Hipoksia Intrauterin
Hipoksia Pre-plasenta
Hipoksia Utero-plasenta
Hipoksia Post-plasenta
KLASIFIKASI
Hipoksia Preplasenta
Hutter, D., Kingdom, J., & Jaeggi, E. (2010). Causes and Mechanisms of Intrauterine Hypoxia and Its Impact on the Fetal Cardiovascular System : A Review.
2010. https://doi.org/10.1155/2010/401323
KLASIFIKASI
Hipoksia Uteroplasenta
Hutter, D., Kingdom, J., & Jaeggi, E. (2010). Causes and Mechanisms of Intrauterine Hypoxia and Its Impact on the Fetal Cardiovascular System : A Review.
2010. https://doi.org/10.1155/2010/401323
KLASIFIKASI
Hipoksia Postplasenta
Hutter, D., Kingdom, J., & Jaeggi, E. (2010). Causes and Mechanisms of Intrauterine Hypoxia and Its Impact on the Fetal Cardiovascular System : A Review.
2010. https://doi.org/10.1155/2010/401323
PATOFISIOLOGI
● Janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan konsumsi oksigen per gram berat
badan sama dengan orang dewasa, kecuali bila janin mengalami stress.
● Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin, dan kapasitas angkut oksigen pada
janin lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa.
● Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan akibat
hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redistribusi darah bila terjadi
hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima penyaluran
darah yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer.
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2008
PATOFISIOLOGI
01 02 03
PRE-PLACENTAL UTEROPLASENTAL POST PLASENTAL
Keadaan dimana ibu Sirkulasi uteroplasental Terjadi hanya pada
dan janin akan yang melemah janin yang mengalami
mengalami hipoksia hipoksia
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2008
PATOFISIOLOGI
Ajah LO, Ibekwe PC, Onu FA, Onwe OE, Ezeonu TC, Omeje I. Evaluation of Clinical Diagnosis of Fetal Distress and Perinatal Outcome in a Low Resource
Nigerian Setting. J Clin Diagn Res. 2016;10(4):QC08-QC11. doi:10.7860/JCDR/2016/17274.7687
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Anamnesis
Kemenkes RI. Praktik Klinik Kebidanan III. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016
PEMANTAUAN
DENYUT JANTUNG
JANIN (DJJ)
Pemeriksaan Fisik ● Pada janin yang aktif akan diikuti
peningkatan DJJ
● Bila janin kurang baik
pergerakannya maka tidak diikuti
SURVEILANS ANTENATAL JANIN
● Penting untuk mendeteksi oleh peningkatan frekuensi DJJ
tanda-tanda hipoksia yang
berkembang dan aktivasi PEMANTAUAN GERAKAN
mekanisme adaptasi pada JANIN
tahap awal ● Secara subyektif (normal rata-rata 7
kali/20 menit)
● Secara obyektif dengan tokografi
(normal rata-rata 10 kali/20 menit)
● Dapat dilihat juga menggunakan
Seikku L. Biomarkers of intrauterine hypoxia and perinatal asphyxia, and gestational
age as predictors of neonatal outcome. Helsinki: University of Helsinki & Helsinki
USG
University Hospital; 2020.
Pemeriksaan penunjang
USG
→ Ultrasonografi membantu mendeteksi janin yang rentan. Tujuan
ultrasonografi adalah :
● Untuk mendapatkan usia kehamilan yang akurat, untuk mendiagnosis kehamilan ganda, dan
untuk mendeteksi anomali janin
● Untuk memantau pertumbuhan janin dan untuk mendeteksi small for gestational age (SGA)
dan fetal growth restriction (FGR) pada janin yang mungkin lebih rentan terhadap
efekmerusak dari hipoksia janin
● Penting untuk mendeteksi janin yang tidak mencapai potensi
pertumbuhannya, karena janin ini berisiko tinggi mengalami hipoksia,
asidosis, dan kematian
USG
● Profil pematangan sistem saraf dinilai dengan biophysical profile score (BPS).
Ini adalah pemeriksaan aktivitas janin dengan USG yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi gerakan janin, tonus, volum cairan ketuban, pernapasan, dan
aktivitas detak jantung
● Penilaian didasarkan pada skala 10 poin dengan skor yang dianggap baik antara 8
atau 10. Skor 6/10 dengan cairan normal dianggap samar-samar (equivocal) dan
skor 6/10 dengan volume cairan ketuban abnormal dianggap abnormal. Skor yang
<6 dianggap abnormal dan persalinan harusdipertimbangkan
● Amniotic fluid index (AFI) telah dikembangkan untuk membakukan penilaiankecukupan
volume cairan ketuban. Indeks ini diperoleh dengan menghitung jumlahkantong cairan
ketuban terdalam di masing-masing dari empat kuadran uterus.
● Selama trimester ketiga, cairan ketuban normal berkorelasi dengan AFI 10-20 cm. Nilai
garis batas adalah 5–10 cm untuk penurunan cairan dan 20–24 cm untuk
peningkatankedalaman fluida. Kurang dari 5 cm disebut oligohidramnion, dan lebih dari 25
cm disebut polihidramnion.
● Teknik lainnya adalah pengukuran kantung utama secara vertical, yang normal adalah 2
cm sampai 8 cm (kurang dari 2 cm adalah oligohidramnion, lebih dari 8 cm
adalahpolihidramnion).
Ultrasonografi Doppler
● Pembentukan vili yang abnormal atau oklusi vaskular progresif dapat diukur
dengan peningkatan bentuk gelombang Doppler arteri umbilikalis janin (UmbA),
yang menunjukkan peningkatan resistensi vaskular.
● Aliran akhir diastolik yang tidak ada atau terbalik di UmbA merupakan indikasi
dari ±60% pembuluh darah vili yang abnormal.
● Derajat hipoksia dan asidemia sebanding dengan tingkat keparahan kelainan
UmbA Doppler.
● Bentuk gelombang ultrasonografi Doppler dari ductus venosus (DV) dan vena
umbilical (UmbV) dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan preload
jantung yang terkait dengan hipoksia intrauterin.
● Kegagalan untuk mempertahankan preload jantung yang sesuai
dapatdiidentifikasi dengan tidak adanya atau pembalikan dari aliran ke
depanselama sistol atrium dalam bentuk gelombang Doppler DV atau UmbV.
● Bentuk gelombang pulsatil di UmbV atau aliran balik di DV adalah
tandaprognostik yang buruk dan berkorelasi dengan asidemia pada kelahiran dan
kematian perinatal.
CTG
KSM/Dep Obstetri & Ginekologi RSUP Hasan Sadikin Bandung. Panduan Praktik Klinik : Obstetri & Ginekologi. Ed II. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung; 2018.
Tatalaksana
● Pemberian tokolitik → Injeksi subkutan atau intravena tunggal dari 0.25 mg terbutalin sulfat diberikan
untuk relaksasi uterus dan resusitasi intrauterus
● Pemberian kortikosteroid antara 24 – 34 minggu → Maturasi paru-paru janin
● Amnioinfusion → ➢masukkan cairan kristaloid kedalam rongga amnion untuk mengganti cairan amnion
yang berkurang atau sudah tidak ada → 500 sampai 800 ml bolus cairan fisiologis hangat diikuti dengan
infus kontinyu 3 ml per menit
Jika denyut jantung abnormal menetap / tanda tambahan gawat janin, rencanakan persalinan:
● Serviks terdilatasi penuh dan kepala janin tidak lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau ujung tulang
terendah dari kepala pada stasion 0 → ekstraksi vakum atau forsep
● Serviks tidak terdilatasi penuh atau kepala janin lebih dari 1/5 di atas simfisi pubis atau ujung tulang
terendah dari kepala di atas stasion 0 → seksio sesarea.
- Steele, Wanda F., What are the signs of fetal distress? In: SheKnows Pregnancy and Baby. Pennsylvania. 2012
- Seikku L. Biomarkers of intrauterine hypoxia and perinatal asphyxia, and gestational age as predictors of neonatal outcome. Helsinki: University of Helsinki
& Helsinki University Hospital; 2020.
Hutter, D., Kingdom, J., & Jaeggi, E. (2010). Causes and Mechanisms of Intrauterine Hypoxia and Its Impact on the Fetal Cardiovascular System : A Review. 2010.
https://doi.org/10.1155/2010/401323
Komplikasi
E Kelahiran Preterm
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal secara rutin → dapat membantu
memantau perkembangan janin dan mendeteksi masalah
selama kehamilan secara dini.
Steele, Wanda F., What are the signs of fetal distress? In: SheKnows Pregnancy and Baby. Pennsylvania. 2012
PROGNOSIS
Hipoksia janin merupakan suatu keadaan yang membahayakan bagi ibu dan janin. Penting untuk
mengenali tanda-tanda hipoksia janin dan melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Penting bagi tenaga
medis untuk memahami dan menangani pasien dengan hipoksia janin sesuai prosedur yang berlaku.
Kondisi ini → gawat janin → ketika pasokan oksigen janin dalam kandungan Anda kurang sehingga
membuat janin mengalami kondisi serius.
Referensi
● Wiknjosastro, H., Saifudin, A.B., Rachimhadhi, T., dalam: Ilmu Bedah Kebidanan, edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.2016.
● Lira, W. Fetal Hipoksia.2019. Available from: https://id.scribd.com/presentation/406139210/Fetal-Hipoksia
● Hutter, D., Kingdom, J., & Jaeggi, E. (2010). Causes and Mechanisms of Intrauterine Hypoxia and Its Impact on the Fetal Cardiovascular
System : A Review. 2010. https://doi.org/10.1155/2010/401323
● Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2008
● Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu l (Kehamilan). Yogyakarta: Rohima Press
● Ajah LO, Ibekwe PC, Onu FA, Onwe OE, Ezeonu TC, Omeje I. Evaluation of Clinical Diagnosis of Fetal Distress and Perinatal Outcome
in a Low Resource Nigerian Setting. J Clin Diagn Res. 2016;10(4):QC08-QC11. doi:10.7860/JCDR/2016/17274.7687
● Kemenkes RI. Praktik Klinik Kebidanan III. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016
● Seikku L. Biomarkers of intrauterine hypoxia and perinatal asphyxia, and gestational age as predictors of neonatal outcome.
Helsinki: University of Helsinki & Helsinki University Hospital; 2020.
● KSM/Dep Obstetri & Ginekologi RSUP Hasan Sadikin Bandung. Panduan Praktik Klinik : Obstetri & Ginekologi. Ed II. Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Bandung; 2018.
● Steele, Wanda F., What are the signs of fetal distress? In: SheKnows Pregnancy and Baby. Pennsylvania. 2012
● Hutter, D., Kingdom, J., & Jaeggi, E. (2010). Causes and Mechanisms of Intrauterine Hypoxia and Its Impact on the Fetal Cardiovascular
System : A Review. 2010. https://doi.org/10.1155/2010/401323
● Lira, W. Fetal Hipoksia.2019. Available from: https://id.scribd.com/presentation/406139210/Fetal-Hipoksia
TERIMA KASIH