Keperawatan
Endometriosis &
Endometritis
Kelompok 2 A 2019 1
1
Endometriosis
Adalah penyakit ginekologi
yang ditandai dengan adanya
pertumbuhan/implantasi
jaringan kelenjar dengan
stroma endometrium diluar
rongga rahim yang memicu
timbul reaksi inflamasi
Etiologi Endometriosis
• Retrograde menstruation
Darah menstruasi masuk ke rongga panggul melalui tuba falopi ▶ Sel
endometrium dalam darah menstruasi menempel pada dinding panggul dan
permukaan organ panggul ▶ Sel-sel tersebut terus tumbuh, menebal, dan
menyebabkan perdarahan selama siklus menstruasi
• Prosedur bedah
Operasi caesar dan histerektomi dapat menyebabkan sel endometrium
menempel di area bekas sayatan
Manifestasi Klinis Endometriosis
Gejala Klinis Gejala Lain
Nyeri haid ● Pendarahan bisa banyak dan lama
Nyeri panggul pada saat menstruasi, berupa spotting
sebelum menstruasi, menstruasi yang
Nyeri sanggama (dispaureuni
tidak teratur, dan darah menstruasi
Nyeri saat ovulasi
berwarna gelap yang keluar sebelum
Nyeri berkemih menstruasi atau di akhir menstruasi
Nyeri defekasi terutama saat ● Keluhan buang air besar dan kecil
haid bisa berupa nyeri pada saat buang air
Infertilitas/kesulitan punya anak besar, adanya darah pada feses, diare,
konstipasi dan kolik, serta nyeri
sebelum, pada saat, dan sesudah
buang air kecil
Patofisiologi Endometriosis
• Patoimunologi
Reaksi abnormal imunologi yang tidak berusaha membersihkan refluks haid
dalam rongga peritoneum, malah memfasilitasi terjadinya endometriosis.
Apoptosis sel-sel endometriosis ektopik menurun. Pada endometriosis
ditemukan adanya peningkatan jumlah makrofag dan monosit di dalam cairan
peritoneum, yang teraktivasi menghasilkan faktor pertumbuhan dan sitokin
merangsang tumbuhnya endometrium ektopik
Patofisiologi Endometriosis
• Retrograde Menstruation
Berdasarkan teori ini endometriosis merupakan konsekuensi dari
aliran balik darah haid melalui saluran telur yang berlanjut dengan
implantasi dan tumbuh di peritonium dan ovarium
Patofisiologi Endometriosis
Pengaruh genetik
Pola penurunan endometriosis berisiko menjadi 7
kali lebih besar bila ditemukan endometriosis pada
ibu atau saudara kandung.
Klasifikasi Sistem ASRM, revisi 1996 (Akbar. dkk, 2020)
Klasifikasi Endometriosis
• Stadium 1
Endometriosis minimal ditandai dengan terdapat implan endometriosis sedikit
sekali dan tanpa ada perlengketan yang berarti
• Stadium 2 / Ringan (Mild)
Dijumpai implan endometriosis kurang dari 5 cm (yang diukur secara
akumulasi) tersebar pada peritoneum dan ovari. Tidak ada perlengketan yang
signifikan
• Stadium 3/Sedang (Moderate)
Ditemukan implan endometriosis multiple, baik superfisial ataupun invasif
dibawah permukaan peritoneum. Didapatkan juga perlengketan yang jelas di
daerah perituba dan periovarium
• Stadium 4 / Berat
Ditandai dengan implan multiple superfisial dan implan susukan dalam (deep
endometriosis) termasuk terdapat endometrioma yang besar. Perlengketan
tipis (film) dan tebal (dense) biasanya ditemukan pada saat stadium ini.
Komplikasi Endometriosis
Endocrinopathy (yang mungkin
menyebabkan infertilitas), rupturnya
kista coklat, infeksi kista coklat,
gambaran obstruksi (obstruksi saluran
cerna, obstruksi ureter→hidroureter→
hidronefrosis→ infeksi ginjal), dan
keganasan (jarang terjadi, salah satu
yang tersering adalah menjadi
denoacanthoma)
Pemeriksaan Diagnostik Endometriosis
• USG (Ultrasonografi)
Endometrioma dideteksi menggunakan USG transvagina dengan gambaran ground-
glass, homogen, internal echo difus dengan latar belakang hipoechoic
• Pemeriksaan serum CA 125
Pemeriksaan laboratorium menggunakan penanda CA-125 serum sering dilakukan
pada endometriosis, tetapi bila dibandingkan dengan laparoskopi CA-125 tidak
mempunyai nilai diagnostik
• MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI dapat mendeteksi endometriosis sebesar 86% sehingga sensitivitas 69%,
spesivisitas 75%
• Laparoskopi
Prosedur bedah minimal invasif dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dinding
perut. Akurasinya untuk penegakan diagnosis endometriosis bergantung pada lokasi &
tipe lesi, pengalaman operator, serta tingkat derajat keparahan endometriosis
Penatalaksanaan Endometriosis Terapi Hormonal
Kontrasepsi Oral
Menginduksi reaksi desidua pada jaringan endometriotik uterus
Progesteron
Depot Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) atau implan, menekan pelepasan gonadotropin
& steroidogenesis ovarium secara langsung memengaruhi rahim & implant endometrium
Danazol
Obat yang menekan pelonjakan luteinizing hormone (LH) & follicle-stimulating hormone
(FSH). Jika mereka tidak menstimulasinya, ovarium tidak lagi menghasilkan estrogen yang
menginduksi amenore dan atrofi endometrium
Inhibitor Aromatase
Alternatif untuk menghilangi rasa sakit yang terkait dengan endometriosis dan dapat
dipertimbangkan untuk beberapa pasien
Agonis GnRH
Konservatif Ekstirpatif
(pengangkatan seluruh jaringan
Meliputi eksisi, kauterisasi, atau organ yang rusak) untuk
atau ablasi (dengan laser endometriosis hanya
atau elektrokoagulasi) lesi diperuntukkan bagi kasus di
endometriotik yang terlihat; mana penyakit ini begitu luas
normalisasi anatomi dan sehingga terapi obat-obatan atau
penyiapan rahim dan organ bedah konservatif tidak
reproduksi lainnya untuk memungkinkan lagi, atau ketika
kemungkinan hamil pasien telah tidak memiliki
kedepannya pasangan dan menginginkan
terapi definitif
Askep Endometriosis
A. Pengkajian
Riwayat Kesehatan
Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa peptisida, atau pernah ke daerah pengolahan katu &
produksi kertas,serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan
Sekarang
Dysmenore primer ataupun sekunder. Nyeri saat latihan fisik. Dispareunia. Nyeri ovulasi. Nyeri
pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha,dan nyeri pada bagian abdomen bawah
selama siklus menstruasi dan lainnya
Keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.
Keluarga mengalami hipermenorea, menoragia,siklus menstruasi pendek, dan menstruasi yang
berwarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi
Askep Endometriosis
B. Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri
klien akan berkurang
Kriteria Evaluasi
Klien mengatakan nyeri berkurang, tidak memegang punggung,
kepala/daerah lain yang sakit, keringat berkurang, mengekspresikan
penurunan nyeri/ketidaknyamanan, tampak rileks, dapat tidur &
istirahat dengan tepat
Dalam diagnosa dalam gangguan rasa nyaman : nyeri b.d gangguan menstruasi, hingga
proses penjalaran penyakit terdapat intervensi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pantau/catat karakteristik nyeri (respon verbal,non verbal dan respon hemodinamik)
Rasional : Untuk mendapatkan indikator nyeri
Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien
Rasional : Untuk mendapatkan sumber nyeri
Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10
Rasional : Nyeri merupakan pengalaman subjektif klien dan metode skala merupakan metode
yang mudah & terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri
Tunjukkan sikap penerima respon terhadap nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan
Kondisi Psikologi pada Pasien Endometriosis
Sedikit demam
Nyeri yang samar-samar pada perut bagian bawah
Kadang-kadang keluar nanah dari vagina dengan berbau khas yang tidak enak
Menunjukkan adanya infeksi pada endometrium
Infeksi karena luka biasanya terdapat nyeri tekan pada daerah luka, kadang berbau
busuk, pengeluaran kental, nyeri pada perut, susah buang air kecil
Kadang-kadang tidak terdapat tanda yang jelas kecuali peningkatan suhu tubuh
Manifestasi Klinis Endometritis
● AKUT
Penyebab
– Infeksi gonorhoe dan infeksi pada abortus dan partus.
– Tindakan yang dilakukan didalam uterus seperti pemasangan IUD, kuratase
Gejala
̵ Demam
̵ Lochia berbau
̵ Lochia lama berdarah hingga metrorrhagia.
̵ Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium tidak nyeri
Manifestasi Klinis Endometritis
● KRONIK
Gejala
̵ Leukorea
̵ Kelianan haid seperti menorhagie dan metrorhagie. Pengobatannya
tergantung pada penyebab endometritis kronika ditemukan pada :
o Tuberkolosis
o Sisa-sisa abortus atau partus yang tetrtinggal
o Terdapat corpus alineumdikavum uteri
o Polip uterus dengan infeksi
o Tumor ganas uterus
o Salpingo oofaritis dan selulitis pelvik
Klasifikasi Endometritis
Endometritis Akut
Terjadi pada masa post partum / post abortum. Pada endometritis post partum regenerasi
endometrium selesai pada hari ke-9, sehingga endometritis post partum pada umumnya terjadi
sebelum hari ke-9
Endometritis akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak patogen pada umumnya dapat
mengatasi kekuatan jaringan itu sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari
endometrium pada waktu haid.
Endometritis Kronik
Endometritis kronik tidak sering terjadi, karena menginfeksi myometrium tidak terlalu dalam,
dan tidak dapat mempertahankan diri, karena pelepasan lapisan fungsional & endometrium pada
waktu tertentu.
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit. Penemuan
limfosit tidak besar artinya ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium
Komplikasi Endometritis
Wound Infection
Infeksi Luka adalah jika dari luka keluar nanah atau ada tanda-tanda inflamasi atau
jika keluar cairan sereus.
Adnexal Infection
Adnexitis adalah infeksi / radang pada adneksa rahim. Adneksa adalah jaringan yang
berada disekitar rahim. Ini termasuk tuba fallopi dan ovarium, tempat dimana sel telur
diproduksi.
Parametrial Phlegmon
Peradangan jaringan lunak pada jaringan renggang yang ditemukan di sekitar uterus
yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Abses pelvis
Pengumpulan nanah yang telokalisir pada pelvis (panggul) sebagai akibat dari infeksi
yang melibatkan organisme piogenik
Septic pelvic thrombophlebitis
Terjadi jika infeksi intrauterus menyebarkan organisme ke dalam sirkulasi vena,
organisme tersebut merusak endothelium vascular dan kemudian terjadi tromboflebitis
Komplikasi Endometritis
Peritonitis adalah inflamasi membran serosa yang melingkupi rongga abdomen
beserta organ-organ di dalamnya. Peritonitis adapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok berdasarkan etiologinya (Dailey BJ, 2017) yaitu:
Primer
Disebabkan oleh penyebaran hematogenous. Pada peritonitis primer tidak
terdapat perforasi dari organ berongga.
Sekunder
Disebabkan perforasi organ berongga baik karena penyakit, trauma, maupun
iatrogenik. Contoh peritonitis sekunder adalah apendisitis perforasi dan
perforasi gaster.
Tersier
Peritonitis yang persisten atau rekuren setelah terapi atau operasi.
Pemeriksaan Diagnostik Endometritis
Konsul dokter & programkan antibiotik: Setelah pelahiran per vaginam, beri penisilin
dikombinasi dengan aminoglikosida; setelah pelahiran secara sesar, berikan gentamisin, 1,5
mg/kg setiap 8 jam, yang dicampur dengan klindamisin 900 mg setiap 8 jam.
Anjurkan pasien beristirahat: Anjurkan pasien minum banyak cairan, mempertahankan nutrisi
yang baik, melakukan perawatan perineum yang baik, dan mengkonsumsi analgesik.
Afebril 24-48 jam dipulangkan: Wanita dapat dipulangkan jika afebril selama 24-48 jam.
Terapi antibiotik tambahan diindikasikan untuk infeksi stafilokokus.
Penatalaksanaan Endometritis
Pengobatan Alternatif
Status sosial ekonomi rendah Interaksi Sosial • Pecah ketuban dini/lama, persalinan lama
• Hemoragi pascapartum
• Tepi insisi: kemerahan, edema, keras, nyeri
Seksualitas
tekan,drainase purulent
• Subinvolusi uterus mungkin ada
Sakit kepala Neurosensori • Lokhie mungkin bau busuk/tidak bau,
banyak/berlebihan
Askep Endometritis
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa II: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan yang tidak
adekuat
Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi, vitamin c bila masukan oral dibatasi
Tingkatkan masukan sedikitnya 2000 ml/hari jus, sup dan cairan nutrisi lain
Anjurkan tidur/istirahat adekuat
Kolaborasi dengan medis:
1. Berikan cairan/nutrisi parenteral, sesuai indikasi
2. Berikan parenteral zat besi dan atau vitamin sesuai indikasi
3. Bantu penempatan selang nasogastrik dan miller abbot
Askep Endometritis
C. Intervensi
Diagnosa III: Nyeri akut b.d respon tubuh dan sifat infeksi
Diagnosa I
1. Mengungkapkan pemahaman tentang faktor risiko penyebab secara individual.
Melakukan perilaku untuk membatasi penyebaran infeksi dengan tepat.
2. Mencapai pemulihan tepat waktu
Diagnosa II
Memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibuktikan oleh pemulihan luka tepat waktu, tingkat
energi tepat, penurunan berat badan dan Hb/Ht dalam batas normal yang diharapkan
pasca partum.
Evaluasi Endometritis
Diagnosa III
1. Mengidentifikasi/ menggunakan tindakan kenyamanan yang tepat secara individu
2. Melaporkan ketidaknyamanan hilang atau terkontrol
Diagnosa IV
3. Menunjukkan perilaku kedekatan terus-menerus selama interaksi orang tua bayi
4. Mempertahankan/ melakukan tanggung jawab untuk perawatan fisik dan emosi
terhadap bayi baru lahir, sesuai kemampuan
5. Mengekspresikan kenyamanan dengan peran sebagai orang tua