INDONESIA
Oleh :
Kelompok 4 kelas 2A
1.Adella Elsa
2.Ayu Widya
3.Dimas Aristama
4.Eka Yulia
5.Estri wuri andalu
6.Farah Oktaviany
7.Femmy Mutiara
8.Ismi Alifah
9.Kartika Putri
Kegagalan Demokrasi Indonesia
Berikut ini adalah beberapa fenomena kegagalan demokrasi di Indonesia :
1. Presiden tidak cukup kuat untuk menjalankan kebijakannya. Presiden dipilih langsung oleh
rakyat. Ini membuat posisi presiden presiden kuat dalam ati sulit untuk digulingkan.
2. rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat justru di tengah kebebasan demokrasi.
3. tidak berjalannya fungsi partai politik.
• Fungsi partai politik ada tiga:
1. penyalur aspirasi rakyat,
2. pemusatan kepentingan-kepentingan yang sama,
3. sarana pendidikan politik masyarakat.
• ketidakstabilan kepemimpinan nasional.
• birokrasi yang politis, KKN, dan berbelit-belit. Birokrasi semasa orde baru sangat politis.
• banyaknya ancaman separatisme. Misalnya Aceh, Papua, RMS, dll.
• Hal di atas mendorong pada birokrasi yang tidak rasional. Kinerja menjadi tidak professional,
urusan dipersulit, dsb. Prinsip yang digunakan adalah “jika bisa dipersulit, buat apa
dipermudah”.
Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Indonesia
Ketatanegaraan Republik Indonesia
• Ketatanegaraan Republik Indonesia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Negara
adalah seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan susunan pemerintah, bentuk
negara dan sebagainya yang menjadi dasar peraturan suatu negara.
• Ketatanegaraan adalah segala sesuatu mengenai tata Negara.
• Menurut hukumnya, tata negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan
bernegara yang menyangkut sifat, bentuk, tugas negara dan pemerintahannya serta hak dan
kewajiban para warga terhadap pemerintah atau sebaliknya.
• Negara Indonesia adalah negara hukum, negara hukum berdasarkan Pancasila bukan
berdasarkan kekuasaan.
• Ciri-ciri suatu negara hukum adalah:
1. Pengakuan adan perlindungan hak-gak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
2. Perlindungan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekyuatan lain dan tidak
memihak
3. Jaminan kepastian hokum pada setiap warga negaranya
• konsep negara hukum (Rechtsstaat), ketatanegaraan negara hukum mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan negara berdasar Konstitusi.
2. Kekuasaan Kehakiman yang merdeka.
3. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
4. Kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas prinsip bahwa pemerintahan, tindakan dan
kebijakannya harus berdasarkan ketentuan hukum (due process of law).
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah
mengenai kebijakan Pemerintah ya ng penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Hak angket
Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal
penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3. Hak imunitas
Hak imunitas adalah kekebalan hukum dimana setiap anggota DPR tidak dapat dituntut di hadapan dan
di luar pengadilan karena pernyataan, pertanyaan/pendapat yang dikemukakan secara lisan ataupun
tertulis dalam rapat-rapat DPR, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode
etik.
Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas :
Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia
internasional
2. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia,
Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga
atau badan lain yang mengelola keuangan negara
3. Melakukan pemeriksaan di tempat periyimpanan uang dan barang milik
negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan
negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-
bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan negara
4. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK
5. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
6. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara
7. Menggunakan tenaga ahli dan/ atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja
untuk dan atas nama BPK