KLT DENSITOMETER
• Metoda analisis instrumental yang berdasarkan
interaksi radiasi elektro magnetik dengan analit yang
merupakan noda pada KLT
• Alat dilengkapi dengan spektrofotometer yang
mempunyai pancaran sinar yang panjang gelombang
diatur dari 200 - 700 nm.
• Uji kualitatif dan kuantitatif dengan sistem absorbsi
sinar atau emisi sinar (flouresensi)
Teknik penggunaannya :
- Pengukuran sinar yang diserap dan diteruskan
(hanya untuk TLC dengan pendukung gelas),
- Sinar yang diserap dan dipantulkan
- Atau sinar yang dipendarkan.
3
Pada era perkembangan teknik kromatografi saat
ini pemakaian "Thin Layer Chromatograph
Scanner" yang lebih populer dengan nama
densitometer makin banyak dipakai .
lnteraksi radiasi elektrornagnetik dengan
noda pada KLT secara :
• Absorpsi
• Transmisi
• Pantulan (refleksi) pendar fluor
• Pemadaman pendar fluor
5
• S.Levi dan Reisfeld telah mengangkat metode
densitometrik ke tingkat analisis kuantitatif
ultramikro. Keduanya telah berhasil meneliti
testosteron dalam cairan biologis pada rentang
kadar (1 hingga 250) ng, LSD dengan kadar (2-
150) ng, dan kholesterol (4 -150) ng dengan
pengukuran pendaran pada noda (kromatogram)
KLT.
6
Kurva hubungan serapan dan kadar
• Persamaan Kubelka-Munk
• Korelasi kadar analit yang dirajah terhadap area
kromatogram tidak merupakan garis lurus.
8
• Oleh sehab itu pada metode spektrofoto-
densitometri dikenal parameter :
• K (koefisien absorbsi)
• S (koefisien penghamburan).
9
Bagan Alat densitometer
• Gambar
Sumber Sinar
Photo multiflier Sinar polikromatis
Untuk refleksi
Densitometer Densitometer
Double beam Single beam
Photomultiflier
Untuk sinar yang diteruskan
10
• Perhitungan luas atau tinggi puncak sudah
dilakukan secara otomatis oleh alat, satuan luas
area (mikro volt) yang tertera merupakan
besaran puncak. Kadang-kadang prosentase
yang tertulis hanya merupakan kadar relatif dari
puncak yang muncul (tergambar).
• Dalam pengamatan lurus bila bercak nya tidak
semitris akan kurang teliti sebab konsentrasi
terbesar tidak selalu dilewati sinar pelacak
bercak.
• Penotolan dengan bercak kecil kemungkinan
molekul senyawa untuk mengumpul ditengah
lebih banyak.
12
Analisis Kualitatif
• Analisis kualitatif hanya dapat dibandingkan waktu retensinya, atau
dilakukan penyarian dari bercak setelah dielusi, dan kemudian diuji
secara spektroskopi.
• Tetapi adanya densitometer, spektrogramnya dapat diuji.
Sinar mono
Intensitas Serapan
kromatis
Propil spektrogram
`
Bercak
Bercak
Cairan elusi
HASIL SCANNING SATU BERCAK
• Scanning tiap bercak dengan lambda
berbeda
• Scanning serentak beberap puncak/bercak
Contoh 1
Analisis golongan tetrasiklin, dengan fase diam :
seluluse F, Fase gerak : larutan MgCl2 0,25 M.
(Nornendy, 1993).
. . . . . . . . . . .
0;0 0.1 0.2 0,3 0.4 0.5 0.6 0.7 08 0.9 1.0
• Dibuat kurva baku hubungan kadar (mcg/ml) dan luas puncak (mV).
40
35
30
Luas area mV.
25
20 Y= 2.396 X + 1.097
15
10
5
0
0 20 40
Kadar obat mcg
22
• Persamaan kurva kromatogram yang didapat pada
pengamatan tetrasiklin mempunyai persamaan
regresi linier sebagai berikut:
• Y = 0,513 X + 1,487 , R- 0,9996
• Contoh menghitung:
Misal luas puncak pada sampel 24,487 mV,
• Maka harga X :
= (24,487-1,487): 0,513
= (23)70,513
=44,834 mcg/ml
Hasil penelitian Rhodamin
a. Hasil Uji Kualitatif (benang wol)
No Nama Sampel Warna Benang Wol Hasil
Uji
1 Kerupuk bunga Merah muda +
(tersanjung)
2 Kerupuk bawang Tidak merah muda -
c. Kerupuk unyil
A. Data Luas Area di bawah kurva kerupuk ketela:
1. Standar Rhodamin B
Kadar (mg/100ml) Luas Area (milivolt)
0,005 0,7092
0,015 0,8493
0,030 0,8582
0,060 2,8790
0,090 3,2248
0,120 4,5278