peningkatan olahraga
• Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha
• Bimbingan pendalaman agama
• Pengelolaan dana sehat
• Pendanaan Kadar Lansia
PENDANAAN KADER
• Pendanaan bisa bersumber dari anggota
kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti
donatur atau sumber lain  yang tidak mengikat
KMS Lansia
KMS Lansia
KMS Lansia
KMS USIA LANJUT
• alat untuk mencatat kesehatan Usia Lanjut
secara pribadi baik fisik/psikososial → diisi
oleh petugas kesehatan di Puskesmas tiap
kunjungan, disimpan oleh Usia Lanjut sendiri.
Manfaat:
• 1. memantau kesehatan usia lanjut
• 2. deteksi dini penyakit pada Usia lanjut
BAGAN KMS USIA LANJUT
• Halaman luar: Bagian tengah (judul, nama
Puskesmas/Puskesmas Pembantu, dan nomor
register), bagian kiri (nilai psiko-sosial), Bagian
kanan (keluhan dan tindakan/rujukan)
• Halaman dalam: Identitas, Data kesehatan
hasil pemeriksaan fisik dan psiko-sosial,
berikut nilai-nilai normalnya.
PETUNJUK PENGISIAN KMS USIA LANJUT
• Identitas Usia Lanjut, TB/BB pada kunjungan pertama
• Tanggal Kunjungan
• IMT tiap kunjungan: rumus (BB) kg : (TBxTB) m → nilai normalnya
yaitu Pria 20-25, Wanita 18-24, atau menggunakan Normogram
IMT yang terdapat di halaman dalam KMS. Berilah tanda (v) kolom
yang sesuai (kurang, normal, atau lebih).
• Tekanan Darah: normal Sistol 120-160, diastol < 90 mmHg.
Tanyakan apakah waktu itu sedang minum obat tekanan darah.
Beri tanda (v) pada kolom yang tersedia “ya”.
• Kadar Gula: +/- → Tanyakan pada waktu itu apakah sedang minum
obat untuk kencing manis. Jika “ya”, beri tanda (v) pada kolom
yang tersedia.
PETUNJUK PENGISIAN KMS USIA LANJUT

• Hemoglobin (Hb): nilai normalnya, yaitu : ≥ 70% untuk


pria atau wanita jika memakai cara Talquist, 13% untuk
pria dan 12g% untuk wanita bila menggunakan cara
Sahli atau Cuprisufat.
• Kegiatan hidup sehari-hari: tanpa bantuan
(mandiri=kategori C), kadang-kadang perlu bantuan
(ada gangguan=kategori B), tidak mampu melakukan
kegiatan sehari-hari, sehingga sangat tergantung
bantuan orang lain (ketergantungan=kategori A)
• Psiko-sosial
• Kegiatan dasar :
KEGIATAN SEHARI-HARI
makan/minum, berjalan,
mandi, berpakaian, naik
turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
• Pekerjaan rumah tangga:
memasak, mencuci,
berkebun dan sebagainya.
• Pekerjaan di luar rumah:
berbelanja, mencari nafkah,
mengambil pensiun, arisan,
pengajian, dan lain-lain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai