FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
2018
Kata Pengantar
Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-nya, sehingga
laporan pelatihan yang berjudul “Mindfulness untuk Meningkatkan Attention” ini
tersusun hingga selesai. Mindfulness merupakan topik yang sedang hangat akhir-
akhir ini untuk dibicarakan, karena mindfulness mengajarkan kesadaran akan hal-
hal yang terjadi pada masa kini. Hal ini bisa dipraktikkan oleh semua orang di
berbagai kalangan dan fokus pelatihan ini yaitu terhadap pengajar di Ubaya
Language Center (ULC) Universitas Surabaya.
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan sumbangsih baik dalam bentuk materi maupun
pikiran. Ucapan terima kasih ini kami haturkan kepada
1. Dr. Frikson Christian Sinambela, S.Psi., M.T.selaku dosen pengajar mata
kuliah Training dan sekaligus dosen pembimbing
2. Katherine Amadea dan Youngki selaku pengajar Ubaya Language Center
dan juga merupakan partisipan
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Kami
menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa,
penyusunan, atau pun penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna menjadi acuan bekal pengalaman bagi kami
untuk berusaha lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
“Tidak kondusifnya pembelajaran itu seringkali membuat aku pingin teges gitu ke
mereka (mahasiswa), tapi di sisi lain aku ya takut kalau marah-marah, nama
baikku jadi jelek dong. Susah nahan emosi, kalau lihat mahasiswa yang nggak
atensi pada proses pembelajaran” (Pengajar 2 ULC, Psikologi 2017)
Mental 15’
Imagery:
Mindfulness
2 The Important 09.25-10.00 Thins
Mental 10’
of Mindfulness
Imagery :
Description
things
Discussion 10’
Game 25’
Opposite
Game
3 Just Attention 10.00-11.15 Video 10’
Lecturing 30’
Review 10’
Three Part 20’
Breath
Review Three 5’
4 Journey of 11.25-12.50 Part Breath
Ocean Breath 20’
Mindfulness
Review Ocean 5’
Breath
Counting 20’
Breath
Review 5’
Counting
Breath
Discussion 10’
Body Scan 20’
5 My Body 12.50-14.15 Review Body 5’
Scan
Yoga 50’
Review Yoga 5’
Aromatherapy 40’
Listening
6 What I Feel 14.15-15.20
Sound
refleksi dari 10’
aromatherapy
dan listening
sound
Discussion 15’
Walking 30’
exercise
Windmill 15’
7 Move On 15.35-17.05 partner
Butterfly 10’
exercise
Writing task 10’
Listening and 25’
movement with
music
Awareness 35’
start from
yourself first
8 If I 17.05-18.35 Discussion 15’
Muddy pond 25’
Discussion 15’
1.5. Skema TNA
Setelah melakukan proses wawancara dengan mentor ULC, diketahui bahwa mahasiswa yang sedang mengikuti kelas di ULC
atau kursus, mengalami masalah kurang atensi atau perhatian, hal ini dapat dilihat dari kesenjangan-kesenjangan pada tabel TNA yang
berhubungan dengan atensi. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibutuhkannya pelatihan mindfulness untuk meningkatkan attention,
pada kesenjangan-kesenjangan yang telah dikelompokkan telah dikelompokkan berdasarkan facet yang ada didalam mindfulness.
Fokus Mahasiswa
Kemampuan
GAP 1
attention switching ATTENTION
Non-Reactivity to
(memperhatikan dan
Inner Experience mencatat)
Kebutuhan akan
GAP 2
Gap Baris 10 Tabel peningkatan atensi
Acting with
TNA pada mahasiswa
Awareness
Kesenjangan Level bimbingan ULC
Meso
Gap 11 Tabel TNA Memegang
Kesenjangan Level kendali pikiran
Meso secara jelas dan
nyata, terhadap
Konsentrasi suatu dari
mahasiswa berbagai hal atau
GAP 3 rangkaian pikiran
Observing yang mungkin
muncul.
Gap baris 12 Tabel
TNA
Kesenjangan Level
Meso
1.6. Skema Intervensi
Untuk meningkatkan atensi mahasiswa ULC perlu dilakukan pelatihan mindfulness, oleh karena itu pada pelatihan mindfulness terdiri
dari 8 sesi, dimana pada tiap-tiap sesinya telah dikelompokkan berdasarkan facet-facet yang ada didalam mindfulness
MINDFULNESS
Sesi 1
Sesi 2
“Entering The Gate of
“The Important of Mindfulness”
Mindfulness” Materi :
Materi : Pentingnya menjadi
Konsep Mindfulness.
Mindfull Facets: describing
Facets: awareness
ATTENTION
Kebutuhan akan attention pada
Sesi 5 siswa ULC
“My body” Materi I: Physical Sesi 6
“What I Feel” Materi I:
Activities Facets: non
Sensory Activities Facets:
reactivity to inner
observing
experience
Sesi 8 Sesi 7
“ If I ” Materi I: Sustaining “Move on” Materi I : Practice
Mindfulness Facets: Physical Activities Facets:
awareness non judging
observing
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.1. Attention (DV)
II.1.1. Pengertian Attention
Menurut William James (1890, dalam Cherry, 2017), attention (atau
perhatian dalam bahasa Indonesia) adalah “memegang kendali pikiran secara jelas
dan nyata, terhadap satu dari berbagai hal atau rangkaian pikiran yang mungkin
muncul. Attention membutuhkan pengabaian beberapa hal agar dapat berurusan
dengan suatu hal secara efektif.” Dengan demikian, attention meliputi beberapa hal:
- Memusatkan perhatian pada satu hal khusus. Attention dapat digambarkan
sebagai stabilo yang menonjolkan kalimat tertentu di buku;
- Mengabaikan berbagai informasi dan stimulus yang mengganggu. Attention
membantu mengesampingkan informasi, sensasi, dan persepsi yang tidak
relevan untuk saat itu dan memfokuskan energi hanya pada informasi yang
penting;
- Memengaruhi persepsi terhadap stimulus di sekeliling kita. Perhatian yang
hanya terfokus pada suatu hal khusus menyebabkan kita tidak menyadari hal-
hal lain. Hal ini terjadi misalnya saat begitu terhanyut dalam mengerjakan
tugas sehingga tidak menyadari hari sudah malam.
Dari segala faktor yang memengaruhi proses belajar, perhatian atau
attention terhadap materi yang dipelajari dapat menjadi faktor paling penting
(Posner & Rothbart, 2014). Semua proses belajar, baik itu secara sadar maupun
tidak sadar (misalnya belajar kosa kata baru dengan membaca novel) pasti
memerlukan attention (Schmidt, 1995). Tanpa adanya attention pada suatu materi,
tidak mungkin seseorang dapat mempelajarinya.
II.1.2. Aspek Attention
Attention menurut Posner & Peterson (1990, dalam Jha, Baime, &
Krompinger, 2007) terdiri atas 3 aspek:
1) Alerting atau sustained attention: mencapai dan mempertahankan kondisi
waspada atau kesiagaan
2) Orienting atau selective attention: mengarahkan dan membatasi perhatian
pada informasi tertentu
3) Conflict monitoring atau executive control/divided attention: membuat
prioritas dari berbagai pikiran/perasaan/respon yang saling bersaing
Miersky dkk. (1991, dalam Chiesa, Calati, & Serretti, 2011) menambahkan aspek
ke-4: shift of attention atau attention switching, yaitu kemampuan mengubah fokus
perhatian secara fleksibel dan adaptif.
