Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

“PENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN PADA


MASYARAKAT DI DUSUN SUDIMORO”

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Anastasia Retno (201823005)


2. Katharina Dita Pramudya (201823026)
3. Maria Yulia Dewi K (201823030)
4. Michael Grissandri (201823032)
5. Trifonia Windiarti (201823044)

Dosen Pengampu :

1. Ibu Emmelia Ratnawati, M.Kep.,Sp.Kep.Kom


2. Ibu Ch. Ririn Widianti, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An

PRODI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT II


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat yang melimpah sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
“Pengkajian Promosi Kesehatan pada Masyarakat di Dusun Sudimoro” dengan
tepat waktu dan tanpa halangan suatu apapun.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah
diberikan dalam proses penyusunan makalah Promosi Kesehatan yang berjudul
“Pengkajian Promosi Kesehatan pada Masyarakat di Dusun Sudimoro” ini kepada
:

1. Ibu Emmelia Ratnawati, M.Kep.,Sp.Kep.Kom dan Ibu Ch. Ririn Widianti,


M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An, selaku koordinator mata kuliah dan sebagai dosen
pengampu mata kuliah Promosi Kesehatan

2. Teman-teman kelompok 4
3. Semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam proses penyusunan
makalah Promosi Kesehatan ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusun makalah Promosi Kesehatan yang


berjudul “Pengkajian Promosi Kesehatan pada Masyarakat di Dusun Sudimoro” ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak agar pembuatan makalah Promosi
Kesehatan ini menjadi lebih baik lagi dan mampu memberikan manfaat bagi para
pembaca. Terima kasih.

Yogyakarta, 30 Agustus 2019

Tim penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II .....................................................................................................................4

ISI ............................................................................................................................4

A. Tempat dan Sasasaran Pengkajian ............................................................... 3

B. Waktu Pengkajian ........................................................................................ 3

C. Metode Pengkajian ....................................................................................... 3

D. Hal yang Dikaji ............................................................................................ 4

E. Hasil Pengkajian........................................................................................... 5

BAB III ..................................................................................................................12

KESIMPULAN.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mengidentifikasi masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan promosi
kesehatan merupakan proses yang kompleks. Pada beberapa kasus, masyarakat
lebih bersifat menerima pertolongan daripada menggunakannya, seperti menerima
anjuran, informasi, atau penyuluhan kesehatan. Selain itu suatu pelayanan dapat
tidak terjangkau atau tidak menarik minat masyarakat. Tindakan positif mungkin
diperlukan agar setiap masyarakat mendapat kesempatan yang sama terhadap
promosi kesehatan
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan
dan membuat prioritas dari kegiatan promosi kesehatan. Menurut Supranto, maksud
menentukan kebutuhan adalah membentuk suatu daftar semua dimensi mutu yang
penting dalam menguraikan barang atau jasa. Penting atau tidaknya prioritas suatu
kegiatan promosi kesehatan dengan jasa yang dihasilkan bagi sasaran bergantung
pada persepsi sasaran terhadap kebutuhan promosi kesehatan itu sendiri sebagai
pengguna dan penerima kesehatan
Untuk mengetahui prioritas masalah suatu individu, maka harus mengkaji
kebutuhan individu tersebut. Hal penting yang perlu dikaji dalam kebutuhan
promosi kesehatan adalah keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual,
dan intelektual sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung, mengubah
perilaku buruk, dan meningkatkan kesadaran mengenai kesehatannya. Maka, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai pengkajian kebutuhan promosi kesehatan pada
masyarakat di desa Sudimoro dengan mengutamakan tiga hal penting yang perlu
dikaji yaitu pengkajian faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat

B. Rumusan Masalah
1. Dimana tempat dan kepada siapa saja sasaran pengkajian ditujukan?
2. Kapan pengkajian tersebut dilakukan?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam melakukan pengkajian?

1
4. Mengenai hal apa saja yang perlu dikaji?
5. Apa saja hasil pengkajian yang didapatkan?

C. Tujuan
1. Menguraikan mengenai tempat dan kepada siapa sasaran pengkajian
ditujukan
2. Menguraikan mengenai waktu pelaksanaan pengkajian tersebut dilakukan
3. Menyebutkan dan menguraikan mengenai metode yang digunakan dalam
melakukan pengkajian
4. Menyebutkan hal- hal yang perlu dikaji
5. Menguraikan mengenai hasil pengkajian yang didapatkan

D. Manfaat

Pembuatan makalah Promosi Kesehatan “Pengkajian Kebutuhan Promosi


Kesehatan pada Masyarakat di Desa Sudimoro” diharapkan bermanfaat bagi
mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan dan membuat prioritas dari
kegiatan promosi kesehatan yang tepat dan mendukung bagi masyarakat.

2
BAB II

ISI

A. Tempat dan Sasaran Pengkajian


Dusun Sudimoro terletak di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman. Di Dusun Sudimoro terdapat 135 warga dengan rincian
perempuan 58 orang, laki-laki 77 orang, lansia perempuan 8 orang, lansia
laki-laki 3 orang, balita 6 orang, remaja 12 orang, dan anak-anak 13 orang,
kebanyakan warga berusia kurang dari 60 tahun dan sudah berkeluarga.

B. Waktu Pengkajian
Pengkajian pertama : Jumat, 6 September 2019
Pengkajian kedua : Minggu, 9 September 2019

C. Metode Pengkajian
1. Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara,
yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada
responden, dalam melakukan pengkajian kebutuhan promosi kesehatan
metode wawancara ini sangat efektif dilakukan untuk mengetahui
permasalahan ataupun mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terhadap
kesehatan sehingga dapat memberikan masukan mengenai penyuluhan
kesehatan yang tepat sesuai permasalahan masyarakat. Wawancara
dilakukan terhadap 5 narasumber, yang terdiri dari :
a. Nama : Ibu Daryanti
Umur : 55 Tahun
Jabatan : Ketua RT Dusun Sudimoro
b. Nama : Ibu Krismiatun
Umur : 51 Tahun
Jabatan : Kader Kesehatan Dusun Sudimoro

3
c. Nama : Ibu Iswandriati
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
d. Nama : Chatarina Selinka
Umur : 19 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa

2. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan. Selain melakukan metode wawancara,
metode observasi ini juga dapat membantu dalam memberikan
informasi nyata terhadap perilaku, sikap narasumber, maupun sarana
prasarana yang tersedia. Dengan melakukan observasi langsung,
pengamat dapat menemukan pola perilaku dari masyarakat baik positif
maupun negatif, perilaku yang belum tepat nantinya dapat menjadi
masukan dalam pemberian penyuluhan kesehatan bagi masyarakat.
Observasi yang dilakukan di Dusun Sudimoro meliputi kualitas air,
udara, kelengkapan sarana dan prasarana kesehatan, tingkat sosial dan
ekonomi masyarakat, serta mengobservasi perilaku dan kebiasaan dari
masyarakat Dusun Sudimoro

D. Hal Yang Dikaji


1. Faktor Predisposisi, meliputi :
a. Riwayat Kesehatan Masyarakat
b. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Kesehatan
c. Tradisi dan Kepercayaan Masyarakat terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan
d. Sistem nilai yang dianut masyarakat
e. Tingkat Pendidikan
f. Tingkat sosial ekonomi

4
2. Faktor Pemungkin, meliputi :
a. Ketersediaan air bersih dan kualitas udara
b. Tempat Pembuangan Sampah
c. Tempat Pembuangan Tinja
d. Ketersediaan Makanan yang Bergizi
e. Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Faktor Penguat, meliputi :
a. Sikap dan Perilaku Tokoh Masyarakat terhadap Kesehatan
b. Undang-Undang dan Peraturan Terkait Kesehatan

E. Hasil Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
a. Riwayat Kesehatan Masyarakat
Dari hasil wawancara dengan ibu RT serta kader kesehatan dusun
Sudimoro diketahui bahwa kesehatan masyarakat umumnya baik,
namun baru-baru ini satu orang warga dusun Sudimoro meninggal
setelah dirawat di Rumah Sakit diakibatkan sakit tua, namun memang
sudah beberapa bulan ini warga tersebut sakit asma dan kemudian
meninggal pada hari Selasa tanggal 3 September, selain itu ada
beberapa warga yang menderita sakit hipertensi dan stroke, sekitar 6
warga mengalami sakit hipertensi dan 1 warga sakit stroke, sedangkan
penyakit lain yang banyak pula diderita warga adalah asam urat jika
makan kacang maka lalu mengeluh asam urat, namun ternyata bukan
hanya lansia saja yang mengalami asam urat namun orang dewasa usia
40-50 tahun juga merasakan sakit asam urat, walaupun tidak begitu
parah rasa sakit yang dirasa namun sakit asam urat ini membuat
aktivitas warga yang mengalaminya menjadi terganggu dan tidak ada
pengobatan khusus yang dilakukan warga untuk mengobati asam urat
tersebut, hanya dengan istirahat untuk menghilangkan sakit yang
dirasa. Warga yang memiliki kebiasaan merokok di Dusun Sudimoro

5
tergolong sedikit yaitu sekitar 6 orang, namun tidak ada warga yang
menderita kanker paru-paru yang bisa diakibatkan dari efek negatif
merokok.

b. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Kesehatan


Dari hasil wawancara, sikap masyarakat terhadap kesehatan sangatlah
positif dikarenakan saat kami menanyakan apakah warga akan
menerima dengan positif jika diadakan penyuluhan di desa Sudimoro,
ibu Daryanti selaku ketua RT merasa senang dan mempersilahkan
kami untuk melakukan penyuluhan sebab masyarakat di dusun
Sudimoro sudah lama tidak mendapatkan penyuluhan mengenai
kesehatan dan warga akan senang mendapat ilmu baru serta wawasan
seputar kesehatan sehingga dapat tergerak untuk merubah perilaku
yang tidak sehat menjadi lebih sehat, namun ibu Daryanti
menambahkan terkadang ketika ada penyuluhan hanya orang-orang
tertentu saja yang datang seperti ibu rumah tangga yang memiliki
waktu luang sedangkan untuk warga lainnya yang memiliki pekerjaan
kadang tidak bisa mengikuti penyuluhan disebabkan oleh kesibukan
bekerja. Warga desa Sudimoro pernah mendapat penyuluhan
kesehatan dari mahasiswa yang PPL tentang menjaga kesehatan
dengan menghindari makanan yang mengandung 4P (Perasa,
Pemanis, Pengawet, dan Pewarna), warga yang mendapat penyuluhan
ini kemudian melaksanakan pengurangan konsumsi makanan yang
mengandung 4P ini namun karena tidak ada lagi evaluasi dari pihak
yang mengadakan penyuluhan warga kemudian mulai kembali lagi
makan makanan yang mengandung 4P, sehingga tidak hanya sekedar
memberikan penyuluhan namun juga menumbuhkan kebiasaan untuk
menerapkan perilaku sehat tersebut dalam kehidupan sehari-hari
itulah yang dibutuhkan masyarakat

6
c. Tradisi dan Kepercayaan Masyarakat terhadap Kesehatan
Kepercayaan masyarakat di dusun Sudimoro terhadap kesehatan yang
masih dipercayai hingga saat ini yaitu ketika ada luka akibat terkena
benda tajam seperti arit ketika berkebun, luka tersebut harus segera di
baluti menggunakan sebagian getah pelepah pisang sesuai dengan
yang dibutuhkan, hal ini bertujuan agar luka yang terbuka tersebut
segera menutup. Selain itu juga ada kepercayaan ketika orang yang
memiliki penyakit epilepsi, ketika kambuh bagian rambut dan kepala
harus disisir ke belakang, hal ini dipercaya dapat segera menyadarkan
orang tersebut. Kepercayaan lainnya yaitu selama luka belum kering,
luka tidak boleh sampai terkena air. Ada juga kepercayaan yang
diyakini oleh masyarakat yaitu ketika makan buah salak jangan
dikelupas kulit arinya, sebab hal itu nantinya dapat membuat orang
tersebut sulit buang air besar. Dan juga kepercayaan masyarakat
beberapa tahun yang lalu yaitu ketika terkena luka bakar, luka tersebut
di obati dengan pasta gigi.

d. Sistem Nilai
Sistem nilai yang masih dipegang oleh masyarakat dusun Sudimoro
adalah saling tolong menolong dan gotong-royong. Saling gotong-
royong antar warga dapat terlihat dalam kegiatan kerja bakti
membersihkan lingkungan rumah serta desa, selain itu saat ada
tetangga yang sakit, warga akan meminta bantuan dari ketua RT
maupun kader kesehatan untuk membantu memberikan pertolongan
dengan memanggilkan perawat atau menghubungi ambulans untuk
dibawa ke rumah sakit, kemudian jika ada tetangga yang meninggal,
warga akan gotong royong membangun tenda serta ibu-ibu membantu
memasak

e. Tingkat Pendidikan

7
Rata-rata warga dusun Sudimoro memiliki tingkat pendidikan yang
beragam, kebanyakan warga dari hasil survey kami pendidikan
terakhirnya yaitu tamat SMA, walaupun ada beberapa warga yang
hanya tamat sampai S1, sedangkan untuk remaja usia 18 tahun setelah
tamat SMA kebanyakan melanjutkan pendidikan mereka diperguruan
tinggi, walaupun beberapa diantaranya juga ada yang langsung
bekerja, sedangkan rata-rata anak usia 6-12 tahun semuanya
bersekolah di sekolah dasar dan tidak ada yang tidak bersekolah
begitu pula dengan anak usia 12-15 semuanya bersekolah di sekolah
menengah pertama.

f. Tingkat Sosial Ekonomi


Rata-rata warga dusun Sudimoro bekerja sebagai petani, ada juga
warga yang berwirausaha dengan membuka warung makan, bengkel,
juga toko kelontong selain itu ada pula warga yang berprofesi sebagai
guru, sedangkan untuk warga yang bekerja sebagai tenaga kesehatan
di dusun Sudimoro tidak ada, tingkat ekonomi warga dusun Sudimoro
rata-rata cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, walaupun ada
beberapa warga yang memiliki pendapatan tinggi serta ada beberapa
pula yang memiliki pendapatan rendah namun tidak ada kesenjangan
sosial, serta hampir semua kepala rumah tangga bekerja.

2. Faktor Pemungkin
a. Kualitas Air dan Udara
Kualitas air di dusun Sudimoro jernih dan bersih karena berasal dari
sumur warga sendiri dan sumur kebun yang disalurkan memakai
selang pipa, sedangkan untuk kualitas udara karena terletak jauh dari
jalan raya serta terletak di pelosok maka kualitas udara masih asri
dan sejuk, selain itu di tiap-tiap rumah warga dilengkapi oleh
ventilasi udara yang berfungsi agar sirkulasi udara lancar dan
menunjang kesehatan warga untuk menghirup udara bersih karena

8
fungsi ventilasi mampu mengeluarkan polusi dan debu dari dalam
rumah serta banyak warga yang menanam tanaman yaitu buah dan
bunga sehingga lingkungan semakin tampak asri dan dapat
mengurangi polusi udara

b. Tempat Pembuangan Sampah


Setiap rumah hanya memiliki satu tempat sampah yang digunakan
sebagai tempat untuk membuang sampah organik maupun non-
organik karena di dusun Sudimoro belum diterapkan
pengelompokkan sampah berdasarkan sampah organik maupun non-
organik bagi para warganya, lalu sampah yang telah terkumpul akan
dibakar atau dijadikan pupuk oleh masing-masing warga, harapan
Ibu RT sendiri ingin agar tempat pembuangan sampah di dusun
Sudimoro mulai dilakukan pengelompokkan untuk sampah organik
maupun non-organik, agar warga tidak kesulitan untuk memilah-
milah sampah yang akan dibakar maupun yang akan digunakan
untuk pupuk, dan harapannya akan ada petugas yang
mengumpulkan sampah organik di tiap rumah warga sehingga jika
ada botol bekas dapat dikumpulkan untuk kemudian dijual sehingga
bisa menambah pemasukan kas RT

c. Tempat Pembuangan Tinja


Setiap rumah warga desa Sudimoro telah dilengkapi dengan jamban
serta letak septic tank yang sudah tepat dibuat jauh dari pemukiman
warga yaitu berjarak 11 meter dari rumah-rumah warga dan sumber
mata air warga.

d. Ketersediaan Makanan yang Bergizi


Ketersedian makanan bergizi terutama sayur-sayuran di dusun
Sudimoro tidak begitu banyak tersedia dikarenakan warga hanya
menanam padi dan kebun yang ada digunakan untuk menanam

9
salak, sedangkan di pekarangan rumah warga juga tidak banyak
ditanami oleh sayuran namun lebih banyak ditanami buah dan
bunga, keinginan ibu RT agar warga mengadakan kegiatan menanan
tanaman obat dan sayuran yang berguna untuk mengurangi biaya
untuk membeli sayuran serta sayuran yang ditanam jauh lebih sehat
untuk dikonsumsi warga dan juga untuk apotik hidup

e. Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud yaitu puskesmas,
rumah sakit, posyandu, dokter maupun bidan praktik. Di dusun
Sudimoro tidak tersedia fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah
sakit dan puskesmas, sedangkan untuk bidan praktik di dusun
Sudimoro tidak ada, namun biasanya jika membutuhkan bidan maka
akan ikut di desa sebelah yaitu desa wringin Lor, sedangkan untuk
posyandu juga menjadi satu dengan desa Wringin Lor

3. Faktor Penguat
a. Sikap dan Perilaku Tokoh Masyarakat terhadap Kesehatan
Dari hasil wawancara dan observasi dengan tokoh masyarakat yaitu
ibu RT, kami mendapati bahwa halaman rumahnya ditanami dengan
berbagai macam tanaman bunga serta sayur, sehingga halaman
rumah tampak lebih asri dan nyaman untuk dipandang, hal ini dapat
menjadi contoh bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan
halaman rumahnya yang masih kosong untuk kemudian ditanami
dengan tanaman bunga atau sayur, karena selain membuat rumah
tampak lebih hidup juga membuat lingkungan tampak asri serta
dapat memanfaatkan sayuran yang dipetik secara langsung sehingga
lebih aman untuk dikonsumsi. Selain dari ibu RT, tokoh masyarakat
lain seperti kader kesehatan juga memberikan contoh kepada
masyarakat dengan aktif mengikuti penyuluhan di luar desa, hal ini
dilakukan untuk menambah wawasannya sebagai kader masyarakat

