Anda di halaman 1dari 37

Refleksi Filosofis Pendidikan

Ki Hadjar Dewantara
Paket Modul 1: Paradigma & Visi Guru Penggerak

Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan


Ki Hadjar Dewantara
SALAM & BAHAGIA
ALUR PRESENTASI
◼ Perkenalan & Komitmen Belajar 05’
◼ Materi 20’
◼ Dasar-Dasar Pendidikan KHD
◼ Breakout Room 15’
◼ Presentasi Kelompok 25’
◼ Tanya Jawab & Penguatan 10’
◼ Refleksi 10’
◼ Penutup & Pengumuman 5’
CAPAIAN UMUM
Peserta mampu memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi
pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam forum diskusi.
CAPAIAN KHUSUS
◼ Setelah sesi, peserta akan memiliki:
◼ Pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara pada konteks lokal
kelas dan sekolah,
◼ Keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid
◼ Sikap reflektif-kritis dalam mengembangkan dan menerapkan pembelajaran yang
merefleksikan dasar-dasar Pendidikan yang diamanatkan KHD terhadap dirinya (CGP)
untuk berkolaborasi dengan murid untuk mencapai potensi diri murid yang optimal pada
ekosistem pembelajaran.
PERKENALAN
Data Diri Instruktur
Nama : Purnama Sari Pelupessy
Panggilan : Puri
Instansi : ERUDIO INDONESIA
◼ Kepala Sekolah Erudio Lanjut Studi
◼ Education Ecosystem Expert - Pusat Riset
Pendidikan Masa Depan (PRPMD)
No. HP : 08119371919
KOMITMEN BELAJAR
1. Semua peserta membuka video (bila terkendala jaringan, peserta boleh menutup video)
2. Tekan simbol ‘raise hand’ bila hendak bertanya dan silakan berbicara setelah dipersilakan oleh
Instruktur/Moderator
3. Semua peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi, apabila sudah mendapatkan kesempatan
bertanya dan berbagi pengalaman, maka berikan kesempatan yang sama bagi yang belum
bertanya atau berbagi cerita
4. Chatbox digunakan sebagai media bertanya dan berbagi pendapat dan pengalaman
5. Membuka diri terhadap perbedaan dalam berpendapat, bertanya dan berbagi pengalaman
6. Menjaga ketenangan ruang virtual Zoom dengan selalu memonitor Microphone dan Video di Zoom
agar proses pembelajaran menjadi kondusif dan bermakna.
7. Konsisten dengan waktu saat mempresentasikan ide, bertanya dan berbagi pengalaman.
REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN
KI HADJAR DEWANTARA
REFLEKSI PEMBUKA (2’)

2 Pertanyaan Reflektif:
1. Pikiran satu pengalaman proses pembelajaran yang
merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara
(KHD)?
2. Apa yang dapat saya dilakukan agar proses pembelajaran yang
merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hajdar Dewantara
(KHD) dapat terwujud pada konteks kelas dan sekolah?
1. DASAR PENDIDIKAN KHD - MENUNTUN

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat


yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun anggota masyarakat” (KHD, 1936, Dasar-Dasar
Pendidikan, hal.1, paragraph 4)
1. DASAR PENDIDIKAN KHD - MENUNTUN

“Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya


kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak” (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1,
paragraph 5)
2. DASAR PENDIDIKAN KHD – PETANI

. . .seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan


seorang pendidik) yang menanam jagung misalnya, hanya dapat
menuntun tumbuhnya jagung, ia dapat memperbaiki
kondisi tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk
dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu
hidup tanaman padi dan lain sebagainya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar
Pendidikan, hal.2, paragraph 1)
2. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN KEHIDUPAN
2. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN KEHIDUPAN
2. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN KEHIDUPAN
2. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN KEHIDUPAN
2. DASAR PENDIDIKAN KHD – TUKANG KEBUN KEHIDUPAN
3. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUDI PEKERTI

“Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya


(perpaduan harmonis) antara gerak pikiran, perasaan, dan
kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat”
(KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.6, paragraph 3)
Budi: pikiran-perasaan-kemauan
Pekerti: tenaga

Cipta + Karsa + Karya + Pekerti (tenaga) 🡪 Keseimbangan (keselarasan)


Hidup
Contohnya pada permainan Gamelan & Menenun
3. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUDI PEKERTI
3. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUDI PEKERTI

Cipta + Karsa + Karya + Pekerti (tenaga) 🡪 Keseimbangan (keselarasan) Hidup


4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BERMAIN

▪ Bermain adalah kodrat anak


▪ Pikiran-Perasaan-Kemauan-Tenaga (Cipta-Karsa-
Karya-Pekerti) sudah ada pada diri anak
▪ Permainan anak dapat menjadi bagian pembelajaran
di sekolah
4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BERMAIN

Gobak Sodor –Nilai - Strategi


Congklak – Matematika -
Strategi
5. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK
“Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak,  bukan
untuk meminta sesuatu hak, melainkan untuk berhamba pada sang
anak.” (Ki Hajar Dewantara, 1922)” [Asas Taman Siswa ke-7, diparafrasakan
Profesor Sardjito, Rektor Universitas Gajah Mada di penganugrahan Doktor Honoris
Causa kepada Ki Hajar Dewantara di bidang Ilmu Kebudayaan, Desember 1956.]
Blog Pak Iwan Syahril:
https://www.kompasiana.com/iwansyahril/5ae9d72816835f7afb296792/menuju-sistem-pendidikan-yang-berhamb
a-pada-sang-anak?page=all

Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak karena hanya dua orang
inilah yang dapat “berhamba pada sang anak” dengan semurni-murninya dan
se-ikhlas-ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-anaknya boleh dibilang cinta kasih
tak terbatas (Karya Ki Hajar Dewantara, Pendidikan, halaman 382 – Buku Kuning)
5. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

’Kowe bakale dak mulya ake


selawase’
5. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK
Pemikiran tentang berhamba pada anak itu tercetus dari suatu penyesalan yang
pernah dirasakan oleh Soewardi ketika menghadapi setumpuk pekerjaan yang
belum terselesaikan. Tangis Asti yang tiada henti-hentinya dirasakan sebagai suatu
hambatan yang mengganggu tugasnya. Lalu dengan serta merta diseretnya anak
itu keluar, dan tanpa berpikir panjang, dibiarkannya Asti kecil menangis di balik
hempasan pintu rumah. Salju yang berjatuhan di jendela tiba-tiba menyadarkan
kekalutan pikirannya. Dia lari secepatnya, lalu dibukanya pintu . . . dan Asti sudah
tampak biru, menggigil kedinginan. Soewardi menyesal, sangat menyesal. Sambil
memeluk anaknya yang sedang tersengal-sengal berurai air mata itu, terucaplah
kata kasih sepenuh hati: “Kowe bakale dak mulya ake selawase” Arinya:
“Selamanya engkau akan aku muliakan.” Tuhan mendengar kata umat-Nya. Apa
yang akan terjadi, terjadilah. Asti tidak pernah dapat mengurus dirinya sendiri
hingga sekarang; seluruh keluarga selalu berusaha untuk dapat melayani
keperluannya. Pengalaman Soerwardi menjadi salah satu teori Pendidikan dalam
perguruan yang dicita-citakan. (Irna H.N. Hadi Soewita, Soewardi Soerjaningrat dalam Pengasingan,
2019, hal.95-96)
5. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

untuk berhamba pada sang anak. – Pendidikan


yang Berpusat pada Murid
BREAKOUT ROOM – DISKUSI KELOMPOK (15’)
1. “pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak”.
a. Apa itu ‘menuntun’ dalam konteks sosial budaya di daerah saya?
b. Bagaimana pemikiran ini dapat saya diterapkan pada konteks lokal kelas
dan sekolah saya?

2. Ki Hadjar Dewantara mengatakan “Pendidikan yang berhamba


pada anak”,
a. Bagaimana Anda membuat relevansi pemikiran ini dengan peran Anda
sebagai Pendidik?
PRESENTASI KELOMPOK
1. Pembicara kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok di
ruang kelas utama,
2. Sampaikan pesan kunci dari kedua pertanyaan
3. Durasi presentasi 3 menit
TANYA JAWAB – BERBAGI CERITA BAIK
1. Peserta bertanya hal-hal yang perlu diketahui dan dikembangkan
lebih lanjut,
2. Peserta berbagi cerita dan pengalaman baik terkait refleksi
mereka terhadap pemikiran-pemikiran KHD yang mereka
ketahui/praktekan/rencana akan dipraktekan
6. RELEVANSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD – PESAN
KUNCI

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang


ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia,
maupun anggota masyarakat”

Ki Hadjar Dewantara Pendidikan Abad XXI


Menuntun Kolaborasi, Kritis-Reflektif, Komunikasi, Kreatif, Inovatif

Selamat dan Bahagia Wellbeing


REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD – PESAN KUNCI

1. “Guru dan murid berkolaborasi untuk


menginisiasi/menciptakan kedalaman (rasa takjub
dan kasmaran) spiritual, intelektual dan sosial untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai
manusia ” (Instruktur Modul 1.1)
2. Murid dan guru merdeka belajar yang berkolaborasi bersama menggali
dan mengembangkan potensi murid dan mengakomodasi karakteristik
masing-masing untuk mewujudkan student wellbeing (Ngakan Putu Suarjana
(Pengawas) – Dinas Pendidkan Karangasem, Bali

(catatan: kata well being dalam bahasa KHD – Selamat dan Bahagia; di Program Gubernur
Jawa Barat, Jabar Masagi disebut BAGDJA)
REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD – PESAN KUNCI

Masa Depan – murid Humanis yang Selamat &


Bahagia (student wellbeing)

Masa Kini – Pendidikan Gotong Royong


(Kolaborasi – Reflektif – Kritis)

Masa Lampau – Pendidikan yang


Menuntun
REFLEKSI PENUTUP (5’)

2 Pertanyaan Reflektif:
1. Pikiran satu pengalaman proses pembelajaran yang
merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara
(KHD)?
2. Apa yang dapat saya dilakukan agar proses pembelajaran yang
merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hajdar Dewantara
(KHD) dapat terwujud pada konteks kelas dan sekolah?
BACAAN WAJIB
BACAAN PENUNJANG
TERIMA KASIH

SALAM & BAHAGIA

SETIAP ORANG MENJADI GURU


SETIAP RUMAH MENJADI
SEKOLAH
KI HADJAR DEWATARA

Anda mungkin juga menyukai