Anda di halaman 1dari 15

UPAYA MEMPERTAHANKAN ERGONOMI PADA POSISI

BERBARING, DUDUK, BERDIRI DAN BERJALAN SERTA UAPAYA


MENCEGAH HAZARD PSIKOSOSIAL
Disusun oleh :
 Elmi Rahmadila (P05120320010)
 Istianingsih (P05120320021)
 Tenta Maryulismi (P05120320044)
 Vina Setiani (P05120320048)
 Wahyudi Saputra (P05120320049)
Definisi Ergonomi
Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan
terhadap tenaga kerja secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.

Contoh :
suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan
menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi, menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu
istirahat, menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain.
Tujuan Ergonomi

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan


meniadakan beban kerja tambahan(fisik dan mental),
mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan
kepuasan kerja
2. Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan
meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja,
pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan
system kebersamaan dalam tempat kerja.
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara
aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya
dari sistem manusia-mesin untuk tujuan
meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
 
Ruang lingkup Ergonomi

1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan
kekuatan dan gerakan otot dan persendian
5. Sosiologi
6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen
up take, dan aktifitas otot
7. Desain, dll
Manfaat Ergonomi
1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja
2. Menurunnya kecelakaan kerja.
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas membaik.
6. Alur kerja bertambah baik.
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan kerja meningkat
Sikap Berbaring

1. Dorsal rackbike

2. Sims

3. Fowler

4. Dorsal lithotomy

5. Lateral

6. Trendelenburg
Sikap Duduk

1. Duduk tegak dengan punggung lurus dan kebelakang, paha


2. pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang
3. tekukklah lutut sehingga sejajr dengan pinggul
4. jika duduka kursinya terlalu tinggi, gunakan pengganjal kaki
5. jika ingin menulis tanpa meja, gunakanlah pijakan dibawah kaki
6. usahakan istirahat setiap 2 jam sekali dengan cara berdiri
7. tangan dibuat senyaman munhkin diatas meja
8. jika ingin mengambil sesuatu yang ada disamping atau belakang,
jangan memuntir punggung, putarlah keseluruhan tubuh sabagi satu
kesatuan
Sikap Berdiri

Ketika berdiri, berat badan sedikit ke depan dan


didukung di bagian luar kaki. Sekali lagi, kepala
tegak, punggung lurus, dan perut terselip in.
(ingat bahwa klien tempat tidur harus di sekitar
posisi yang sama jika dia berdiri
Sikap Berjalan

Gunakan otot betis, paha


belakang, dan kuadrisep

Biasakan berjalan dengan


tubuh yang tegak Tariklah kedua bahu sedikit
kebelakang dan ayunkan
lengan selama anda berjalan
Definisi Hazard
• Menurut A.M. Sugeng Budiono, dalam artikelnya “hazards”
yang sering disebut potensi bahaya merupakan sumber resiko
yang potensial mengakibatkan kerugian baik material,
lingkungan maupun manusia.
• Safety Engineer Career Engineer Career Workshop (2003)
mendefinisikan Hazard sebagai kondisi fisik yang berpotensi
menyebabkan kerugian/kecelakaan bagi manusia atau
lingkungan. Ketika hazard timbul, maka peluang terjadinya
efek-efek yang buruk tersebut akan muncul.
Bahaya Psikososial
Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan
sebagai aspek-aspek dari desain kerja,
organisasi kerja dan manajemen kerja, serta
segala aspek yang berhubungan dengan
lingkungan sosial kerja yang berpotensi
dapat menyebabkan gangguan pada Bahaya psikososial dapat disimpulkan
psikologi dan fisik-fisiologi pekerja menjadi beberapa aspek berdasarkan
kategori karakteristik kerja, organisasi
dan lingkungan kerja dimana dapat
menyebabkan bahaya ( hazardous ).
Aspek-aspek psikososial ketenagakerjaan yang
kurang baik atau kurangmendapatkan perhatian
seperti :

1. 2.
Sistem seleksi dan klasifikasi Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam
tenaga kerja yang tidak sesuai. melakukan pekerjaannya sebagai akibat
kurangnya latihan kerja yang diperoleh.

3. 4.
Hubungan antara individu Pentingnya mempelajari Bahaya
yang tidak harmoni dan tidak Psychosocial dan Stress Kerja adalah
serasi dalam organisasi kerja. agar produktivitas kerja dapat tetap
terjaga
Potensi bahaya psikososial

Faktor psikososial utama yang berperan adalah stress, dimana stressor kerja dapat
berupa hubungan antar pekerja maupun beban kerja (secara kuantitatif atau kualitatif).

Stress merupakan suatu sindrom berupa respon non-spesifik dari organisme terhadap
rangsangan dari luar dirinya. Sementara itu, stress kerja merupakan reaksi terhadap
suatu stressor (pemicu/sumber stress) yang ada di tempat kerja, umumnya merupakan
hasil akumulasi.
Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai