MODUL 12
KELOMPOK 5 :
SCARLET PARIS
Ny. Yuli P1A0H1 melahirkan 9 jam yang lalu. Ibu dan bayi terpisah ruangan
sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya secara on demand.
IMD juga tidak dilakukan pada Ny. Yuli pada saat post partum. Ny. Yuli
menanyakan kepada
tentang bidan
mastitis dan abses payudara. Ny. Yuli mengeluh ASI nya belum
keluar dan menyampaikan kekhawatiran tentang kemungkinan
ketidakberhasilannya memberikan ASI kepada bayinya. Bidan
kemudian menggali lagi apakah Ny. Yuli sedang mempunyai masalah
yang mengganggu psikologisnya, apakah istirahat atau tidur terganggu.
Ny. Yuli mendapatkan penjelasan dari bidan agar ia jangan banyak
menyarankan
pikiran dan agar bayi seruangan dengannya agar bayi dapat
menyusui sesering mungkin dan produksi ASI lancar. Ny. Yuli juga
mendapatkan penjelasan dari bidan tentang tanda dan gejala yang
membutuhkan konsultasi ke dr. spesialis obstetri dan ginekologi.
Bidan memberikan semangat kepada ibu bahwa ia akan berhasil
menyusui bayinya jika ia juga memiliki motivasi yang tinggi untuk
memberikan ASI kepada bayinya.
Bagaimanakah saudara menjelaskan tentang skenario pada kasus
diatas?
Rumusan Masalah
1. Memberikan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama (IMD)
bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan
kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI
seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang
timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting semakin sering
bayi mengisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan,
isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon
oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas
dengan teknik/posisi ibu dalam menyusui.
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak
dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh
PEMELIHARAAN LAKTASI
1. Rangsangan
Bayi harus difiksasi secara benar, yaitu posisi yang benar antara lidah dengan gusi bayi terhadap
papilla dan areola mammae ibu, supaya bisa meningkatkan rangsangan. Sebagai respon terhadap
rangsangan, prolaktin dikeluarkan oleh hipofisis anterior sehingga memacu pembentukan air susu
yang lebih banyak. Semakin sering bayi menghisap atau lebih sering ASI dikeluarkan dengan
dipompa atau diperah, maka ASI akan lebih banyak diproduksi. Sebaliknya, bila bayi berhenti
menyusu, maka payudara akan berhenti memproduksi ASI (Sheerwood, 2009; Sumastri, 2012).
1. MASTITIS
Mastitis adalah peradangan payudara pada satu segmen atau lebih yang dapat disertai
infeksi ataupun tidak. Mastitis biasanya terjadi pada primipara (ibu pertama kali
melahirkan), hal ini terjadi karena ibu belum memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi
bakteri Staphilococcus Aureus. Mastitis adalah masalah umum yang signifikan pada ibu
menyusui yang dapat berkontribusi pada penyapihan menjadi masalah yang paling banyak
dilaporkan(Rsud, Margono, & Purwokerto, n.d.). Ada dua jenis mastitis yaitu, mastitis non
infeksi dan mastitis infeksi. Mastitis non infeksi yang biasanya disebabkan oleh stasis susu
(susu diproduksi, tetapi tetap di payudara). Ibu yang mengalami mastitis non infeksi
biasanya merasakan payudara terasa nyeri, bengkak dan ketidaknyaman (Chiu et al., 2010)
Manisfestasi klinis mastitis yang umum adalah area payudara yang terasa sakit dan
keras. Ibu menyusui yang mengalami mastitis mengalami nyeri, bengkak sehingga ibu
merasa tidak nyaman akibat tersumbatnya saluran ASI pada payudara.
Berdasarkan jenisnya mastitis dibedakan menjadi dua, mastitis infeksi dan mastitis
non-infeksi. Gejala yang timbul dari mastiti infeksi biasanya ditandai adanya respon
inflamasi dan rusaknya jaringan puting puting menjadi pecah-pecah sehingga dengan
mudah bakteri untuk masuk, sedangkan tanda dan gejala mastitis non-infeksi payudara
lanjutan
2. ABSES
Breast abscess atau Abses payudara adalah akumulasi nanah pada
jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada
payudara. Cedera dan infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala
yang sama dengan dibagian tubuh lainnya, infeksi cenderung memusat
dan menghasilkan abses kecil. Hal ini dapat menyerupai kista. Abses
payudara merupakan kelanjutan dari mastitis, hal ini dikarenakan
meluasnya peradangan pada payudara, pada payudara tampak merah,
bernanah sehingga perlu insisi untuk mengeluarkan nanah. Abses
payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan
nanah yang terbentuk dibawah kulit payudara akibat dari infeksi bakteri.
Manifestasi Klinis :
1) Sakit pada payudara ibu tampak lebih
parah.
2) Payudara lebih mengkilap dan berwarna
merah.
3) Benjolan terasa luak karena berisi nanah.
Kadang keluar cairan nanah melalui puting Penatalaksanaan Abses yaitu :
susu. Bakteri terbanyak penyebab nanah pada 1) Teknik menyusui yang benar.
payudara adalah stafilococcus aureus dan 2) Kompres payudara dengan air hangat dan air
spesies streptokokus. dingin secara bergantian.
4) Pada lokasi payudara yang terkena akan 3) Meskipun dalam keadaan payudara sakit,
tampak membengkak. Bengkak dengan getah harus tetap menyusui bayi.
bening dibawah ketiak. 4) Mulailah menyusui pada payudara yang
5) Nyeri dan teraba masa yang empuk. sehat.
6) Sensasi rasa panas pada area yang terkena. 5) Hentikan menyusui pada payudara yang
7) Demam dan kedinginan, mengigil. abses, tetapi asi harus tetap dikeluarkan.
8) Rasa sakit secara keseluruhan. 6) Apabila abses bertambah parah dan
9) Malaise, dan timbul limpadenopati pectoral mengeluarkan nanah, beri antibiotik.
axilla, parastenalis, dan Subclavia. 7) Apabila penderita merasa nyeri, beri
penghilang rasa sakit.
8) Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
Pencegahan abses payudara yaitu :
1. Perawatan Puting Susu Rata Beberapa bu memiliki puting susu yang rata dan membuat
menyusui adalah hal yang sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini, Hoffman’s
exercise dapat dimulai sejak 32 minggu kehamilan.Oles sedikit ASI pada daerah areola.
Dua ruas jari atau satu jari dan jempol diletakkan disepanjang sisi puting susu dan kulit
dengan lembut ditarik searah horizontal, lakukan dikeduanya. Jika latihan ini dilakukan
dapat mengeluarkan puting susu.
2. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.
3. Setelah menyusui, olesi puting kembali dengan ASI.
4. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara.
5. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan.
6. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan
cara memompanya.
7. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah luka pada puting susu.
8. Minum banyak cairan.
9. Menjaga kebersihan puting susu.
10. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
PERTANYAAN
1.