Anda di halaman 1dari 18

Andi Yudha Asfandiyar

Era global dan kompetitif


menuntut peran orangtua
maupun pendidik
untuk lebih tajam
ke arah pembentukan karakter
anak-anak yang kuat dan
Berakhlak mulia
Pendidikan bisa dimana pun...tetapi
yang utama dan pertama dimulai dari rumah
yang dilakukan ayah dan ibu.
Mengapa?
Orangtua ( Ayah dan Ibu)
• Bertanggung jawab atas kesejahteraan anak-
anaknya (Pasal 9, UU No.4 th 1979)
• Paling bertanggung jawab atas perkembangan
anak-anaknya.
• Yang pertama berinteraksi dengan anak-anaknya.
• Paling berpengaruh pada kepribadian dan karakter
anak.
• Lebih sering berteman dengan anak-anaknya.
10 hal untuk meningkatkan perkembangan
sehat otak dan karakter anak, yaitu :
1. Kehangatan dan cinta yang tulus.
2. Pengalaman langsung yang melibatkan seluruh
indera.
3. Interaksi melalui sentuhan.
4. Interaksi melalui pelukan.
5. Interaksi melalui senyuman.
6. Interaksi melalui nyanyian.
7. Mendengarkan (listening) penuh perhatian.
8. Mengapresiasi ekspresi anak.
9. Melayani percakapan mereka
10. Memberi rasa aman
Masyarakat Modern
bercirikan :
Mampu mengolah arus informasi.
Mampu bersaing. Berani berubah.
Beradaptasi
Terus menerus belajar (Curiousity).
Imajinatif.
Peka lingkungan.
Peran asuh (orangtua, guru dsb) mulai digeser oleh
media informasi (TV, internet, facebook, twitter,
blog, website, Line,Path, Tik Tok, IG, Zoom dst) Ini
sebuah Tantangan untuk beradaptasi!
“ Seperti halnya orang dewasa, anak memperoleh pelepasaan emosional
melalui pengalaman-pengalaman fiktif yang tidak pernah mereka alami dalam
kehidupan yang nyata.” (Josette Frank)

DONGENG, sebagai salah satu jawabannya.


Sebagai salah satu cara berkomunikasi, dongeng mempunyai manfaat
yang besar, karena mampu memicu dan memacu respon otak dan hati
pendengarnya secara efektif. Banyak sekali manfaat Dongeng bagi
anak-anak antara lain :

1.Memicu daya kritis dan curiosity anak


2.Merangsang imajinasi dan kreativitas anak
3.Melatih daya konsentrasi
4.Melatih anak-anak berasosiasi
5.Membangun budaya literasi
6.Merangsang jiwa petualangan anak-anak
7.Membantu anak-anak memahami nilai-nilai
sosial
8.Memupuk rasa keindahan, kehalusan budi
dan emosi anak
9.Mengasah intelektual anak
10.Membangun penguatan karakter anak-anak
11.Menjadi sarana hiburan dan kegembiraan
anak-anak.
“Imajinasi seseorang berkaitan langsung
dengan kemampuan analisis matematiknya,
orang belajar matematika harus punya imajinasi yang tinggi.
Sedang penemuan teknologi tinggi
membutuhkan perhitungan matematik yang akurat”
(Andi Hakim Nasution).
Apa saja PERSIAPAN BERCERITA/DONGENG