II.1.3. Faktor yang Memengaruhi Attention
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi attention (Ormrod, 2012)
sebagai berikut:
- Pergerakan: Objek yang melibatkan pergerakan lebih memicu perhatian
- Ukuran: Objek yang berukuran lebih besar cenderung lebih diperhatikan
- Intensitas: Objek yang lebih intens (misalnya warna yang sangat cerah atau
suara yang sangat keras) lebih meliv,narik perhatian
- Sesuatu yang baru (novelty): Stimulus yang baru atau tidak biasa bagi
seseorang cenderung lebih diperhatikan
- Keganjilan: objek yang tidak sesuai dengan konteks lebih mudah menarik
perhatian
- Petunjuk sosial (social cues): Orang cenderung ikut memerhatikan objek
yang diperhatikan oleh orang-orang lain
- Emosi: Stimulus yang memiliki hubungan kuat dengan emosi cendering
lebih menarik perhatian.
- Signifikansi Personal: Kebermaknaan atau seberapa penting stimulus
terhadap seseorang memotivasinya untuk memerhatikan/tidak
memerhatikan dan mempertahankan perhatiannya pada stimulus tersebut.
Meningkatkan attention
Menurut Chiesa, Calati, & Serreti (2011), mindfulness terbukti
berkontribusi dalam peningkatan attention. Dari empat jenis attention yang
dipaparkan, sustained dan selective attention berkaitan langsung dengan
mindfulness. Dalam eksperimen (Josefsson & Broberg, 2010; Moore &
Malinowsky, 2009), ditemukan bahwa peningkatan mindfulness berkaitan dengan
peningkatan attention dengan catatan bahwa meditator mindfulness memiliki jam
terbang yang tinggi atau sudah ahli.
PEMBUKAAN
Tujuan Umum: Tujuan Khusus:
1. Peserta mengenal masing-masing pelatih 1. Mengetahui jumlah peserta
2. Peserta mengetahui gambaran ringkas setiap sesi dalam 2. Memastikan bahwa seluruh peserta memahami peraturan
pelatihan 3. Memastikan kenyamanan dan keamanan peserta
4. Memastikan setiap peserta mendapatkan fasilitas penunjang pelatihan berupa
modul dan nametag
08.55- 20’ Brathing excercise The Bread Exercise: 95% Peserta melakukan apa yang - Roti Observer: Ria
09.15 Pelatih diinstruksikan trainer secara urut konsumsi
menginstruksikan - Microphone
peserta untuk Peserta memahami dan mampu - Speaker Perlengkapan:
membuka, mempraktekkan proses bread - Manual Almira Kreza
menyentuh, dan excercise dengan tepat. Trainer
mengamati roti Dokumentasi+Ti
konsumsi me Keeper:
(penampilan, tekstur,
aroma, rasa)
09.15- 10’ Writing task Peserta menuliskan 95% Peserta mengisi lembar refleksi -Microphone Lina
09.25 refleksi setelah secara lengkap -Speaker
melakukan “The -Alat tulis
Bread Exercise” -Lembar
refleksi
(dalam
Manual
peserta)
10.25- Video Memutar video 95% peserta memperhatikan dan -Microphone Observer:
10.35 10’ tentang kurangnya mampu menganalisis isi dari video -Speaker Annisa Zaenab
attention dalam yang ditampilkan -LCD
kehidupan sehari-hari, Projector Perlengkapan:
dan memberikan -Laptop Devin
sedikit penjelasan
Dokumentasi: Ria
10.35- 30’ Lecturing Peran mindfulness 90% peserta memerhatikan dan -Microphone
11.05 dalam meningkatkan mampu menjelaskan kembali peran -Speaker
attention (Napoli, mindfulness untuk meningkatkan -LCD
2005) attention Projector
-Laptop
-File
presentasi
11.05- 10’ Review Pelatih memandu 80% peserta aktif untuk membagikan -Microphone
11.15 peserta untuk me- informasi dari materi yang -Speaker
review materi yang sebelumnya sudah didapatkan
telah diberikan pada
sesi I
COFFEE BREAK
11.15- 10’ -Peserta dipersilahkan -Peserta menikmati sajian kopi yang -Microphone
11.25 beristirahat dan disediakan -Termos
menikmati sajian kopi berisi kopi
-Gelas plastik
12.40- 10’ Discussion Pelatih mengajak 90% Peserta mampu menyampaikan -Microphone
12.50 peserta untuk makna dan kegunaan dari kegiatan -Speaker
membagikan refleksi breathing exercise untuk dirinya dan
peserta yang lain.
Sesi 5 (Durasi 85’)
“My body”
Tujuan Umum: Tujuan Khusus:
1. Peserta mengetahui berbagai praktik latihan mindfulness 1. Peserta memahami dan mempraktekkan konsep dari facet mindfulness
2. Peserta mengetahui manfaat setiap praktik mindfulness yakni non-reactivity to inner experience
3. Peserta mampu mempraktikkan mindfulness secara efektif 2. Peserta dapat merasakan manfaat konsep dari facet mindfulness yakni
non-reactivity to inner experience
3. Peserta mampu menerapkan facets yakni non reactivity to inner
experience
4. Peserta menyadari bahwa untuk mencapai mindfulness perlu dilatih
akan kemampuan non-reactivity to inner experience
5. Peserta menyadari perlunya non reactivity to inner experience
6. Peserta memahami apa saja yang perlu diperhatikan untuk berada pada
kondisi mindful berdasarkan non reactivity to inner experience
7. Peserta dapat menampilkan kondisi mindful melalui non reactivity to
inner experience
Perlengkapan:
Annisa Zaenab
17.40- 15’ Discussion Pelatih mendiskusikan 80% peserta aktif dalam -Microphone
17.55 dengan peserta apa membagikan informasi yang telah -Speaker
Dokumentasi+Ti
yang telah didapatkan didapatkan dari materi sebelumnya
17.55- 25’ Mental imagery Muddy pond: Peserta 80% peserta aktif dan dapat me Keeper:
18.20 diajak membayangkan membayangkan instruksi dengan -Microphone Lina
berada disuatu tempat baik -Speaker
18.20- 15’ Discussion Pelatih mendiskusikan 80% peserta aktif dalam -Microphone
18.35 dengan peserta apa membagikan informasi yang telah -Speaker
yang telah didapatkan didapatkan dari materi sebelumnya
EVALUASI
18.35- 10’ Menyusun exercise 95% peserta mengisi Manual -Microphone
18.45 plan -Speaker
-LCD
Projector
Writing tasks -Laptop
-File
presentasi
-Manual
18.45- 15’ Refleksi: review 95% peserta mengisi lembar refleksi -Microphone
19.00 materi sesi 3 dan -Speaker
mengisi angket -LCD
refleksi pelatihan Projector
Pengisian Posttest -Laptop
-File
presentasi
-Manual
PENUTUP
19.00- 5’ Pelatih mengucapkan -Microphone
19.05 terima kasih atas
kesediaan peserta
mengikuti pelatihan
dengan tertib, dan
menyampaikan
harapan agar pelatihan
bermanfaat.
