Anda di halaman 1dari 104

KEBIJAKAN PUBLIK

DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR MUDA

CIAWI, 25 MARET 2021 1


TUJUAN
PEMBELAJARAN
Peserta diklat
mampu
mengidentifikasi
titik-titik kritis pada
kebijakan sektor
publik
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Peserta dapat menjelaskan

Prinsip-
Prinsip-
prinsip dan
prinsip
praktik Unsur-unsur
proses
terbaik (best pada
Kelembagaan pembuatan
practice) kebijakan
Sektor Publik kebijakan
dalam publik,
dalam
pelaksanaan secara kritis
organisasi
tata kelola
sektor publik
sektor publik
Ground Rule
SISTEMATIKA MODUL
Bab • KELEMBAGAAN SEKTOR PUBLIK
1
Bab • TATA KELOLA SEKTOR PUBLIK
2
Bab • PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
3
Bab • UNSUR-UNSUR KEBIJAKAN PUBLIK
4
Bab • KERENTANAN KEBIJAKAN PUBLIK
5
10/25/2021 Kebijakan Publik 6
PENGANTAR
KEBIJAKAN PUBLIK
CIRI SEKTOR PUBLIK
• lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang lebih
1 mendua (ambiguous)
2 • lebih banyak problem saat implementasi

3 • Melibatkan banyak orang dg banyak motivasi

4 • Perhatian pada usaha mempertahankan peluang dan kapasitas

5 • Lebih memperhatikan kompensasi kegagalan pasar

6 • Aktivitasnya lebih banyak mengandung signifikansi simbolik

7 • lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas


• mempunyai peluang yang lebih besar untuk merespon isu-isu
8 keadilan kejujuran (fairness)
9 • beroperasi demi kepentingan publik
• mempertahankan level dukungan publik minimal di atas level
10 yang dibutuhkan dalam industri swasta
Non Profit Organization

Ciri-ciri sektor nonprofit:


• Tidak mengejar keuntungan.
• Cenderung menjadi organisasi
pelayanan.
• Ada batasan yang lebih besar dalam
Swasta

tujuan dan strategi yang mereka susun.


Profit • Lebih tergantung kepada klien untuk
mendapatkan sumber daya
finansialnya.
• Lebih didominasi oleh kelompok
profesional.
• Akuntabilitasnya berbeda dengan
akuntabilitas organisasi
Publik

privat/organisasi profit.
Non • Manajemen puncak tidak punya
Profit tanggung jawab yang sama atau
imbalan finansial yang sama.
• Organisasi sektor publik
bertanggungjawab kepada elektorat
10/25/2021 Kebijakan Publik 9
dan proses politik.
Perbedaan Organisasi Sektor Publik dengan Swasta

Sektor Publik Sektor Swasta


Tujuan Organisasi Nonprofit Motive Profit Motive

Sumber Pendanaan Pajak, Retribusi, utang, Modal sendiri, utang


obligasi, Laba Badan bank, obligasi, saham,
Usaha, dlsb dlsb
Peraturan perundang - UU, KMK, Peraturan UU PT, peraturan
undangan Mendagri, PP Bapepam dan BEI

Kepemilikan Dimiliki secara kolektif Pemegang saham


oleh masyarakat

Pertanggungjawaban Ke Masyarakat dan Ke Pemegang Saham


Parlemen dan kreditur
Tuntutan organisasi sektor publik
Value of money
• Pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada
Ekonomis harga yang terendah
• Pencapaian output yang maksimum dengan input
Efisiensi tertentu atau penggunaan input yang terendah
untuk mencapai output tertentu
• Tingkat pencapaian hasil program dengan target
Efektivitas yang ditetapkan atau perbandingan outcome
dengan ouput
• adanya kesempatan sosial yang sama untuk
Keadilan mendapatkan pelayan publik yang berkualitas
dan kesejahteraan ekonomi
• penggunaan uang publik tidak terkonsentrasi
Pemerataan pada kelompok tertentu melainkan secara merata
manfaat dari Value of money

Meningkatkan
Meningkatkan efektivitas pelayanan
pelayanan publik publik dan pelayanan
tepat sasaran

Menurunkan biaya
pelayanan publik karena
hilangnya inefisiensi dan
penghematan dalam
penggunaan input.
10/25/2021 Kebijakan Publik 12
Question?
Bagi organisasi yang mencari laba, adanya
laba menjadikan pengukuran kinerja lebih
mudah; sedangkan tidak adanya pengukuran
hasil yang tepat dalam Organisasi Sektor
Publik menyebabkan pengukuran kinerja
menjadi lebih sulit.
Apakah pernyataan di atas benar?
Alasannya..?
KELEMBAGAAN
SEKTOR PUBLIK
BAB 1
KELEMBAGAAN SEKTOR PUBLIK

• SEKTOR PUBLIK

• KEBIJAKAN PUBLIK
• JENIS-JENIS KEBIJAKAN PUBLIK
• AKTOR KEBIJAKAN PUBLIK
10/25/2021 Kebijakan Publik 15
KEBIJAKAN PUBLIK

mempunyai
serangkaian demi
tujuan atau
tindakan yang kepentingan
berorientasi
ditetapkan oleh seluruh
pada tujuan
pemerintah masyarakat
tertentu

10/25/2021 Kebijakan Publik 16


Pengertian Kebijakan Publik
1. Kebijakan publik adalah “apapun yang dipilih
pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan”.
Thomas R Dye (1981)

2. Kebijakan publik adalah rangkaian pilihan-pilihan


yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga
atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang
menyangkut tugas pemerintahan, seperti
pertahanan keamanan, energi, kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan masyarakat,
kriminalitas, perkotaan dan lain-lain.
10/25/2021 Kebijakan Publik William N Dunn (1994)
17
Pengertian Kebijakan Publik....lanjutan

3. Kebijakan publik dengan sederhana dan menyebut “is


whatever government dicides to do or not to do”.
Shiftz & Russel (1997)

4. Kebijakan publik adalah kewenangan pemerintah


dalam pembuatan suatu kebijakan yang digunakan ke
dalam perangkat peraturan hukum. Kebijakan
tersebut bertujuan untuk menyerap dinamika sosial
dalam masyarakat, yang akan dijadikan acuan
perumusan kebijakan agar tercipta hubungan sosial
yang harmonis.
10/25/2021 Kebijakan Publik Chaizi Nasucha (2004)
18
Pengertian Kebijakan Publik........lanjutan

5. Kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang


diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang
memberikan hambatan-hambatan dan
kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang
diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi
dalam rangka mencapai suatu tujuan atau
merealisasikan suatu sasaran atau maksud
tertentu.
Carl Friedrich

10/25/2021 Kebijakan Publik 19


Pengertian Kebijakan Publik.....lanjutan

6. “…….a purposive course of action followed by an


actor or set of actors in dealing with a problem or
matter concern.”

(serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan


tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang
pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan
suatu masalah)
James, A. Anderson

10/25/2021 Kebijakan Publik 20


Karakteristik KP
(John Erik Lane (1995) dalam Lele (1999)

Selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan suatu


tindakan yang berorientasi tujuan.

Berisi tindakan-tindakan atau pola tindakan pejabat


pemerintah.

Merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh


pemerintah.

Bersifat positif dalam arti suatu tindakan hanya


dilakukan dan negatif dalam arti keputusan itu
bermaksud untuk tidak melakukan sesuatu.

Kebijakan itu didasarkan pada peraturan atau


perundang-undangan yang bersifat memaksa.
21
JENIS-JENIS KP
Distributive,
Substantive and
Redistributive, and
Procedural Policies
Regulatory Policies

Public Goods and


Material Policy Private Goods
Policies

10/25/2021 Kebijakan Publik


James E. Anderson (1970)
22
1. Substantive and Procedural Policies 

• Substantive Policy
Suatu  kebijakan  dilihat  dari  substansi  masalah
yang  dihadapi  oleh  pemerintah.  Misalnya:
kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, dll. 
• Procedural Policy
Suatu  kebijakan  dilihat  dari  pihak pihak  yang 
terlibat  dalam  perumusannya  (policy stakehol-
ders).

10/25/2021 Kebijakan Publik 23


2. Distributive, Redistributive, and
Regulatory Policies
• Distributive Policy
Suatu  kebijakan  yang  mengatur  tentang pemberian
pelayanan/keuntungan kepada individu-individu, kelompok-
kelompok, atau perusahan-perusahaan, dan membutuhkan
intervensi pemerintah, contoh BLT, KIS, KIP, subsidi pupuk, dll
• Redistributive Policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi
kekayaan, pemilikan, atau hak-hak. Contoh: kebijakan tentang
pembebasan tanah untuk kepentingan umum. 
• Regulatory Policy
Suatu  kebijakan yang mengatur tentang pembatasan/ pelarangan
terhadap perbuatan/tindakan, contoh pembatasan kecepatan

10/25/2021 Kebijakan Publik 24


• Kebijakan  regulatif  dapat  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu 
kebijakan kompetitif  regulatif 
dan kebijakan protektif regulatif.  
• Kebijakan kompetitif regulatif adalah kebijakan atau program
yang dimaksudkan untuk membatasi siapa yang boleh
menyediakan barang dan jasa  yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Asumsi yang dipakai: 
 Barang dan jasa yang dibutuhkan merupakan barang
langka sehingga tidak mungkin mengizinkan semua masuk
di dalamnya, contoh frekuensi radio. 
 Ada keperluan untuk menstandardisasi jenis barang atau
jasa demi keselamatan konsumen.
• Kebijakan protektif regulatif adalah kebijakan atau program-
program yang bersifat protektif dibuat oleh pemerintah
dengan maksud untuk melindungi masyarakat dengan
mengatur apa yang boleh Kebijakan
10/25/2021
dan tidak
Publik
boleh dilakukan oleh 25
3. Material Policy 
• Suatu  kebijakan  yang  mengatur 
tentang pengalokasian/penyediaan 
sumber-sumber material yang nyata bagi
penerimanya. 
• Contoh: kebijakan pembuatan rumah
sederhana.

10/25/2021 Kebijakan Publik 26


4.Public Goods and Private Goods Policies 
• Public Goods Policy
Suatu  kebijakan  yang  mengatur  tentang   penyediaan 
barang-barang/pelayanan- pelayanan oleh pemerintah,
untuk kepentingan orang banyak. Contoh: kebijakan ten-
tang penyediaan jalan umum
• Private Goods Policy 
Suatu  kebijakan yang mengatur tentang penyediaan ba-
rang-barang/ pelayanan oleh pihak swasta, untuk
kepentingan individu-individu  (perorangan) di  pasar
bebas,  dengan  imbalan biaya  tertentu.  Contoh: 
kebijakan  pengadaan  barang barang/pelayanan  untuk
keperluan perorangan, misalnya tempat hiburan, hotel.  
10/25/2021 Kebijakan Publik 27
AKTOR KEBIJAKAN PUBLIK
(kondisi Indonesia)

1 • Lembaga Kepresidenan
2 • Dewan Perwakilan Rakyat
3 • Birokrat
4 • Lembaga Yudikatif
5 • Partai Politik
6 • Kelompok-kelompok kepentingan
7 • Media Massa
8 • Kelompok intelektual dan nonkampus
10/25/2021 Kebijakan Publik 28
AKTOR KEBIJAKAN PUBLIK
(kondisi Indonesia) ..... lanjutan

1. Lembaga Kepresidenan= Presiden, Wapres, kabinet/menteri, pejabat teras


kabinet
 Melakukan rekrutmen para policy maker dari kalangan eksekutif
 Dukungan dana yang kuat
 Dukungan aparat yang power full
2. Dewan Perwakilan Rakyat, mempunyai modal representatif politik untuk
membentuk opini publik
3. Birokrat, mempunyai keahlian, pengetahuan, peran penting dalam
implementasi kebijakan
4. Lembaga Yudikatif, ajudikasi (penyelesaian perkara melalui pengadilan) atas
implementasi kebijakan, dan memberi masukan untuk formulasi
5. Partai Politik, menggalang opini publik, dan melontarkan isu2 politik
6. Kelompok-kelompok kepentingan, menyalurkan isu2 publik dalam tahap
agenda setting
7. Media Massa, komunikator atr pemerintah dan masyarakat, agenda setting,
mendiseminasi, dan monitoring implementasi kebijakan
8. Kelompok intelektual dan nonkampus, terlibat dalam agenda setting,
evaluasi, membentuk opini publik dengan objektiv.
10/25/2021 Kebijakan Publik 29
Aktor kebijakan berdasarkan
tahapan proses kebijakan publik
Penyusunan  agenda
• Para spesialis di bidang kebijakan, misalnya para birokrat, staf legislatif,
akademisi, para ahli dalam kelompok kepentingan dan komunitas tertentu yang
memiliki proposal 
Formulasi  kebijakan 
• Aktor-aktor perumus kebijakan, misalnya agensi pemerintah, kantor
kepresidenan, kongres(lembaga legislatif) dan kelompok kepentingan 
Adopsi kebijakan
• legislatif, direktur lembaga, dan peradilan 
Implementasi  kebijakan
• Diidentifikasi berasal dari kalangan birokrasi, legislatif, lembaga peradilan,
kelompok kepentingan/penekan, dan organisasi komunitas (kalangan
pemerintah maupun masyarakat) 
Evaluasi kebijakan
• Evaluator internal dan eksternal  30
STRUKTUR KEKUASAAN
Kelompok Pembuat Jabatan-Jabatan
Keputusan Resmi Utama
Kaum Penasehat pembuat keputusan baik opini dan
Berpengaruh menetapkan sanksi, birokrat tingkat tinggi, great
landlord, industrialis, bankir, dan lain-lain aktor
yang pengaruhnya implisit kuat

Aktivis Anggota partai politik, birokrat tingkat menengah,


editor surat kabar
Publik peminat Orang-orang yang sangat tertarik dengan
politik kehidupan politik tetapi tidak masuk medan politik

Kaum pemilih Voters: pengaruhnya ketika pemilu


Non-partisipan Sekedar obyek politik, bukan aktor politik
10/25/2021 Kebijakan Publik 31
TATA KELOLA
SEKTOR PUBLIK
BAB 2
TATA KELOLA SEKTOR PUBLIK

• KONSEP TATA KELOLA


A (GOVERNANCE) SEKTOR PUBLIK

• PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA


B SEKTOR PUBLIK

10/25/2021 Kebijakan Publik 33


Prinsip Tata Kelola yang Baik (good governance)

Menjaga
sinergi
Solid interaksi yang
konstruktif
Bertanggung
jawab Penye- Negara
lengga-
Efisien raan
Negara Masyarakat
Efektif
Swasta

Menurut Administrasi Publik Indonesia, LAN (2000)


10/25/2021 Kebijakan Publik 34
Pola hubungan pilar tata kelola..?
Pola hubungan pilar tata kelola..?
Prinsip Tata Kelola yang Baik….. lanjutan

Karakteristik  good governance menurut UNDP

Participation Rule of law Tranparancy

Concensus
Responsiveness Equity
orientation

Efficiency dan
Accountbility Strategic vision
effectiveness

10/25/2021 Kebijakan Publik 37


Prinsip Tata Kelola yang Baik….. lanjutan
14 prinsip  good governance menurut Bappenas
Keterbukaan dan
Partisipasi
Wawasan kedepan transparansi Tanggung gugat
masyarakat
(visionary) (openness and (accountability)
(participation)
transparency)

Profesionalisme
Supremasi hukum Demokrasi dan kompetensi Daya tanggap
(rule of law) (democracy) (profesionalism (responsiveness)
and competency)

Kemitraan dengan
Komitmen dan
Keefisienan dan dunia usaha
Desentralisasi pengurangan
keefektifan swasta dan
kesenjangan
masyarakat

Komitmen pada Komitmen pasar


lingkungan hidup yang fair
10/25/2021 Kebijakan Publik 38
PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK
BAB 3
PROSES KEBIJAKAN PUBLIK &
IMPLEMENTASI FORMULASI KP DI INDONESIA

A • PROSES KEBIJAKAN PUBLIK

• IMPLEMENTASI FORMULASI KP DI
B INDONESIA

10/25/2021 Kebijakan Publik 40


A • PROSES KEBIJAKAN PUBLIK

10/25/2021 Kebijakan Publik 41


PROSES KEBIJAKAN PUBLIK Menurut William Dunn

AGENDA
SETTING

EVALUASI
FORMULASI
KEBIJAKA KEBIJAKAN
N SUATU
SIKLUS

ADOPSI/
IMPLEMENTAS
I KEBIJAKAN LEGITIMASI
KEBIJAKAN
10/25/2021 Kebijakan Publik 42
A. AGENDA SETTING
(PENYUSUNAN AGENDA)

Isu Agenda
Masalah Kebijaka Kebijaka
n n

10/25/2021 Kebijakan Publik 43


ISU KEBIJAKAN
Ketidaksepakatan

Arah tindakan:
- Aktual
- Potensial
Pandangan: Hasil Perdebatan
Masalah A
Pertentangan - Sudut Pandang
X - Definisi
- Sudut Pandang - Eksplanasi
Y - Evaluasi

10/25/2021 Kebijakan Publik 44


Kriteria Isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik

(Kimber,  1974;  Salesbury 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986)

Menyangkut emosi
Telah mencapai titik
tertentu dari sudut
kritis tertentu, jika Telah mencapai tingkat
kepentingan orang
diabaikan akan partikularitas tertentu
banyak dan mendapat
menjadi ancaman berdampak dramatis 
dukungan media
serius 
massa 

Menyangkut suatu
Mempermasalahkan persoalan yang
Menjangkau dampak kekuasaan dan fasionable (sulit
yang amat luas keabsahan dalam dijelaskan, tetapi
masyarakat  mudah dirasakan
kehadirannya) 

10/25/2021 Kebijakan Publik 45


Penyusunan agenda seting

Isu yang dipandang umum


masyarakat

Systemic Pantas mendapat perhatian dari


agenda pemerintah

Mencakup masalah yang berada


dalam kewenangan sah setiap
tingkat pemerintahan

serangkaian masalah yang secara


Governmen- eksplisit memerlukan
tal agenda pertimbangan aktif dan serius
dari pembuat kebijakan yang sah

Cobb  and  Elder  (Islamy, 2001; Howlett and Ramesh,  1995)


Agenda Setting

Menurut  Cobb  and  Elder,  ada  tiga  prasyarat  agar  isu


kebijakan  (policy  issue)  itu  dapat  masuk dalam agenda
sistemik, yaitu: 
1. isu  itu  memperoleh  perhatian  yang  luas  atau seku-
rang-kurangnya menumbuhkan kesadaran masyarakat;
2. adanya  persepsi  atau  pandangan  masyarakat  bahwa 
perlu  dilakukan  beberapa  tindakan untuk memecah-
kan masalah itu. 
3. adanya  persepsi  yang  sama  dari  masyarakat  bahwa 
masalah  itu merupakan kewajiban dan tanggungjawab
yang sah dari pemerintah untuk memecahkannya.

10/25/2021 Kebijakan Publik 47


Agenda Setting

Anderson  (Islamy,  2001)  beberapa faktor yang dapat


menyebabkan permasalahan masyarakat dapat masuk ke
dalam agenda pemerintah:
1. Apabila terdapat ancaman terhadap keseimbangan
antar kelompok, maka kelompok tersebut akan
mengadakan reaksi dan menuntut adanya tindakan
pemerintah, untuk mengatasi ketidakseimbangan
tersebut. Contoh, kelompok pengusaha kecil yang
merasa terdesak oleh pengusaha besar dan kuat
(konglomerat).
2. Campur tangan pemimpin politik. Contoh, karena
adanya krisis moneter yang menyebabkan banyak
karyawan kena PHK dan pengangguran meningkat,
maka para pemimpin politik mendesak pemerintah
untuk segera mengurangi dampak krisis moneter
tersebut. 
10/25/2021 Kebijakan Publik 48
Agenda Setting

3. Timbulnya krisis atau peristiwa luar biasa. Contoh,


masalah-masalah ekonomi, politik, sosial dan
keamanan yang mengakibatkan bentrokan etnis dan
agama
4. Adanya gerakan protes, termasuk tindakan
kekerasan. Contoh, adanya protes dari kelompok
tertentu, termasuk kelompok mahasiswa terhadap
penculikan para aktivis mahasiswa 

10/25/2021 Kebijakan Publik 49


B. TAHAP FORMULASI (PERUMUSAN)
KEBIJAKAN PUBLIK

Perumusan masalah (defining problem)

Agenda kebijakan

Pemilihan alternatif kebijakan

Penetapan kebijakan

10/25/2021 Kebijakan Publik 50


B. TAHAP FORMULASI (PERUMUSAN)
KEBIJAKAN PUBLIK

1. Perumusan Masalah (Defining Problem)
Untuk  dapat  merumuskan  kebijakan  dengan  baik,  maka 
masalah publik  harus  dikenali  dan  didefinisikan  dengan 
baik  pula.  Pemecahan  masalah, bergantung pada
ketepatan masalah  publik  tersebut  dirumuskan. 
2. Agenda Kebijakan 
Hanya 
masalah tertentu yang pada akhirnya akan masuk ke dalam 
agenda kebijakan, seperti misalnya, apakah masalah
tersebut mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat
dan membutuhkan penanganan yang harus segera
dilakukan? Masalah dibahas berdasarkan tingkat urgensinya.

10/25/2021 Kebijakan Publik 51


B. TAHAP FORMULASI (PERUMUSAN)
KEBIJAKAN PUBLIK

3. Pemilihan Alternatif Kebijakan Untuk Meme-
cahkan Masalah 
Dalam membuat pemecahan masalah, para perumus kebijakan akan
berhadapan dengan alternatif-alternatif pilihan kebijakan yang dapat
diambil untuk memecahkan masalah tersebut.
Pilihan-pilihan kebijakan akan didasarkan pada kompromi dan negosiasi
yang terjadi antar aktor yang berkepentingan dalam pembuatan
kebijakan tersebut. 
4. Tahap Penetapan Kebijakan 
Alternatif  kebijakan  yang  diambil  pada  dasarnya  merupakan
kompromi dari berbagai kelompok kepentingan yang terlibat dalam
pembentukan kebijakan tersebut. 
Penetapan  kebijakan  dapat  berbentuk  berupa  undang undang,  yuris-
prudensi, keputusan presiden, keputusan-keputusan menteri, dll. 

10/25/2021 Kebijakan Publik 52


C. ADOPSI/ LEGITIMASI KEBIJAKAN

B A
Alternatif kebijakan
C
Adopsi kebijakan Dukungan:
- Mayoritas legislatif
A - Konsensus antara
pimpinan lembaga
- Keputusan peradilan

Dukungan warga negara


10/25/2021
kepada Pemerintah
Kebijakan Publik 53
D. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
 Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para
pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain
mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.
 Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam
proses kebijakan public, agar mempunyai dampak atau tujuan
yang diinginkan.
 Melibatkan berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik
untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-
program.

10/25/2021 Kebijakan Publik 54


D. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

 Merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat


dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran (output)
maupun sebagai suatu dampak (outcome).
 Proses implementasi akan berbeda-beda tergantung pada
sifat kebijakan yang dilaksanakan.
 Macam-macam keputusan yang berbeda akan menunjukkan
karakteristik, struktur-struktur dan hubungan-hubungan
antara faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
kebijakan publik sehingga proses implementasi juga akan
mengalami perbedaan.

10/25/2021 Kebijakan Publik 55


KARAKTERISTIK KEBIJAKAN
(menurut Van Meter dan Van Horn)

implementasi akan
dipengaruhi oleh sejauh
mana kebijakan
menyimpang dari kebijakan-
kebijakan sebelumnya
Jumlah perubahan yang
terjadi
proses implementasi akan
dipengaruhi oleh jumlah
perubahan organisasi yang
Sejauh mana konsensus diperlukan
menyangkut tujuan antara
para participants dalam
proses implementasi
berlangsung

10/25/2021 Kebijakan Publik 56


PENDEKATAN IMPLEMENTASI
(sebuah konsesus)
Pengawasan
Pendekatan Perintah &

Pendekatan Insentif
Ekonomi
• Pembentukan • Penggunaan
standar atau kredit pajak
aturan baku • Subsidi
• Inspeksi • Ganjaran lain
• pengenaan atau pinalti
sanksi terhadap
para pelanggar

10/25/2021 Kebijakan Publik 57


PENENTANG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Pendekata Pendekata
n Perintah n Insentif

membiarkan individu membuat


mendikte perilaku
keputusan sendiri

tidak mendorong inisiatif


memperbesar kebebasan dan
swasta dan inovasi dalam
voluntarisme
meraih tujuan kebijakan,

meraih tujuan yang diinginkan


memboroskan atau
dengan biaya yang sangat
menyalahgunakan sumber
rendah yang ditanggung oleh
masyarakat
masyarakat
E. PENILAIAN/EVALUASI KEBIJAKAN
Kebijakan yang telah dijalankan  akan dinilai atau 
dievaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat
telah mampu memecahkan  masalah.  
Evaluasi kebijakan merupakan kegiatan yang menyangkut
estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup Substansi,
Implementasi dan Dampak.
Evaluasi merupakan  suatu  kegiatan  fungsional, artinya
evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir
saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan,
bisa meliputi tahap perumusan masalah kebijakan, program
yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan,
implementasi, maupun tahap dampak kebijakan. 
10/25/2021 Kebijakan Publik 59
Evaluasi Kebijakan menurut Lester
dan Stewart
TUGAS I TUGAS II
untuk menentukan untuk menilai
konsekuensi yang keberhasilan atau
ditimbulkan suatu kegagalan suatu
kebijakan dengan cara kebijakan berdasarkan
menggambarkan standard atau kriteria
dampaknya yang telah ditetapkan

Tugas
Evaluasi
Policy
Tugas Pertama
 Tugas pertama ini merujuk pada usaha untuk
melihat apakah program kebijakan publik mencapai
tujuan atau dampak yang diinginkan ataukah tidak.
 Bila tidak, faktor-faktor apa yang menjadi
penyebabnya? Misalnya apakah karena terjadi
kesalahan dalam merumuskan masalah ataukah
karena faktor-faktor yang lain?

10/25/2021 Kebijakan Publik 61


Tugas Kedua
 Tugas kedua dalam evaluasi kebijakan ini pada dasarnya
berkait erat dengan tugas yang pertama
 Setelah kita mengetahui konsekuensi-konsekuensi kebijakan
melalui penggambaran dampak kebijakan publik, maka kita
dapat mengetahui:
 Apakah program kebijakan yang dijalankan sesuai atau
tidak dengan dampak yang diinginkan.
 Apakah program yang dijalankan berhasil ataukah
gagal?
 Dengan demikian, tugas kedua dalam evaluasi kebijakan
adalah menilai apakah suatu kebijakan berhasil atau tidak
dalam meraih dampak yang diinginkan.
10/25/2021 Kebijakan Publik 62
Kegiatan dalam Evaluasi Kebijakan
• identifikasi tujuan atau kriteria
Spesifikasi program/kegiatan kebijakan yang akan
dievaluasi  kegiatan paling penting

• aktivitas pengumpulan informasi yang


Pengukuran
relevan untuk obyek evaluasi

• penggunaan informasi yang telah terkumpul


Analisis
dalam rangka menyusun kesimpulan

• penentuan mengenai apa yang harus


Rekomendasi
dilakukan di masa yang akan datang.
10/25/2021 Kebijakan Publik 63
TIPE EVALUASI KEBIJAKAN
(Menurut James Anderson)

• Kegiatan fungsional yaitu evaluasi


Tipe kebijakan sebagai kegiatan yang sama
pertama pentingnya dengan kebijakan itu
sendiri

Tipe • Fokus pada bekerjanya kebijakan atau


kedua program tertentu

• Evaluasi sistematis yaitu melihat


Tipe secara obyektif program kebijakan
yang dijalankan untuk mengukur
ketiga dampaknya bagi masyarakat dan
melihat sejauh mana tujuan tercapai
10/25/2021 Kebijakan Publik 64
Beberapa Tujuan Buruk Evaluasi
(Carol Weiss)

Menunda keputusan

Membenarkan dan mengesahkan keputusan yang sudah dibuat

Membebaskan diri dari kontroversi tentang tujuan masa depan


dengan mengelakkan tanggung jawab
Mempertahankan program dalam pandangan pemilihnya,
pemberi dana, atau masyarakat

Memenuhi syarat pemerintah atau yayasan dengan ritual evaluasi

Meraih tujuan politik tertentu, misalnya evaluasi yang dilakukan


oleh partai oposisi untuk menjatuhkan partai yang berkuasa
65
Motivasi Evaluator

1. Melayani kepentingan publik

digunakan untuk tujuan-tujuan baik, yakni dalam


rangka membenahi kualitas kebijakan publik

2. Mengedepankan kepentingan pribadi

digunakan untuk hal-hal yang kurang baik

10/25/2021 Kebijakan Publik 66


Evaluasi menurut SUCHMAN
LANGKAH-LANGKAH PERTANYAAN OPERASIONAL
EVALUASI KEBIJAKAN RISET OPERASI
Mengidentifikasi tujuan program Apakah yang menjadi isi dari tujuan
yang akan dievaluasi program?
Analisis terhadap masalah Siapa yang menjadi target program?
Deskripsi dan standardisasi kegiatan Kapan perubahan yang diharapkan
terjadi?
Pengukuran terhadap tingkatan Apakah tujuan yang ditetapkan satu
perubahan yang terjadi atau banyak (unitary or multiple)?
Menentukan apakah perubahan Apakah dampak yang diharapkan
yang diamati merupakan akibat dari besar?
kegiatan tersebut atau karena
penyebab yang lain

Beberapa indikator untuk Bagaimanakah tujuan-tujuan


menentukan keberadaan suatu tersebut dicapai?
dampak
67
Hal yang dapat dilakukan evaluator
kebijakan publik
Pertama
• Evaluasi kebijakan, menjelaskan keluaran-keluaran kebijakan, seperti
pekerjaan, uang, materi yang diproduksi, dan pelayanan yang
disediakan.

Kedua
• Evaluasi kebijakan, mengenai kemampuan kebijakan dalam
memperbaiki masalah-masalah sosial, seperti usaha untuk mengurangi
kemacetan lalu lintas atau mengurangi kriminalitas.

Ketiga
• Evaluasi kebijakan, menyangkut konsekuensi-konsekuensi kebijakan
dalam bentuk policy feedback, termasuk di dalamnya reaksi dari
tindakan pemerintah atau pernyataan dalam sistem pembuatan
kebijakan atau dalam beberapa pembuat keputusan.
DAMPAK KEBIJAKAN
• Pertama, dampak kebijakan pada masalah-masalah
publik dan orang-orang yang terlibat.  harus
dibatasi. Bila tidak dibatasi, maka analisisnya akan
menjadi semakin rumit.
• Kedua, kebijakan mungkin mempunyai dampak pada
keadaan-keadaan atau kelompok-kelompok di luar
sasaran atau tujuan kebijakan  eksternalitas atau
dampak yang melimpah (externalities or spillover
effects).

10/25/2021 Kebijakan Publik 69


DAMPAK KEBIJAKAN......lanjutan

• Ketiga, kebijakan mungkin akan mempunyai dampak


pada keadaan-keadaan sekarang dan keadaan di
masa yang akan datang.
• Keempat, evaluasi juga menyangkut unsur yang lain,
yakni biaya langsung yang dikeluarkan untuk
membiayai program-program kebijakan publik.
 Rp Yang dikeluarkan oleh pemerintah  mudah
dihitung.
 Rp Yang dikeluarkan pihak swasta  sulit dihitung
 Biaya immateriil  sulit dihitung

10/25/2021 Kebijakan Publik 70


DAMPAK KEBIJAKAN.......lanjutan

• Kelima, dimensi evaluasi kebijakan yang menyangkut


biaya-biaya tidak langsung yang ditanggung oleh
masyarakat atau beberapa anggota masyarakat 
tidak dapat dihitung karena sulitnya menentukan
ukuran-ukuran yang hendak dipakai.

Contoh:
Misalnya, bagaimana cara orang mengukur biaya
ketidakenakan, biaya dislokasi, dan biaya kekacauan
sosial yang berasal dari proyek pembaruan kota?

10/25/2021 Kebijakan Publik 71


Masalah yang dihadapi dalam proses evaluasi (Anderson)

1. Ketidakpastian atas tujuan kebijakan


Bila tujuan tidak jelas atau tersebar, maka akan kesulitan
dalam menentukan sejauh mana tujuan tersebut
tercapai
2. Kausalitas

Menentukan hubungan sebab akibat dari terjadinya


suatu tindakan kebijakan

3. Dampak kebijakan yang menyebar

Akibat dari kebijakan yang tidak hanya mempengaruhi


kelompok sasaran kebijakan
10/25/2021 Kebijakan Publik 72
Masalah yang dihadapi.....lanjutan

4. Kesulitan dalam memperoleh data

Kekurangan data statistik dan informasi lain yang relevan


dengan kebijakan

5. Resistensi pejabat
Adanya kecenderungan para pejabat pelaksana
meremehkan hasil evaluasi, menolak memberi data, atau
tidak menyediakan dokumen secara lengkap
6. Evaluasi mengurangi dampak
Hasil evaluasi diabaikan karena alasan evaluasi tidak
direncanakan dengan baik, data tidak memadai, temuan
tidak didukung bukti yang meyakinkan
10/25/2021 Kebijakan Publik 73
• IMPLEMENTASI FORMULASI
KP DI INDONESIA
B • PROSES PEMBENTUKAN UU
• PROSES PENYUSUNAN PERDA

10/25/2021 Kebijakan Publik 74


Materi muatan yang harus diatur melalui UU
(Pasal 10 ayat (1) UU 12/2011)

Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan


UUD Negara RI Tahun 1945

Perintah suatu UU untuk diatur dengan UU

Pengesahan perjanjian internasional tertentu

Tindak lanjut atas putusan Mahkamah


Konstitusi
Pemenuhan kebutuhan hukum dalam
masyarakat
10/25/2021 Kebijakan Publik 75
Presiden: Masukan lisan/tertulis dari
- Menteri masyarakat
- Pimpinan LPNK
DPR: - Persetujuan,
- Anggota DPR - Musyawarah untuk mufakat - Persetujuan dengan
- Gabungan komisi - Voting perubahan, atau
- Alat kelengkapan DPR - Penolakan
Prolegnas
Pengajuan (Badan Legislasi
Pembicaraan
RUU tingkat I & II
DPR) - 5 tahunan
Dilengkapi dengan - tahunan Melibatkan
Naskah Akademik DPD
PROSES PEMBENTUKAN UU
Penandatangan- Persetujuan
UU
- Ditambahkan kalimat pengesahan
an oleh
Presiden
bersama DPR
dan Presiden
- Diundangkan dalam Lembaran Negara RI
10/25/2021 Kebijakan Publik 76
PROSES PEMBENTUKAN UU
(UU 12/2011, UU 27/2009 dan Tata Tertib DPR)

1. RUU dapat berasal dari DPR atau Presiden.


– RUU dari DPR diajukan oleh anggota DPR, komisi,
gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPR
yang khusus menangani bidang legislasi atau
Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
– RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh
menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non-
kementerian sesuai dengan lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.

10/25/2021 Kebijakan Publik 78


PROSES PEMBENTUKAN UU.....lanjutan

2. RUU tersebut kemudian disusun dalam Program


Legislasi Nasional (prolegnas) oleh Badan Legislasi
DPR untuk jangka waktu 5 tahun serta dibuat pula
dalam jangka waktu tahunan yang berisi RUU yang
telah diurutkan prioritas pembahasannya.
3. Setiap RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan
Naskah Akademik  kecuali untuk
 RUU APBN,
 RUU penetapan Perpu menjadi UU, serta
 RUU pencabutan UU atau pencabutan Perpu.

10/25/2021 Kebijakan Publik 79


PROSES PEMBENTUKAN UU....lanjutan

4. Pimpinan DPR memberitahukan adanya RUU dan


membagikan RUU kepada seluruh anggota DPR
dalam rapat paripurna.
5. DPR dalam rapat paripurna berikutnya
memutuskan RUU tersebut berupa persetujuan,
persetujuan dengan perubahan, atau penolakan.
6. Selanjutnya RUU ditindaklanjuti dengan dua
tingkat pembicaraan.

10/25/2021 Kebijakan Publik 80


PROSES PEMBENTUKAN UU
Lanjutan...

a. Pembicaraan tingkat I dilakukan dalam rapat


komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan
Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat
panitia khusus.
Kegiatan dalam pembicaraan tingkat I dilakukan
dengan pengantar musyawarah, pembahasan
daftar inventarisasi masalah, dan penyampaian
pendapat mini fraksi.
b. Pembicaraan tingkat II dilakukan dalam rapat
paripurna.
10/25/2021 Kebijakan Publik 81
PROSES PEMBENTUKAN UU
Lanjutan...

