KELOMPOK 2
1. Adny Nanda Nesvitta (C1AA21008)
2. Ahmad Apriliana (C1AA21011)
3. Elsa Rahmawati (C1AA21038)
4. Fajar Sidik (C1AA21041)
5. Marsa Ananda Syabina (C1AA21068)
6. Mery Dhea Rahmawati (C1AA21071)
7. Neng Sapitria (C1AA21098)
8. Novi Puspita Darmawan (C1AA21101)
9. Rismay Wulandari (C1AA21128)
10. Rohmat (C1AA21131)
11. Siti Maysharoh Oktaviani (C1AA21158)
12. Siti Paridah (C1AA21161)
MATERI
01 Teori Dasar Pengambilan Keputusan Dilema Etik
● Teleologi
Diartikan sebagai Tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan klien
dan menghindari perbuatan yang merugikan atau membahayakan klien.
2. Keadilan (Justice)
Prinsip dari keadilan (justice) menurut beauchamp dan childress adalah mereka yang
sederajat harus diperlakukan sederajat begitupun sebaliknya, sesuai dengan kebutuhan
mereka.
3. Otonomi
Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan untuk
menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih.
4. Kejujuran
Prinsip kejujuran atau veracity menurut veatch dan fry (1987) menyatakan hal yang
sebenarnya dan tidak bohong. Jujur merupakan dasar terbinanya hubungan saling
percaya antar perawat dan klien.
5. Ketaatan
Diartikan sebagai sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan.
Peduli kepada pasien merupakan salah satu aspek dari prinsip ketaatan.
02
Faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan
FAKTOR
1. Faktor agama dan 2. Faktor legislasi dan
adat istiadat keputusan yuridis
4. Faktor dan/keuangan
Pemerintah telah menyediakan dana bagi status Kesehatan masyarakat
5. Faktor pekerjaan
Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga yang praktek sendiri, tetapi bekerja di
rumah sakit, dokter praktek swasta, atau institusi kesehatan lainnya.
1. Pengkajian
2. Perencanaan
Langkah-langkah 3. Implementasi
Pengambilan Keputusan 4. Evaluasi
04
CONTOH KASUS
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIK
Contoh kasus
Ny. D berusia 35 tahun, ia adalah ibu rumah tangga dan suaminya adalah sopir
angkutan umum, saat ini tengah dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari yang
lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker rahim grade III, dan
dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk dilakukan operasi pengangkatan
kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua
pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak hanya
diam, tampak cemas, dan bingung dengan rencana operasi yang akan dijalani nya.
Menjelang oprasi Ny.D menanyakan kepada perawat apakah ia masih bisa
memiliki anak setelah operasi karena beliau masih ingin punya anak, Ny.D
menanyakan apakah ada alternatif lain selain operasi, dan apakah operasi tersebut
bisa diundur. Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab
secara singkat sesuai perkataan dokter bahwa Ny.D harus operasi karena tidak ada
jalan lain, perawat juga menjawab “jelas saja ibu tidak akan bisa punya anak lagi, Bila
ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan langsung dengan dokternya, ya”.
Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan memutuskan
menolak operasi dengan alasan, klien dan suami masih ingin punya anak lagi.
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pada kasus dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan
kebingungan pada tim medis yang dalam konteks kasus ini khususnya pada perawat karena dia tahu
apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya.
2. Perencanaan
Tindakan yang diusulkan yaitu, akan dilakukan operasi pengangkatan kandungan atau rahim
pada Ny.D. tetapi pasien mempunyai otonomi untuk membiarkan penyakitnya menggerogoti
tubuhnya, walaupun sebenarnya bukan itu yang diharapkan, karena pasien masih
menginginkan keturunan. Maksud dari tindakan yaitu: dengan memberikan pendidikan,
konselor, advokasi diharapkan pasien mau menjalani operasi serta dapat membuat keputusan
yang tepat terhadap masalah yang saat ini dihadapi. Dengan tujuan agar ogar kanker rahim
yang dialami Ny.D dapat diangkat (tidak menjalar ke organ lain) dan pengobatan tuntas.
3. Implementasi
Hal yang dapat dilakukan perawat dalam menangani kasus ini adalah
a. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
b. Menjelaskan secara rinci rencana tindakan operasi termasuk dampak setelah dioperasi.
c. Menjelaskan dengan jelas dan rinci hal-hal yang berkaitan dengan penyakit bila tidak dilakukan
tindakan operasi.
d. Memberikan penjelasan dan saran yang berkaitan dengan keinginan dari mempunyai anak
lagi, kemungkinan dengan anak angkat dan sebagainnya.
e. Mendiskusikan dan memberi kesempatan kepada keluarga atas penolakan tindakan operasi
dan memberikan alternatif tindakan yang mungkin dapat dilakukan oleh keluarga.
f. Memberikan advokasi kepada pasien dan keluarga untuk dapat bertemu dan mendapat
penjelasan langsung pada dokter bedah, dan memfasilitasi pasien dan keluarga untuk dapat
mendapat penjelasan seluas-luasnya tentang rencana tindakan operasi dan dampaknya bila
dilakukan dan bila tidak dilakukan.
4. Evaluasi