Anda di halaman 1dari 13

MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU

DAN MAKHLUK SOSIAL

KELOMPOK 5
Anggota Kelompok

Arcela Sambuari Farhan Lombone Jesika Mamadoa Pingkan Pelle

Rivansa Rumengan Utari Sembiring Visi Dina Johana Tuwo Diana Wenda
Manusia Sebagai Makhluk Individu
In – Tidak (Inggris) Divided – Terbagi (Inggris)
Individu
Individum – Tidak Terbagi (Latin)

Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu apabila
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.

Sebagai individu, manusia memiliki ciri khasnya sendiri, tidak ada yang sama persis satu
dengan yang lainnya. Ciri seorang manusia salah satunya dapat dikenali dengan fisik dan
sifatnya.
Contoh: Lisa berambut pendek dan orangnya ceria.
FAKTOR GENOTIP dan FENOTIP
Seorang individu adalah penggabungan antara faktor Genotip dan Fenotip

Faktor Genotip Faktor Fenotip


Adalah faktor yang dibawa seseorang sejak ia Adalah faktor yang dipengaruhi lingkungan.
lahir dan ini merupakan faktor keturunan.
Lingkungan Fisik – lingkungan sekitar tempat
Contoh: kemiripan fisik dengan orangtua, ras tinggalnya (kondisi geografis, iklim dan lainnya)
dan warna kulit. Lingkungan Sosial – lingkungan tempat individu
berinteraksi (keluarga, teman, sekolah dan
lainnya)

PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU


1. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
2. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasar manusia atas dirinya.
3. Merealisasikan segenap potensi diri, baik dari sisi jasmani maupun sisi rohani.
4. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
KEPRIBADIAN
Dalam diri seorang individu juga dikenal yang dinamakan dengan “Kepribadian”

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran, dan kekhasan biologis dan
psikologis yang dimiliki seseorang dan berhubungan dengan pesanan dan kedudukannya
dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya.
- Mayor Polak

Kepribadian ialah beberapa ciri watak yang dipelihara seseorang secara lahir, konsisten, dan
konsekuen. Setiap manusia melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsug
selama manusia masih hidup di dunia ini, kepribadian seseorang individu dapat terbentuk
dalam bertingkah laku sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan
orang lain.
- Koentjaningrat
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Menurut Sigmund Freud, kepribadian manusia terdiri atas 3 elemen yang bekerj
a untuk membentuk kepribadian manusia, yaitu:

ID EGO
Komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk
Komponen yang hadir sejak lahir, aspek
menangani dengan realitas. Ego terkembang dari id dan
kepribadian sepenuhnya sdar dan termasuk dari
memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan
perilaku naluriah dan primitive. ID juga didorong
dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Ego juga
oleh prinsip kesenangan untuk kepuasan
bekerja berdasarkan prinsip realitas yang berusaha untuk
segera dari semua keinginan dan kepuasan.
memuaskan keinginan id dengan cara yang realistis dan
sosial yang sesuai.

SUPEREGO
Untuk mengembangkan kepribadian, superego adalah
aspek kepribadian yang menampung semua standar
internalisasi moral. Dan cita – cita yang kita peroleh
dari kedua orangtua dan masyarakat. Superego
memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
PANDANGAN ATAS PERTUMBUHAN INDIVIDU

Pandangan Navistik

1
Menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata ditentukan atas dasar faktor dari
dalam individu sendiri, seperti bakat dan potensi, termasuk pula hubungan atau kemiripan
dengan orang tuanya. Misal, jika ayahnya seniman maka sang anak akan menjadi seniman
pula.

2 Pandangan Empiristik
Menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata didasarkan atas faktor lingkungan.
Lingkunganlah yang akan menentukan pertumbuhan seseorang. Pandangan ini bertolak
belakang dengan pandangan nativistik.

3
Pandangan Konvergensi
Menyatakan bahwa pertumbuhan individu yang dipengaruhi oleh faktor diri individu dan
lingkungan. Bakat anak merupakan potensi yang harus disesuaikan dengan ciptakannya
lingkungan yang baik sehingga ia bisa tumbuh secara optimal. Pandangan ini berupaya
menggabungkan kedua pandangan sebelumnya.
Sebagai mahkluk individu manusia juga tidak mampu hidup sendiri, artinya manusia juga
harus hidup bermasyarakat. Adapun yang menyebabkan manusia selalu bermasyarakat
antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia,
misalnya;
1. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.
2. Hasrat untuk membela diri.
3. Hasrat untuk mengadakan keturunan

Hal ini dinyatakan semenjak manusia lahir yang dinyatakan untuk mempunyai dua keinginan
pokok, yaitu:
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya.
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena:
1. Dalam diri manusia terdapat dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan manusia
lain.
2. Ada kebutuhan sosial (Social Need) untuk hidup berkelompok dengan manusia lain.
3. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa manusia lain dan tidak bisa lepas dari pengaruh
manusia lain dalam hidupnya.
Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah “Zoon Politicon” atau manusia adalah
makhluk social yang selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu kita wajib
untuk memperhatikan orang lain, menolong, membantu dan berusaha untuk membahagiakan
orang lain yang membutuhkan.

