Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 9

Nama anggota
1. Danetta Ismirinda F. 03013049
2. Devi Prillianti 03013053
3. Khansa Hanifah M. 03013107
4. Leddinsky Andima
5. Regina Asri I.P. 03013163
6. Reski dwi indah sari 03013165
7. Nur Alim 03013241
8. Ria Septi H. 03013243
Aduh anak ku cepat lelah dan sulit duduk diam di kelas

Seorang ibu datang ke poliklinik dengan membawa anak laki-


lakinya yang berusia 15 tahun. Ibu tersebut mengatakan bahwa
anak ini sering cepat lelah saat mengikuti pelajaran olahraga.
Selain itu, guru di sekolah juga mengeluhkan bahwa anak
tersebut sering tidak bisa duduk diam selama di kelas. Pada saat
dilakukan pemeriksaan fisik pada anak ini, didapatkan adanya
perbedaaan tinggi bahu dan papilla mammae kiri dan kanan.
Pemeriksaan status generalis dalam batas normal, kecuali pada
extremitas bawah terdapat bilateral flexible flat feet.

Key word : cepat lelah, tinggi bahu, bilateral flexible flat feetti
Klarifikasi Istilah
• Cepat lelah : kondisi dimana tubuh tidak
bertenaga

• bilateral flexible flat feet : suatu kondisi di


mana kedua lengkungan kaki (arcus
longitudinal) turun sehingga menyentuh tanah
(datar).
Mind Map
Anak laki – laki umur Kelainan sitem musculoskeletal
15 tahun ( ligamen, sendi, tendon )

Bilateral flexible flat feet

Keluhan = cepat Kelainan pada


Pemeriksaan tulang belakang
lelah, tidak bisa
fisik skoliosis
duduk diam
Learning objective
1. Mengetahui anatomi vertebra.
2. Mengetahui jenis – jenis kelainan tulang belakang
3. Mengetahui penyebab kelainan tulang belakang
4. Mengetahui derajat rotasi dari tulang vetebra
5. Mengetahui jenis – jenis sendi dan kinesiologi
6. Mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang
7. Mengetahui penatalaksanaan
Learning issue
1. Mengetahui penatalaksaan
2. Mengetahui derajat rotasi dari tulang vetebra
3. Mengetahui jenis – jenis sendi dan kinesiologi
STRUKTUR ANATOMI

 OS VERTEBRA
 OS VERTEBRA
• Cervical
• Cervical : lordosis
• Thorakal
• Thorakal : kifosis
• Lumbal
• Lumbal : lordosis
• Sacrum
• Sacrum : kifosis
• Coccygeus
• Coccygeus :lordosis
Anatomi vertebra
• Vertebra terdiri dari corpus, arcus
processus spinosus dan processus
transversus.
• Ditengah setiap vertebra terdapat lubang
yang disebut foramen vertebrae yang
berada diantara corpus dan arcus
vertebrae.
• Foramen vertebrae dari ruas-ruas tulang
belakang bersama-sama membentuk
suatu saluran yang disebut kanalis
vertebralis yang berisikan medulla
spinalis.
• Diantara corpus vertebrae yang lain
terdapat discus intervertebralis.
Kinesiologi Segmen-Segmen Vertebra
• Gerakan Antefleksi badan.
– Sendi penggerak : Art. Faset torakal, lumbal
– Otot penggerak utama : M. Rectus abdominis

• Gerakan Retrofleksi badan.


– Sendi penggerak : Art. Faset torakal, lumbal
– Otot penggerak utama : m. erector spinae
Kinesiologi Segmen-Segmen Vertebra
• Gerakan Lateral fleksi badan.
– Sendi penggerak : Art. Faset torakal, lumbal
– Otot penggerak utama : m. obliquus externus abdominis,
m. obliquus internus abdominis

• Gerakan Rotasi Badan


– Sendi penggerak : Art. Faset torakal, lumbal
– Otot penggerak utama : m. obliquus externus abdominis,
m. obliquus internus abdominis
Kelainan bentuk tulang belakang
• Kyphosis adalah suatu lekukan yang dilihat dari sisi dimana
spine bengkok kedepan (maju).
• Lordosis adalah suatu lekukan yang dilihat dari sisi dimana
spine bengkok kebelakang.
• Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang
dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah
samping kiri atau kanan.
• Skoliosis biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”.
Skoliosis
•Functional : Pada tipe scoliosis ini spine adalah normal
namun suatu lekukan abnormal berkembang karena suatu
persoalan ditempat lain didalam tubuh.
• neuromuscular : Pada tipe scoliosis ini tulang-tulang dari
spine terbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagal untuk
membentuk sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah
satu dari lainnya
• degenerative : Pelemahan dari ligamen-ligamen dan jaringan-
jaringan lunak lain yang normal dari spine digabungkan
dengan spur-spur tulang yang abnormal dapat menjurus pada
suatu lekukan dari spine yang abnormal
Etiologi Skoliosis
1. Kongenital (bawaan) : biasanya berhubungan dengan suatu
kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk
yang menyatu
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan
otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenil
3. Idiopatik : penyebabnya tidak diketahui dan tipe dari scoliosis ini
digambarkan berdasarkan pada umur ketika scoliosis berkembang.
Gambaran klinik Skoliosis
• Kepala sedikit berotasi
• Bahu kanan dan kiri tidak simetris
• Rotasi iga
• Terdapat penonjolan pada satu sisi
(Hump)
• Perbedaan tinggi pada papilla
mammae
• Perubahan body-arm distance
• Perbedaan tulang pelvis -> menjadi
oblique
• SIAS kanan dan kiri berbeda
Dampak Kelainan Skoliosis
• Kerusakan paru – paru dan jantung
• Jantung sulit untuk memompa darah
• Kesulitan bernapas
• Menekan susunan saraf
• Nyeri pada punggung ataupun pinggang
Derajat skoliosis
• Biasanya diukur dengan cara Cobb dan disebut
sudut Cobb.
• Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi
menjadi
Skoliosis ringan sudut Cobb kurang dari 20 derajat

Skoliosis sedang sudut Cobb antara 21 – 40 derajat

Skoliosis berat sudut Cobb lebih dari 41 derajat

Kawiyana dalam Soetjiningsih 2004


Penatalaksanaan
Skoliosis
1.Observasi
• Pemantauan dilakukan jika derajat scoliosis tidak begitu berat.
• Pada pemantauan ini dilakukan control foto polos tulang punggung pada waktu tertentu.
• Kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan
berikutnya bagi yang derajat < 20 dan 4-6 bulan > 20.

2. Orthosis
Dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi
pemakaian alat ini adalah :
• Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 30 – 40.
• Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.

3. Operasi
Indikasi operasi :
• Terdapat progesifitas peningkatan derajat pembengkokkan >40 – 45 derajat pada anak yang sedang
tumbuh.
• Terdapat derajat pembengkokkan . 50 derajat pada orang dewasa.
• Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian brace.
Pemeriksaan Penunjang:

• X-ray
Prognosis

• Prognosis tergantung kepada penyebab, lokasi


dan beratnya kelengkungan.
• Semakin besar kelengkungan skoliosis,
semakin tinggi resiko terjadinya progresivitas
sesudah masa pertumbuhan anak berlalu.
Flat feet
• Disebut juga pes planus atau fallen arches, mengacu pada suatu kondisi di
mana lengkungan kaki rata atau datar.
• Seluruh bagian telapak kaki menempel atau hampir menempel pada tanah.
• Peran lengkungan kaki atau “kaki normal” adalah untuk menciptakan
keselarasan yang optimal bagi anggota tubuh bagian bawah, panggul, dan
punggung bawah.
• Memiliki “lengkungan normal” memungkinkan distribusi tekanandan berat
badan ke seluruh permukaan kaki dan merata ke atas melalui tungkai.
• Ketidakmampuan tubuh untuk menjaga lengkungan kaki akan mengarah
pada postur tubuh yang kurang baik, tidak hanya kaki, tapi seluruh tubuh.
Biasanya, semakin datar telapak kaki seseorang, maka yang semakin serius
terkena dampaknya adalah postur tubuh seseorang.
Tipe Flat feet
• Kaki Datar Fleksibel (Flexible Flat Feet)
 Kaki mungkin tampak datar ketika dalam posisi menahan
berat seperti berdiri namun, ketika seseorang berdiri pada
ujung kakinya maka lengkungan kaki akan terbentuk kembali
atau jika seseorang tersebut menarik kembali ibu jari kakinya
dan mengangkatnya dari atas tanah maka lengkungan juga
akan terbentuk kembali.
• Kaki Datar Kaku (Rigid Flat Feet)
 Kondisi ini dapat berkembang pada orang dewasa sebagai
perkembangan dari kaki datar fleksibel.
 Karena sendi mengalami rematik maka sendi pun berkembang
menjadi kaki datar yang kaku.
 Seseorang tidak memiliki lengkungan sama sekali, baik ketika dalam
posisi menahan beban ataupun tidak.
 Kondisi ini mungkin menandakan adanya kelainan tulang, kelainan
genetik sejak lahir, kondisi neurologis, ketidakseimbangan otot,
penggabungan sendi (di mana dua tulang menyatu) atau cedera otot
(terkait trauma atau penggunaan otot berlebihan).
 Rigid flat feet menimbulkan kaku yang sangat tidak fleksibel.
Gejala
• Nyeri, keram dikaki dan lutut
• Memiringkan tumit kesisi luar
• Kesulitan memakai sepatu
• Kesulitan dalam perubahan jalan
Penatalaksanaan
• Orthotic
• Latihan unuk memperkuat
otot-otot kaki
• Rehabilitasi
• Penurunan berat badan
Kesimpulan
• Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah
samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal
(dada) maupun lumbal (pinggang).
• Penyebab umum dari skoliosis meliputi kongenital,neuromuskuler dan
idiopatik.
• Gejala dari skoliosis berupa kelengkungan abnormal ke arah samping,
bahu dan pinggul tidak sama tinggi, nyeri punggung, kelelahan pada
tulang belakang, dan gangguan pernafasan.
•  Komplikasi yang dapat terjadi pada skoliosis ialah kerusakan paru-paru
dan jantung dan sakit tulang belakang.
• Untuk pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan yaitu Rontgen
tulang belakang, Skoliometer terapi yang dapat di pilih, dikenal sebagai
´ The Three O's ´ adalah observasi, orthosis, operasi, prioritas .
Referensi
• Snell, Richard S. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-5.
Terjemahan Asli Jan Tambayong. Jakarta: EGC. 1997
• Heavy RF. Albert TJ. Spinal Deformities the Essential. New York : Thieme
Medical Publishers. 2007. Pg = 94
• Middleditch A. Oliver J. Functional Anatomy of the Spine. Philadelphia.
Elsevier Inc. 2005. Ed = 2nd. Pg = 141
• Corwn, Elisabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
• Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar FisiologiKedokteran. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai