Anda di halaman 1dari 17

Bab 1

Komunikasi Lintas
Budaya
(Dalam Dinamika Komunikasi Internasional)

By : Diah Agung Esfandari


PENDAHULUAN
• Kepiawaian berkomunikasi merupakan kunci dari keberhasilan
dalam menjalin hubungan. Zaman sekarang, setiap orang dapat
bisa berkomunikasi dengan orang lain dari latar belakang
sosial, budaya, ekonomi, ideologi, dan suku bangsa yang
berbeda-beda dimanapun dan kapan pun. Agar komunikasi bisa
berjalan secara lancar, satu syarat yang harus dimiliki seseorang
harus fasih dalam menguasai Bahasa asing, sebab komunikasi
yang paling efektif adalah komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan bahasa komunikasinya (Shoelhi : 1).
Definisi Komunikasi Lintas Budaya
• Komunikasi lintas budaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara
orang-orang yang berbeda budaya, berbeda bangsa, antar etnik, kelompok ras,
atau komunitas Bahasa. Lebih luas lagi, komunikasi lintas budaya merupakan
pertukaran pesan yang disampaikan secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner
antara 2 orang yang berbeda latar belakang budaya (Shoelhi : 2-3 ).
• Beberapa definisi komunikasi lintas budaya menururt para ahli: (Shoelhi : 2-3).
1. Fred E. Jandt, komunikasi lintas budaya sebagai interaksi tatap muka di antara
orang-orang yang berbeda-beda budaya.
2. Liliweri (2003:9), komunikasi lintas budaya sebagai pernyataan diri
antarpribadi yang paling efektif antara 2 orang yang saling berbeda latar
belakang budayanya.
3. Mulyana (2004:xi), komunikasi lintas budaya pada dasarnya mengkaji
bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi.
• Dengan demikian, komunikasi lintas budaya
diartikan sebagai komunikasi antarpribadi atau
komunikasi antarkelompok masyarakat yang
berbeda latar belakang kebudyaan. Satu hal paling
mendasar yang menandai komunikasi lintas
budaya adalah sumber penerima pesan berasal
dari budaya yang berbeda (Shoelhi : 4).
Fungsi Komunikasi Lintas Budaya
• Secara khusus, komunikasi lintas budaya berfungsi untuk
mengurangi ketidak pastian komunikasi antar orang, antar suku
dan antar bangsa yang berbeda budayanya. Menurut Gundykunst
dan kim (liliweri, 2003: 19) upaya untuk mengurangi ketidak
pastian dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yaitu:
(Shoelhi : 4-5).
1.pre-contact, tahap pembentukan kesan melalui symbol verbal
maupun nonverbal.
2.Initial contact and impression, kesan tanggapan lanjutan atau
kesan yang muncul dari kontak awal tersebut.
3.Disclosure, mulai membuka diri.
 Fungsi komunikasi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : (Shoelhi : 5-8)

 Fungsi Pribadi

1.Identitas Sosial, beberapa prilaku individu yang digunakan untuk menyatakan


identitas diri maupun identitas sosial.
2.Integritas Sosial, menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antar kelompok,
namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan.
3.Kognitif, komunikasi lintas budaya dapat menambah dan memperkaya pengetahuan
bersama dengan cara saling mempelajari kebudayaan antara peserta komunikasi.
4.Melepaskan Diri, melakukan komunikasi dengan teman, sahabat atau orang-orang
terkasih.
 Fungsi Sosial

1.Pengawasan, fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan perkembangan


lingkungan.

2.Menjembatani, komunikasi 2 orang yang berbeda budaya merupakan jembatan atas


perbedaan di antara mereka. Menjelaskan perbedaan tafsir atas pesan-pesan yang
mereka sampaikan sehingga menghasilkan makna yang sama.
3.Sosialisasi, perkenalan dan pembelajaran nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat
kepada masyarakat lain.
4.Menghibur, adanya hiburan ciri khas dalam setiap budaya seperti tarian tradisional,
menjadi penjembetan komunikasi.
Tujuan Komunikasi Lintas Budaya

• Tujuan Komunikasi: (Shoelhi : 8-9)