Contoh Interaksi
Interaksi tidak harus dilakukan
secara langsung, di era digital dan
masa pandemi ini kita bisa
berinteraksi menggunakan
teknologi seperti zoom dan google
meet
NORMA – NORMA DALAM MASYARAKAT
Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial mendorong manusia untuk saling berinteraksi dan membentuk
peran – peran. Peran dan interaksi yang dimaksud sebagai contoh adalah: membuat kelompok-kelompok sosial
dan menciptakan norma dalam masyarakat sebagai tata aturan yang harus ditaati. Berikut adalah norma –
norma dalam masyarakat:

1. Norma Agama 2. Norma Kesopanan


Norma yang tumbuh berkembang dalam kehidupan
Norma yang menjadi pedoman hidup bagi manusia
masyarakat tertentu. Didasari oleh kebiasaan,
yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
kepantasan dan kepatutan yang berlaku di masyarakat.
Contoh: beribadah menurut ajaran agama masing –
Contoh: menggunakan panggilan ‘kak’, ‘pak’, ‘bu’ dan
masing, jujur dan taat kepada Tuhan.
Bahasa yang lebih halus kepada orang yang lebih tua.
Sanksi: dosa di akhirat
Sanksi: cemooh dari masyarakat

3. Norma Kesusilaan 4. Norma Hukum


Peraturan hidup yang berasal dari hati nurani manusia
Berasal dari pemerintah dan diatur dalam
yang memdorong manusia menghindari perbuatan
UUD.Sifatnya memaksa karena bertujuan untuk
burukdan melakukan perbuatan baik.
melindungi kehidupan masyarakat
Contoh: berperilaku sopan, menghormati orang lain
Contoh: merampok adalah tindak kriminal yang
dan bersikap toleran.
harus dihukum sesuai UU.
Sanksi: cemooh dan dikucilkan masyarakat, memiliki
Sanksi: penjara dan denda
banyak prasangka.
Tahap Sosialisasi Menurut George Herbert Mead
Sosialisasi adalah masa yang penting dalam perkembangan kehidupan sosial manusia,
George Herbert Mead membagi tahap sosialisasi menjadi 4, yaitu:

Tahap Persiapan (Prepatory Stage) Tahap Meniru (Play Stage)

1 Tahap ini berlangsung sejak seorang manusia lahir


di bumi. Ia akan mulai memperoleh pemahaman
akan dirinya sendiri. Di tahap ini seorang akan
2 Seorang anak mulai belajar dengan meniru peranan
orang-orang di sekitarnya. Kemampuan anak akan
tambah terbentuk, contohnya seperti: menempatkan
mulai melakukan proses peniruan tidak sempurna diri pada posisi orang lain, kesadaran lingkungan
akan lingkungan sekitarnya. sosial, mengingat orang penting (significant other)
seperti keluarga dan peran tiap anggotanya.

Tahap Siap Bertindak (Game Stage) Tahap Penerimaan Norma Kolektif

3 Anak sudah tidak terlalu meniru orang lain, karena


dia telah lumayan paham tentang apa yang harus
4 (Generalized Stage)
Tahap dimana seseorang sudah dianggap dewasa
karena dia sudah mampu untuk hidup, bertindak
dilakukan dalam kehidupan sosial. Ia sudah
memiliki kemampuan untuk bermain Bersama dan berinteraksi ditegah-tengah masyarakat luas. Ia
anak lainnya. Selain itu, di tahap ini hubungan pun memiliki rasa hormat dan dapat menghargai
sosial anak akan semakin luas dan kompleks. orang lain. Norma-norma dan peraturan yang
Seperti pemahaman akan peraturan dan norma- berlaku dalam masyarakat juga sudah dia mengerti
norma tertentu. dan berusaha menaatinya.
PERAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi sebagai berikut:
1. Kesadaran akan ketidakberdayaan bila manusia seorang diri
2. Kesadaran akan keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain
3. Penghargaan akan hak – hak milik orang lain
4. Ketaatan terhadap norma – norma yang berlaku

INTERAKSI SOSIAL

Asosiatif Disosiatif
Adalah bentuk interaksi yang mengarah Adalah bentuk interaksi yang mengarah
kepada persatuan, diantaranya: kepada perpecahan, diantaranya:
• Akomodasi • Persaingan (yang tidak sehat)
• Kerja sama • Pertikaian atau pertentangan
• Asimilasi • Kontroversi
• Akulturasi
Terima Kasih
Sekian presentasi dari kelompok kami.
Mohon maaf bila ada salah kata.

Anda mungkin juga menyukai