Anda di halaman 1dari 14

PRAPROFESI NIFAS

MODUL 12

KELOMPOK 5 :

1. Malika Qohhareli Swanda


2. Ririn
3. Nadia Shabira Amima
4. Nadia Agustin
5. Fannysia Halim
6. Trifia Rahmawati
7. Fharyn Mayyurid
8. Dara Tri Prawangsa
9. Hadrah Alfina
MODUL 4
Rumusan Masalah:

SCARLET PARIS
Ny. Yuli P1A0H1 melahirkan 9 jam yang lalu. Ibu dan bayi terpisah ruangan
sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya secara on demand.
IMD juga tidak dilakukan pada Ny. Yuli pada saat post partum. Ny. Yuli
menanyakan kepada
tentang bidan
mastitis dan abses payudara. Ny. Yuli mengeluh ASI nya belum
keluar dan menyampaikan kekhawatiran tentang kemungkinan
ketidakberhasilannya memberikan ASI kepada bayinya. Bidan
kemudian menggali lagi apakah Ny. Yuli sedang mempunyai masalah
yang mengganggu psikologisnya, apakah istirahat atau tidur terganggu.
Ny. Yuli mendapatkan penjelasan dari bidan agar ia jangan banyak
menyarankan
pikiran dan agar bayi seruangan dengannya agar bayi dapat
menyusui sesering mungkin dan produksi ASI lancar. Ny. Yuli juga
mendapatkan penjelasan dari bidan tentang tanda dan gejala yang
membutuhkan konsultasi ke dr. spesialis obstetri dan ginekologi.
Bidan memberikan semangat kepada ibu bahwa ia akan berhasil
menyusui bayinya jika ia juga memiliki motivasi yang tinggi untuk
memberikan ASI kepada bayinya.
Bagaimanakah saudara menjelaskan tentang skenario pada kasus
diatas?
Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari laktasi ?

2. Bagaimana fisiologi dari laktasi ?

3. Bagaimana pemeliharaan dari laktasi


?

4. Bagaimana patologi dari laktasi ?


KONSEP LAKTASI

Laktasi merupakan teknik menyusui mulai dari ASI


dibuat sampai pada keadaan bayi menghisap dan menelan
ASI. Laktasi merupakan bagian kelengkapan dari siklus
reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi
berguna untuk menambah pemberian ASI dan
meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun
dengan baik dan benar serta anak memperoleh kekebalan
tubuh secara alami (Wiji & Mulyani, 2013).

Proses laktasi menurut (Wiji & Mulyani, 2013)


mempengaruhi hormonal, adapun hormon-hormon yang
berperan dalam proses laktasi adalah:
Progesteron, Estrogen, Follicle Stimulating Hormone
(FSH), Luteinizing Hormone (LH), Prolaktin, Oksitosin,
Human Placental Lactogen (HPL).
FISIOLOGI LAKTASI

1. Reflek penghasilan ASI


Hormon yang berpengaruh dalam penghasilan ASI adalah hormone prolaktin, yang disekresi
oleh kelenjar hipofisis anterior yang di stimuli oleh PRH (Prolactin Releasing Hormon) di
hipothalamus. Prolaktin bertanggung jawab atas produksi ASI. Rangsangan produksi prolaktin
bergantung pada pengosongan ASI dari payudara. Makin banyak ASI yang dikeluarkan atau
dikosongkan dari payudara, makin banyak ASI yang dibuat. Proses pengosongan payudara sampai
pembuatan ASI disebut reflek prolaktin (Sheerwood, 2009).

2. Reflek aliran/ Let Down


Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofisis anterior, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang dilanjutkan ke dalam kelenjar hipofisis
posterior (Astuti, 2014).Akibatnya, hipofisis posterior menghasilkan oksitosin yang menyebabkan
sel-sel myoepithelial di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk ke pembuluh
laktifer sehingga lebih banyak air susu yang mengalir keluar. Keadaan ini disebut reflek oksitosin
atau let down reflex. Namun reflek ini dapat dihambat oleh faktor emosi atau psikologis dari ibu
(Sheerwood, 2009).
PERAN BIDAN DALAM MANAJEMEN
LAKTASI

1.      Memberikan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama (IMD)
bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan
kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI
seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
2.      Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang
timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.
3.      Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting semakin sering
bayi mengisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan,
isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon
oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas
dengan teknik/posisi ibu dalam menyusui.
4.      Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak
dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh
PEMELIHARAAN LAKTASI

