Anda di halaman 1dari 23

Dosen pembimbing : Mashudi Ns. M.

Kep
Disusun oleh :

Lisa Afriani
2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


JAMBI
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
PNEUMONIA
 1. DEFINISI
Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada
parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agent infeksi
 2. ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti:
1. Bakteri: stapilokokus, streplokokus, aeruginosa, eneterobacter
2. Virus: virus influenza, adenovirus
3. Micoplasma pneumonia
4. Jamur: candida albicans
5. Aspirasi: lambung
C. PATOFISIOLOGI
Bakteri penyebab terisap perifer melalui
saluran nafas menyebabkan reaksi jaringan berupa
edema, yang mempermudah poliferasi dan
penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena
mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya serbukan
sel PMN (polimorfonuklear), febrin, eritrosit,
cairan edema dan kuman di alveoli dan proses
fagositosis yang cepat.
MANISFESTASI KLINIK
Manifestasi non spesifik dan toksitas
berupa demam, sakit kepala, iritabel,
gelisah, malaise, nafsu makan kurang,
keluhan gastrointestinal.
Gejala umum saluran pernapasan bawah
berupa batuk, takipnu, ekspektorasi
sputum, nafas cuping hidung, sesak nafas,
air hunger, merintih dan sianosis.
   KOMPLIKASI
Abses paru
Edusi pleural
Empisema
Gagal nafas
perikarditis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,
bronchial); dapat juga
menyatakan abses)
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat
mengidentifikasi semua
organisme yang ada.
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan
luas berat penyakit dan
membantu diagnosis keadaan.
5. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
PENATALAKSANAAN

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji


resistensi tapi karena hal
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi
secepatnya:
• Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
• Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
• Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi
pneumonia mikroplasma.
• Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi
menunjukkan tanda-tanda
• Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
ASUHAN KEPERAWATAN
I.PENGKAJIAN
1.PENGUMPULAN DATA
A.Identitas Klien
Nama : Tn. Sukriyadi
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan: Tani
Pendidikan : SMP
Alamat : Desa Betung Kec.Kumpeh
Penanggung Jawab : Ny.Dianawati ( istri )
Umur : 37 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan: IRT
Alamat : Desa Betung Kec.Kumpeh
Sumber Data: Klien dan keluarga
Tanggal Pangkajian : 23 Februari 2021
B. Keluhan Utama Klien
• Demam, batuk berdahak dan sesak nafas

C. Riwayat Penyakit Klien


Awalnya klien mengalami demam secara
mendadak dengan suhu 37 ºC Kemudian
klien mengeluh sesak nafas , dan sering
batuk berdahak.
D.Riwayat Kesehatan Masa Lalu
• Klien sudah pernah mengalami sesak
seperti ini sudah 2x dirawat dirs.
E.Riwayat Kesehatan Keluarga
• Klien menceritakan bahwa bapaknya
meninggal pada usia 58 tahun karena
penyakit bronchitis.
Pola fungsi kesehatan
• Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Klien mengalami cemas dengan kesehatannya,klien
menanyakan apakah penyakitnya bisa sembuh
• Pola nutrisi dan metabolisme
Pola makan:
Keluarga dan klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi,
sayur, laku dan kadang kala buah-buahan. Akhir-akhir ini
klien kehilangan nafsu makan. Klien memilih-milih makanan.
Pola minum:
Akhir-akhir ini klien malas minum. Diperkirakan dalam 24
jam klien minum hanya kira-kira 3 – 4 gelas. Minuman
kesukaran kopi pahit setiap pagi.
Pola eliminasi:
Eliminasi BAK
Klien buang air kecil tidak lancar seperti
biasanya
Eliminasi BAB
Kadang-kadang klien mengalami diare
Pola tidur:
Klien mengeluh bahwa ia susah tidur
karena pengaruh batuk yang berlendir.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Klien tampak lelah, lemah, gelisah,
perubahan mood terjadi, klien merasa
tidak betah di RS karena harus berbaring
di tempat tidur. Vital sign meliputi:
- Tekanan darah :130/80 mmHg
- Nadi : 115 x/menit
- Pernafasan : 28 x/menit
- Suhu : 37 ºC
Kepala:
Simetris tegak lurus dengan garis tengah
tubuh, tidak ada luka, kulit kepala bersih,
rambut beruban dan lurus.
• Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,
dan leher dapat digerakkan dengan bebas.
• Thorak (dada)
Sp.vesikuler ,Rh:+/- ,Wh -/-
Abdomen
Bu(+)
Ektermitas
atas : Tangan terpasang infus
Bawah : Masalah pada kaki tidak ada
• pemeriksaan neurologis
GCS 15
• Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
Hematologi,laju endap darah 22,kimia klinik pall hati SGOT
22,SPGT 22,imuno serologi hepatitis,glukosa darah 133,,faal ginjal
ureum 36,creatinin 1,26,elektrolit natrium 137,7 ,kalium 3,93
,chlorida 22,6
Terapi
Oral : N.acetylcysteine 2x1
Paranteral : Ranitidin 2x1 dan levofloxacin 1x 750 mg
ANALISA DATA

1. Data Subjektif
- Klien mengeluh sesak napas
- Klien mengatakan batuk berdahak disertai darah
Data Objektif
 Klien tampak lemah
 TD : 130/80
 N : 115x/menit
 S : 37 ºC
 RR : 28X/Menit

Penyebab
Peningkatan produksi sputum
Masalah :
Ketidak efektifan pola nafas
2. Data Subjektif
- Klien mengeluh badannya terasa panas
Data Objektif
 Suhu 37 ºC
 Klien tampak lemah

Penyebab
Proses penyakit
Masalah
Hipertermi
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola nafas
berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum di tandai dengan klien
mengeluh sesak nafas
2. H ipertermi berhubungan dengan proses
penyakit ditandai dengan pasien
mengeluh badannya terasa panas
PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tindakan Keperawatan
1. - Pantau TTV
- Atur posisi semi fowler
- Ajarkan teknik nafas dalam
- Kolaborasi dengan dokter
- Observasi ttv
- Anjurkan minum air hangat
2. - Pantau suhu pasien
- Pantau suhu lingkungan dan batasi/
tambahkan linen tempat tidur sesuai
edukasi
-Berikan kompres mandi hangat
-Kolaborasi dengan medis
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
1.Ketidak efektifan pola nafas
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x24 jam masalah ketidak efektifan pola nafas
teratasi dengan
Kriteria hasil :
 Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
 Tidak nampak cuping hidung
 Auskultasi suara nafas vesikular
Rencana Tindakan
 Pantau TTV
 Atur posisi semi fowler
 Ajurkan teknik relaksasi
 Ajarkan teknis nafas dalam
 Kolaborasi dengan dokter
Rasional
Untuk mengetahui kemampuan batuk dan
faktor yang mempengaruhi kemampuan
batuk pasien
EVALUASI
Masalah keperawatan
1. Ketidak efektifan jalan nafas
Catatan perkembangan
S : sesak nafas
O :klien tampak lemah
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

2. Hipertermi
S : Pasien mengatakan badsnnya tidak panas lagi
O :klien tampak tenang
A : masalah belum teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai