Anda di halaman 1dari 16

Mengidentifikasi

hazard dan resiko


Oleh kelompok : 9
⊹ Shalli Shavira R
⊹ Ulin Fahmil A
⊹ Vika Violeta N
⊹ Arlin Anesty
⊹ Aurelia Ramadila
⊹ Revalina Silmy A
2
Bahaya(hazard) adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk
menimbulkan cidera pada manusia, kerusakan pada peralatan /
struktur, kerugian material, menurunkan kemampuan / fungsi
tertentu. Sedangkan

Risiko (Risk) adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang
dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung
atau kejadian yang akan datang.

3
hazard(bahaya)
Identifikasi bahaya harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga
tidak ada potensi bahaya yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Tahapan
identifikasi bahaya secara umum meliputi :
1. Pengenalan kegiatan untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan
tahapan kegiatan tertentu dari serangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh
organisasi yang menghasilkan atau mendukung satu atau lebih produk jasa;
2. . Pengenalan bahaya untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan
potensi bahaya yang terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau pekerjaan
(persiapan, pelaksanaan, penyelesaian) dan akibatnya (kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja);
3. Pengukuran potensi bahaya;
Metode tahapan identifikasi


1) Metode Perbandingan, yaitu metode yang membandingkan rancangan terhadap suatu standar atau
desain, dan berbentuk seperti daftar periksa (checklist).
2) Metode fundamental, yaitu metode yang tersusun untuk memotivasi orang yang menerapkan
pengetahuan dan pengalaman mereka dengan tujuan mengidentifikasi bahaya.
⊹ Preliminary Hazard Analysis (PHA) atau Analisis Bahaya Awal
⊹ Hazard Operability Study (HAZOPS)
⊹ Risk Based Inspection (RBI),
⊹ What-If
⊹ Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) atau Analisis Pola Kegagalan dan Akibat,
⊹ Semi-quantitave Risk Assessment
⊹ Quantitative Risk Assessment 5
Risk Assessment (Penilaian
Risiko)
⊹ Kualitatif : menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara membandingkan terhadap suatu
deskripsi / uraian dari parameter (peluang  dan akibat) yang digunakan. Umumnya pada metode ini
menggunakan bentuk matriks risiko dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat.  

⊹ Semikuantitatif: Metode ini pada prisipnya hampir sama dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada
metode ini uraian / deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai / score tertentu.
Parameter yang dipakai dapat lebih banyak, misalnya parameter pemaparan / exposure. Tingkat risiko
dinyatakan sebagai hasil penjumlahan atau perkalian dari angka / score tersebut.

⊹ Kuantitatif: Metode penilaian ini dilakukan dgn menen-tukan nilai dari masing-masing parameter yg
didapat dari hasil analisa data yg repre-sentatif. Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan
dgn beberapa metode, seperti: analisa statistik, model komputer, simulasi, Fault Tree Analysis (FTA),
Failure Mode & Effects Analysis (FMEA), Hazard Operability Study (HAZOPS), dll.

6
NO Kasus Hazard Resiko
1. Seorang perawat sedang melakukan pendekatan untuk Perawat mendapatkan kekerasan Perawat mengalami luka dan
mengumpulkan data,salah satu pasiennya ngamuk,berteriak dan fisik sekaligus verbal pada saat mentalnya tidak stabil.
memukul mukul kepalanya ke dinding. Dia mencoba melakukan pengkajian kepada
menghentikan dan menenangkannya tapi pasien nya secara pasien.
emosinal malah menendang dadanya membuat dia terluka

2. Seorang Perawat melakukan perawatan luka diabetes melitus Ergonomic hazard,terlalu lama 1. Perawat
pada salah satu pasien yang dirawat di ruang Melati. Luas area menunduk,tindakan jauh dari mengalami kifosis
yang dilakukan perawatan meliputi area lutut sampai dengan jangkauan perawat
ujung jari kaki sebelah kiri.Dalam melakukan perawatan, mengakibatkan pegal dan rasa
akibat terlalu lama
perawat tersebut harus berada pada posisi sedikit menunduk tidak nyaman menunduk
karena tempat tidur pasien terlalu rendah dan area kaki kiri
pasien yang agak jauh dari jangkauan. Perawat tersebut
membutuhkan waktu lebih kurang 1,5 jam untuk menyelesaikan
seluruh perawat luka pada kaki pasien
3. Seorang perawat baru saja melakukan tindakan penyuntikan 1. Perawat terjatuh dengan 1. Perawat akan terpeleset
pada pasien AIDS di ruang isolasi. Perawat tersebut membuang spuit bekas karena lantai yang licin
spuit bekas pakai di tempat sampah, pada saat bersamaan 2. Spuit terjatuh mengenai 2. Cs mendapat kekerasan
seorang cleaning service sedang mengepel lantai dan perawat perawat/cs verbal dari perawat
tersebut hampir terpeleset karena melewati lantai yang licin

7
NO Kasus Hazard Resiko

4. seorang perawat di salah satu rumah sakit diketahui positif Hazard biologis,perawat tertular 1. Tingkat resiko untuk
covid-19 pasca menangani pasien covid-19. Berdasarkan penyakit Covid-19 dari pasien tertular covid-19
informasi, perawat tersebut diduga tertular pasca menangani pada saat menanggani dan meningkat
dan melakukan tindakan awal pada pasien positif covid-19 melakukan tindakan awal pada 2. Berkurangnya tenaga
tersebut, perawat terkena covid-19 berinisal Ru dan bertugas di pasien covid-19 kesehatan
ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Gunung Jati. Ru
diketahui merupakan perawat pertama covid-19 yang masuk
rumah sakit tersebut
5. Seorang perawat baru saja melakukan tindakan penyuntikan Biomechanical hazard, Perawat Perawat akan tertular penyakit
pasien AIDS di ruang isolasi. Pada saat perawat tersebut tertusuk jarum AIDS
membereskan alat setelah tindakan, jari perawat tersebut
tertusuk jarum bekas menyuntik pasien AIDS.

6. Seorang perawat melakukan penyuntikan obat kemoterapi pada Chemical Hazard,perawat 1. Merusak jaringan kulit
pasien kanker di salah satu rumah sakit. Pada saat melakukan mengalami luka bakar pada perawat
penyuntikan, tanpa sengaja perawat menumpahkan cairan obat tangannya yang diakibatkan dari 2. Perawat akan kesulitan
tersebut ke tangannya yang menyebabkan tangan perawat tumpahan cairan obat dalam memberikan
mengalami luka bakar. tindakan
3. Klien kurang percaya
terhadap perawat,akibat
kelalaian perawat sendiri

8
Penilaian Resiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi
dengan nilai keparahan suatu resiko. Untuk menentukan
kagori suatu resiko apakah itu rendah, sedang, tinggi ataupun
ekstrim dapat menggunakan metode matriks resiko 
Keparahan
Tabel Matriks Resiko Sangat Sangat
Ringan Sedang Berat
Ringan Berat

Sangat
Sedan Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering

Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim


Frekuensi Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi

Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Jarang
9
parameter keseringan dari tabel matriks resiko  
Kategori Keseringan Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Terjadi 1X dalam masa lebih Probabilitas 1 dari 1.000.000


Sangat Jarang
dari 1 tahun jam kerja orang lebih

Probabilitas 1 dari 1.000.000


Jarang Bisa terjadi 1X dalam setahun
jam kerja orang

Probabilitas 1 dari 100.000


Sedang Bisa terjadi 1X dalam sebulan
jam kerja orang

Bisa terjadi 1X dalam Probabilitas 1 dari 1000 jam


Sering
seminggu kerja orang

Probabilitas 1 dari 100 jam


Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari
kerja orang

10
parameter keparahan dari tabel matriks resiko 
Kategori
Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Keparahan
Tidak terdapat cedera/penyakit, tenaga kerja dapat Total kerugian kecelakaan kerja kurang dari Rp.
Sangat Ringan
langsung bekerja kembali 1.000.000

Cedera ringan, tenaga kerja dapat langsung bekerja Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 1.000.000 –
Ringan
kembali Rp. 1.500.000
Mendapat P3K atau tindakan medis, tidak ada hilang jam Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 1.500.000 –
Sedang
kerja lebih dari 1X24 jam Rp. 5.000.000

Memerlukan tindakan medis lanjut/rujukan, cacat Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 5.000.000 –
Parah
sementara, terdapat jam kerja hilang 1X24 jam Rp. 10.000.000

Cacat Permanen, Kematian, terdapat jam kerja hilang


Sangat Parah Total kerugian kecelakaan kerja lebih dari Rp. 10.000.000
lebih dari 1X24 jam

representasi kategori resiko yang dihasilkan dari penilaian


matriks
Rendah resiko Perlu Aturan/Prosedur/Rambu
Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas
11
Kasus 1
Diketahui :
Seorang perawat sedang melakukan pendekatan untuk mengumpulkan data,salah satu pasiennya
ngamuk,berteriak dan memukul mukul kepalanya ke dinding. Dia mencoba menghentikan dan menenangkannya


tapi pasien nya secara emosinal malah menendang dadanya membuat dia terluka.

