Anda di halaman 1dari 18

MODUL 5

HAKIKAT SASTRA INDONESIA


01
Konsep Sastra Indonesia
A.Pengertian Sastra Dan Sastra Anak

Dalam KBBI, (2001:1001-1002), sastra didefinisikan sebagai bahasa (kata-kata, gaya bahasa)
yang dipakai dalam kitab-kitab ( bukan bahasa sehari-hari). karena merujuk pada penggunaan
bahasa dalam kitab-kitab yang tidak merujuk pada bahasa sehari-hari, pengertian sastra ini
indentik dengan penggunaan bahasa yang indah.Dal pergertian yang lain,Jakob Sumardja dan
Saini, K.M. (1991:3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang
berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,ide, semangat,dan keyakinan dalam bentuk
gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Menurut asal-usul
bahasanya, Teeuw (1984) menjelaskan bahwa istilah sastra disebut literature (bahasa Inggris),
literatur(bahasa Jerman),dan litterature (Prancis), yang ketiga nya sama-sama berasal dari
bahasa latin littertura. Dalam bahasa Indonesia, kata sastra berasal dari bahasa
sansekerta,yakni berasal dari akar kata sas-, yang dalam kata kerja turunannya diartikan
sebagai "mengarahkan", "mengajar", dan "memberi petunjuk atau instruksi". Akhiran -tra
menunjukkan alat berdasarkan asal kata dalam bahasa Sanskerta, diartikan sebagai alat untuk
mengajar,buku petunjuk, dan buku instruksi atau pengajaran.
Sedangkan sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetikanya
dominan yang bermediumkan bahasa,baik lisan maupun tertulis, yang secara khusus
dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-
anak (Santosa, 2003: 8.3).
B. Ciri Sastra Anak
Menurut Sarumpaet (dalam Santosa, 2003: 8.4) ada Maksud dari penyajian dengan gaya secara
tiga ciri Sastra Anak yang membedakannya dengan langsung adalah dalam sajiannya, cerita
sastra orang dewasa. Ketiga ciri tersebut adalah dideskripsikan secara singkat dan langsung
adanya unsur pantangan, sajian sajian yang
dilakukan dengan gaya secara langsung,dan adanya
menuju pada sasaran. Artinya kalaupun ada
funsi terapan. yang dimaksud dengan unsur pemaparan, sifatnya tetap dinamis dan dalam
pantangan adalah bahwa dalam menentukan tema ruang lingkup permasalahan yang tetap satu
dan amanat sastra anak ada hal-hal yang harus jalinan.
dihindari.secara umum , sastra anak harus
menghindari tema atau amanat, yang antara lain Maksud dari fungsi terapan sebagai salah satu
menyangkut permasalahan seks,cinta yang ciri Sastra anak adalah bahwa dalam sastra
erotis,dendam yang menimbulkan kebencian,
kekejaman,prasangka buruk dan kematian.
anak sajian cerita yang ditampilkan harus
bersifat informatif dan mengandung unsur-
unsur yang bermanfaat,baik sebagai
pengetahuan umum, maupun keterampilan
khusus.
C. Genre Dan Fungsi Sastra

Genre sastra adalah istilah yang sama untuk merujuk pada


pengertian jenis sastra.seperti hal nya pada Karya sastra pada
umumnya,genre sastra anak di bagi menjadi tiga garis besar,
yakni prosa, puisi, dan drama.istilah prosa dalam modul ini sama
artinya dengan novel, meskipun alam kemunculannya
berbeda.sedangkan jenis sering dijumpai,baik dalam majalah
anak-anak maupun koran edisi Minggu yang berisi rubrik anak-
anak.Hal yang menarik adalah walaupun drama sangat jarang
ditemukan, tetapi drama yang telah diaudiovisualkan dalam
bentuk yang lebih kompleks lagi, seperti film kartun dan animasi
sangat banyak dan terbukti paling banyak beredar dan
efektif.Dari Indonesia dahulu kita memiliki film boneka Si Unyil.
D. Cara Membaca Dan Menikmati Karya Sastra

Dalam KBBI (2001 : 47) apresiasi didefinisikan sebagai (1) kesadaran terhadap nilai seni dan budaya, (2)
penilaian ( penghargaan) terhadap sesuatu, dan (3) kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau
permintaan akan barang yang bertambah. Definisi yang ke 3 , tidak perlu untuk diperhatikannya karena kata
apresiasi yang di maksud adalah berkaitan dengan dunia ekonomi.jadi rujukan yang harus di rujuk adalah
batasan (1) dan (2).

