01 - Kebijakan Publik - Muda - 25mar21
01 - Kebijakan Publik - Muda - 25mar21
Prinsip-
Prinsip-
prinsip dan
prinsip
praktik Unsur-unsur
proses
terbaik (best pada
Kelembagaan pembuatan
practice) kebijakan
Sektor Publik kebijakan
dalam publik,
dalam
pelaksanaan secara kritis
organisasi
tata kelola
sektor publik
sektor publik
Ground Rule
SISTEMATIKA MODUL
Bab • KELEMBAGAAN SEKTOR PUBLIK
1
Bab • TATA KELOLA SEKTOR PUBLIK
2
Bab • PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
3
Bab • UNSUR-UNSUR KEBIJAKAN PUBLIK
4
Bab • KERENTANAN KEBIJAKAN PUBLIK
5
10/25/2021 Kebijakan Publik 6
PENGANTAR
KEBIJAKAN PUBLIK
CIRI SEKTOR PUBLIK
• lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang lebih
1 mendua (ambiguous)
2 • lebih banyak problem saat implementasi
privat/organisasi profit.
Non • Manajemen puncak tidak punya
Profit tanggung jawab yang sama atau
imbalan finansial yang sama.
• Organisasi sektor publik
bertanggungjawab kepada elektorat
10/25/2021 Kebijakan Publik 9
dan proses politik.
Perbedaan Organisasi Sektor Publik dengan Swasta
Meningkatkan
Meningkatkan efektivitas pelayanan
pelayanan publik publik dan pelayanan
tepat sasaran
Menurunkan biaya
pelayanan publik karena
hilangnya inefisiensi dan
penghematan dalam
penggunaan input.
10/25/2021 Kebijakan Publik 12
Question?
Bagi organisasi yang mencari laba, adanya
laba menjadikan pengukuran kinerja lebih
mudah; sedangkan tidak adanya pengukuran
hasil yang tepat dalam Organisasi Sektor
Publik menyebabkan pengukuran kinerja
menjadi lebih sulit.
Apakah pernyataan di atas benar?
Alasannya..?
KELEMBAGAAN
SEKTOR PUBLIK
BAB 1
KELEMBAGAAN SEKTOR PUBLIK
• SEKTOR PUBLIK
• KEBIJAKAN PUBLIK
• JENIS-JENIS KEBIJAKAN PUBLIK
• AKTOR KEBIJAKAN PUBLIK
10/25/2021 Kebijakan Publik 15
KEBIJAKAN PUBLIK
mempunyai
serangkaian demi
tujuan atau
tindakan yang kepentingan
berorientasi
ditetapkan oleh seluruh
pada tujuan
pemerintah masyarakat
tertentu
• Substantive Policy
Suatu kebijakan dilihat dari substansi masalah
yang dihadapi oleh pemerintah. Misalnya:
kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, dll.
• Procedural Policy
Suatu kebijakan dilihat dari pihak pihak yang
terlibat dalam perumusannya (policy stakehol-
ders).
1 • Lembaga Kepresidenan
2 • Dewan Perwakilan Rakyat
3 • Birokrat
4 • Lembaga Yudikatif
5 • Partai Politik
6 • Kelompok-kelompok kepentingan
7 • Media Massa
8 • Kelompok intelektual dan nonkampus
10/25/2021 Kebijakan Publik 28
AKTOR KEBIJAKAN PUBLIK
(kondisi Indonesia) ..... lanjutan
Menjaga
sinergi
Solid interaksi yang
konstruktif
Bertanggung
jawab Penye- Negara
lengga-
Efisien raan
Negara Masyarakat
Efektif
Swasta
Concensus
Responsiveness Equity
orientation
Efficiency dan
Accountbility Strategic vision
effectiveness
Profesionalisme
Supremasi hukum Demokrasi dan kompetensi Daya tanggap
(rule of law) (democracy) (profesionalism (responsiveness)
and competency)
Kemitraan dengan
Komitmen dan
Keefisienan dan dunia usaha
Desentralisasi pengurangan
keefektifan swasta dan
kesenjangan
masyarakat
• IMPLEMENTASI FORMULASI KP DI
B INDONESIA
AGENDA
SETTING
EVALUASI
FORMULASI
KEBIJAKA KEBIJAKAN
N SUATU
SIKLUS
ADOPSI/
IMPLEMENTAS
I KEBIJAKAN LEGITIMASI
KEBIJAKAN
10/25/2021 Kebijakan Publik 42
A. AGENDA SETTING
(PENYUSUNAN AGENDA)
Isu Agenda
Masalah Kebijaka Kebijaka
n n
Arah tindakan:
- Aktual
- Potensial
Pandangan: Hasil Perdebatan
Masalah A
Pertentangan - Sudut Pandang
X - Definisi
- Sudut Pandang - Eksplanasi
Y - Evaluasi
Menyangkut emosi
Telah mencapai titik
tertentu dari sudut
kritis tertentu, jika Telah mencapai tingkat
kepentingan orang
diabaikan akan partikularitas tertentu
banyak dan mendapat
menjadi ancaman berdampak dramatis
dukungan media
serius
massa
Menyangkut suatu
Mempermasalahkan persoalan yang
Menjangkau dampak kekuasaan dan fasionable (sulit
yang amat luas keabsahan dalam dijelaskan, tetapi
masyarakat mudah dirasakan
kehadirannya)
Agenda kebijakan
Penetapan kebijakan
1. Perumusan Masalah (Defining Problem)
Untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik, maka
masalah publik harus dikenali dan didefinisikan dengan
baik pula. Pemecahan masalah, bergantung pada
ketepatan masalah publik tersebut dirumuskan.