Penyelesaian matriks resiko :


Frekuensi : Sedang (Bisa terjadi 1X dalam sebulan,dengan probabilitas 1 dari 100.000 jam kerja
orang)
Keparahan : Sedang (Mendapat P3K atau tindakan medis, tidak ada hilang jam kerja lebih dari
1X24 jam)
Sehingga tingkat resiko BERDASARKAN MATRIKS RESIKO adalah SEDANG, perlu tindakan
langsung

Kasus 2
Diketahui :
Seorang Perawat melakukan perawatan luka diabetes melitus pada salah satu pasien yang dirawat di ruang Melati. Luas area yang
dilakukan perawatan meliputi area lutut sampai dengan ujung jari kaki sebelah kiri.Dalam melakukan perawatan, perawat tersebut
harus berada pada posisi sedikit menunduk karena tempat tidur pasien terlalu rendah dan area kaki kiri pasien yang agak jauh dari
jangkauan. Perawat tersebut membutuhkan waktu lebih kurang 1,5 jam untuk menyelesaikan seluruh perawat luka pada kaki pasien .

12
Penyelesaian matriks resiko :
Frekuensi : Sering (Bisa terjadi 1X dalam seminggu)
Keparahan : Ringan (Cedera ringan, tenaga kerja dapat langsung bekerja kembali)
Sehingga tingkat resiko BERDASARKAN MATRIKS RESIKO adalah SEDANG, perlu tindakan langsung


Kasus 3
Diketahui :
Seorang perawat baru saja melakukan tindakan penyuntikan pada pasien AIDS di ruang isolasi. Perawat tersebut
membuang spuit bekas pakai di tempat sampah, pada saat bersamaan seorang cleaning service sedang mengepel
lantai dan perawat tersebut hampir terpeleset karena melewati lantai yang licin

Penyelesaian matriks resiko :


Frekuensi : Jarang
Keparahan : Ringan
Sehingga tingkat resiko berdasarkan matriks resiko adalah SEDANG, perlu tindakan langsung

Kasus 4
Diketahui :
Seorang perawat di salah satu rumah sakit diketahui positif covid-19 pasca menangani pasien covid-19.
Berdasarkan informasi, perawat tersebut diduga tertular pasca menangani dan melakukan tindakan awal pada
pasien positif covid-19 tersebut, perawat terkena covid-19 berinisal Ru dan bertugas di ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RSUD Gunung Jati. Ru diketahui merupakan perawat pertama covid-19 yang masuk rumah sakit
tersebut.


Penyelesaian matriks resiko
Frekuensi : Sering
Keparahan : Sangat parah
Sehingga tingkat resiko berdasrkan matriks resiko adalah ekstrim, pada kondisi ekstrim memerlukan perhatian
managemen atas

Kasus 5
Diketahui :
Seorang perawat baru saja melakukan tindakan penyuntikan pasien AIDS di ruang isolasi. Pada saat perawat
tersebut membereskan alat setelah tindakan, jari perawat tersebut tertusuk jarum bekas menyuntik pasien AIDS.

Penyelesaian matriks resiko


Frekuensi : Sering
Keparahan : Parah
Sehingga tingkat resiko pada matriks resiko adalah TINGGI ,perlu perencanaan pengendalian. 14
Kasus 6
Diketahui :


Seorang perawat melakukan penyuntikan obat kemoterapi pada pasien kanker di salah satu rumah sakit.
Pada saat melakukan penyuntikan, tanpa sengaja perawat menumpahkan cairan obat tersebut ke tangannya
yang menyebabkan tangan perawat mengalami luka bakar.

Penyelesaian matriks resiko :


Frekuensi : Jarang
Keparahan : Sangat parah
Sehingga tingkat resiko berdasarkan matriks resiko adalah TINGGI

15
Thanks you
!
Any questions?

16

Anda mungkin juga menyukai