Secara lebih spesifik, Santosa ( 2003: 8.15) memberikan tiga rumusan apresiasi anak yang dapat penulis
paparkan sebagai berikut :
1. Apresiasi sastra anak adalah penghargaan ( terhadap karya sastra anak) yang didasarkan pada
pemahaman.
2. Apresiasi sastra anak adalah penghargaan atas karya sastra anak sebagai hasil pengenalan, pemahaman,
penafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam karya sastra anak.
3. Apresiasi sastra anak adalah kegiatan menggauli cipta sastra anak dengan sungguh-sungguh hingga
tumbuh pengertian, penghargaan, serta kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap
cipta sastra anak.
Kegiatan mengapresiasi karya sastra anak dapat dilakukan melalui kegiatan:
1.Kegiatan Apresiasi Langsung
Kegiatan apresiasi langsung merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh nilai kenikmatan
dan kenikmatan karya sastra diapresiasi.kegiatan apresiasi ini mencakup tiga kegiatan, yakni
(a) membaca sastra anak,
(b) mendengarkan sastra anak ketika dibacakan/dideklarasikan, dan
(c) menonton pertunjukan sastra anak ketika karya sastra anak dipentaskan.
2.Kegiatan Apresiasi tidak Langsung
Kegiatan apresiasi tidak langsung merupakan kegiatan apresiasi yang menunjang pemahaman terhadap karya
sastra.kegiatannya meliputi tiga hal, yakni (a) mempelajari teori sastra (b) mempelajari esai dan kritik sastra, serta (c)
mempelajari sejarah sastra.
3.Kegiatan Pendokumentasian
Kegiatan pendokumentasian sebagai salah satu kegiatan apresiasi sastra merupakan bentuk apresiasi sastra yang
secara nyata ikut melestarikan keberadaan Karya sastra.
4.Kegiatan Kreatif
Maksud dari kegiatan kreatif dalam apresiasi sastra anak adalah segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kecintaan,dan penghargaan terhadap sastra anak.
 
02

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN KARYA


SASTRA
A. PENGANTAR
Materi unsur-unsur pembangun karya sastra merupakan salah satu materi yang berguna bagi
anda karena di dalamnya membicarakan tentang struktur karya sastra sebagai sebuah karya fiksi
yang tertentu saja terdiri atas beberapa hal yang harus saling berkaitan. Struktur pembangun
karya fiksi tersebut terdiri atas
(1) struktur luar atau yang dikenal dengan ekstrinsik,dan
(2) struktur dalam atau yang lebih populer disebut struktur intrinsik.
Struktur luar adalah segala macam unsur yang berada di luar karya sastra,tetapi kehadirannya
sangat mempengaruhi cerita yang disajikan. Struktur dalam adalah unsur-unsur yang
membentuk karya sastra it sendiri,baik pada prosa,puisi maupun drama.
B. UNSUR INTRINSIK PROSA
1.Tokoh
Tokoh penokohan dan perwatakan merupakan salah satu hal yang kehadirannya amat penting.
Bahkan,sangan menentukan. Cara menghadirkan perwatakan dan penokohan ini dapat
dilakukan dengan dua cara
a. Secara analitik adalah penggambaran langsung yang dilakukan seseorang pengarang tentang
watak atau karakter tokoh. Seperti contoh keras kepala.
b. Secara dramatik adalah penggambaran perwatakan yang tidak dilakukan secara langsung.
Seperti contoh penggambaran postur tubuh.

2. Tema
Tema atau sering disebut gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dapat pula kita identifikasi
melalui konflik sentral yang terjadi.
3. Alur
Alur merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah cerita. Rangkaian peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita dan
dialami tokoh-tokohnya dinamakan alur.
Alur cerita rekaan terbagi menjadi empat yakni,
a. Alur buka merupakan bagian awal cerita ketika situasi mulai terbentang sebagai suatu kondisi permulaan yang akan
dilanjutkan dengan kondisi berikutnya.
b.Alur tengah merupakan paparan cerita ketika kondisi mulai bergerak ke arah kondisi yang mulai memuncak.
C..Alur puncak merupakan paparan cerita ketika kondisi mencapai titik puncak sebagai klimaks peristiwa.
d. Alur tutup merupakan akhir cerita ketika kondisi yang memuncak mulai menampakkan pemecahan atau penyelesaian.

4. Latar atau Landas Tumpu


Latar atau landas tumpu adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi yang berbentuknya dapat bermacam-macam.
Latar cerita dibedakan menjadi dua bagian yaitu,
a. Latar sosial meliputi penggambaran keadaan masyarakat,kelompok-kelompok sosial,seperti sikap,adat istiadat,cara
hidup,dan bahasa yang digunakan.
b. Latar fisik adalah tempat dalam wujud fisiknya,yaitu segala sesuatu yang membangun daerah tertentu.
5. Gaya Penceritaan
Gaya penceritaan adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa agar menimbulkan efek-efek atau
penekanan tertentu.
Berbagai usaha dan tindakan perlu dilakukan agar pembaca dapat tertarik sehingga dapat menyerap gagasan yang ingin
disampaikannya. Berbagai usaha dan tindakan tersebut dapat dilakukan dengan
 
a Pemilihan materi bahasa
Pemilihan materi bahasa adalah segala upaya yang dilakukan seseorang pengarang dalam menyeleksi perbendaharaan
bahasanya agar gagasan yang akan disampaikannya dapat diterima dengan baik oleh para pembacanya.
 