1.Mengubah sikap.
2.Mengubah opini atau pandangan.
3.Mengubah prilaku.
4.Mengubah masyarakat.
• Tujuan Komunikasi Lintas Budaya: (Shoelhi : 9-10)
1.Mengetahui dan memahami budaya masyarakat lain.
2.Mempelajari sebagian atau seluruh komponen budaya
masyarakat lain.
3.Menanamkan budaya sendiri kepada masyarakat lain.
4.Mencapai saling pengertian secara budaya untuk
tujuan kerja sama dengan masyarakat yang berbeda
budaya.
5.Menimbulkan perasaan senang dengan mengenal
kebudayaan lain.
Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya
• Pentingnya komunikasi lintas budaya untuk membangun
hubungan international yang serasi dapat ditemukan contohnya
dari hubungan Amerika Serikat dan Korea Selatan. Hubungan
kedua negara berjalan harmonis sejak 1884, keika pemerintah
Amerika Serikat mengirim warganya yang menjadi konsumen
pertama produk property buatan Korea Selatan (Shoelhi : 11).
• Reza Najafbagy (2011), berpendapat bahwa hubungan
international akan berlangsung dengan baik jika disertai dengan
koorientasi dalam aspek lintas budaya. Koorientasi berarti
komunikator dan komunikan dari masing-masing negara
bersedia menyesuaikan orientasi bersama untuk mencapai tujuan
yang sama, setelah mereka saling mengenal budaya masing-
masing (Shoelhi : 12).
• Bagi Litvin (1999), Komunikasi lintas budaya penting untuk dipelajari karena: (Shoelhi : 12-
13)
1. Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat
diperlukan.
2. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya meskipun
nilainya berbeda.
3. Pengalaman-pengalaman antarbudaya dapat menyenangkan dan menumbuhkan
kepribadian.
4. Keterampillan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan seseorang dari
pandangan yang monokultural ke pandangan multikultural terhadap interaksi antarmanusia.
5. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain kita
memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalah
manusia.
6. Semakin mengancam pandangan dunia seseorang dalam pandangan dunia kita, semakin
banyak hal yang harus kita pelajari dari dia, meski semakin berbahaya untuk
memahaminya.
Model Komunikasi Lintas Budaya
Barries:
Budaya
Teknologi
Bahasa
Agama
Lingkungan sosial

Partisipan dari Satu Partisipan dari


Pengoperan Pesan
Budaya Budaya Lain

Hasil:
Konflik
Adaptasi
Integrasi
Kerjasama
Inovasi (Shoelhi : 14)
Hambatan Komunikasi Lintas Budaya

• Hambatan dominan dalam berkomunikasi ada 3


faktor:
1.Faktor Psikologis
2.Faktor Ekologis
3.Faktor Mekanis
• 9 faktor hambatan komunikasi lintas budaya:
1.Perbedaan Norma Sosial
2.Etnosentrisme
3.Stereotip dan Prasangka
4.Perbedaan Perspektif
5.Perbedaan Pola Pikir
6.Faktor Bahasa
7.Faktor Sintaksis dan Semantik
8.Ketidak Merataan Pendidikan
9.Gegar Budaya
Kiat Menangkal Hambatan

• De Vito (1997:494), menyatakan bahwa komunikasi, interpersonal mengandung


seni interaksi. Ia menyebut 10 prinsip seni interaksi interpersonal yang dapat
dijadikan landasan dalam membangun komunikasi lintas budaya yang efektif,
yaitu: (Shoelhi : 126-27)

1. Keterbukaan
2. Empati
3. Sikap mendukung 1. Pecaya diri
4. Sikap positif 2. Kedekatan
5. Kesetaraan 3. Daya ekspresi
4. Berorientasi kepada pihak lain
5. Manajemen interaksi
Efektivitas Komunikasi Lintas Budaya
• Efektivitas secara etimologi diambil dari akar kata efektif yang dalam kamus
umum Bahasa Indonesia diartikan: (Shoelhi : 29)
1. Mempunyai efek, pengaruh atau akibat.
2. Memberikan hasil yang memuaskan.
3. Berhasil guna
• Salah satu tanda komunikasi berlangsung efektif apabila komunikan bisa
menginterpretasikan pesan yang diterima, sebagaimana dimaksudkan oleh
komunikator (Shoelhi : 29).
• Agar komunikasi lintas budaya dapat berlangsung secara efektif, prinsip-prinsip
komunikasi lintas budaya berikut ini perlu ditempuh: (Shoelhi : 30)
1. Dari sisi personal.
2. Dari sisi proses komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai