Anda di halaman 1dari 36

SISTEM KETATANEGARAAN

INDONESIA
Oleh :
Kelompok 4 kelas 2A

1.Adella Elsa
2.Ayu Widya
3.Dimas Aristama
4.Eka Yulia
5.Estri wuri andalu
6.Farah Oktaviany
7.Femmy Mutiara
8.Ismi Alifah
9.Kartika Putri
Kegagalan Demokrasi Indonesia
Berikut ini adalah beberapa fenomena kegagalan demokrasi di Indonesia :
1. Presiden tidak cukup kuat untuk menjalankan kebijakannya. Presiden dipilih langsung oleh
rakyat. Ini membuat posisi presiden presiden kuat dalam ati sulit untuk digulingkan.
2. rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat justru di tengah kebebasan demokrasi.
3. tidak berjalannya fungsi partai politik.
• Fungsi partai politik ada tiga:
1. penyalur aspirasi rakyat,
2. pemusatan kepentingan-kepentingan yang sama,
3. sarana pendidikan politik masyarakat.
• ketidakstabilan kepemimpinan nasional.
• birokrasi yang politis, KKN, dan berbelit-belit. Birokrasi semasa orde baru sangat politis.
• banyaknya ancaman separatisme. Misalnya Aceh, Papua, RMS, dll.

• Hal di atas mendorong pada birokrasi yang tidak rasional. Kinerja menjadi tidak professional,
urusan dipersulit, dsb. Prinsip yang digunakan adalah “jika bisa dipersulit, buat apa
dipermudah”.
Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Indonesia
Ketatanegaraan Republik Indonesia
• Ketatanegaraan Republik Indonesia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Negara
adalah seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan susunan pemerintah, bentuk
negara dan sebagainya yang menjadi dasar peraturan suatu negara.
• Ketatanegaraan adalah segala sesuatu mengenai tata Negara.
• Menurut hukumnya, tata negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan
bernegara yang menyangkut sifat, bentuk, tugas negara dan pemerintahannya serta hak dan
kewajiban para warga terhadap pemerintah atau sebaliknya. 
• Negara Indonesia adalah negara hukum, negara hukum berdasarkan Pancasila bukan
berdasarkan kekuasaan.
• Ciri-ciri suatu negara hukum adalah:
1. Pengakuan adan perlindungan hak-gak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
2. Perlindungan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekyuatan lain dan tidak
memihak
3. Jaminan kepastian hokum pada setiap warga negaranya
• konsep negara hukum (Rechtsstaat), ketatanegaraan negara hukum mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan negara berdasar Konstitusi.
2. Kekuasaan Kehakiman yang merdeka.
3. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
4. Kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas prinsip bahwa pemerintahan, tindakan dan
kebijakannya harus berdasarkan ketentuan hukum (due process of law).

• Di Indonesia pengaturan sistem ketatanegaraan diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945,


Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Sedangkan kewenangan kekuasaan
berada di tingkat nasional sampai kelompok masyarakat terendah yang meliputi MPR, DPR,
Presiden dan Wakil Presiden, Menteri, MA, MK, BPK, DPA, Gubernur, Bupati/ Walikota, sampai
tingkat RT.
Peran Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan
Republik Indonesia
• Sistem Konstitusi (hukum dasar) republik Indonesia, selain tersusun dalam hukum dasar yang
tertulis yaitu UUD 1945, juga mengakui hukum dasar yang tidak tertulis.
• Perlu diperhatikan bahwa kaidah-kaidah hukum ketatanegaraa terdapat juga pada berbagai
peaturan ketatanegaraan lainnya seperti dalam TAP MPR, UU, Perpu,
• Directionary Powers adalah kekuasaan untuk bertindak atau tidak bertindak yang semata-mat
didasarkan kebijaksanaan atau pertimbangan dari pemegang kekuasaan itu sendiri.
• konvensi ketatanegaraan merupakan hal-hal sebagai berikut:
1. Konvensi adalah bagian dari kaidah ketatanegaraan (konstitusi) yang tumbuh, diikuti dan
ditaai dalam praktek penyelenggaraan negara.
2. Konvensi sebagai bagian dari konstitusi tidak dapat dipaksakan oleh (melalui) pengadilan.
3. Konvensi ditaati semata-mata didorong oleh tuntutan etika, akhlak atau politik dalam
penyelenggaraan negara.
4. Konvensi adalah ketentuan-ketentuan mengenai bagaimana seharusnya discretionary
powers dilaksanakan.
• “Negara itu pada hakikatnya adalah suatu organissasi kekuasaan yang diciptakan oleh
sekelompok manusia yang disebut bangsa dengan tujuan untuk menyelenggarakan
kepentingan mereka bersama”.
Bentuk negara menurut pengertian ilmu negara dibagi menjadi dua yaitu:
1. Monarki
• seorang kepala negara diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan
• bentuk negara disebut Monarki
• kepala negaranya disebut Raja atau Ratu
2. Republik
• kepala negara dipilih untuk masa jabatan yang ditentukan
• bentuk negaranya disebut Republik
• kepala negaranya adalah Presiden.
• Dalam sistem ketatanegaraan dapat diketahui melalui kebiasaan ketatanegaraan (convention),
hal ini mengacu pada Konstitusi,
• Konstitusi mengandung dua hal yaitu :
1. Konstitusi tertulis
2. Konstitusi tidak tertulis
• Negara Indonesia dalam tata urutan peraturan perundang-undangan pada masa Orde Lama
diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum Republik
Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, dengan tata
urutan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar 1945.
2. Ketetapan MPR
3. Undang-Undang/Perpu
4. Peraturan Pemerintah
5. Keputusan Presiden
6. Peraturan Menteri
7. Peraturan pelaksana
• Dalam era reformasi, tata urutan perundang-undangan diatur dalam Tap MPR No.
III/MPR/2000 yang menggantikan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, dengan urutan sebagai
berikut:
– Undang-Undang Dasar 1945.
– Ketetapan MPR
– Undang-Undang.
– PERPU (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang)
– Peraturan Pemerintah
– Keputusan Presiden
– Peraturan Daerah
• Beberapa problematika dalam Tap MPR No. III/MPR/2000 membuat pemerintah dan DPR
menelurkan UU No. 10 Tahun 2004 tentang Tata Urutan Perundang-undangan sebagai
pengganti Tap MPR No. III/MPR/2000 yang terdiri atas:
1. UUD 1945
2. Undang-Undang/PERPU
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan daerah

• Berdasarkan UU no 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,


jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
• Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
• Peraturan Pemerintah
• Peraturan Presiden
• Peraturan Daerah Provinsi
• Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
• Kedudukan Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara.
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam
Peraturan Perundang-undangan.
• Sifat Undang-Undang Dasar 1945, singakt namun supel. namun harus ingat kepada dinamika
kehidupan masyarakat dan Negara Indonesia, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pasalnya hanya 37 buah, hanya mengatur pokok-pokoknya saja, berisi instruksi kepada
penyelenggaraan negara dan pimpinan pemerintah untuk:
2. Menyelenggarakan pemerintahan negara dan
3. Mewujudkan kesejahteraan sosial
4. Aturan pelaksanaan diserahkan kepada tataran hukum yang lebih rendah yakni Undang-
Undang, yang lebih cara membuat, mengubah, dan mencabutnya.
5. Yang penting adalah semangat para penyelenggara negara dan pemerintah dalam praktek
pelaksanaan
6. Kenyataan bahwa UUD 1945 bersifat singkat namun supel seperti yang dinyatakan dalam
UUD 1945, secara kontekstual, aktual dan konsisten dapat dipergunakan untuk
menjelaskan ungkapan “Pancasila merupakan ideologi terbuka” serta membuatnya
operasional.
7. Dapat kini ungkapan “Pancasila merupakan ideologi terbuka” dioperasikan setelah
ideologi Pancasila dirinci dalam tataran nilai. Pasal-pasal yang mengandung nilai-nilai
Pancasila (nilai dasar) yakni aturan pokok di dalam UUD 1945 yang ada kaitannya dengan
pokok-pokok pokiran atau ciri khas yang terdapat pada UUD 1945. Nilai instrumen
Pancasila, yaitu aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu (TAP MPR, UU, PP, dsb).
• Konvensi merupakan keadaan sesungguhnya untuk melaksanakan UUD 1945. Untuk
melestarikan atau mempertahankan UUD 1945.