10
agar juga dapat membagi ilmu dan wawasannya seputar kesehatan
kepada masyarakat, selain itu kader kesehatan turut aktif dalam
mengadakan posyandu kepada warga dusun Sudimoro

b. Undang-Undang dan Peraturan Terkait Kesehatan


Sesuai dengan peraturan Permenkes yaitu untuk mengembangkan
strategi Pemberdayaan Masyarakat meliputi peningkatan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan
mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, maka diharapkan
dalam masyarakat diadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat. Di desa Sudimoro dalam meningkatkan hidup sehat sesuai
dengan Peraturan Permenkes perlu diadakan kegiatan seperti senam
bersama, diadakan penyuluhan mengenai kesehatan, dan kunjungan
kesehatan di setiap rumah

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis melakukan penelitian di dusun Sudimoro, Purwobinangun, Pakem,
Sleman. Dalam melakukan pengkajian di masyarakat penulis melakukan
sebanyak 2 kali pengkajian. Metode yang digunakan antara lain wawancara
dan observasi. Hal-hal yang dikaji oleh penulis yaitu faktor predisposisi,
faktor pemungkin dan faktor penguat. Dan hasil pengkajian yang di dapatkan
oleh penulis yaitu riwayat kesehatan masyarakat di dusun Sudimoro banyak
menderita penyakit asam urat dan hipertensi. Selain itu kebiasaan merokok
yang dimiliki oleh warga tersebut tergolong banyak. Namun sikap masyarakat
terhadap kesehatan sangatlah positif, sebab di desa tersebut jarang di
adakannya penyuluhan mengenai kesehatan. Selain itu tradisi dan
kepercayaan masyarakat terhadap kesehatan sejak bertahun-tahun yang lalu
hingga saat ini masih ada yang diterapkan hingga saat ini, contohnya
kepercayaan ketika memiliki luka terkena benda tajam seperti arit ketika
berkebun sebaiknya di baluti menggunakan getah pelepah pisang. Dan sistem
nilai yang dimiliki masyarakat tersebut masih dipegang oleh masyarakat
seperti saling tolong-menolong dan gotong-royong. Tingkat pendidikan yang
dimiliki warga di dusun Sudimoro beragam, ada warga yang pendidikan
terakhir tamat S1 dan ada beberapa warga tamat SMA. Dan tingkat sosial
ekonomi warga dusun Sudimoro rata-rata bekerja sebagai petani.
Faktor pemungkin yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu kualitas air
yang ada di dusun Sudimoro jernih dan bersih, selain itu juga kualitas udara
masih asri dan sejuk. Setiap rumah warga juga telah dilengkapi dilengkapi
oleh ventilasi udara. Namun setiap rumah warga hanya memiliki satu tempat
sampah yang digunakan sebagai tempat untuk membuang sampah organik
maupun non-organik. Dan tempat pembuangan tinja yang dimiliki setiap
rumah sudah dibuat jauh dari sumur sumber mata air warga dan dijauhkan

12
dari pemukiman warga. Sedangkan ketersediaan makanan bergizi terutama
sayur-sayuran di dusun Sudimoro tidak begotu banyak, sebab kebanyakan
warga menanam padi dan memiliki kebun salak. Dan ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan di dusun Sudimoro tidak tersedia.
Dan faktor penguat yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu halaman
rumah ibu RT ditanami dengan berbagai macam tanaman seperti bunga,
sayuran. Hal tersebut membuat halaman rumah ibu RT tampak asri dan
nyaman ketika dipandang. Dan ini dapat menjadi contoh bagi warga yang
lainnya, agar halaman rumah para warga tidak terlihat kosong. Selain itu
sesuai dengan peraturan Permenkes, diharapkan dalam masyarakat diadakan
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesadaran
masyarakat untuk hidup sehat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, A. (2014). Promosi Kesehatan. Deepublish.

Efendi, F., & Makhfudli, M. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori


dan praktik dalam keperawatan.

Sulaeman, E. S., Karsidi, R., Murti, B., Kartono, D. T., Waryana, W., & Hartanto,
R. (2012). Model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, studi program
desa siaga. Kesmas: National Public Health Journal, 7(4), 186-192.

14

Anda mungkin juga menyukai