Anda di halaman 1dari 16

Transaksi Laba

Antarperusahaan-Obligasi
Umiyati, SEI, MSi
Perusahaan secara periodik memegang instrumen-instrumen
utang dari afiliasi dan menjustifikasi bahwa aktivitas
peminjaman dan penyewaan antarperusahaan tersebut dalam
basis kenyamanan, efisiensi, dan fleksibilitas. Walaupun setiap
afiliasi merupakan entitas legal terpisah, induk perusahaan
berada dalam posisi untuk bernegosiasi semua pinjaman antara
perusahaan afiliasi dan keputusan untuk meminjam dari atau
pinjaman secara langsung ke afiliasi benar-benar hanya sebuah
keputusan untuk mentransfer dana di antara perusahaan afiliasi
Kompetensi Khusus
 Membedakan antara utang dan piutang antarperusahaan, aset atau kewajiban dari entitas
konsolidasian.
 Menunda laba belum terealisasi dan selanjutnya mengakui laba pada transfer obligasi antara
perusahaan induk dan perusahaan anak.
 Mendemonstrasikan bagaimana entitas terlapor konsolidasian secara konstruktif memensiunkan
obligasi.
 Menyesuaikan perhitungan jumlah kepentingan nonpengendali laba antarperusahaan pada
transfer utang
Transaksi Obligasi
Antarperusahaan
Suatu perusahaan dapat mengakui realisasi, tetapi
untung dan rugi belum terealisasi pada obligasi
yang masih beredar dengan menghentikan (retiring)
obligasi yang beredar tersebut. Induk perusahaan
yang mengendalikan semua penghentian utang dan
keputusan lainnya untuk entitas konsolidasian
memiliki pilihan-pilihan sebagai berikut :
1. Perusahaan penerbit (induk atau anak) dapat
menggunakan sumber dayanya yang tersedia
untuk membeli dan memberhentikan obligasinya.
Lanjut
Transaksi Obligasi Antarperusahaan
2. Perusahaan penerbit (induk atau anak) dapat meminjam
sejumlah uang dari entitas nonafiliasi pada tingkat bunga
pasar dan menggunakannya untuk membeli serta
memberhentikan obligasinya sendiri. (Pilihan ini
merupakan pendanaan ulang).
3. Perusahaan penerbit (induk atau anak) dapat meminjam
uang dari perusahaan afiliasi dan menggunakannya untuk
membeli dan memberhentikan obligasinya.
4. Sebuah perusahaan afiliasi (induk atau anak) dapat
membeli obligasi perusahaan penerbit dalam kasus obligasi
diberhentikan secara konstruktif.
UNTUNG DAN RUGI KONSTRUKTIF
PADA OBLIGASI ANTARPERUSAHAAN

Bila harga yang dibayar oleh sebuah afiliasi untuk mengakuisisi surat
utang pihak lain lebih tinggi dari nilai buku kewajiban (nilai par
ditambah premi belum teramortisasi dikurangi diskon belum
teramortisasi dan kos penerbitan), rugi konstruktif pada penghentian
surat utang terjadi. Bila harga yang dibayar lebih rendah dari nilai
buku dari surat utang, akan terjadi untung konstruktif. Untung dan
rugi diartikan sebagai konstruktif karena untung atau rugi yang
direalisasikan dan diakui dari sudut pandang entitas konsolidasian,
tetapi tidak dicatat pada pembukuan terpisah dari perusahaan afiliasi
pada saat pembelian.
Untung Dan Rugi Konstruktif Pada
Obligasi Merupakan :
• untung dan rugi yang terealisasi dari
1 sudut pandang konsolidasian

• yang muncul saat sebuah perusahaan


2 membeli obligasi perusahaan afiliasi

• dari entitas lain, dan


3

• Pada harga selain nilai buku obligasi


4
Tidak ada untung dan rugi dihasilkan
dari pembelian obligasi perusahaan
afiliasi pada nilai buku atau dari
penyewaan dan peminjaman langsung
antara perusahaan afiliasi