2. Agenda Kebijakan
Hanya
masalah tertentu yang pada akhirnya akan masuk ke dalam
agenda kebijakan, seperti misalnya, apakah masalah
tersebut mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat
dan membutuhkan penanganan yang harus segera
dilakukan? Masalah dibahas berdasarkan tingkat urgensinya.
3. Pemilihan Alternatif Kebijakan Untuk Meme-
cahkan Masalah
Dalam membuat pemecahan masalah, para perumus kebijakan akan
berhadapan dengan alternatif-alternatif pilihan kebijakan yang dapat
diambil untuk memecahkan masalah tersebut.
Pilihan-pilihan kebijakan akan didasarkan pada kompromi dan negosiasi
yang terjadi antar aktor yang berkepentingan dalam pembuatan
kebijakan tersebut.
4. Tahap Penetapan Kebijakan
Alternatif kebijakan yang diambil pada dasarnya merupakan
kompromi dari berbagai kelompok kepentingan yang terlibat dalam
pembentukan kebijakan tersebut.
Penetapan kebijakan dapat berbentuk berupa undang undang, yuris-
prudensi, keputusan presiden, keputusan-keputusan menteri, dll.
B A
Alternatif kebijakan
C
Adopsi kebijakan Dukungan:
- Mayoritas legislatif
A - Konsensus antara
pimpinan lembaga
- Keputusan peradilan
implementasi akan
dipengaruhi oleh sejauh
mana kebijakan
menyimpang dari kebijakan-
kebijakan sebelumnya
Jumlah perubahan yang
terjadi
proses implementasi akan
dipengaruhi oleh jumlah
perubahan organisasi yang
Sejauh mana konsensus diperlukan
menyangkut tujuan antara
para participants dalam
proses implementasi
berlangsung
Pendekatan Insentif
Ekonomi
• Pembentukan • Penggunaan
standar atau kredit pajak
aturan baku • Subsidi
• Inspeksi • Ganjaran lain
• pengenaan atau pinalti
sanksi terhadap
para pelanggar
Pendekata Pendekata
n Perintah n Insentif
Tugas
Evaluasi
Policy
Tugas Pertama
Tugas pertama ini merujuk pada usaha untuk
melihat apakah program kebijakan publik mencapai
tujuan atau dampak yang diinginkan ataukah tidak.
Bila tidak, faktor-faktor apa yang menjadi
penyebabnya? Misalnya apakah karena terjadi
kesalahan dalam merumuskan masalah ataukah
karena faktor-faktor yang lain?
Menunda keputusan
Kedua
• Evaluasi kebijakan, mengenai kemampuan kebijakan dalam
memperbaiki masalah-masalah sosial, seperti usaha untuk mengurangi
kemacetan lalu lintas atau mengurangi kriminalitas.
Ketiga
• Evaluasi kebijakan, menyangkut konsekuensi-konsekuensi kebijakan
dalam bentuk policy feedback, termasuk di dalamnya reaksi dari
tindakan pemerintah atau pernyataan dalam sistem pembuatan
kebijakan atau dalam beberapa pembuat keputusan.
DAMPAK KEBIJAKAN
• Pertama, dampak kebijakan pada masalah-masalah
publik dan orang-orang yang terlibat. harus
dibatasi. Bila tidak dibatasi, maka analisisnya akan
menjadi semakin rumit.
• Kedua, kebijakan mungkin mempunyai dampak pada
keadaan-keadaan atau kelompok-kelompok di luar
sasaran atau tujuan kebijakan eksternalitas atau
dampak yang melimpah (externalities or spillover
effects).
Contoh:
Misalnya, bagaimana cara orang mengukur biaya
ketidakenakan, biaya dislokasi, dan biaya kekacauan
sosial yang berasal dari proyek pembaruan kota?
5. Resistensi pejabat
Adanya kecenderungan para pejabat pelaksana
meremehkan hasil evaluasi, menolak memberi data, atau
tidak menyediakan dokumen secara lengkap
6. Evaluasi mengurangi dampak
Hasil evaluasi diabaikan karena alasan evaluasi tidak
direncanakan dengan baik, data tidak memadai, temuan
tidak didukung bukti yang meyakinkan
10/25/2021 Kebijakan Publik 73
• IMPLEMENTASI FORMULASI
KP DI INDONESIA
B • PROSES PEMBENTUKAN UU
• PROSES PENYUSUNAN PERDA
Otonomi daerah;
Hubungan pusat dan daerah;
Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
wilayah;
Pengelolaan sumber daya alam atau sumber
daya lainnya; dan
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Proses penyiapan
rancangan Perda
Perda Inisiatif Eksekutif
1. Usulan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ybs
2. rapat persiapan;
3. Inventarisasi peraturan perundang-undangan yang
dibutuhkan;
4. penyusunan draft rancangan peraturan daerah (raperda);
5. pembahasan draft raperda oleh Tim Penyusun Produk
Hukum Daerah, dengan mengikutsertakan SKPD terkait dan
tenaga ahli yang dibutuhkan;
6. melakukan sosialisasi dalam rangka uji publik terhadap
draft raperda yang telah disusun, untuk memperoleh
masukan dari masyarakat dalam rangka penyempurnaan
substansi materi;
7. Melakukan harmonisasi dan sinkronisasi substansi materi
raperda; dan
8. membuat surat usulan bupati dengan dilampiri draft raperda
untuk selanjutnya disampaikan kepada DPRD.
10/25/2021 Kebijakan Publik 87
PROSES PENYUSUNAN PERDA
Perda Inisiatif DPRD
Perda yang telah
diusulkan DPRD akan di bahas oleh TimPenyusun Produk
Hukum Daerah yang dikoordinasikan oleh Sekretaris
Daerah, setelah selesai akan disampai-kan
kembali kepada DPRD untuk dibahas bersama-sama
Proses Persetujuan DPRD
Pembahasan bersama antara Pansus DPRD atau Baleg
Daerah dengan eksekutif (tim penyusun produk hukum),
dengan mengacu pada Tatib DPRD. Jika sepakat maka
diusulkan untuk disahkan dalam rapat paripurna DPRD.
TUJUAN TUNTUTAN
KEBIJAKAN MASALAH (DEMAND)
SARANA/ALAT
KEBIJAKAN
DAMPAK
(POLICY
(OUTCOMES)
INSTRUMENTS
)
DAMPAK
(OUTCOMES) MASALAH
TUNTUTAN
(DEMAND)
10/25/2021 Kebijakan Publik 92
A. Kriteria Tujuan yang Baik
Jelas (clear)
Tujuan yang baik harus masuk akal (logis) dan mempunyai
gambaran yang jelas. Pola pikirnya runtut dan
mudah dipahami lang-kah-langkah pencapaiannya. Pengertian
jelas berarti orang dapat membedakan tercapai tidaknya tujuan
dimaksud setelah suatu jangka waktu tertentu.
Berorientasi ke depan (future oriented)
a. tujuan kebijakan untuk menimbulkan kemajuan ke arah yang
diinginkan, atau berdasarkan angka atau kriteria tertentu terli-
hat adanya peningkatan.
b.tujuan terletak dalam suatu jangka waktu (time horizon)
tertentu, sehingga setelah suatu masa tertentu dapat
dilakukan evaluasi atas hasil pelaksanaan kebijakan itu.
c. orientasi ke depan adalah “sabar”, yang berarti “ulet”.
10/25/2021 Kebijakan Publik 95
B. MASALAH
o Kesalahan dalam menentukan masalah secara tepat
dapat menimbulkan kegagalan total dalam seluruh
proses kebijakan.
o Tak ada artinya suatu cara atau metode yang baik untuk
pemecahan suatu masalah kebijakan jika pemecahannya
dilakukan bagi masalah yang tidak benar.
o Jika suatu masalah telah dapat diidentifikasi secara
tepat, berarti sebagian pekerjaan dapat dianggap sudah
dikuasai.
o Hal ini penting untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pemecahan masalah, adalah membedakan antara
gejala dengan masalah.
10/25/2021 Kebijakan Publik 96
C. TUNTUTAN (DEMAND)
Partisipasi masyarakat:
Dukungan,
Tuntutan dan
Tantangan atau kritik.
Tuntutan dapat bersifat moderat atau radikal,
tergantung pada;
urgensi dari tuntutan,
gerahnya masyarakat, dan
sikap pemerintah dalam menanggapi tuntutan tersebut.
Berapa besar dampak yang terjadi untuk tiap jenis kebijakan susah
diperhitungkan. Hal ini disebabkan antara lain karena:
(a) Tidak tersedianya informasi yang cukup. Mungkin data ada di
lapangan pada tingkat lokal, tetapi tidak ada pada instansi tingkat
nasional atau daerah. Oleh sebab itu, peran serta masyarakat
bawah dalam proses penyusunan dan penilaian suatu kebijakan
sangat penting;
(b) Dalam bidang sosial, pengaruh dari suatu kebijakan susah
dipisahkan dari pengaruh kebijakan lain. Karena itu, untuk
menilai dampak dari suatu kebijakan perlu dilakukan pemisahan
antara kelompok variabel yang diukur (control group) dengan
kelompok variabel yang tidak diukur (non-control group);
(c) Proses berjalannya pengaruh dari sesuatu kebijakan di bidang
sosial susah diamati. Proses tersebut berbeda dalam tiap
masyarakat dan tiap sektor.
10/25/2021 Kebijakan Publik 100
E. SARANA ATAU ALAT KEBIJAKAN (POLICY
INSTRUMENTS)
Kekuasaan
Insentif
Pengembangan kemampuan
Simbolis