Anda di halaman 1dari 10

Peran Pengawas

dalam
Pemberantasan
Korupsi

- Ardhanar Prasojo - Nabila

- Komang Pande - Niatul Ikhlas

- Dhia latifah - Elvita

- Rifky Syachtama
Peran Pengawas

– Pemberantasan korupsi dapat dilaksanakan melalui tindakan preventif dan


tindakan represif. Peran Aparat pengawasan pemerintah dalam pemberantasan
korupsi ditekankan kepada tindakan preventif, tanpa mengabaikan peran
melalui tindakan represif.
Tindakan Preventif

– Tindakan preventif, dilaksanakan melalui pengawasan internal pemerintah dilaksanakan


melalui: audit kinerja, monitoring, evaluasi, reviu, konsultasi, Sosialisasi dan asistensi
(bimbingan teknis). Kegiatan ini menghasilkan rekomendasi kepada pimpinan instansi
pemerintah dan 3 unit kerja yang bersifat memperbaiki sistem pengendalian intern
(organisasi, perencanaan, kebijakan, dan reviu intern), penyempurnaan metoda pelaksanaan
kegiatan dan koreksi secara langsung atas penyimpangan yang dijumpai dilapangan.
– Tindak lanjut atas rekomendasi kegiatan pengawasan ini merupakan langkah yang efektif
untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Kegiatan konsultasi, sosialisasi dan
asistensi bertujuan meningkatkan kapasitas obyek pengawasan dalam pelaksanaan tugas,
terutama dalam hal yang berhubungan dengan peraturan perundang-undangan dan
administrasi keuangan.
Tindakan Represif

– Tindakan represif, dilaksanakan melalui pemberian rekomendasi kepada


pimpinan instansi pemerintah, berupa sanksi sehubungan dengan adanya
temuan terjadinya tindak pidana korupsi atau kerugian negara melalui audit.
Selain itu rekomendasi kepada pimpinan instansi pemerintah dapat berupa
pelimpahan hasil audit kepada aparat penegak hukum apabila terjadi tindak
pidana korupsi.
Kontrol Kebijakan

– Kontrol kebijakan adalah upaya agar kebijakan yang dibuat benar-benar efektif
dan menghapus semua bentuk korupsi. Sedikitnya terdapat tiga model atau
bentuk kontrol terhadap kebijakan pemerintah, yaitu berupa:
a. Partisipasi
b. Evolusi
c. Reformasi
Partisipasi

– Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap


kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya.
Evolusi

– Kontrol kebijakan berupa evolusi yaitu mengontrol dengan menawarkan


alternatif kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
Reformasi

– Kontrol kebijakan berupa reformasi yaitu mengontrol dengan mengganti


kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Substansi dari tiga model tersebut adalah
keterlibatan masyarakat dalam mengontrol kebijakan negara
– Sasaran pengawasan dan kontrol publik dalam proses pengelolaan anggaran
negara adalah terkait dengan konsistensi dalam merencanakan program dan
kegiatan, dan terkait dengan pelaksanaan penganggaran tersebut. Melalui
sasaran pertama, kegiatan yang ditetapkan DPR/DPRD bersama pemerintah
harus sesuai dengan apa yang diusulkan oleh rakyat dan dengan kegiatan yang
telah disosialisasikan kepada rakyat.
Contoh dan Penyelesaian Kasus

– Jika pelaksanaan ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru aturan yang berlaku
belum efisien. Misalnya, uji tulis menggunakan paper base test masih terdapat
kecurangan, maka penyelenggaraan selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk
computer base test atau one day service.

Anda mungkin juga menyukai