Beberapa ahli teori akuntansi berargumen bahwa untung dan rugi konstruktif
pada transaksi obligasi antarperusahaan harus dialokasikan antara
perusahaan afiliasi pembeli dan penerbit berdasarkan nilai par dari obligasi.
Sebagai contoh, bila perusahaan induk membayar Rp495.000 untuk obligasi
yang beredar dari perusahaan anak dengan nilai par Rp500.000 dan premium
belum teramortisasi sebesar Rp10.000, mereka akan mengalokasikan untung
konstruktif sebesar Rp15.000 (Rp510.000 dikurangi Rp495.000), Rp5.000 ke
perusahaan induk, dan Rp10.000 ke perusahaan anak. Hal ini dikenal sebagai
teori nilai par
Akuisisi Obligasi Perusahaan Induk &
Anak
• PT Bening menyesuaikan laba
Contoh Kasus investasinya dan akun investasi
• PT Dindin merupakan anak perusahaan PT
pada 31 Desember untuk
Bening dengan kepemilikan 80%. PT Bening mencatat rugi konstruktif
menjual obligasi dengan nilai par menggunakan metode ekuitas.
Rp5.000.000, bunga 10%, dan jangka waktu Entrinya sebagai berikut :
10 tahun pada nilai par pada 1 Januari 2010 Laba dari PT Dindin 22.500
ke publik. Pada 31 Desember 2010, PT Dindin Investasi PT Dindi 22.500
membeli Rp500.000 obligasi ini sebesar
Rp522.500 melalui pasar obligasi. Pembelian Untuk menyesuaikan laba dari PT
oleh PT Dindin ini menghasilkan penghentian Dindin untuk rugi konstruktif pada
konstruktif Rp500.000 obligasi PT Bening obligasi.
dan rugi konstruktif Rp22.500 (Rp522.500 • Tanpa entri ini, laba dari PT
pembayaran untuk penghentian obligasi Dindin dalam basis ekuitas tidak
dengan nilai buku Rp500.000). akan sama dengan laba bersih
konsolidasian.
Untuk lebih lengkap bisa
dilihat pada
EKSI4309/MODUL 6
halaman 6.6 – 6.9
OBLIGASI PERUSAHAAN INDUK DIBELI OLEH
PERUSAHAAN INDUK

• Penarikan konstruktif atas obligasi induk perusahaan terjadi saat


sebuah afiliasi membeli obligasi yang beredar dari perusahaan
induk.
• Pembelian perusahaan anak mencatat jumlah yang dibayarkan
sebagai investasi pada obligasi.
• Hanya entri ini yang dibuat oleh afiliasi pembeli atau penerbit
pada saat terjadinya pembelian antarperusahaan.
• Akun-akun terpisah perusahaan afiliasi tidak mencatat untung
atau rugi apa pun yang dihasilkan dari penghentian konstruktif.
• Perbedaan antara kewajiban obligasi dan akun investasi obligasi
pada pembukuan perusahaan induk serta anak merefleksikan
untung atau rugi konstruktif.
ILUTRASINYA PENCATATAN

• Asumsikan bahwa PT Kuma merupakan anak perusahaan PT


Idung dengan kepemilikan 70%, diakuisisi pada nilai bukunya
sebesar Rp28.000.000 pada 31 Desember 2010, saat PT Kuma
memiliki modal saham sebesar Rp25.000.000, dan laba ditahan
Rp9.000.000.
• PT Idung memiliki obligasi beredar sebesar Rp50.000.000 (par)
10% Dengan premium yang belum diamortisasi sebesar
Rp500.000 pada 1 Januari 2011. PT Kuma membeli Rp5.000.000
(par) obligasi ini sebesar Rp4.750.000 dari broker investasi.
Pembelian ini menghasilkan penghentian konstruktif
• 10% dari obligasi PT Idung dan untung konstruktif sebesar
Rp300.000. Ini dihitung sebagai berikut.
PERHITUNGAN DAN
JURNALNYA...
OBLIGASI PERUSAHAAN ANAK DIBELI OLEH PERUSAHAAN ANAK [Metode Ekuitas]

Bila kita menyusun laporan keuangan konsolidasian segera setelah


penghentian konstruktif, entri kertas kerja untuk mengeliminasi
saldo kewajiban dan investasi obligasi antarperusahaan, termasuk
untung sebesar Rp300.000 sebagai berikut.
KESIMPULAN

• Transaksi satu perusahaan yang mengakuisisi obligasi yang beredar


dari perusahaan afiliasi menghasilkan untung dan rugi konstruktif,
kecuali saat afiliasi membeli obligasi pada nilai bukunya.
• Entitas konsolidasian merealisasikan untung dan rugi konstruktif saat
sebuah afiliasi membeli obligasi afiliasi lainnya. Untung dan rugi
konstruktif harus direfleksikan dalam pendapatan perusahaan induk
dan laba bersih konsolidasian pada tahun pembelian.
• Untung dan rugi dalam obligasi perusahaan induk sama dengan
untung dan rugi belum terealisasi pada penjualan hilir dan tidak
membutuhkan alokasi antara kepentingan pengendali dan
nonpengendali.
• Untung dan rugi konstruktif pada obligasi antarperusahaan diakui
pada pembukuan perusahaan pembeli dan penerbit seperti bila
mereka mengamortisasi perbedaan antara nilai buku dan nilai par
obligasi.

Anda mungkin juga menyukai