Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 5

1.Nafisha piliang
2.Heppy sianturi
3.Dina sahusilawane
4.Sevano tumober
5.Gidion wenas
6.Thimothy lolowang
7.Putry marentek
8.Pingkan pelle
Hak Asasi Manusia
A. Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia berada
dalam kandungan dan berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam
deklarasi kemerdekaan Amerika serikat dan tercantum dalam UUD 1945 Republik
Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1,pasal 28,pasal 29 ayat 2,pasal 30 ayat 1,dan pasal
31 ayat 1.
Sekarang ini, HAM adalah sesuatu yang berbeda dengan hak-hak yang sebelumnya
termuat dalam deklarasi kemerdekaan Amerika atau deklarasi Perancis. HAM yang
sekarang ini kita kenal dirujuk dan dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia
ll yang tidak mengenal berbagai batasan kenegaraan.
Hak Asasi Manusia sudah kita punyai sejak dalam kandungan dan hal ini tidak bisa
diganggu gugat oleh siapapun. Sebagai warga negara yang juga sebagai manusia yang
baik,kita seharusnya menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membedakan status,
golongan, keturunan, jabatan dan lain sebagainya.
Secara istilah, hak asasi manusia diartikan sebagai hak yang melekat pada martabat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan melekat sejak manusia itu diturunkan ke dunia dan bersifat
kodrat,bukan pemberian dari manusia lain.
Menurut para ahli konsep HAM perkembangan terbagi menjadi 4 generasi, yaitu:
1. Generasi l : mengacu pada hak-hak pribadi politik dan hukum
2. Generasi ll : mengacu pada hak-hak dasar ekonomi, sosial dan budaya
3. Generasi lll : mengacu pada hak-hak suatu komunitas untuk berkembang
4. Generasi lV : mengacu pada perimbangan hak dan kewajiban warga negara
Seiring dengan bergantinya generasi konsep, HAM mengalami kemajuan dan tepat sasaran. HAM mempunyai
beberapa jenis dan pembagian bidang, berikut beberapa jenis dan pembagian HAM (Junaidi,2013). Jenis Hak Asasi
Manusia:
1. Hak untuk hidup
2. Hak untuk memperoleh pendidikan
3. Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain
4. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama
5. Hak untuk mendapatkan pekerjaaan
Pembagian bidang, jenis dan macam HAM:
1. Hak Asasi Pribadi
a. Hak kebebasan untuk bergerak,berpergian,dan berpindah-pindah tempat
b. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
c. Hak Kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
2. Hak Asasi Politik
a. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
b. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
c. Hak untuk membuat dan mendirikan partai politik dan organisasi politik lainnya
3. Hak Asasi Umum
d. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
e. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil
f. Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum
4. Hak Asasi Ekonomi
g. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
h. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
i. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan hutang-piutang
5. Hak Asasi Peradilan
a. Hak mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan
b. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan , penangkapan, penahanan dan penyelidikan di
mata hukum
6. Hak Asasi Sosial dan budaya
c. Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
d. Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
Jenis-jenis dan pembagian tersebut menyebabkan HAM menjadi bagian utama dari kajian hukum
internasional dan itu menyebabkan komunitas internasional memiliki kepedulian yang kuat tentang isu
HAM. Karena pada dasarnya HAM merupakan mekanisme pertahanan diri dari kekuasaan negara
yang rentan disalahgunakan.
B. Dasar-dasar Hukum Pelaksanaan HAM

Negara pada hakikatnya wajib menjamin bahwa setiap hukumnya tidak berseberangan dengan hak asasi
manusia yang bersifat internasional sesuai dengan wilayahnya dan terutama untuk melindunginya. Perdebatan
tentang terbentuk dan kesepakatan tentang HAM terjadi cukup lama dalam kancah internasional. Perbedaan
budaya masyarakat setempat menjadi pertimbangan dan tidak bisa dengan mudah dipukul rata.