1. Rangsangan
Bayi harus difiksasi secara benar, yaitu posisi yang benar antara lidah dengan gusi bayi terhadap
papilla dan areola mammae ibu, supaya bisa meningkatkan rangsangan. Sebagai respon terhadap
rangsangan, prolaktin dikeluarkan oleh hipofisis anterior sehingga memacu pembentukan air susu
yang lebih banyak. Semakin sering bayi menghisap atau lebih sering ASI dikeluarkan dengan
dipompa atau diperah, maka ASI akan lebih banyak diproduksi. Sebaliknya, bila bayi berhenti
menyusu, maka payudara akan berhenti memproduksi ASI (Sheerwood, 2009; Sumastri, 2012).

2. Pengosongan Payudara secara Sempurna


Sebaiknya mengosongkan satu payudara sebelum diberikan payudara yang lain. Apabila bayi tidak
mengosongkan payudara yang kedua, maka pemberian air susu yang berikutnya, payudara yang
kedua ini yang diberikan pertama kali (Sheerwood, 2009).
PATOLOGI LAKTASI

1. MASTITIS
Mastitis adalah peradangan payudara pada satu segmen atau lebih yang dapat disertai
infeksi ataupun tidak. Mastitis biasanya terjadi pada primipara (ibu pertama kali
melahirkan), hal ini terjadi karena ibu belum memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi
bakteri Staphilococcus Aureus. Mastitis adalah masalah umum yang signifikan pada ibu
menyusui yang dapat berkontribusi pada penyapihan menjadi masalah yang paling banyak
dilaporkan(Rsud, Margono, & Purwokerto, n.d.). Ada dua jenis mastitis yaitu, mastitis non
infeksi dan mastitis infeksi. Mastitis non infeksi yang biasanya disebabkan oleh stasis susu
(susu diproduksi, tetapi tetap di payudara). Ibu yang mengalami mastitis non infeksi
biasanya merasakan payudara terasa nyeri, bengkak dan ketidaknyaman (Chiu et al., 2010)
Manisfestasi klinis mastitis yang umum adalah area payudara yang terasa sakit dan
keras. Ibu menyusui yang mengalami mastitis mengalami nyeri, bengkak sehingga ibu
merasa tidak nyaman akibat tersumbatnya saluran ASI pada payudara.
Berdasarkan jenisnya mastitis dibedakan menjadi dua, mastitis infeksi dan mastitis
non-infeksi. Gejala yang timbul dari mastiti infeksi biasanya ditandai adanya respon
inflamasi dan rusaknya jaringan puting puting menjadi pecah-pecah sehingga dengan
mudah bakteri untuk masuk, sedangkan tanda dan gejala mastitis non-infeksi payudara
lanjutan

Penatalaksanaan non-medis dapat dilakukan berupa tindakan suportif untuk mencegah


mastitis semakin buruk. Tindakan suportif yang diberikan yaitu guna untuk menjaga
kebersihan dan kenyamanan (Novyaningtias, 2016) meliputi : Sebelum menyusui sebaiknya
ASI dikeluarkan sedikit lalu oleskan pada daerah payudara dan puting. Cara ini bertujuan
untuk menjada kelembapan puting susu (Soetjiningsih, 2013). Kemudian bayi diletakkan
menghadap payudara ibu. Posisi ibu bisa dudukatau berbaring dengan santai, bila bu memilih
posisi duduk sebaiknya menggunakan kursi yang lebih rendah supaya kaki ibu tidak
menggantung dan punggung ibu bisa bersandar. Selanjutnya bayi dipegang pada belakang
bahu dengan menggunakan satu lengan, dengan posisi kepala bayi terletak di lengkung siku
ibu (kepala bayi tidak boleh menengadah dan bokong bayi disangga dengan telapak tangan).
Tangan bayi diletakan dibelakan badan ibu dan tangan satu didepan, perut bayu ditempelkan
pada badan ibu dengan kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya menengokkan kepala
bayi). Payudara dipegang dengan jari jempol diatas dan jari lainnya menopang payudara,
seperti huruf C (Reinata, 2016).
lanjutan
Bayi diberi rangsangan supaya bayi ingin membuka mulut atau disebut dengan rooting
reflex yaitu menyentuhkan pipi bayi pada puting susu atau menyuntuhkan sisi mulut bayi.
Setelah bayi membuka mulut, kepala bayi didekatkan pada payudara dan puting dimasukan
pada mulut bayi. Usahakan areola payudara masuk ke mulut bayi sehingga lidah bayi akan
menekan ASI. Posisi yang salah apabila bayi hanya menghisap bagian puting ibu saja. Hal ini
akan mengakibatkan ASI tidak keluar secara adekuat (Monika, 2015).
Selain pengosongan payudara penatalaksanaan lainya berupa pemberian kompre hangat
dengan menggunakan shower hangat atau lap yang sudah dibasahi air hangat. Penilitian
Eman Mohammed Abd Elhakam and Somaya Ouda Abd Elmoniem dalam jurnalnya untuk
mengatasi mastitis dapat diberikan kompres kentang dengan menggunakan irisan kentang
yang suda direndam pada air kemudian menempelkan atau mengkompreskan pada payudara
(Crepinsek et al, 2012)
Mengubah posisi menyusui (posisi tidur, duduk atau posisi memegang bola (foot ball
position). Memakai baju atau bra yang longgar dapat mengurangi penekanan berlebihan pada
payudara. Bra yang ketat dapat menyebabkan segmental enggorgement jika tidak disusui
dengan adekut (Murniati, 2018). Pemeriksaan penunjang berupa laboratorium dan kultur
ASI.
Beberapa komplikasi jika mastitis tidak segera ditangani dapat terjadi penghentian
menyusui dini, abses payudara, mastitis berulang atau kronis, dan juga infeksi jamur
(Chotimah, 2017).
PATOLOGI LAKTASI