Dalam rapat paripurna berisi:


 penyampaian laporan yang berisi proses,
pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, dan
hasil Pembicaraan Tingkat I;
 pernyataan persetujuan atau penolakan dari
tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan yang
diminta oleh pimpinan rapat paripurna; dan
 pendapat akhir Presiden yang disampaikan
oleh menteri yang mewakilinya.
10/25/2021 Kebijakan Publik 82
PROSES PEMBENTUKAN UU
Lanjutan...

7. Bila tidak tercapai kesepakatan melalui


musyawarah mufakat, keputusan diambil dengan
suara terbanyak.
8. RUU yang membahas tentang otonomi daerah;
hubungan pusat dan daerah; pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan wilayah;
pengelolaan sumber daya alam atau sumber daya
lainnya; dan perimbangan keuangan pusat dan
daerah, dilakukan dengan melibatkan DPD tetapi
hanya pada pembicaraan tingkat I saja.
10/25/2021 Kebijakan Publik 83
PROSES PEMBENTUKAN UU
Lanjutan...

9. Dalam penyiapan dan pembahasan RUU, termasuk


pembahasan RUU tentang APBN, masyarakat
berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau
tertulis kepada DPR melalui pimpinan DPR dan/atau
alat kelengkapan DPR lainnya.
10. RUU yang telah mendapat persetujuan bersama
DPR dengan Presiden diserahkan kepada Presiden
untuk dibubuhkan tanda tangan, ditambahkan
kalimat pengesahan, serta diundangkan dalam
lembaran Negara Republik Indonesia
10/25/2021 Kebijakan Publik 84
Pembahasan yang Melibatkan DPD
(Pembicaraan tingkat I)

 Otonomi daerah;
 Hubungan pusat dan daerah;
 Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
wilayah;
 Pengelolaan sumber daya alam atau sumber
daya lainnya; dan
 Perimbangan keuangan pusat dan daerah

10/25/2021 Kebijakan Publik 85


PROSES PENYUSUNAN PERDA
3 TAHAP PROSES PEMBENTUKAN PERDA
 Pengesahan oleh Bupati
 Pengundangan oleh
Proses penyusunan Sekda
dan perancangan di
lingkungan DPRD/
Pemda, terdiri dari Proses pengesahan
Penyusunan: dan pengundangan
- Naskah akademik
- Naskah rancangan
Perda.
Proses mendapatkan Pembahasan
persetujuan di DPRD

Proses penyiapan
rancangan Perda

10/25/2021 Kebijakan Publik 86


PROSES PENYUSUNAN PERDA

Perda Inisiatif Eksekutif 
1. Usulan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ybs 
2. rapat persiapan; 
3. Inventarisasi peraturan perundang-undangan yang
dibutuhkan; 
4. penyusunan draft rancangan peraturan daerah (raperda); 
5. pembahasan  draft  raperda  oleh Tim Penyusun Produk 
Hukum Daerah, dengan mengikutsertakan SKPD terkait dan
tenaga ahli yang dibutuhkan; 
6. melakukan  sosialisasi  dalam  rangka  uji  publik  terhadap 
draft raperda yang telah disusun, untuk memperoleh
masukan dari masyarakat dalam rangka penyempurnaan
substansi materi; 
7. Melakukan harmonisasi dan sinkronisasi substansi materi
raperda; dan
8. membuat surat usulan bupati dengan dilampiri draft raperda
untuk selanjutnya disampaikan kepada DPRD. 
10/25/2021 Kebijakan Publik 87
PROSES PENYUSUNAN PERDA

Perda Inisiatif DPRD 
Perda  yang telah 
diusulkan DPRD akan di bahas oleh TimPenyusun  Produk 
Hukum  Daerah yang dikoordinasikan  oleh  Sekretaris 
Daerah, setelah  selesai  akan  disampai-kan 
kembali  kepada  DPRD untuk dibahas bersama-sama
Proses Persetujuan DPRD 
Pembahasan bersama antara Pansus DPRD atau Baleg
Daerah dengan eksekutif (tim penyusun produk hukum),
dengan mengacu pada Tatib DPRD. Jika sepakat maka
diusulkan untuk disahkan dalam rapat paripurna DPRD.

10/25/2021 Kebijakan Publik 88


PROSES PENYUSUNAN PERDA

Proses Pengesahan dan Pengundangan 


Raperda yang telah disetujui dikirim oleh Pimpinan DPRD
ke Kepala Daerah melalui Sekda, dalam hal ini Bagian
Hukum untuk mendapat pengesahan. Setelah disahkan
dan ditandatangani Kepala Daerah, diundangkan oleh
Sekda. Bagian Hukum bertanggungjawab dalam
penomoran, penggandaan, distribusi dan dokumentasi
perda.
Khusus raperda APBD, pajak daerah, retribusi daerah dan
tata ruang, sebelum ditetapkan Bupati, disampaikan ke
Gubernur untuk dievaluasi.

10/25/2021 Kebijakan Publik 89


UNSUR-UNSUR
KEBIJAKAN PUBLIK
UNSUR-UNSUR KEBIJAKAN

TUJUAN TUNTUTAN
KEBIJAKAN MASALAH (DEMAND)

SARANA/ALAT
KEBIJAKAN
DAMPAK
(POLICY
(OUTCOMES)
INSTRUMENTS
)

10/25/2021 Kebijakan Publik 91


UNSUR-UNSUR KEBIJAKAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

DAMPAK
(OUTCOMES) MASALAH

TUNTUTAN
(DEMAND)
10/25/2021 Kebijakan Publik 92
A. Kriteria Tujuan yang Baik

 Diinginkan untuk dicapai, berarti:


 Pertama, dapat diterima banyak pihak karena kandungan isinya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut banyak pihak, dan
 Kedua, mewakili kepentingan mayoritas atau didukung golongan yang kuat
dalam masyarakat.
 Rasional atau realistis (rational or realistic)
 Jelas (clear)
 Berorientasi ke depan (future oriented)
a. Tujuan kebijakan dimaksud menimbulkan kemajuan ke arah yang
diinginkan, atau berdasarkan angka-angka atau kriteria tertentu terlihat
adanya peningkatan.
b. tujuan yang ingin dicapai di masa depan itu terletak dalam suatu jangka
waktu (time horizon) tertentu, sehingga setelah suatu masa tertentu
dapat dilakukan evaluasi atas hasil pelaksanaan kebijakan itu.
c. Orientasi ke depan adalah “sabar”, yang berarti “ulet”. Tujuan yang
berada di depan dalam jangka waktu tertentu itu diukur dalam
pengertian dicapai secara terus-menerus tanpa henti.
10/25/2021 Kebijakan Publik 93
A. Kriteria Tujuan yang Baik

 Rasional atau realistis (rational or realistic)


Tujuan  yang  rasional  merupakan  pilihan  yang  terbaik  atas
dasar  kriteria  yang  relevan  dan  masuk  akal/realistis. 
Tujuan biasanya  ditetapkan  setelah memperhitungkan
kedudukan organisasi, peraturan yang berlaku dan sumber daya
yang dimiliki  atau  yang  dapat  dikuasainya, berupa masukan
atau inputs, yaitu men, money, material, machine, method and
market Menurut Saul  Katz  faktor  pendukung  (supporting 
factors) atau masukan berupa human resources, finance,
logistics, information, participation and legitimation.
Tujuan yang ditetapkan dalam suatu kebijakan haruslah tujuan
yang dikehendaki banyak pihak (a desired objective) .

10/25/2021 Kebijakan Publik 94


A. Kriteria Tujuan yang Baik

 Jelas (clear)
Tujuan  yang  baik  harus  masuk  akal  (logis) dan mempunyai 
gambaran yang jelas.  Pola pikirnya  runtut  dan 
mudah dipahami lang-kah-langkah  pencapaiannya.  Pengertian 
jelas  berarti orang dapat membedakan tercapai tidaknya tujuan
dimaksud setelah suatu jangka waktu tertentu. 
 Berorientasi ke depan (future oriented)
a. tujuan  kebijakan untuk menimbulkan kemajuan ke arah yang
diinginkan,  atau  berdasarkan  angka atau kriteria tertentu terli-
hat  adanya  peningkatan. 
b.tujuan  terletak  dalam  suatu  jangka  waktu  (time  horizon) 
tertentu,  sehingga  setelah suatu masa tertentu dapat
dilakukan evaluasi  atas  hasil  pelaksanaan  kebijakan  itu. 
c. orientasi  ke  depan adalah  “sabar”,  yang  berarti  “ulet”. 
10/25/2021 Kebijakan Publik 95
B. MASALAH
o Kesalahan dalam menentukan masalah secara tepat
dapat menimbulkan kegagalan total dalam seluruh
proses kebijakan.
o Tak ada artinya suatu cara atau metode yang baik untuk
pemecahan suatu masalah kebijakan jika pemecahannya
dilakukan bagi masalah yang tidak benar.
o Jika suatu masalah telah dapat diidentifikasi secara
tepat, berarti sebagian pekerjaan dapat dianggap sudah
dikuasai.
o Hal ini penting untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pemecahan masalah, adalah membedakan antara
gejala dengan masalah.
10/25/2021 Kebijakan Publik 96
C. TUNTUTAN (DEMAND)
 Partisipasi masyarakat:
Dukungan,
Tuntutan dan
Tantangan atau kritik.
 Tuntutan dapat bersifat moderat atau radikal,
tergantung pada;
urgensi dari tuntutan,
gerahnya masyarakat, dan
sikap pemerintah dalam menanggapi tuntutan tersebut.

10/25/2021 Kebijakan Publik 97


PENYEBAB MUNCULNYA TUNTUTAN

(a) Karena terabaikannya kepentingan suatu


golongan dalam proses perumusan
kebijakan, sehingga kebijakan yang dibuat
pemerintah dirasakan tidak memenuhi atau
merugikan kepentingan mereka.
(b) Karena munculnya kebutuhan baru setelah
suatu tujuan tercapai atau suatu masalah
terpecahkan.

10/25/2021 Kebijakan Publik 98


D. DAMPAK (OUTCOMES)

• Dampak merupakan tujuan lanjutan yang timbul


sebagai pengaruh dari tercapainya suatu tujuan.
• Dalam ekonomi, pengaruh atau dampak seperti
ini dikenal dengan nama multiplier effects atau
pengaruh-ganda. Suatu tindakan kebijakan
dalam bidang ekonomi mempunyai pengaruh
yang lebih besar pada pendapatan nasional.
• Dampak yang timbul dapat bersifat positif atau
negatif.
10/25/2021 Kebijakan Publik 99
D. DAMPAK (OUTCOMES)

Berapa besar dampak yang terjadi untuk tiap jenis kebijakan susah
diperhitungkan. Hal ini disebabkan antara lain karena:
(a) Tidak tersedianya informasi yang cukup. Mungkin data ada di
lapangan pada tingkat lokal, tetapi tidak ada pada instansi tingkat
nasional atau daerah. Oleh sebab itu, peran serta masyarakat
bawah dalam proses penyusunan dan penilaian suatu kebijakan
sangat penting;
(b) Dalam bidang sosial, pengaruh dari suatu kebijakan susah
dipisahkan dari pengaruh kebijakan lain. Karena itu, untuk
menilai dampak dari suatu kebijakan perlu dilakukan pemisahan
antara kelompok variabel yang diukur (control group) dengan
kelompok variabel yang tidak diukur (non-control group);
(c) Proses berjalannya pengaruh dari sesuatu kebijakan di bidang
sosial susah diamati. Proses tersebut berbeda dalam tiap
masyarakat dan tiap sektor.
10/25/2021 Kebijakan Publik 100
E. SARANA ATAU ALAT KEBIJAKAN (POLICY
INSTRUMENTS)

Kekuasaan

Insentif

Pengembangan kemampuan

Simbolis

Perubahan kebijakan itu sendiri


10/25/2021 Kebijakan Publik 101
KERENTANAN
KEBIJAKAN PUBLIK
KERENTANAN KEBIJAKAN PUBLIK
• Aktor yang terlibat dalam perumusan
VESTED
kebijakan publik akan menentukan
ACTOR
seperti apa kebijakan publik jadinya
• Pihak tidak resmi namun terlibat
DOMINASI
aktif dalam perumusan kebijakan,
KELOMPOK
misal kelompok kepentingan, partai
TTT
politik dan warga negara individu
• Misal konflik antara buruh vs
KONDISI
pengusaha, petani vs penjual pupuk,
POLEKSOS
antar pengusaha sendiri
10/25/2021 Kebijakan Publik 103
MATUR SUWUN

Anda mungkin juga menyukai