SIKLUS
KEHIDUPAN/DAUR HIDUP
KEBUDAYAAN MENGATUR TEMPAT DAN
KEDUDUKAN INDIVIDU DALAM MASYARAKAT
mutu
metu
passage
mantu
manten
manak
Saat peralihan dari satu tahapan ke tahapan
berikutnya disebut dengan passage terjadi
berbagai krisis/bahaya dijalani dengan suatu
upacara yang disebut dengan RITES OF
PASSAGE
Maksud upacara untuk menetralisasi efek
krisis, sehingga seseorang dapat beralih dengan
selamat ke tahap berikutnya
Makin besar bobot krisis yang mengiringi
peralihan tahapan, makin kompleks ritus yang
diselenggarakan
Contoh berbagai ritus of passage
Saat kehamilan: tingkeban/tujuh bulanan.
Sekitar kelahiran dan masa kanak-kanak: sepasaran,
pemberian nama, puput puser, akikah, selapanan,
potong rambut, tedak siti, melubangi telinga, ganti
nama.
Masa remaja/pubertas: ritus inisiasi, umumnya
dibedakan antara laki-laki dengan perempuan
- laki-laki: upacara cacah kulit/tatto, penyunatan,
sosialisasi cara hidup laki-laki.
- perempuan: pengasahan gigi, pelubangan hidung/
telinga, tatto, sosialisasi cara hidup perempuan
Masa dewasa : perkawinan.
Masa tua: kematian.
Metatah/mesangih
fahombo
Kecuali ritus peralihan, ada 3 jenis ritus lain
yang dikenal:
Ritus of intensification
suatu ritus yang dihubungkan dengan
persoalan krisis dalam kehidupan kelompok
Ritus of purification
ritus untuk menjadikan diri kembali ke
keadaan yang suci/bersih
Ritus of desacralization
ritus untuk mengembalikan keadaan
seseorang yang dianggap tak normal karena
telah berkontak dengan dunia gaib atau
bersentuhan dengan kekuatan supernatural
Clifford Geertz menyebut adanya 4
macam ritus/ slametan pada masyarakat
Jawa:
1. Slametan yang berkaitan dengan siklus
hidup.
2. Slametan berkenaan hari-hari besar
keagamaan.
3. Slametan berkenaan integrasi sosial desa.
4. Slametan sela.
ANALISIS VAN GENNEP
MENGENAI RITUS PERALIHAN
1. Ritus dan upacara religi secara universal pada
dasarnya berfungsi sebagai aktivitas untuk
menimbulkan kembali semangat
kehidupan sosial antara warga masyarakat .