III.3. Rundown Pelatihan (simulasi)
PANDUAN PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
Pelatihan Mindfulness untuk Meningkatkan Attention
(KS6)
Introduction
Entering The Gate of Mindfulness
Tujuan Umum Tujuan Khusus
1. Peserta mengetahui konsep mindfulness 1. Peserta mengetahui konsep mindfulness
2. Peserta mengetahui konsep attention 2. Peserta mengetahui manfaat mindfulness untuk meningkatkan attention
3. Peserta mampu mengetahui hubungan mindfulness dengan attention
Waktu Durasi Metode Rincian Kegiatan Indikator Keterangan
Keberhasilan Perlengkapan Trainer
11.15-11.25 10’ Lecturing Pengertian 95% Peserta Microphone Trainer: Ria
Mindfulness memerhatikan Speaker Asisten Trainer:
Pengertian penjelasan dari LCD Lina
attention trainer Projector Observer: Almira Kreza
Hubungan Laptop Perlengkapan:
mindfulness File Devin Sandy
95% Peserta aktif
dengan attention presentasi Dokumentasi+Time
dalam proses Keeper:
lecturing (adanya Annisa Zaenab
interaksi dua arah)
Sesi Pelatihan
Entering The Gates of Mindfulness and Being Mindful Everyday
Tujuan Umum Tujuan Khusus
1. Peserta mengetahui manfaat mindfulness untuk Tujuan Khusus:
meningkatkan attention ditinjau dari salah satu facets 1. Peserta memahami dan mempraktekkan konsep dari facet mindfulness
pada mindfulness yakni observing
2. Peserta mempraktikkan mindfulness untuk 2. Peserta dapat merasakan manfaat facet mindfulness yakni observing
meningkatkan attention ditinjau dari salah satu facets dari praktik yang dilakukan
pada mindfulness 3. Peserta mampu menerapkan facets yakni observing dalam kehidupan
sehari-hari, tentunya untuk konteks pembelajaran
4. Peserta menyadari bahwa untuk mencapai mindfulness perlu dilatih akan
kemampuan observing
5. Peserta dapat menampilkan kondisi mindful melalui observing
Waktu Durasi Metode Rincian Indikator Keterangan
Keberhasilan Perlengkapan Trainer
11.25-11.33 8’ Game Opposite Game 90% peserta aktif Microphone Trainer: Devin Sandy
1. Peserta diminta dan mampu Speaker Asisten Trainer: Ria
mengikuti mengikuti seluruh Observer: Annisa Zaenab
instruksi yang instruksi yang Perlengkapan: Almira
dibacakan oleh Kreza
dibacakan oleh
trainer Dokumentasi+Time
2. Peserta diminta trainer
Keeper:
untuk mengikuti Lina
gerakan yang
berlawanan
dengan instruksi
sebelumnya
11.33-11.43 10’ Simulation Pelatih memandu 90% Peserta Microphone Trainer: Annisa Zaenab
peserta untuk mampu Speaker Asisten Trainer:
mempraktekkan melakukan teknik Manual Almira Kreza
Ocean Breath pernafasan dengan Trainer Observer: Lina
benar yakni : Perlengkapan:
Ria
mulut tertutup,
Dokumentasi+Time
menghirup udara Keeper:
melalui hidung, Devin Sandy
saat menarik nafas
usahakan dada
terangkat, dengan
posisi punggung
tegak.
90% Peserta
mampu menjaga
situasi kondusif
sehingga
menciptakan
suasana yang
dapat
meningkatkan
fokus peserta
11.43-11.58 15’ Mental Shaping your 80% peserta Microphone Trainer: Lina
Imagery inner awareness: mendengarkan Speaker Asisten Trainer:
Peserta dibacakan cerita yang Almira Kreza
cerita oleh pelatih dibacakan tanpa Observer: Annisa Zaenab
berbicara dengan Perlengkapan:
Devin Sandy
peserta lainnya
Dokumentasi+Time
Keeper: Ria
11.58-12.13 15’ Writing Menuliskan hasil 90% Peserta
task refleksi Ocean mampu Manual Trainer: Almira Kreza
Breath menuliskan hasil Peralatan Asisten Trainer:
Menuliskan hasil refleksi mengenai tulis Lina
refleksi Mental
observing : Observer: Annisa Zaenab
Imagery Perlengkapan:
kognisi, emosi,
Menuliskan Devin Sandy
excercise plan dan sensasi
Dokumentasi+Time
Keeper: Ria
90% Peserta
mampu
menuliskan hasil
refleksi mengenai
Mental Imagery :
kognisi, emosi,
dan sensasi
80% peserta
mampu
menuliskan
excercise plan
sesuai dengan
instruksi
Penutup
Waktu Durasi Metode Rincian Kegiatan Indikator Keterangan
Keberhasilan Perlengkapan Trainer
12.13-12.15 2’ Trainer mengucapkan Microphone Trainer: Devin Sandy
terima kasih atas Asisten Trainer:
kesediaan peserta Lina
mengikuti pelatihan Observer: Annisa Zaenab
dengan tertib, Perlengkapan:
Almira Kreza
menyampaikan harapan
Dokumentasi+Time
agar pelatihan
Keeper: Ria
bermanfaat.
III.4. Manual for Trainer (Versi Full)
MANUAL FOR TRAINER
REGISTRASI
Waktu: 08.00-08.15 Penanggung Jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Penganggung Jawab Peserta yang telah “Selamat datang, silahkan teman-
Durasi: 15’ Utama: mendaftarkan diri teman untuk tanda tangan terlebih
Apriliana dipersilahkan dahulu di presensi kehadiran,
menandatangani form
Perlengkapan: mengambil konsumsi, name tag,
registrasi
Daftar nama peserta Trainer: Annisa Zaenab, Peserta diberikan name manual dan modul, dan alat tulis untuk
Name Tag Almira Kreza anda gunakan selama proses pelatihan
tag, manual, modul, alat
Alat Tulis ini dan jangan sampai hilang, yang
tulis, dan konsumsi (roti)
Manual for Trainee
Perlengkapan dan time Peserta dipersilahkan sudah selesai silahkan masuk ke dalam
Modul for Trainee
keeper: Devin Sandy, Ria masuk ke ruangan ruangan, terima kasih.”
Konsumsi
PEMBUKAAN
Waktu : 08.15-08.30 Penanggung Jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Penanggung Jawab Para pelatih “Selamat pagi teman-teman semua.
Durasi: 15’ Utama: Ria memperkenalkan diri Terima kasih atas partisipasi teman-
Pelatih memberikan teman mengikuti pelatihan
Perlengkapan: Trainer: Devin Sandy, Lina gambaran sesi-sesi mindfulness ini. Sebelumnya tak kenal
pelatihan
Microphone maka tak sayang, izinkan kami
Pelatih mengajarkan
-Modul for Trainee Perlengkapan dan Time memperkenalkan tim pelatih. (pelatih
yel-yel yang
keeper: Annisa Zaenab, digunakan selama menyebutkan nama satu per satu).
Almira Kreza proses pelatihan Silahkan membuka modul masing-
masing. Pelatihan ini terdiri atas 3 sesi
masing-masing selama 90 menit: Pada
sesi pertama, “Entering The Gate of
Mindfulness”, teman-teman akan
mengenal lebih dekat mindfulness dan
attention; Pada sesi kedua, “The
Journey of Mindfulness”, teman-
teman akan melakukan praktik
mindfulness dengan dipandu pelatih;
Sesi ketiga, “Being Mindful
Everyday” akan memaparkan
pentingnya latihan dan kiat-kiat untuk
menjadi mindful setiap hari.
Sebelumnya kami akan mengajarkan
sebuah jargon yang akan digunakan
selama proses pelatihan. Bila kami
mengataka,n “Mindfulness” maka
teman-teman menjawab, “I am the
master of my mind”. Selamat
menikmati pelatihan.”
Sesi 1 (Durasi55’)
“Entering The Gate of Mindfulness”
Penanggung Jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Waktu: Trainer: Devin Sandy . Penjelasan pengertian dan “Teman-teman, kami akan
08.30-08.55 Asisten Trainer: sejarah singkat mindfulness menjelaskan mengenai pengertian
Annisa Zaenab 2. Berbagai manfaat mindfulness dan tentunya sejarah
Durasi: 25’ Observer: mindfulness singkat mengenai apa itu
Ria mindfulness”
Perlengkapan: Perlengkapan:
-Microphone Almira Kreza
-Speaker Dokumentasi+Time
-LCD Projector Keeper:
-Laptop Lina
-File presentasi
Waktu: 09.15-09.25 Trainer: Devin Sandy Peserta menuliskan refleksi “Saat registrasi, teman-teman sudah
Durasi: 10’ setelah melakukan “The dibagikan manual khusus peserta,
Perlengkapan: Bread Exercise” silahkan membuka sesi I bagian
Microphone
-Speaker Asisten Trainer: Bread Exercise dan menuliskan
-Alat tulis Annisa Zaenab refleksi teman-teman.”
-Lembar refleksi (dalam
Manual peserta) Observer:
Ria
Perlengkapan:
Almira Kreza
Dokumentasi+Time Keeper:
Lina
Waktu: 09.50-10.00 Trainer: Almira Kreza Mendiskusikan apa yang telah “Setelah mengamati dan
Asisten Trainer: diketahui dari benda tersebut membayangkan benda yang teman-
Durasi: 10’ Annisa Zaenab teman pegang, sekarang silahkan
Observer: teman-teman berdiskusi secara
Perlengkapan: Devin berpasangan. Deskripsikan benda
-Microphone Perlengkapan: yang teman-teman amati dan teman-
-Speaker Lina teman bayangkan dari tekstur benda
-Manual peserta Dokumentasi+Time Keeper: tersebut”
-Pulpen Ria
Sesi 3 (Durasi 85’)
“Just Attention”
Waktu: 10.00-25 Penanggung Jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Durasi: 25’ Trainer: Lina Peserta bermain sesuai dengan “Mindfulness?” (jargon)
Perlengkapan: Asisten Trainer: apa yang diinstruksikan Big hand:
Microphone Ria
Observer: “Sekarang kita akan memulai game
Annisa Zaenab yang berjudul big hand. Cara main
Perlengkapan: dalam game ini yaitu ketika saya
Devin menghempaskan tangan seperti ini
Dokumentasi+Time Keeper: (diberi contoh) maka, anda melakukan
Almira Kreza tepuk tangan sesuai dengan hempasan
tangan saya. Jika saya tidak
menghempaskan tangan, maka anda
tidak perlu untuk tepuk tangan, apakah
anda paham? Sekarang mari kita coba
Waktu: 10.25-10.35 Trainer: Lina Memutar video tentang Teman-teman akan kembali
Durasi: 10’ Asisten Trainer: kurangnya attention dalam menyaksikan video, kali ini tentang
Perlengkapan: Ria kehidupan sehari-hari, dan mindfulness dan perhatian atau
Microphone Observer: memberikan sedikit attention.
LCD Annisa Zaenab penjelasan
Laptop Perlengkapan:
Speaker Devin
Dokumentasi+Time Keeper:
Almira Kreza
Waktu: 10.35-11.05 Trainer: Lina Peran mindfulness dalam Seperti yang sudah teman-teman lihat
Durasi 30’ Asisten Trainer: meningkatkan attention di video, mindfulness dan attention
Perlengkapan Ria (Napoli, 2005) memiliki hubungan erat. Seperti apa
-Microphone Observer: sih hubungannya? Kalau tadi kami
-Speaker Annisa Zaenab menjelaskan tentang mindfulness,
-LCD Projector Perlengkapan: sekarang kita akan fokus pada peran
-Laptop Devin mindfulness bagi attention.
-File presentasi Dokumentasi+Time Keeper: (Sesuai modul for trainer)
Almira Kreza
Waktu: 11.05-11.15 Trainer: Lina Pelatih memandu peserta Kita sudah menyelesaikan sesi 1,
Durasi: 10’ Asisten Trainer: untuk me-review materi yang Entering the Gate of Mindfulness.
Perlengkapan: Ria telah diberikan pada sesi I Sekarang mari kita mengingat hal-hal
-Microphone Observer: yang sudah teman-teman dapatkan:
-Speaker Annisa Zaenab 1. Apa itu mindfulness?
Perlengkapan: 2. Apa saja manfaat mindfulness?
Devin 3. Apa saja latihan untuk
meningkatkan mindfulness?
Dokumentasi+Time Keeper:
4. Apa itu attention? Apa saja
Almira Kreza aspek-aspeknya?
5. Apa manfaat mindfulness untuk
attention?
COFFE BREAK
Waktu: 11.15-11.25 Trainer: Lina Peserta dipersilahkan Sekarang kita akan beristirahat
Durasi: 10’ Asisten Trainer: beristirahat dan menikmati selama 15 menit. Silahkan teman-
Perlengkapan: Ria sajian kopi teman menikmati kopi yang telah
Microphone Observer: disediakan di belakang kursi peserta.
Kopi Annisa Zaenab
Gelas Plastik Perlengkapan:
Devin
Dokumentasi+Time Keeper:
Almira Kreza
Sesi 4 (Durasi 85’)
“Journey of Mindfulness”
Waktu: 11.25-11.45 Trainer: Almira Kreza Praktik Breathing Exercise: “Mindfulness?” (jargon)
Durasi: 20’ Asisten Trainer: Pelatih memandu peserta “Mari bersiap teman-teman. Kita
Perlengkapan: Annisa Zaenab berlatih dengan membaca akan memasuki latihan mindfulness.
Microphone Observer: instruksi Pertama-tama, kita akan melakukan
-Speaker Devin -Three Part Breath (20’) breathing exercise. Silahkan
-Manual Trainer Perlengkapan: -Ocean Breath (20’) mengikuti instruksi saya” (Sesuai
Lina -Counting Breaths (20’) modul for trainer)
Dokumentasi+Time Keeper:
Ria
Waktu: 11.45-11.50 Trainer: Almira Kreza Peserta diminta untuk “Sekarang silahkan teman-teman
Durasi: 5’ Asisten Trainer: menuliskan hasil refleksi melakukan refleksi terhadap Three
Perlengkapan: Annisa Zaenab Three Part Breath Part Breath yang sudah dilakukan,
-Manual Trainee Observer: dan menuliskannya di manual.”
-Pulpen Devin
-Microphone Perlengkapan:
-Speaker Lina
Dokumentasi+Time Keeper:
Ria
Waktu: 11.50-12.10 Trainer: Almira Kreza Praktik Breathing Exercise: “Mindfulness?” (jargon)
Durasi: 20’ Pelatih memandu peserta
Perlengkapan: Asisten Trainer: berlatih dengan membaca “Mari bersiap teman-teman. Kita
-Microphone Annisa Zaenab instruksi akan memasuki latihan mindfulness.
-Speaker Observer: -Three Part Breath (20’) Pertama-tama, kita akan melakukan
-Manual Trainer Devin -Ocean Breath (20’) breathing exercise. Silahkan
Perlengkapan: -Counting Breaths (20’) mengikuti instruksi saya” (Sesuai
Lina modul for trainer)
Dokumentasi+Time Keeper:
Ria
Waktu: 12.10-12.15 Trainer: Almira Kreza Peserta diminta untuk “Sekarang silahkan teman-teman
Durasi: 5’ Asisten Trainer: menuliskan hasil refleksi melakukan refleksi terhadap -Ocean
Perlengkapan: Annisa Zaenab Ocean Breath Breath yang sudah dilakukan, dan
-Manual Trainee Observer: menuliskannya di manual.”
-Pulpen Devin
-Microphone Perlengkapan:
-Speaker Lina
Dokumentasi+Time Keeper:
Ria
Waktu: 12.15-12.35 Trainer: Almira Kreza Praktik Breathing Exercise: “Mindfulness?” (jargon)
Durasi: 20’ Asisten Trainer: Pelatih memandu peserta “Mari bersiap teman-teman. Kita
Perlengkapan: Annisa Zaenab berlatih dengan membaca akan memasuki latihan mindfulness.
-Microphone Observer: instruksi Pertama-tama, kita akan melakukan
-Speaker Devin -Three Part Breath (20’) breathing exercise. Silahkan
-Manual Trainer Perlengkapan: -Ocean Breath (20’) mengikuti instruksi saya” (Sesuai
Lina -Counting Breaths (20’) modul for trainer)
Dokumentasi+Time Keeper:
Ria
Waktu: 12.35-12.40 Trainer: Almira Kreza Peserta diminta untuk “Sekarang silahkan teman-teman
Durasi: 5’ Asisten Trainer: menuliskan hasil refleksi melakukan refleksi terhadap
Perlengkapan: Annisa Zaenab Counting Breaths Counting Breaths yang sudah
-Manual Trainee Observer: dilakukan, dan menuliskannya di
-Pulpen Devin manual.”
-Microphone Perlengkapan:
-Speaker Lina
Dokumentasi+Time Keeper:
Ria
Waktu: 12.40-50 Trainer: Almira Kreza Pelatih mengajak peserta “Sekarang teman-teman akan
Durasi: 10’ Asisten Trainer: untuk membagikan refleksi membagikan hasil refleksi masing-
Perlengkapan: Annisa Zaenab masing. Silahkan…. (menunjuk salah
-Microphone Observer: satu peserta) Ada lagi yang mau
-Speaker Devin membagikan hasil refleksi?
Perlengkapan: (menunggu respon)” (pelatih
Lina menjelaskan makna exercise sesuai
Dokumentasi+Time Keeper: modul for trainer)
Ria
Sesi 5 (Durasi 85’)
“My body”
Penanggung Jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Waktu: 12.50-13.10 Trainer: Annisa Zaenab Pelatih memandu peserta “Kita akan melakukan Physical
Durasi: 20’ Asisten Trainer: melakukan body scan Activities bagian pertama yaitu Body
Perlengkapan: Devin Scan.”
Microphone Observer: Ria (sesuai modul for trainer)
Modul Perlengkapan: Almira Kreza
Speaker Dokumentasi+Time Keeper:
Lina
Waktu: 13.10-13.15 Trainer: Annisa Zaenab Menuliskan hasil refleksi “Teman-teman, sekarang tuliskan apa
Durasi: 5’ Asisten Trainer: Body Scan yang kalian rasakan setelah
Perlengkapan: Devin melakukan body scan “
Miscrophone Observer: Lina
Modul Perlengkapan: Almira Kreza
Speaker Dokumentasi+Time Keeper:
Ria
Waktu: 13.14-14.05 Trainer: Annisa Zaenab Pelatih memandu peserta “Sekarang silahkan teman-teman
Durasi: 50’ Asisten Trainer: untuk melakukan Yoga. semua meletakkan alas kaki di depan
Perlengkapan: Devin Pelatih memandu peserta kursi masing-masing, lalu berdiri di
Microphone Observer: Lina melakukan latihan Yoga: atas karpet. Silahkan berbaris 5 sap
Modul Perlengkapan: Almira Kreza -Standing (15’) ke belakang, masing-masing berisi 4
Speaker Dokumentasi+Time Keeper: -Sitting (20’) orang. Saya akan memandu latihan
Ria -Lying Down (15’) yoga”
(sesuai modul for trainer)
Waktu: 14.05-14.15 Trainer: Annisa Zaenab Menuliskan Refleksi “Teman-teman, sekarang tuliskan apa
Durasi: 10’ Asisten Trainer: yang kalian rasakan setelah
Perlengkapan: Devin melakukan Yoga”
Microphone Observer: Lina
Modul Perlengkapan: Almira Kreza
Speaker Dokumentasi+Time Keeper:
Ria
Sesi 6 (Durasi 80’)
“What I Feel”
Penanggung Jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Waktu: 14.15-14.55 Trainer: Annisa Zaenab Pelatih memandu peserta “Silahkan teman-teman kembali ke
Durasi: 40’ Asisten Trainer: untuk melakukan sensory tempat duduk masing-masing. Kita
Perlengkapan: Ria activities: akan memasuki bagian ketiga, yaitu
-Manual for Trainee Observer: Lina -aromatherapy Sensory Activities.”
-Pulpen Perlengkapan: Almira Kreza -listening to sounds (sesuai modul for trainer)
-Kertas aromaterapi Dokumentasi+Time Keeper:
Devin
Waktu: 14.55-15.05 Trainer: Annisa Zaenab Refleksi sensory activities: “Sekarang silahkan teman-teman
Durasi: 10’ Asisten Trainer: Menuliskan hasil refleksi dari melakukan refleksi terhadap sensory
Perlengkapan: Ria aromatherapy dan listening activities yang sudah dilakukan, dan
-Manual for trainee Observer: Lina sound menuliskannya di manual.”
-Pulpen Perlengkapan: Almira Kreza (menunggu 10 menit)
-Microphone Dokumentasi+Time Keeper:
Devin
Waktu: 15.05-15.20 Trainer: Annisa Zaenab Refleksi sensory activities: “Sekarang teman-teman akan
Durasi: 15’ Asisten Trainer: Peserta menndiskusikan membagikan hasil refleksi masing-
Perlengkapan: Ria pertanyaan pelatih masing. Silahkan…. (menunjuk salah
Manual for trainee Observer: Lina satu peserta) Ada lagi yang mau
-Pulpen Perlengkapan: Almira Kreza membagikan hasil refleksi?
Dokumentasi+Time Keeper: (menunggu respon)” (pelatih
Devin menjelaskan makna exercise sesuai
modul for trainer)
LUNCH BREAK
Waktu: 15.20-15.35 Peserta dipersilahkan Sesi 6 sudah berakhir. Sebelum
Durasi: 15’ beristirahat dan menikmati memasuki sesi berikutnya, kami akan
Perlengkapan: konsumsi makan siang yang membagikan konsumsi makan siang.
-Microphone dibagikan Silahkan teman-teman beristirahat
-Nasi kotak selama 15 menit lalu kembali ke
-Aqua gelas tempat masing-masing.”
-Kantung plastik untuk
tempat sampah
Sesi 7 (Durasi 90’)
“Move on”
Penanggung Jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Waktu: 15.35- 16.05 Trainer: Lina Walking exercise: peserta “Sekarang teman-teman membuat
Durasi: 30’ melangkah dengan langkah lingkaran besar, setelah ini kita akan
Perlengkapan: Asisten Trainer:Almira yang telah ditentukan melakukan kegiatan terkait dengan
-Microphone Kreza movement activities (lalu mengikuti
-Speaker instruksi di modul)”
-Manual Trainer Observer: Devin
Perlengkapan: Ria
Dokumentasi+Time Keeper:
Annisa Zaenab
Waktu: 16.05- 16.20 Trainer: Lina Windmill partner : “Sekarang teman-teman membuat
Durasi: 15’ Peserta mencari pasangan dan lingkaran besar, setelah ini kita akan
Perlengkapan: Asisten Trainer:Almira membuat badan seperti bentuk melakukan kegiatan terkait dengan
-Microphone Kreza kincir angin movement activities (lalu mengikuti
-Speaker instruksi di modul)”
-Manual Trainer Observer: Devin
Perlengkapan: Ria
Dokumentasi+Time Keeper:
Annisa Zaenab
Waktu: 16.20-16.30 Trainer: Lina Butterfly exercise : “Sekarang teman-teman membuat
Durasi: 10’ Peserta menggoyang- lingkaran besar, setelah ini kita akan
Perlengkapan: Asisten Trainer:Almira goyangkan kaki seperti melakukan kegiatan terkait dengan
-Microphone Kreza kepakan kupu-kupu movement activities (lalu mengikuti
-Speaker instruksi di modul)”
-Manual Trainer Observer: Devin
Perlengkapan: Ria
Dokumentasi+Time Keeper:
Annisa Zaenab
Waktu: 16.30-16.40 Trainer: Lina Pelatih mengajak peserta “Sekarang kita akan berdiskusi
Durasi: 10’ untuk merefleksikan kegiatan mengenai apa yang kita dapatkan dari
Perlengkapan: Asisten Trainer:Almira yang dilakukan tiga kegiatan yang telah kita lakukan,
-Microphone Kreza sekarang saya ingin bertanya apa
-Speaker manfaat dari ketiga kegiatan tersebut
Observer: Devin (menunjuk peserta)”
Perlengkapan: Ria
Dokumentasi+Time Keeper:
Annisa Zaenab
Waktu: 16.40-16.55 Trainer: Lina Listening and movement with “Sekarang teman-teman membuat
Durasi: 15’ music : peserta bergerak dan lingkaran besar, setelah ini kita akan
Perlengkapan: Asisten Trainer:Almira mendengarkan musik-musik melakukan kegiatan terkait dengan
-Microphone Kreza yang berbeda movement activities (lalu mengikuti
-Speaker instruksi di modul)”
-Manual Trainer Observer: Devin
Perlengkapan: Ria
Dokumentasi+Time Keeper:
Annisa Zaenab
Waktu: 16.55-17.05 Trainer: Lina Peserta menuliskan refleksi “Sekarang teman-teman menuliskan
Durasi: 10’ dari kegiatan yang dilakukan apa yang kalian dapat Selma
Perlengkapan: Asisten Trainer:Almira mengikuti kegiatan tersebut pada
-Microphone Kreza manual trainee yang telah disediakan”
-Speaker
-Manual Trainer Observer: Devin
Perlengkapan: Ria
Dokumentasi+Time Keeper:
Annisa Zaenab
Sesi 8 (Durasi 90’)
“ If I ”
Penanggung jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Waktu: 17.05- 17.40 Trainer: Devin Sandy Awareness start from yourself “Sekarang teman-teman akan
Durasi: 35’ first: dibacakan suatu cerita diharapkan
Perlengkapan: Asisten Trainer: Almira Peserta dibacakan cerita oleh teman-teman mendengarkan cerita
-Microphone Kreza pelatih yang dibacakan secara fokus, dan
-Speaker tidak boleh bermain handphone”
Observer: Ria
Perlengkapan: Annisa
Zaenab
Dokumentasi+Time Keeper:
Lina
Waktu: 17.40-17.55 Trainer: Devin Sandy Pelatih mendiskusikan dengan “Setelah mendengar cerita tersebut
Durasi: 15’ peserta apa yang telah kira-kira pa yang teman-teman dapat
Perlengkapan: Asisten Trainer: Almira didapatkan ambil hikmahnya? (menunjuk
-Microphone Kreza peserta”
-Speaker
Observer: Ria
Perlengkapan: Annisa
Zaenab
Dokumentasi+Time Keeper:
Lina
Waktu: 17.55-18.20 Trainer: Devin Sandy Muddy pond: Peserta diajak “Sekarang teman-teman pejamkan
Durasi: 25’ membayangkan berada mata, lalu posisikan badan dengan
Perlengkapan: Asisten Trainer: Almira disuatu tempat duduk senyaman mungkin, sekarang
-Microphone Kreza kalian membayangkan (sesuai
-Speaker modul)”
Observer: Ria
Perlengkapan: Annisa
Zaenab
Dokumentasi+Time Keeper:
Lina
Waktu: 18.20-18.35 Trainer: Devin Sandy Pelatih mendiskusikan dengan “Setelah mendengar cerita tersebut
Durasi: 15’ peserta apa yang telah kira-kira pa yang teman-teman dapat
Perlengkapan: Asisten Trainer: Almira didapatkan ambil hikmahnya? (menunjuk
-Microphone Kreza peserta”
-Speaker
Observer: Ria
Perlengkapan: Annisa
Zaenab
Dokumentasi+Time Keeper:
Lina
EVALUASI
Waktu: 18.35-18.45 Trainer: Devin Sandy Menyusun exercise plan “Sekarang teman-teman mengisikan
Durasi: 10’ exercise plan yang ada dimanual’
Perlengkapan: Asisten Trainer: Annisa
- Microphone Zaenab
-Speaker
-LCD Projector Observer: Ria
-Laptop
Perlengkapan: Almira Kreza
-File presentasi
-Manual
Dokumentasi+Time Keeper:
Lina
Waktu: 18.45-19.00 Trainer: Devin Sandy Refleksi: review materi sesi 3 “Silahkan teman-teman meriview apa
Durasi: 15’ dan mengisi angket refleksi saja yang didapat dari sesi 3 dan
Perlengkapan: Asisten Trainer: Annisa pelatihan silahkan mengisi angket refleksi
- Microphone Zaenab pelatihan”
-Speaker
-LCD Projector Observer: Ria
-Laptop
Perlengkapan: Almira Kreza
-File presentasi
-Manual
Dokumentasi+Time Keeper:
Lina
PENUTUP
Waktu: 19.00-19.05 Trainer: Lina Pelatih mengucapkan terima “Pelatihan hari ini telah selesai. Kami
kasih atas kesediaan peserta mau mengucapkan terima kasih dan
Durasi: 5 menit Asisten Trainer: mengikuti pelatihan dengan apresiasi pada teman-teman peserta
Ria tertib, menyampaikan harapan yang telah bersedia mengikuti
Perlengkapan: Observer: Devin agar pelatihan bermanfaat. jalannya acara dari awal hingga akhir
-Microphone Perlengkapan: Annisa dengan tertib. Kami harap pelatihan
Zaenab ini dapat teman-teman praktikkan
Dokumentasi+Time Keeper: hingga membawa manfaat bagi
Almira Kreza teman-teman semua, salah satunya
untuk kegiatan akademik teman-
teman. Mindfulness? (jargon)Selamat
menjadi lebih mindful, selamat menuai
manfaat, dan sampai jumpa. ”
III.4. Manual for Trainer (Versi Simulasi)
MANUAL FOR TRAINER
Introduction
Waktu: 11.15-11.25 Penanggung Jawab Deskripsi Kegiatan Instruksi
Trainer: Devin Sandy Peserta yang telah “Selamat datang, silahkan teman-
Durasi: 10’ Asisten Trainer: mendaftarkan diri teman untuk tanda tangan terlebih
Ria dipersilahkan dahulu di presensi kehadiran,
Perlengkapan: Observer: Almira menandatangani
mengambil konsumsi, name tag,
Kreza form registrasi
Daftar nama peserta manual dan modul, dan alat tulis untuk
Perlengkapan: Peserta diberikan
Name Tag anda gunakan selama proses pelatihan
Lina name tag, manual,
Alat Tulis ini dan jangan sampai hilang, yang
Dokumentasi+Time modul, alat tulis, dan
Manual for Trainee
Keeper: konsumsi (roti) sudah selesai silahkan masuk ke dalam
Modul for Trainee
Annisa Zaenab Peserta dipersilahkan ruangan, terima kasih.”
Konsumsi
masuk ke ruangan
Pengertian
“Teman-teman, kami akan
Mindfulness
Pengertian attention menjelaskan mengenai pengertian
Hubungan mindfulness dan tentunya sejarah
mindfulness dengan singkat mengenai apa itu
attention mindfulness”
“Berikutnya ada aspek-aspek yang ada
dalam mindfulness, dan tujuan, serta
manfaatnya ”
“Lalu berikutnya kami akan
menjelaskan kepada teman-teman
mengenai apa itu attention, faktornya,
beserta aspek-aspeknya”
Mental Imagery
Waktu: 11.43-11.58 Trainer: Lina Peserta diajak “Sekarang teman-teman pejamkan
Durasi: 15’ Asisten Trainer: membayangkan berada mata, lalu posisikan badan dengan
Perlengkapan: Almira Kreza disuatu tempat, dengan duduk senyaman mungkin, sekarang
Microphone Observer: Annisa mendengarkan cerita yang kalian membayangkan (sesuai
-Speaker Zaenab akan dibacakan oleh trainer modul)”
Perlengkapan:
-Manual Trainer
Devin Sandy
Dokumentasi+Time
Keeper: Ria
Waktu: 11.58-12.13 Trainer: Almira Kreza Pelatih mendiskusikan “Sekarang silahkan teman-teman
Durasi: 3’ Asisten Trainer: dengan peserta apa yang melakukan refleksi terhadap –mental
Perlengkapan: Lina telah didapatkan, dan imagery yang sudah dilakukan, dan
-Manual Trainee Observer: Annisa peserta menuliskannya pada menuliskannya di manual.”
-Pulpen Zaenab workbook
-Microphone Perlengkapan:
-Speaker Devin Sandy
Dokumentasi+Time
Keeper: Ria
Penutup
Waktu: 12.13-12.15 Trainer: Devin Sandy Pelatih mengucapkan terima “Pelatihan hari ini telah selesai. Kami
Durasi: 2’ Asisten Trainer: kasih atas kesediaan peserta mau mengucapkan terima kasih dan
Perlengkapan: Lina mengikuti pelatihan dengan apresiasi pada teman-teman peserta
-Manual Trainee Observer: Annisa tertib, menyampaikan yang telah bersedia mengikuti
-Pulpen Zaenab harapan agar pelatihan jalannya acara dari awal hingga akhir
Perlengkapan:
-Microphone bermanfaat. dengan tertib. Kami harap pelatihan
Almira Kreza
-Speaker Dokumentasi+Time ini dapat teman-teman praktikkan
Keeper: Ria hingga membawa manfaat bagi
teman-teman semua, salah satunya
untuk kegiatan akademik teman-
teman. Mindfulness? (jargon)Selamat
menjadi lebih mindful, selamat menuai
manfaat, dan sampai jumpa. ”
3.5.Metode yang Digunakan
1. Lecturing
Menjelaskan materi yang disajikan oleh trainer umumnya berlangsung
10-15 menit. Metode ini biasanya menggunakan media power point
yang telah disiapkan sebelumnya oleh trainer.
2. Pemutaran Video
Pemutaran video dimaksudkan untuk menjelaskan terkait materi yang
disajikan, biasanya peserta akan lebih tanggap terkait contoh secara
nyata yang disajikam dalam video. Dalam pemutaran video juga
terdapat sebuah kasus yang akan dipecahkan oleh peserta dan dapat
lebih dipahami.
3. Paper pencil
Biasanya paper pencil diberikan sebelum materi pada sesi tersebut
dimulai, gunanya untuk mengukur seberapa jauh pemahaman peserta
mengenai materi yang akan disampaikan oleh trainer.
4. Paper Assignment
Yaitu merupakan test yang diberikan setelah sesi materi selesai,
biasanya diberikan pada akhir sesi.
5. Breathing excercise
Yaitu metode untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan
efisien serta mengurangi kerja pernapasan
6. Writing Task
Yaitu kegiatan yang bertujuan untuk melatih peserta dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh trainer
7. Simulation
Yaitu suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan
sekelilingnya (state of affairs)
8. Mental Imagery
Yaitu kemampuan manusia untuk mengkhayalkan gambaran-
gambaran di dalam pikiran setelah stimuli asli adalah tidak dapat
dilihat lagi.
9. Discuisson
Yaitu sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau
lebih/kelompok
10. Game
Yaitu permainan yang berfungsi untuk menantang peserta untuk bisa
aware dalam proses pelatihan
11. Review
Yaitu kegiatan yang berfungsi untuk mengajak peserta recall
mengenai informasi yang sudah dijelaskan oleh trainer
BAB IV
RANCANGAN EVALUASI
Pada level reaksi, evaluasi dapat dengan sangat mudah dilakukan. Secara
langsung, evaluasi dapat dilakukan melalui pemantauan atau observasi. Pemantauan
pun dapat dilakukan dengan cara melihat beberapa reaksi peserta selama
berlangsungnya pelatihan, terutama ketika lecturing atau metode presentasi / ceramah
berlangsung. Bagaimana ekspresi wajah yang ditunjukkan peserta, fokus mata, jumlah
penanya, jumlah penjawab, hingga ada atau tidaknya peserta yang menguap, dapat
menjadi catatan tersendiri dalam evaluasi ini.