2. ABSES
Breast abscess atau Abses payudara adalah akumulasi nanah pada
jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada
payudara. Cedera dan infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala
yang sama dengan dibagian tubuh lainnya, infeksi cenderung memusat
dan menghasilkan abses kecil. Hal ini dapat menyerupai kista. Abses
payudara merupakan kelanjutan dari mastitis, hal ini dikarenakan
meluasnya peradangan pada payudara, pada payudara tampak merah,
bernanah sehingga perlu insisi untuk mengeluarkan nanah. Abses
payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan
nanah yang terbentuk dibawah kulit payudara akibat dari infeksi bakteri.
Manifestasi Klinis :
1) Sakit pada payudara ibu tampak lebih
parah.
2) Payudara lebih mengkilap dan berwarna
merah.
3) Benjolan terasa luak karena berisi nanah.
Kadang keluar cairan nanah melalui puting Penatalaksanaan Abses yaitu :
susu. Bakteri terbanyak penyebab nanah pada 1) Teknik menyusui yang benar.
payudara adalah stafilococcus aureus dan 2) Kompres payudara dengan air hangat dan air
spesies streptokokus. dingin secara bergantian.
4) Pada lokasi payudara yang terkena akan 3) Meskipun dalam keadaan payudara sakit,
tampak membengkak. Bengkak dengan getah harus tetap menyusui bayi.
bening dibawah ketiak. 4) Mulailah menyusui pada payudara yang
5) Nyeri dan teraba masa yang empuk. sehat.
6) Sensasi rasa panas pada area yang terkena. 5) Hentikan menyusui pada payudara yang
7) Demam dan kedinginan, mengigil. abses, tetapi asi harus tetap dikeluarkan.
8) Rasa sakit secara keseluruhan. 6) Apabila abses bertambah parah dan
9) Malaise, dan timbul limpadenopati pectoral mengeluarkan nanah, beri antibiotik.
axilla, parastenalis, dan Subclavia. 7) Apabila penderita merasa nyeri, beri
penghilang rasa sakit.
8) Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
Pencegahan abses payudara yaitu :

1. Perawatan Puting Susu Rata Beberapa bu memiliki puting susu yang rata dan membuat
menyusui adalah hal yang sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini, Hoffman’s
exercise dapat dimulai sejak 32 minggu kehamilan.Oles sedikit ASI pada daerah areola.
Dua ruas jari atau satu jari dan jempol diletakkan disepanjang sisi puting susu dan kulit
dengan lembut ditarik searah horizontal, lakukan dikeduanya. Jika latihan ini dilakukan
dapat mengeluarkan puting susu.
2. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.
3. Setelah menyusui, olesi puting kembali dengan ASI.
4. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara.
5. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan.
6. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan
cara memompanya.
7. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah luka pada puting susu.
8. Minum banyak cairan.
9. Menjaga kebersihan puting susu.
10. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
PERTANYAAN
1.

Anda mungkin juga menyukai