b. Pemakaian ulasan
Pemakaian ulasan adalah segala upaya pengarang untuk lebih menekankan gagasan yang disampaikannya melalui ulasan-
ulasan sehingga dapat diterima pembaca dengan amat baik dan benar-benar sesuai dengan harapan pengarang

c. Pemanfaatan gaya bertutur


Dalam setiap karya sastra,masalah gaya penyampaian sering disebut dengan gaya bahasa. Hal inilah,salah satunya yang
membedakan karakteristik seseorang pengarang dengan pengarang lainnya. Dengan kata lain,gaya penyampaian ini amat
menentukan visi kepengarangan seorang sastrawan.
6. Pusat pengisahan
Pusat pengisahan adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya atau dari mana seseorang pengarang
melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam ceritanya itu. Dari titik pandangan inilah pembaca mengikuti jalannya cerita
dan memahami temanya.
Pusat pengisahan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti
a. Pengarang sebagai tokoh cerita
Pengarang sebagai tokoh cerita bercerita tentang keseluruhan kejadian atau peristiwa,khususnya yang menyangkut diri
tokoh.
b. Pengarang sebagai tokoh sampingan
Orang yang bercerita dalam pusat pengisahan jenis ini adalah seorang tokoh sampingan yang menceritakan peristiwa lain
secara bertalian,khususnya dengan tokoh utamanya. Sesekali peristiwa yang disampaikan juga menyangkut tentang dirinya
sebagai pencerita.
c. Pengarang sebagai orang ketiga
Pengarang sebagai orang ketiga yang berada di luar cerita bertindak sebagai pengamat sekaligus sebagai narator yang
menjelaskan peristiwa yang berlangsung serta suasana dan pikiran para pelaku cerita.
d. Pengarang sebagai pemain atau narator
Pusat pengisahan ini menempatkan seorang pemain yang bertindak sebagai pelaku utama cerita,dan sekaligus sebagai
narator yang menceritakan tentang orang lain selain dirinya. Suatu ketika ia terlibat dalam cerita,tetapi pada saat yang lain ia
pun berlaku sebagai seorang pengamat yang berada di luar cerita.
C. UNSUR INTRINSIK PUISI
Tidak seperti prosa,unsur-unsur intrinsik pada puisi relatif lebih sedikit. Hal ini
disebabkan karena hakikat puisi adalah karya sastra yang padat makna dan memiliki
sifat seni yang dominan. Menurut hakikat puisi tersebut maka unsur yang terpenting
dalam puisi adalah adanya unsrur estetis atau unsur keindahan dan unsur arti atau
makna.

1.)Unsur-unsur Estetik Bunyi


Unsur-unsur estetik bunyi terdiri atas persajakan,kiasan bunyi dan orkestrasi. Unsur-
unsur tersebut saling berjalinan untuk memperoleh ekspresivitas secara intensif.
Pembahasan keduanya akan kita pisahkan
a. Persajakan
Sajak adalah ulangan bunyi,baik berupa aliterasi maupun asonan. Misalnya pola sajak akhir a-a-a dan pola
sajak pantun,yaitu a-b-a-b. Seperti contoh
Berakit-rakit/ke hulu
Berenang-renang/ke tepian
Bersakit-sakit/dahulu
Bersenang-senang/kemudian
b. Orkestrasi
Orkestrasi adalah bunyi musik pada puisi,kombinasi satuan-satuan estetika bunyi,aliterasi dan asonansi di
awal,tengah,dan akhir. Seperti kutipan karya J.E Tatengkeng berikut ini
Bulan Terang
Sunyi lengang alam terbentang
Udara jernih sejuk tenang
Di langit mengerlip ribuan bintang
2).Unsur-unsur Estetik Satuan Arti
Unsur-unsur ini berupa kata,frase,dan kalimat yang dipilih dan disusun untuk mendapatkan
nilai estetik. Dalam proses penciptaan puisi,penyair sering kali mengganti kata-kata untuk
mendapatkan pilihan yang tepat. Pilihan yang tepat harus sesuai dengan unsur bunyi,unsur
arti,suasana,tempat terjadinya peristiwa,dan konsep keindahan. Seperti contoh fiksi pada bait
puisi karta Hamzah berikut ini.
 
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dulu
 
Frase habis kikis sebenarnya dapat diganti dengan hanis larut,namun tidak terdapat
persamaan bunyi frase habis larut.
THANKS
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai