Kualitatif Obat
Manfaat :
1. Memastikan identitas senyawa obat.
2. Identitas zat berkhasiat dalam sediaan obat, bentuk
tunggal / campuran tanpa atau setelah diisolasi.
3. Deteksi terhadap pemalsuan suatu zat / obat melalui
indikator bahwa hasil reaksi negatif.
4. Menunjukkan kemunduran kadar atau substandar
atau pemalsuan dalam kadar, dapat dilakukan
analisa kuantitatif.
III. Uji Pendahuluan (1)
Dilakukan uji terhadap senyawa asal.
Terdiri dari :
1. Organoleptik : keadaan agregasi (padat, cair, kental
dll), warna, bau (sebelum dan sesudah dibakar/
dipanaskan), rasa (di lidah atau kulit), mikroskopik
senyawa asal (serbuk).
2. Reaksi Nyala :
2.1. dengan kawat Cu (Beilstein) : larutan
zat/contoh dengan logam Cu menjadi senyawa
mudah menguap, terjadi nyala hijau.
2.2. dengan kawat Pt : beberapa kation memberikan
nyala dengan warna tertentu.
Uji Pendahuluan (2)
Beberapa kation yang memberikan nyala dengan kawat Pt
sbb :
K (Kalium) : Nyala Merah Ungu (Filter Kaca Kobalt)
Na (Natrium) : Nyala Kuning
Ca (Kalsium) : Nyala Merah Kekuningan
Li (Lithium) : Nyala Merah
Sr (Strosium) : Nyala Merah Karmin
Bi (Bismuth) : Nyala Putih Kehijauan
Ba (Barium) : Nyala Hijau Kekuningan
Cu (Tembaga) : Nyala Hijau Kebiruan
Sb (Antimon) : Nyala Abu-abu
As (Arsen) : Nyala Biru Abu-abu Dll.
Uji Pendahuluan (3)
3. Mikrosublimat : dilakukan secara bertingkat (fraksi 1,
2, 3) dengan peralatan kaca obyek, cincin sublimasi,
kaca penutup, kapas basah dan nyala api bunsen.
4. Pemijaran :
4.1. Pemijaran lemah (api kecil) : perlu diamati.
gas yang timbul : berasap, membatukkan,
mudah terbakar, tidak berwarna, berbau
keras dan membirukan kertas lakmus merah
basah.
keluar uap air.
terjadi perubahan warna.
terjadi peledakan.
menggelembung.
Uji Pendahuluan (4)
4.2. Pemijaran kuat (api besar) :
Agar diperoleh sisa pijar, ada perubahan zat
terhadap pemijaran, keadaan zat stabil / tetap atau
terurai.
Perlu ditambah Na / K karbonat padat untuk
mengubah senyawa logam menjadi bentuk
karbonat yang larut dalam asam (misalnya Barium
sulfat menjadi Barium karbonat).
Kadang-kadang ditambah asam nitrat pekat,
dipanaskan untuk menghilangkan senyawa
organiknya.
Bila contoh tidak ada sisa, maka mungkin hanya
mengandung senyawa organik bebas atau
senyawa anorganik yang mudah menguap
(misalnya garam Hg, As2O3 dll)
Uji Pendahuluan (5)
Diamati sisa pijar, keadaan dingin dan panas. Bila
sisa pijar panas berwarna kuning dan ketika dingin
berwarna putih menunjukkan mengandung ZnO.
Kemudian ditentukan ion-ion dalam sisa pijar
tersebut dengan melarutkan dalam air, asam dsb.
5. Penentuan kation menguap :
NH4+ : dengan Nessler, terjadi endapan coklat atau
larutan kuning coklat.
Hg : dengan KOH untuk menetralkan asam, lalu
ditambah difenil karbazid, maka terjadi warna biru.
As : reaksi reduktor Aluminium ditambah KOH
(kapas Pb-asetat) dengan AgNO3, terjadi warna
kuning.
Uji Pendahuluan (6)
6. Penentuan anion menguap :
6.1. Dengan asam sulfat encer dipanaskan : dapat
terdeteksi karbonat (CO2), peroksida, persulfat,
perklorat (ClO3), sianida (HCN), sulfit (SO2),
sulfida (H2S), nitrit (NO2) dll.
6.2. Dengan asam sulfat pekat, dingin dan dipanaskan
Nitrat (NO2 akan membirukan kertas KI
ditambah amilum)
Klorat (ClO3) akan meledak. Juga MnO4-
(Mn2O7, akan meledak).
6.3. Anion mengoksidasi, dibuat soda ekstrak :
Larutan soda dipanaskan ditambah asam
asetat 4 N, KI dan amilum: terjadi warna biru.
Uji Pendahuluan (7)
Larutan soda dipanaskan sampai kisat (kering)
lalu ditam-bah difenil amin dan asam sulfat pekat,
terjadi warna biru pada NO3-, ClO3-, CrO4- dll.
6.4. Anion mereduksi, dibuat soda ekstrak : larutan soda
dipanaskan ditambah asam asetat 4 N, KI dan
amilum (biru), tidak terjadi warna pada S2-, NO2-,
Fe(CN)6-, SO3-, S2O3- dll.
7. Reaksi untuk Asam borat :
zat ditambah metanol dan asam sulfat pekat, lalu
dibakar, maka akan timbul nyala hijau (metil borat).
zat dalam suasana HCl diteteskan pada kertas
kurkumin, terjadi warna merah jingga, lalu ditambah
amonium hidroksida, maka terjadi warna hijau kotor.
Uji Pendahuluan (8)
8. Reaksi untuk Asetat :
zat padat digerus dengan KHSO4, terjadi bau cuka.
zat ditambah As2O3 dan dipanaskan: maka terjadi bau
busuk (kakodil oksida).
4. Rotasi optik Antara -18º dan -32º dalam tabung 100 mm.
2. Identifikasi
A. Menunjukkan reaksi Tartrat seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum .
B. Jika dipijarkan, perlahan-lahan terurai, bau seperti gula
terbakar (perbedaan dari Asam Sitrat).
TERIMA KASIH
Analisa Volumetri terhadap
Bahan Baku dan Sediaan Obat,
Narkotika, Psikotropika
1. Titrasi Langsung
3. Titrasi Kompleksometri.
4. Titrasi Redoks
6. Titrasi Nitrimetri
30/08/2021 2
I. Titrasi Redoks :
Bromometri (INH)
Iodometri (Antalgin, Kofein)
30/08/2021 3
BROMOMETRI
PRINSIP:
Reaksi antara senyawa obat dengan Brom yang dapat
berupa reaksi substitusi, adisi atau oksidasi.
1. Substitusi: terjadi pada senyawa fenol, salisilamida,
amin aromatis dan turunannya.
2. Adisi: terjadi pada senyawa tidak jenuh seperti golongan
barbital.
3. Oksidasi: terjadi pada senyawa yang mempunyai gugus
fungsi mudah teroksidasi seperti Vit. C, INH.
Titrasi INH secara bromometri dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung.
30/08/2021 4
APLIKASI BROMOMETRI DAN IODOMETRI
PRINSIP:
1. Reaksi dibromo substitusi oleh Br2 pada posisi orto dari
gugus −NH2. Contoh: Novokain (Prokain HCl)
2. Reaksi Adisi I2 pada ikatan rangkap Novalgin (Antalgin),
dilakukan cara tidak langsung.
3. Adisi iodum oleh Kofein dalam suasana asam membentuk
Kofein tetraiodida yang sukar larut.
30/08/2021 5
30/08/2021 6
30/08/2021 7
Penetapan Kadar Tablet Antalgin
(Metampiron) FI ed. 6, hlm. 1125 - 1126
(T/D) x (T/2000) x (B – I)
Contoh :
30/08/2021 45
Penetapan Kadar Antibiotik secara Iodometri
<521> FI V hlm. 1956 - 1957
Larutan uji Larutan sampel dengan kadar seperti tertera
pada Tabel. Pipet masing-masing 2 ml larutan ini ke dalam
dua labu Erlenmeyer 125 ml bersumbat kaca.
Prosedur
Inaktivasi dan titrasi Pada 2,0 ml Larutan baku dan
Larutan uji dalam labu terpisah, masing-masing
tambahkan 2,0 ml natrium hidroksida 1,0 N, campur
dengan menggoyang labu, dan biarkan selama 15 menit.
Ke dalam tiap labu tambahkan 2,0 ml asam klorida 1,2 N
dan 10,0 ml iodum 0,01 N LV, segera tutup labu, biarkan
selama 15 menit.
30/08/2021 46
Penetapan Kadar Antibiotik secara Iodometri
<521> FI V hlm. 1956 - 1957
30/08/2021 50
Analisa Spektrofotometri UV terhadap
Bahan Baku dan Sediaan Obat,
Narkotika, Psikotropika
1,3-sikloheksadiena 256
10/09/2021 3
A.1. Pengaruh Substituen
10/09/2021 12
B.4. Analisa dalam Cairan Tubuh/Biologik
O
C6H5
N C
C6H5 Na OH
KmnO4
O
NaO N
10/09/2021 13
II. APLIKASI
Penerapan metode spektrofotometri UV dilakukan
terhadap semua senyawa yang mengandung suatu
sistem aromatik yang diaktivasi atau gugus khusus
senyawa yang ditandai dengan suatu struktur yang
kompleks, seperti barbiturat, penisilin dan sefalosporin.
10/09/2021 14
II.1. METODE LANGSUNG
Metode ini merupakan metode yang mengukur absorban
senyawa obat itu sendiri dengan atau tanpa pemisahan,
pengenceran dll.
Pengukuran absorpsi UV ini sederhana, teliti dan peka,
sehingga dapat digunakan bagi kebanyakan senyawa obat.
Pada dasarnya semua senyawa yang mengandung:
1. Ikatan rangkap terkonyugasi atau
2. Cincin aromatik dan gugus pada banyak jenis/spesi
anorganik dapat mengabsorpsi sinar UV, ditunjukkan
oleh spektrum senyawa tersebut.
10/09/2021 15
II.1. METODE LANGSUNG
Keterbatasan metode ini adalah adanya gangguan
dari spesi lain yang mengabsorpsi UV dalam sampel.
Kurangnya spesifisitas ini diatasi dengan melakukan
pemisahan sebelum dilakukan pengukuran absorban.
Contoh:
1. Pada kromofor fenil sederhana, ada beberapa puncak
antara 250 – 270 nm. Contoh: Profoksifen HCl
2. Dekstro amfetamin dan amobarbital: lakukan
pemisahan dengan kolom alginat. Amobarbital didapat
dari elusi dgn etanol dan diukur pada λ = 240 nm
dalam dapar borat pH 10, sedangkan dekstro
amfetamin didapat dari elusi dgn H2SO4 0,5 m dan
diukur pada λ = 257 nm.
10/09/2021 16
II.1. METODE LANGSUNG
3. 240 15.830
SEFALORIDIN 255 14.542
263 174
SIKLIZIN HCl
269 540
263 742
HCl 0,1 N
258 694
253 (bahu) 548
10/09/2021 21
II.2. METODE TIDAK LANGSUNG
Dari tabel di atas: absorpsi disebabkan oleh suatu gugus
fenil sederhana relatif lemah dan terjadi pada λ yg rendah.
Karakteristik absorpsi ini dapat diperbaiki dengan oksidasi
rantai samping. Terjadi oksidasi gugus alkil pada suatu
cincin aromatik dengan oksidator kuat seperti basa
permanganat, asam bikromat dan serium asam.
Oksidasi rantai lurus dan substituen alkil sekunder menjadi
asam karboksilat.
Gugus alkil tersier tahan terhadap oksidasi dan kondisinya
cukup kuat untuk terjadi pecah/putusnya cincin.
10/09/2021 22
II.2. METODE TIDAK LANGSUNG
Cincin aromatik:
10/09/2021 24
CONTOH METODE TIDAK LANGSUNG
Steroid (seperti Kortison, Kortison Asetat, Hidrokortison,
Progesteron, Betametason dan Triamsinolon) dengan
kromofor 4-en-3-one direduksi secara kuantitatif dalam
10 menit pada suhu kamar menggunakan larutan Li
borohidrida dalam Tetrahidrofuran. Hasilnya berupa
senyawa yang hilang absorbsinya.
Pengembangan kromofor pada eritromisin (λ max 236 nm)
dilakukan dgn pemanasan dalam larutan basa (hidrolisa)
menjadi Anhidroeritromisin. Lakukan koreksi dengan
larutan eritromisin yang tidak dihidrolisa, dengan
menambahkan asam sulfat untuk meniadakan hidrolisa.
Perbedaan antara bagian yang dihidrolisa dan yang tidak
pada 236 nm menunjukkan kadar eritromisin yang semula
ada dalam sampel.
10/09/2021 25
IMPLEMENTASI
1. INJEKSI KLORPROMAZIN HCl SPEKTROSKOPI
FI ed. 6 hlm. 935 – 936
1. Identifikasi
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi.
B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum.
2. Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama Klorpromazin HCl
BPFI larutkan dan encerkan bertahap dengan HCl 0,1
N hingga kadar ± 8 µg per mL.
10/09/2021 26
1. INJEKSI KLORPROMAZIN HCl
FI ed. 6 hlm. 935 – 936
Larutan uji
Ukur saksama sejumlah volume injeksi setara ± 100 mg
klorpromazin HCl, masukkan ke dalam labu tentukur 500- mL,
tambahkan HCl 0,1 N sampai tanda.
Pipet 10 mL larutan ke dalam corong pisah 250 mL,
tambahkan ± 20 mL air, basakan dengan amonium
hidroksida P, ekstraksi 4 x @ dengan 25 mL eter P.
Ekstraksi kumpulan ekstrak eter dgn 25 mL HCl 0,1 N,
Kumpulkan ekstrak asam ke dalam labu tentukur 250-mL.
Alirkan udara untuk menguapkan sisa eter,
Tambahkan HCl 0,1 N sampai tanda.
10/09/2021 27
1. INJEKSI KLORPROMAZIN HCl
FI ed. 6 hlm. 935 – 936
10/09/2021 28
2. Losartan Kalium (FI ed. 6 hlm. 1066)
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah didispersikan
dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Losartan
Kalium BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per mL dalam
metanol P, menunjukkan maksimum dan minimum hanya
pada panjang gelombang yang sama seperti pada Losartan
Kalium BPFI.
C. Menunjukkan reaksi Kalium seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum.
10/09/2021 29
3. Asam Nalidiksat (FI ed. 6 hlm. 189)
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan
dan didispersikan dalam KBr P, menunjukkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Asam Nalidiksat BPFI.
10/09/2021 31
Terima kasih
Analisa Kolorimetri
terhadap
Bahan Baku dan
Sediaan Obat,
Narkotika,
Psikotropika
10/09/2021 3
1. METODE LANGSUNG
Metode Kolorimetri terdiri dari:
1. Metode Langsung
2. Metode Tidak Langsung
Metode Langsung:
Beberapa senyawa obat mengabsorpsi di daerah visibel
dengan cukup kuat sehingga pengukuran langsung
dapat dipakai untuk mengkuantisasikannya.
Contoh: Na eritrosin λ max = 531 nm ;
Na Fluoresein, λ max = 531 nm
Danthron,λ max= 430 nm, Є = 4.350 l mol-1cm-1
Gentian/kristal violet, Pirvinium pamoat dll
10/09/2021 4
1. METODE LANGSUNG
10/09/2021 5
2. METODE TIDAK LANGSUNG
Metode Tidak Langsung menghasilkan / memodifikasi
kromofor secara kimia.
Struktur yang relatif kompleks seperti molekul aromatik
tersubstitusi atau steroid tersubstitusi yang sebagian
besar dari molekul berperan serta dalam kromofor.
Reaksi kimia dalam metode tidak langsung sbb:
1. Reaksi Substitusi Aromatik, misal. Reaksi Diazotasi
dan pengkopelan, Reaksi kopeling oksidatif, Reaksi
nitrasi, halogenasi & Friedel-Crafts.
2. Reaksi Aromatik Nukleofilik, misal. Pengkopelan
senyawa metilen aktif dgn derivat m-dinitrobenzena.
10/09/2021 6
2. METODE TIDAK LANGSUNG
3. Reaksi Oksidasi-Reduksi, misal. Penentuan steroid
dengan Reduksi Garam Tetrazolium, reaksi Redoks
dengan Biru Metilen.
4. Reaksi Kolorimetri untuk Heterosiklis Nitrogen,
misal. Reaksi derivat Piridin dgn Sianogen bromida,
Penentuan Pirol dan Indol dengan p-Dimetil Amino
Benzaldehida (Reaksi Ehrlich).
5. Oksidasi Katekolamin menjadi Adrenokrom.
6. Pengembangan warna pada steroid dengan asam
sulfat dalam alkohol.
10/09/2021 7
DIAZOTASI DAN PENGKOPELAN
Penggunaan diazotasi dan pengkopelan lebih luas
daripada reaksi substitusi aromatik elektrofil lainnya.
Reaksi berlangsung dalam 2 langkah sbb :
1. Reaksi Diazotasi
Ar – NH2 + HNO2 + H Ar – N=N+ + 2 H2O
Garam Diazonium
2. Reaksi Pengkopelan
Ar – N=N+ + Ar′–H Ar – N=N–Ar′ + H′
Substrat Produk Azo
Senyawa azo tersebut mengabsorpsi sinar tampak,
tetapi λ max dan ε bergantung pada gugus aromatik,
pH dan pelarut.
10/09/2021 8
DIAZOTASI DAN PENGKOPELAN
Nilai ε cukup besar sehingga analisis dapat dilakukan
pada skala μg/ml.
Ar–N–N=O + H+
H
O‾ OH
OH‾ OH‾
+
Ar– N ≡ N Ar–N–N = OH Ar–N=NO‾
+ +
H H
ION DIAZONIUM ASAM DIAZOTAT ION DIAZOTAT
10/09/2021 17
1. Konversi Analit Menjadi Garam Diazonium dan
Pengkopelan dgn Suatu Substrat yg Sesuai
10/09/2021 19
2. Pengkopelan langsung analit dengan suatu
garam diazonium
- 3 – FENIL – 5 – NITROSAMIN-1,2,4 TIADIAZOL
ON – NH S
N N
- 4–AMINO–6–KLORO–1,3–BENZEN SO2NH2
DISULFONAMIDA Cl
SO2
NH2
10/09/2021 21
CONTOH ANALISIS OBAT DENGAN CARA PENGKOPELAN
LANGSUNG DENGAN GARAM DIAZONIUM :
BAHAN OBAT ZAT PENGKOPEL λMAX
HO OH
HO NH2 Cl N≡N+ NO2 640 nm
Larutan baku
Lakukan seperti tertera dalam Penetapan kadar
steroid <631>, menggunakan Hidrokortison BPFI,
yaitu larutkan dan encerkan bertahap dengan etanol
hingga kadar lebih kurang 10 µg per ml.
Larutan uji
Timbang saksama injeksi suspensi setara dengan
± 50 mg hidrokortison, masukkan ke dalam corong
pisah dengan bantuan 25 ml air.
10/09/2021 25
Penetapan Kadar Injeksi Suspensi Hidrokortison
10/09/2021 26
Penetapan Kadar Injeksi Suspensi Hidrokortison
Prosedur
Lakukan penetapan seperti tertera dalam
Penetapan kadar steroid <631>.
Hitung kadar dalam mg hidrokortison, C21H30O5
dalam sampel yang digunakan.
10/09/2021 27
Penetapan Kadar Steroid <631> FI ed. 6 hlm. 1971
10/09/2021 30
Terima kasih
Analisa Spektrofotometri IR terhadap
Bahan Baku dan Sediaan Obat,
Narkotika, Psikotropika
Sumber energi: lampu Tungsten Filament atau
Recorder
Nernst Glower atau Laser (pada FTIR).
Sebagai pemilah λ, digunakan monokromator kisi difraksi
atau grattings dengan berbagai bilangan / jumlah garis / mm
untuk daerah IR dekat sampai daerah IR jauh atau filter
interferensi yang relatif kontinyu.
Material untuk sel yang digunakan : NaCl atau KBr.
Detektor sebagai transducer yang akan mengubah E radiasi
IR E listrik : digunakan fotokonduktor atau termokopel.
III. ANALISA KUALITATIF
Parameter kualitatif adalah bilangan gelombang yang
muncul akibat adanya serapan oleh gugus fungsi yg khas
dari suatu senyawa.
Spektrum IR dibuat
dengan menyalurkan
%T sebagai sumbu Y
terhadap bilangan
gelombang sebagai
sumbu X (lihat
gambar di sebelah)
IV. ANALISA KUANTITATIF
Digunakan hukum Beer. Dapat dihitung absortivitas molar, ɛ
pada λ tertentu. Absorpsi zat yang tidak diketahui jumlahnya
ditentukan pada λ ini secara simultan.
Kurva kalibrasi dibuat dengan menyalurkan nilai log ( PO/Pt )
terhadap konsentrasi.
Analisa kuantitatif secara spektrofotometri IR lebih sukar
dibanding spektrofotometri UV karena:
Pita-pita absorpsi sempit (nilai absortivitas sensitif thd λ)
Spektrum kompleks.
Berkas radiasi datang lemah.
Sensitivitas rendah.
Pelarut menyerap radiasi.