Dalam mukadimah Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang telah disetujui dan diumumkan oleh
Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 217 A(lll) tanggal 10 Desember 1948 terdapat
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Menimbangg, bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan tidak dapat di cabut
dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia
2. Menimbang, bahwa mengabaikan dan memandang rendah hak-hak manusia telah mengakibatkan
perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan hati nurani umat manusia dan terbentuknya
suatu dunia tempat manusia akan mengecap nikmat kebebasan berbicara dan beragama serta kebebasan dari
rasa takut dan kekurangan telah dinyatakan sebagai cita-cita yang tertinggi dari rakyat biasa
3. Menimbang, bahwa hak-hak manusia perlu dilindungi dengan peraturan hukum, supaya orang tidak akan
terpaksa memilih jalan pemberontakan sebagai usaha terakhir guna menentang kelaliman dan penjajahan
4. Menimbang, bahwa pembangunan hubungan persahabatan di antara negara-negara perlu ditingkatkan
5. Menimbang, bahwa bangsa-bangsa dari perserikatan bangsa-bangsa di dalam piagam perserikatan bangsa-
bangsa telah menegaskan kembali kepercayaan mereka pada hak-hak dasar dari manusia, akan martabat dan
nilai seseorang manusia akan hak-hak yang sama dari laki-laki maupun perempuan
6. Menimbang, bahwa Negara-negara anggota telah berjanji untuk mencapai kemajuan dalam penghargaan dan
penghormatan umum terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan yang asasi dalam kerja sama
dengan Perserikatan bangsa-bangsa
7. Menimbang, bahwa pemahaman yang sama mengenai hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut sangat
penting untuk pelaksanaan yang sungguh dari janji tersebut
Atas pertimbangan di atas, Majelis Umum PBB menyatakan: Memproklamasikan Deklarasi Universal Hak asasi
manusia sebagai suatu standar umum untuk keberhasilan bagi semua bangsa dan semua negara dengan tujuan
agar setiap orang dan setiap badan di dalam masyarakat senantiasa mengingat deklaras ini dan berusaha
mengajarkan dan memberikan pendidikan guna menggalakkan penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan-
Deklarasi Universal tentang HAM disepakati oleh setiap individu agar mendapatkan yang terbaik dalam
hidupnya. Sebagimana seorang warga negara, selain hak kita juga mempunyai kewajiban yang harus
dilaksanakan untuk membangun peradaban yang lebih baik. Hal itu melatarbelakangi penandatanganan
dokumen International Convernant on Civil and political parties pada awal tahun 1990-an oleh lebih dari 140
negara termasuk negara-negara Eropa timur dan timur tengah.
Setelah melalui perdebatan yang panjang, kata sepakat akhirnya terjadi atas dasar bahwa keragaman
regional hendaknya tidak mengikis, melainkan sedapat mungkin mendukung universalisme HAM. HAM
diharuskan mencakup hak-hak ekonomi,sosial, dan budaya sebagimana tercantum dalam International
Convernant on economic,sosial and cultural rights dan tidak serta merta mencakup bidang hak-hak sipil dan
politik saja.
Hal ini kembali menyebabkan kontroversi pada negara-negara maju dan berkembang. Beberapa negara maju
sangat skeptis terhadap instrumen implementasinya khususnya pada negara barat, sedangkan negara-negara
berkembang ragu untuk bisa memenuhi hak-hak tersebut dalam jangka pendek karena mereka tidak
memprioritaskan hal tersebut. Peran penting dipegang oleh pemerintah yang sedang berkuasa meski pada
akhirnya dasar semua itu kembali berpegang pada Deklarasi Universal tentang HAM dan International
Convernant on human rights
C. Sejarah Perkembangan HAM Menurut
Peradaban Manusia
Perkembangan HAM di Barat dimulai sejak disahkannya Piagam Magna Charta pada masa kekuasaan Raja
Jhon di Inggris pada abad ke-12 yang berisi tentang pemberian Hak pada kaum Bangsawan dan tentang
pembatas kekuasaan Raja.
Sejarah implementasi Hak Asasi Manusia di Indonesia terjadi dalam beberapa periode, yaitu:
1. Periode 1908-1945
Pada periode sebelum kemerdekaan ini, berbagai organisasi pergerakan nasional lahir,yaitu Boedi Oetomo
(1908),Sarekat Islam (1911),Indische Partij (1912), Perhimpunan Indonesia (1925),PKI (1924), serta PNI (1927)
2. Periode 1945-1950
Pada periode ini keluar Maklumat politik pemerintahan
3. Periode 1950-1959
Pada periode ini terjadi kebebasan HAM di Indonesia
4. Periode 1959-1966
a. Soekarno kembali ke sistem presidensial dan demokrasi terpimpin
b. Penetaan sistem politik dengan demokrasi terpimpin
5. Periode 1966-1988
a. Tahap reffresip dan pembentukan jaringan
b. korban penganiayaan HAM meminta pertolongan internasional
6. Periode 1995-2005
Pada periode ini terjadi tahap status penentuan pengakuan HAM di Indonesia
Pada masa Orde Reformasi, ketetapan MPR RI memuat adanya HAM dalam sidang istimewa MPR yang
berlangsung dari tanggal 10 sampai 13 November 1988 tentang HAM terlahir setelah rapat paripurna ke- 4 pada
tanggal 13 November tersebut. Lahirnya UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM yang disahkan tanggal 23
September 1999 mengacu pada ketetapan MPR tersebut. Indonesia juga pernah meratifikasi beberapa konvensi
internasional yang mengatur HAM, seperti :
1.Deklarasii tentang Perlindungan dan Penyiksaan melalui UU Nomor 5 tahun 1998
2.Konvensi mengenai Hak politik wanita 1979, melalui UU Nomor 68 tahun 1958
3.Konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita, melalui UU Nomor 7 tahun 1984
4.Konvensi tentang hak-hak anak,melalui Keppres Nomor 36 tahun 1990
5.Konvensi tentang ketenagakerjaan, melalui UU Nomor 25 tahun 1997 yang pelaksanaannya ditangguhkan
sementara
6.Konvensi tentang penghapusan bentuk diskriminasi Ras tahun 1999, melalui UU Nomor 29 tahun 1999
Tegaknya HAM menunjukkan ketegasan hukum suatu negara. Untuk melindungi HAM seluruh warga negara,
Indonesia membentuk suatu lembaga yang khusus menangani masalah HAM yaitu Komnas HAM dan Pengadilan
HAM.
Pelanggaran HAM berat menurut pasal 7 UU Nomor 26 tahun 2009 adalah genosida dan kejahatan
terhadap kemanusiaan. Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,ras,etnis dan agama dengan
cara :
 Membunuh anggota kelompok
 Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok
 Menciptakan kondisi kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
sebagian
 Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran didalam kelompok
 Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Sementara itu, kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.
Kejahatan tersebut berupa pembunuhan,pemusnahan, penganiayaan ataupun kejahatan apartheid
Hukum yang berlaku atas perkara pelanggaran HAM berat dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara
pidana yang diatur pada pasal 10 UU Nomor 26 tahun 2000. Dibentuknya Pengadilan HAM dan sanksi untuk
pelanggar HAM diharapkan dapat menempatkan Indonesia sebagai negara yang mempunyai komitmen untuk
menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM tanpa pandang bulu.
Implementasi HAM di Indonesia berdasarkan atau mengikuti arus politik yang tengah berjalan. Politik di
Indonesia bukan politik Islam,tetapi dalam banyak hal nilai-nilai Islam banyak masuk ke dalam perundang-
undangan negara. Ormas-ormas Islam yang berada di Indonesia menunjukkan sikapnya atas penolakan
terhadap terorisme, menjaga toleransi dan kerukunan beragama. Umat Islam Indonesia juga mengembangkan
kebijakan-kebijakan sosial dan berperan aktif dalam program pemberdayaan perempuan dan memberantas
kemiskinan.
Dengan mengatasnamakan suatu agama dan berbuat kekerasan bukan berarti pemeluk agama yang sama
adalah pelaku kekerasan. Begitu pula dengan mayoritas warga negara Indonesia yang memeluk agama Islam,
bukan berarti pula agama yang lain harus diasingkan.
HAM berlaku untuk semua manusia tanpa terkecuali

Anda mungkin juga menyukai