Kualitatif Obat
Manfaat :
1. Memastikan identitas senyawa obat.
2. Identitas zat berkhasiat dalam sediaan obat, bentuk
tunggal / campuran tanpa atau setelah diisolasi.
3. Deteksi terhadap pemalsuan suatu zat / obat melalui
indikator bahwa hasil reaksi negatif.
4. Menunjukkan kemunduran kadar atau substandar
atau pemalsuan dalam kadar, dapat dilakukan
analisa kuantitatif.
III. Uji Pendahuluan (1)
Dilakukan uji terhadap senyawa asal.
Terdiri dari :
1. Organoleptik : keadaan agregasi (padat, cair, kental
dll), warna, bau (sebelum dan sesudah dibakar/
dipanaskan), rasa (di lidah atau kulit), mikroskopik
senyawa asal (serbuk).
2. Reaksi Nyala :
2.1. dengan kawat Cu (Beilstein) : larutan
zat/contoh dengan logam Cu menjadi senyawa
mudah menguap, terjadi nyala hijau.
2.2. dengan kawat Pt : beberapa kation memberikan
nyala dengan warna tertentu.
Uji Pendahuluan (2)
Beberapa kation yang memberikan nyala dengan kawat Pt
sbb :
K (Kalium) : Nyala Merah Ungu (Filter Kaca Kobalt)
Na (Natrium) : Nyala Kuning
Ca (Kalsium) : Nyala Merah Kekuningan
Li (Lithium) : Nyala Merah
Sr (Strosium) : Nyala Merah Karmin
Bi (Bismuth) : Nyala Putih Kehijauan
Ba (Barium) : Nyala Hijau Kekuningan
Cu (Tembaga) : Nyala Hijau Kebiruan
Sb (Antimon) : Nyala Abu-abu
As (Arsen) : Nyala Biru Abu-abu Dll.
Uji Pendahuluan (3)
3. Mikrosublimat : dilakukan secara bertingkat (fraksi 1,
2, 3) dengan peralatan kaca obyek, cincin sublimasi,
kaca penutup, kapas basah dan nyala api bunsen.
4. Pemijaran :
4.1. Pemijaran lemah (api kecil) : perlu diamati.
gas yang timbul : berasap, membatukkan,
mudah terbakar, tidak berwarna, berbau
keras dan membirukan kertas lakmus merah
basah.
keluar uap air.
terjadi perubahan warna.
terjadi peledakan.
menggelembung.
Uji Pendahuluan (4)
4.2. Pemijaran kuat (api besar) :
Agar diperoleh sisa pijar, ada perubahan zat
terhadap pemijaran, keadaan zat stabil / tetap atau
terurai.
Perlu ditambah Na / K karbonat padat untuk
mengubah senyawa logam menjadi bentuk
karbonat yang larut dalam asam (misalnya Barium
sulfat menjadi Barium karbonat).
Kadang-kadang ditambah asam nitrat pekat,
dipanaskan untuk menghilangkan senyawa
organiknya.
Bila contoh tidak ada sisa, maka mungkin hanya
mengandung senyawa organik bebas atau
senyawa anorganik yang mudah menguap
(misalnya garam Hg, As2O3 dll)
Uji Pendahuluan (5)
Diamati sisa pijar, keadaan dingin dan panas. Bila
sisa pijar panas berwarna kuning dan ketika dingin
berwarna putih menunjukkan mengandung ZnO.
Kemudian ditentukan ion-ion dalam sisa pijar
tersebut dengan melarutkan dalam air, asam dsb.
5. Penentuan kation menguap :
NH4+ : dengan Nessler, terjadi endapan coklat atau
larutan kuning coklat.
Hg : dengan KOH untuk menetralkan asam, lalu
ditambah difenil karbazid, maka terjadi warna biru.
As : reaksi reduktor Aluminium ditambah KOH
(kapas Pb-asetat) dengan AgNO3, terjadi warna
kuning.
Uji Pendahuluan (6)
6. Penentuan anion menguap :
6.1. Dengan asam sulfat encer dipanaskan : dapat
terdeteksi karbonat (CO2), peroksida, persulfat,
perklorat (ClO3), sianida (HCN), sulfit (SO2),
sulfida (H2S), nitrit (NO2) dll.
6.2. Dengan asam sulfat pekat, dingin dan dipanaskan
Nitrat (NO2 akan membirukan kertas KI
ditambah amilum)
Klorat (ClO3) akan meledak. Juga MnO4-
(Mn2O7, akan meledak).
6.3. Anion mengoksidasi, dibuat soda ekstrak :
Larutan soda dipanaskan ditambah asam
asetat 4 N, KI dan amilum: terjadi warna biru.
Uji Pendahuluan (7)
Larutan soda dipanaskan sampai kisat (kering)
lalu ditam-bah difenil amin dan asam sulfat pekat,
terjadi warna biru pada NO3-, ClO3-, CrO4- dll.
6.4. Anion mereduksi, dibuat soda ekstrak : larutan soda
dipanaskan ditambah asam asetat 4 N, KI dan
amilum (biru), tidak terjadi warna pada S2-, NO2-,
Fe(CN)6-, SO3-, S2O3- dll.
7. Reaksi untuk Asam borat :
zat ditambah metanol dan asam sulfat pekat, lalu
dibakar, maka akan timbul nyala hijau (metil borat).
zat dalam suasana HCl diteteskan pada kertas
kurkumin, terjadi warna merah jingga, lalu ditambah
amonium hidroksida, maka terjadi warna hijau kotor.
Uji Pendahuluan (8)
8. Reaksi untuk Asetat :
zat padat digerus dengan KHSO4, terjadi bau cuka.
zat ditambah As2O3 dan dipanaskan: maka terjadi bau
busuk (kakodil oksida).
4. Rotasi optik Antara -18º dan -32º dalam tabung 100 mm.
2. Identifikasi
A. Menunjukkan reaksi Tartrat seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum .
B. Jika dipijarkan, perlahan-lahan terurai, bau seperti gula
terbakar (perbedaan dari Asam Sitrat).
TERIMA KASIH