1. PERSIAPAN BAHAN CERITA


-Dipilihmateri yang sesuai dengan kondisi pendengar, umur dsb.
-Baik sekali dengan cerita yang berhubung dengan kehidupan sehari-hari.
-Bahan cerita yang punya alur jelas ( sederhana tapi padat isi )
-Materi cerita fantasi bisa dipakai dalam konteks menjaga imajinasi anak.
-Pokok-pokok ceritanya:
Siapa pelaku-pelaku utama cerita?
Kapan peristiwa itu terjadi?
Dimana terjadinya?
Apa yang terjadi (.babak-babak cerita ) ?
Apa penyebab terjadinya konflik ?
Apa inti pesan/hikmah yang terkandung dalam cerita tersebut?
2. PERSIAPAN PENCERITANYA
- Mengetahui siapa calon pendengarnya (dengan seluruh kondisinya)
- Siap dan mengusai materi
- Mampu menciptakan suasana akrab
 - Mempelajari latar belakang cerita yang menarik
- Mengusai bermacam karakter, baik karakter kata maupun karakter
tokoh
- Yakinlah pada diri Anda sendiri
- Perhatikan anak-anak dengan pandangan mata kita ( tak menatap
satu arah saja )
- Luwes dalam olah tubuh, seringkali pendongeng lupa akan ekspresi,
wajah, kapan harus gembira, takut, murung, kecewa, kaget, sedih,
marah dll.
- Kita perlu tenang dan konsentrasi tinggi
- Tanggap pada situasi dan kondisi
- Menjaga daya tahan tubuh, jangan terburu-buru.
3. PERSIAPAN TEMPAT

Situasi yang tepat, lokasi yang tenang,


membuat cerita/dongeng lebih mudah diserap dan mengena.
Gunakan tempat-tempat yang mampu mengkondisikan
anak-anak, pendengar menjadi lebih konsentrasi,
fokus, tenang dan lain-lain misalnya di taman,
di tempat sepi ( bukan berarti kuburan )
yang penting tenang.
4. PERSIAPAN MEDIA/PERAGA
• Banyak sekali alat-alat/media/ peraga yang bisa digunakan untuk
mendukung memperjelas ekspresi maupun impresi pesan yang
ingin disampaikan dalam bercerita ( ingat, anak belajar dengan
VISUAL, AUDITORIAL dan KINESTETIKAL )
• Media yang dipakai bisa apapun, tergantung materi cerita yang
akan dibawakan. Misalnya: lingkungan sekitar,boneka tangan,
boneka utuh, perkusi, benda-benda sekitar kita ( daun, sendok,
batu, sepatu, poster, flipchart, foto, koran/majalah, boneka, anak-
anak, topeng,Video, animasi, LCD dst. )
5. TEKNIK BERCERITA
3 Aspek penting dalam bercerita yaitu
 SEDERHANA
LANGSUNG
TIDAK BERTELE-TELE
 Apa saja persiapannya :
 
• Mempersiapkan diri dengan tulus, ikhlas, kasih sayang.
• Citra pertama /pendahuluan harus menarik/mempesona
• Tidak ragu-ragu/yakin
• Tetap menuju sasaran ( membangun cerita diatas kata-kata, informasi dan
mimik muka )
• Perhatikan waktu
• Bayangkan kejadian seolah-olah anda berada pada peristiwa tersebut
• Gunakan perrcakapan/dialog
• Ekspresikan melalui mimik dan gerak. Berlatihlah dengan cara
• Berdialog sendiri (monolog)
• Berlatih mimik di depan cermin
• Berlatih dengan teman
• Berdialog dengan benda-benda mati seakan-akan dia hidup
• Berlatih vokal secara “lepas” jangan “disimpan’ atau ditahan-tahan
• Gunakan nada suara: kapan tinggi, rendah, kecil, besar, cepat,
lambat, dst. Jangan sampai terjadi karena belum siap ambil nafas,
sudah berbicara, akhirnya kehabisan ditengah-tengah.
• Penyampaian cerita harus jelas dan menawan.
• Perubahan gerak, mimik tak terduga perlu dilakukan.
• Gunakan kata-kata yang mudah difahami pendengar
• Jangan bercerita terlalu cepat atau lambat
• Dalam mengakhiri cerita harus jelas klimaksnya meskipun berkahir
dengan membuat penasaran pendengarnya.
• Jangan menyisipkan ajaran moral di tengah-tengah cerita, karena
akan merusak konsentrasi pendengar.
• Tunjukkan bahwa Anda bersungguh-sungguh dalam bercerita

 
“Semua pengalaman
masa usia dini ( Total
Past Learning
History )
menegaskan
kunci penting
dalam membangun
fondasi
dan semua
kemampuan otak”

( Schore, 1990 ; Perry, 1994 )


Referensi :
Buku : Cara Pintar Mendongeng

Terima kasih (Andi Yudha A.),


Creative Parenting Today

Semoga bermanfaat (Andi Yudha A.)

Anda mungkin juga menyukai