V. APLIKASI DALAM FI ed. 6
Tertera pada Lampiran “Spektrofotometri dan Hamburan
Cahaya” <1191>, halaman 2089 – 2098
1.Pengukuran Ultra violet, Cahaya tampak, Inframerah, Serapan
Atom, Fluoresensi, Turbidimetri, Nefelometri dan Raman.
2.Kegunaan Komparatif Daerah Spektrum
3.Teori dan Istilah
4.Penggunaan Baku Pembanding
5.Peralatan
6.Prosedur Spektrofotometri Serapan : Larutan uji, Perhitungan.
7.Spektrofotometri Fluoresensi
8.Hamburan Cahaya
9.Perbandingan Visual
A. Identifikasi Bahan Baku
Identifikasi Difenoksilat Hidroklorida (hlm. 404) :
A.Spektrum serapan infra merah zat yang telah dikeringkan dan
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Difenoksilat Hidroklorida BPFI.
B.Larutan jenuh menunjukkan reaksi Klorida seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
28/09/2021 2
Bilangan yang menyatakan perbandingan
mol yang berfluoresensi dan jumlah total
mol yang tereksitasi (min = 0 dan max = 1)
28/09/2021 3
Nilai absortivitas molar merupakan
kebolehjadian terjadinya transisi, makin
besar makin mudah terjadi transisi
makin mudah terjadi fluoresensi.
* Fluoresensi
n * Fosforisensi
28/09/2021 4
PF adalah proporsional dengan jumlah
molekul yang tereksitasi :
28/09/2021 6
Jika bc kecil maka
Bifenil
Fluoren EF = 0,20
28/09/2021 9
1. Struktur molekul yang mempunyai ikatan rangkap
mempunyai sifat fluoresensi karena strukturnya
kaku dan planar.
2. Penambahan ikatan rangkap (aromatik polisiklik)
dapat menaikkan fluoresensi.
3. Gugus OH-, -NH2, OCH3 yang terikat pada sistem
dapat menaikkan intensitas fluoresensi.
4. Gugus NO2, Br, I, CN, COOH dapat menurunkan
bahkan menghilangkan sifat fluoresensi.
28/09/2021 10
5. Pengaturan pH dapat mengubah intensitas
fluoresensi, Contoh : Phenol menjadi phenolat
menaikkan fluoresensi.
6. Amina aromatik menjadi ammonium aromatik
menurunkan fluoresensi.
7. Heterosiklis dengan atom N, S dan O mempunyai
sifat fluoresensi.
8. Heterosiklis dengan gugus NH, jika medianya asam
akan menaikkan intensitas fluoresensi.
28/09/2021 11
Sampel cell
Excitation Transmitted
filter Light
Light Excitation
Fluorecent
source (prymary)
(emitted)
filter
light
Fluorecence
(secondary)
filter
Phototube
Photomultiplier tube
28/09/2021 12
Kepekaan yang baik karena :
1. Intensitas dapat diperbesar dengan menggunakan
sumber eksitasi yang tepat
2. Detektor yang digunakan seperti tabung
pergandaan foto sangat peka
3. Pengukuran energi emisi lebih tepat daripada
energi terabsorbsi
4. Dapat mengukur sampai kadar 10-4 – 10-9 M
28/09/2021 13
1. Derivat Difenilmetan 7. Steroida
2. Salisilat 8. Penisilin, Sefalosporin
3. Katekolamin dan Antibiotika lain
28/09/2021 16
Senyawa fenol, seperti BHA (butil hidroksi anisol) dan
Propil galat, berfluoresensi kuat sehingga dapat
digunakan untuk penetapan kadar antioksidan
tersebut.
Senyawa fenol yang tidak berfluoresensi, dikonversi
menjadi produk berfluoresen dengan cara
melakukan kondensasi dengan etil asetoasetat.
Contoh : Guaiakol, Resorsinol, Hidrokuinon.
28/09/2021 17
Senyawa fenotiazin memiliki fluoresensi alami , tetapi
dapat diperkuat fluoresensinya dengan dioksidasi
dengan H2O2 atau KMnO4 menjadi senyawa
sulfoksida : menggeser λ eksitasi yang lebih panjang
dan λ emisi yang lebih pendek.
Contoh : Klorpromazin dengan fluoresensi alami
dengan λ eksitasi 320 nm, λ emisi 455 nm, lalu
dioksidasi menghasilkan produk dengan fluoresensi
kuat pada λ eksitasi 340 nm, λ emisi 380 nm.
28/09/2021 18
Senyawa 1,4-benzodiazepin memiliki fluoresensi
alami , atau dapat dikonversi dengan reaksi
penyusunan ulang (rearrangement) dalam H2SO4
menjadi senyawa kuinazolinon atau dihirolisa dalam
HCl 6 M menjadi senyawa 9-akridinon.
Reserpin dengan fluoresensi alami yang lemah, dapat
dioksidasi dengan H2O2 menjadi senyawa
3,4-didehidroreserpin yang berfluoresensi kuat pada
λ eksitasi 390 nm, λ emisi 510 nm.
28/09/2021 19
Kebanyakan senyawa steroid tidak berfluoresensi tetapi
dapat dikembangkan fluoresensinya dengan kuat dalam
H2SO4 pekat atau campuran H2SO4 dalam alkohol.
Contoh : Kortikosteron dan Spironolakton.
28/09/2021 22
Turunan obat yang dibentuk dengan pengikatan
dengan senyawa berfluoresensi.
Contoh : Asam amino diikat oleh syclorida
[ 5 –(dimethylamino) naphtalene-1-sulfonyl-hloride]
dansyl asam amino (intensitas fluoresensi tinggi)
SO23CL SO3-NH-CHR-COOH
O
R=CH-C +
- HCL
NH2 OH
N(CH3)2
28/09/2021 N(CH3)2 23
Membentuk molekul berfluoresensi
S
H3C N + NH
3 CH2-CH2OH.2CL -
-
Fe(CN)6 -
OH
CH2 CH3
N N
+
Vitamin B1
H3C N N S Thiochrome
CH2-CH2OH
Berfluorensi
28/09/2021 29
Disolusi Tablet Digoksin (hlm. 411)
Media disolusi:500 ml asam klorida 0,1 N
Alat tipe 1: 120 rpm.
Waktu: 60 menit.
Larutan asam askorbat-metanol : …….
Larutan hidrogen peroksida-metanol segar: ….
Larutan baku : ………
Larutan uji : …….
Prosedur : …..
Tetapkan persentase disolusi digoksin dalam Larutan uji
dari pembacaan kurva baku secara Spektrofotometri
fluoresensi
28/09/2021 30
Pelajari Lampiran Spektrofotometri dan Hamburan
Cahaya <1191>, pada bagian Spektrofotometri
Fluoresensi, hlm. 2096 – 2097.
28/09/2021 31
28/09/2021 32
SPEKTROFOTOMETER
SERAPAN ATOM
(AAS)
MOLEKUL
IR
(Vibrasi)
DIPANASKAN
AEROSOL
LARUTAN ZAT
A. Sumber Radiasi
B. Atomizer : tempat terjadinya
atomisasi
C. Monokromator
D. Detektor
E. Amfilier, pengolah sinyal dan
tampilan
Perlu pemanasan
8
METODE ATOMISASI
1. Nyala
2. Graphite Furnace
3. Generator Uap Atom
Flame
AAS
9/28/2021 AAS.Doc
ATOMIZER
1. Nebulizer :
- Kapiler
- Glass Bead
2. Spray Chamber
3. Burner
9/28/2021 10:44:13 AM AAS.Doc
METODE DAN JENIS UNSUR
YANG DAPAT DIANALISIS
1 Nyala Udara-Asetilena : 30 unsur (Fe,
Cu, Zn, Cd, K, …)
2 Nyala N2O-Asetilena : 70 unsur (Al,
Ba, Cr, Ce, Th, ...)
3 Graphite Furnice : 70 unsur (Cu,
Pb, Mn, Cr, …)
4 Mercury Vaporizer Unit : Hg.
5 Hydride Vapor Generator : As, Se, Sb,
Hg.
9/28/2021 10:44:13 AM AAS.Doc
PREPARASI SAMPEL
1. Cara langsung
2. Pengabuan kering
3. Dekstruksi basah
4. Hidrolisa dengan larutan asam
PENGABUAN KERING
- Untuk contoh kering/serbuk
- Tidak untuk unsur yang mudah menguap
- Praktis, tetapi lama
- Caranya: contoh diabukan dalam tanur
Dilakukan apabila :
a. Banyak zat pengganggu
b. Konsentrasi zat yang dianalisa kecil
Langkah-langkah pelaksanaan :