• kehadiran konvensi dalm sistem ketatanegaraan RI, didorong pula oleh:


1. Konvensi merupakan sub sistem konstitusi yang selalu ada di setiap negara.
2. Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat. Konvensi merupakan
salah satu sarana untuk menjamin pelaksanaan kedaulatan rakyat.

• UUD 1945 dilakukan amandemen beberapa kali :


• Amandemen pertama disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999
• Amandemen kedua pada tanggal 18 Agustus 2000
• Amandemen ketiga pada tanggal 9 November 2001
• Amandemen keempat pada tanggal 10 Agustus 2002
Kedudukan Pancasila sebagai Sumber
Hukum Dasar Negara Indonesia.
• Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah
Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi Negara atau (Staatsidee).
• Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan Negara atau dengan kata lain perkataan.
• Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijabarkan
lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang
pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya.
• seluruh peraturan perudang- undangan di Indonesia harus bersumber pada pembukaan UUD 1945
yang di dalamnya terkandung asas kerohanian negara atau dasar filsafat negara RI.
• Dalam alinia ke empat pembukaan UUD 1945, termuat unsur- unsur yang menurut ilmu hukum di
syaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia (rechts orde) atau (legai orde) yaitu suatu
kebulatan dan keseluruhan peraturan- peraturan hukum.
• maka pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif, dengan demikian
tata kehidupan benegara tidak hanya bertopang pada asas- asas sosial, ekonomi, politik, akan
tetapi dalam perpaduanya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya yaitu panduan asas-
asas kultural.
Sistem Ketatanegaraan Sebelum Amandemen
1. MPR
Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR berdasarkan UUD 1945 merupakan lembaga
tertinggi negara dan sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. MPR
diberi kekuasaan tak terbatas (Super Power). karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia”
yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden.
2. MA
Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah
Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung
membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
3. BPK
Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.
4. DPR
Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945
1. memberikan persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)],
2. mengajukan rancangan Undang-Undang [pasal 21 (1)],
3. Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22 (2)],
4. Memberikan persetujuan atas Anggaran Pendapatan
5. Belanja Negara [pasal 23 (1)].
5. Presiden
1. Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR meskipun
kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.
2. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of power
and responsiblity upon the president).
3. Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang
kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).
4. Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
5. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden
serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Sesudah Amandemen

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat


dijelaskan sebagai berikut :  Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi
dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut
UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6
lembaga negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung
(MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Tugas dan Wewenang MPR
• Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar

• Melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum

• Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden

• Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden

• Memilih Wakil Presiden

• Memilih Presiden dan Wakil Presiden


Fungsi DPR

– Legislasi : Fungsi Legislasi dilaksanakan untuk membentuk undang-undang


bersama presiden.
– Anggaran : Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan
memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap
rancangan undang - undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden.
– Pengawasan : Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang dan APBN.
Hak DPR
1. Hak interpelasi

Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah
mengenai kebijakan Pemerintah ya ng penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Hak angket

Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal
penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3. Hak imunitas

Hak imunitas adalah kekebalan hukum dimana setiap anggota DPR tidak dapat dituntut di hadapan dan

di luar pengadilan karena pernyataan, pertanyaan/pendapat yang dikemukakan secara lisan ataupun

tertulis dalam rapat-rapat DPR, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode

etik.

4. Hak menyatakan pendapat

Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas :

Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia

internasional

Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket


Hak Anggota DPR
• mengajukan usul rancangan undang-undang
• mengajukan pertanyaan
• menyampaikan usul dan pendapat
• memilih dan dipilih
• membela diri
• imunitas
• protokoler
• keuangan dan administratif
Kewajiban Anggota DPR
1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila
2. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan
perundangundangan
3. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan
5. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat
6. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara
7. menaati tata tertib dan kode etik
8. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain
9. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala
10. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat
11. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah pemilihannya
Tugas DPR
a. memimpin sidang DPR dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil keputusan
b. menyusun rencana kerja pimpinan
c. melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda dan materi
kegiatan dari alat kelengkapan DPR
d. menjadi juru bicara DPR
e. melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPR
f. mewakili DPR dalam berhubungan dengan lembaga negara lainnya
g. mengadakan konsultasi dengan Presiden dan pimpinan lembaga negara lainnya sesuai
dengan keputusan DPR
h. mewakili DPR di pengadilan
i. melaksanakan keputusan DPR berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi
anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
j. menyusun rencana anggaran DPR bersama Badan Urusan Rumah Tangga yang
pengesahannya dilakukan dalam rapat paripurna
k. menyampaikan laporan kinerja dalam rapat paripurna DPR yang khusus diadakan untuk itu
Pada periode 2009-2014, DPR mempunyai 11 komisi
dengan ruang lingkup tugas, yaitu :
a. Komisi I, membidangi pertahanan, luar negeri, dan informasi.
b. Komisi II, membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria.
c. Komisi III, membidangi hukum dan perundang-undangan, hak asasi manusia, dan keamanan.
d. Komisi IV, membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pangan.
e. Komisi V, membidangi perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat,
pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal.
f. Komisi VI, membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah),
dan badan usaha milik negara.
g. Komisi VII, membidangi energi, sumber daya mineral, riset dan teknologi, dan lingkungan.
h. Komisi VIII, membidangi agama, sosial dan pemberdayaan perempuan.
i. Komisi IX, membidangi kependudukan, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi.
j. Komisi X, membidangi pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan.
k. Komisi XI, membidangi keuangan, perencanaan pembangunan nasional, perbankan, dan lembaga
keuangan bukan bank.
DPD memiliki fungsi sebagai berikut :

• Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang


berkaitan dengan bidang legislasi tertentu
• Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu. Anggota DPD dari
setiap provinsi adalah 4 orang. Dengan demikian jumlah anggota DPD saat ini
adalah seharusnya 136 orang. Masa jabatan anggota DPD adalah 5 tahun, dan
berakhir bersamaan pada saat anggota DPD yang baru mengucapkan sumpah /
janji.
Wewenang Presiden
sebagai Kepala Negara

• membuat perjanjian dengan negara lain melalui


persetujuan DPR
• mengangkat duta dan konsul

• menerima duta dari negara asing

• memberi gelar , tanda jasa, tanda kohormatan kepada WNI


ataupun WNA yang berjasa bagi Indonesia.
Wewenang Presiden
sebagai Kepala Pemerintahan

 menjalankan kekuasaan pemerintah sesuai UUD

 berhak mengusulkan RUU kepada DPR

 menetapkan peraturan pemerintah

 memegang teguh UUD dan menjalankan seluruh undang-undang dan


peraturann dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
 memberi grasi dan rehabilitasi

 memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR


Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden
merupakan panglima angkatan tertinggi yang memiliki wewenang
sebagai berikut :
•menyatakan perang, perdamaian, perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR
•membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR
•menyatakan keadaan bahaya
Mahkamah Agung
Mahkamah agung adalah lembaga tertinggi dalam system
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang
kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah
Konstitusi. Mahkamah agung membawahi badan peradilan
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
Negara.
 Wewenang dan Fungsi
Mahkamah Agung

1. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan


pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan
peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, kecuali
undang-undang menentukan lain
2. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang terhadap undang-undang; dan
3. kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.
Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang


melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan
pengadilan guna menegakkan hukum dan keadilan
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk :

• Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945.
• Memutus Sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
• Memutus pembubaran partai politik, dan

• Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.


Dalam melaksanakan tugas Pemeriksaan, BPK
berwenang :
1. Menentukan menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan
laporan pemeriksaan

2. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia,
Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga
atau badan lain yang mengelola keuangan negara
3. Melakukan pemeriksaan di tempat periyimpanan uang dan barang milik
negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan
negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-
bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan negara
4. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK
5. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
6. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara

7. Menggunakan tenaga ahli dan/ atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja
untuk dan atas nama BPK

8. Membina jabatan fungsional Pemeriksa

9. Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan

10. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern


Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah.
Tugas dan Wewenang
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di
Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan

2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,serta


perilaku hakim

3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH)


bersama-sama dengan Mahkamah Agung

4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman


Perilaku Hakim (KEPPH)
Tugas dan Kewenangan
1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum
2. Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta
Pemilihan Umum
3. Membent, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :uk Panitia Pemilihan
Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum
mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS
4. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan
5. Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR,
DPRD I dan DPRD II
6. Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum
7. Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

Anda mungkin juga menyukai