Secara tidak langsung, evaluasi pada level reaksi juga dapat dianalisis melalui
ketepatan dan/atau kesesuaian peserta dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Bisa
juga melalui jenis atau relevansi pertanyaan dan jawaban yang diutarakan oleh peserta.
Semakin akurat pertanyaan peserta, dan semakin relevan pertanyaan yang diajukan,
maka semakin tinggi dan semakin positif pula level reaksi yang ditunjukkan oleh
peserta. Dengan demikian, pelatihan dapat diperkirakan cukup berhasil jika mampu
memberi reaksi positif kepada peserta.
Dalam setiap sesi, terdapat masing-masing evaluasi yang menjadi indikator
keberhasilan dari setiap kegiatan yang disajikan. Berikut rincian evaluasi reaksi pada
masing-masing level dalam pelatihan ini:
SESI REGISTRASI & PEMBUKA
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta datang tepat waktu (15 menit sebelum acara
dimulai)
2 Seluruh peserta mampu menyelesaikan pretest,
3 Peserta Trainer mendapatkan tolak ukur mengenai:
Kondisi mindful yang ditinjau dari 5 facets
mindfulness
4 Pemahaman konsep dan teori mengenai kaitan
mindfulness dengan attention
5 Seluruh peserta mendapatkan modul dan manual,
tanpa ada yang kekurangan
6 Seluruh peserta menaati ROC hingga pelatihan
selesai (dapat dievaluasi di akhir seluruh rangkaian
sesi pelatihan)
7 Seluruh peserta mendapatkan nametag yang sesuai
SESI 1
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta memerhatikan penjelasan dari trainer
2 Peserta aktif dalam proses lecturing (adanya
interaksi dua arah)
3 Peserta melakukan apa yang diinstruksikan trainer
secara urut
4 Peserta memahami dan mampu mempraktekkan
proses bread excercise dengan tepat.
5 Peserta mengisi lembar refleksi secara lengkap
SESI 2
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta mempertahankan fokusnya pada objek yang
diberikan
2 Peserta mendeskripsikan bagian-bagian dari objek
yang disentuhnya melalui metode mental imagery
yang diberikan
3 Peserta aktif dalam membagikan informasi terkait
dengan apa yang dirasakan saat menjalani kegiatan
yang diberikan
SESI 3
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta aktif dan mampu mengikuti seluruh
instruksi game yang diberikan tanpa mengeluh
2 Peserta memperhatikan dan mampu menganalisis isi
dari video yang ditampilkan
3 Peserta memerhatikan dan mampu menjelaskan
kembali peran mindfulness untuk meningkatkan
attention
4 Peserta aktif untuk membagikan informasi dari
materi yang sebelumnya sudah didapatkan
SESI 4
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta mampu melakukan teknik pernafasan
dengan benar yakni : mulut tertutup, menghirup
udara melalui hidung, saat menarik nafas usahakan
dada terangkat, dengan posisi punggung tegak.
2 Peserta mampu menjaga situasi kondusif sehingga
menciptakan suasana yang dapat meningkatkan
fokus peserta
3 Peserta mampu menuliskan hasil refleksi mengenai
observing : kognisi, emosi, dan sensasi
4 Peserta mampu menghitung jumlah tarikan nafas
selama 1 menit.
5 Peserta mampu menyampaikan makna dan
kegunaan dari kegiatan breathing exercise untuk
dirinya dan peserta yang lain.
SESI 5
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta terlihat dapat mengikuti setiap instruksi
dengan bai seperti yang dicontohkan oleh trainer
2 Setiap individu menuliskan hasil refleksi yang
berhubungan dengan kesadaran peserta dengan
sensasi tubuh yang dirasakan saat melakukan body
scan.
3 Peserta terlihat dapat mengikuti setiap gerakan yang
diinstruksikan oleh trainer dengan baik dan benar.
4 Setiap individu menuliskan hasil yang berhubungan
dengan kemampuan mereka menerima rasa tidak
nyaman yang dihasilkan dari gerakan yoga yang
mereka lakukan.
SESI 6
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Setiap individu saat melakukan kegiatan sensory
activites merasakan ketenangan yang dapat
diobservasi melalui situasi yang kondusif.
2 Setiap individu pada kegiatan ini dapat melakukan
langkah-langkah sensory activites sesuai dengan
instruksi yang diucapkan oleh trainer.
3 Seluruh peserta dapat menyelesaikan seluruh
pertanyaan sesuai dengan kondisinya masing-
masing
4 Seluruh peserta dapat memahami kondisi mindful
dan merasakannya saat mengalami suatu kejadian
yang mampu menyita attention
5 Seluruh peserta berperan aktif dalam proses diskusi
6 kelompok peserta dapat memaparkan mengenai
fungsi dari sensory activities kaitannya dengan
kondisi mindful
SESI 7
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta menerapkan kegiatan yang dillakukan
dengan baik dan sabar tanpa mengeluh pada
langkah-langkah pada kegiatan ini
2 Peserta menuliskan apa saja yang didapat dari
kegiatan yang dilakukan
3 Peserta dapat mengikuti gerakan yang sudah
dicontohkan oleh trainer.
SESI 8
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta mendengarkan cerita yang dibacakan tanpa
berbicara dengan peserta lainnya
2 Peserta aktif dalam membagikan informasi yang
telah didapatkan dari materi sebelumnya
3 Peserta aktif dan dapat membayangkan instruksi
dengan baik
4 Peserta aktif dalam membagikan informasi yang
telah didapatkan dari materi sebelumnya
PENUTUP
No INDIKATOR KEBERHASILAN Tingkat Keberhasilan
Sesi: *) TB: Tidak Berhasil
Registrasi & Pembukaan *) MB: Mendekati Berhasil
*) B: Berhasil
*) SB: Sangat Berhasil
TB MB B SB
1 Peserta mengisi Manual
2 Peserta mengisi lembar refleksi
3 Peserta aktif dan dapat membayangkan instruksi
dengan baik
4 Peserta aktif dalam membagikan informasi yang
telah didapatkan dari materi sebelumnya
5 Peserta menampakkan ekspresi rasa puas dan
antusias hingga seluruh sesi berakhir
6 Seluruh peserta mengakhiri seluruh sesi dalam
keadaan sehat
7 Peserta dapat mengenang proses pelatihan dengan
segala makna yang telah disampaikan (dapat
dilakukan melalui interviu)
Dalam pelatihan ini, fokus trainer adalah untuk meningkatkan attention para
pengajar dan siswa Ubaya Language Center (ULC). Untuk itu, tes awal (pretest)
dan tes akhir (posttest) yang diberikan adalah tes seputar bagaimana attention yang
dimiliki pengajar dan siswa ULC, sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan.
Adapun tes yang kami gunakan untuk mengukur attention adalah Mindfulness
Attention Awareness Scale (MAAS). Skala MAAS, adalah skala yang dicetuskan
oleh Brown dan Ryan (2003). MAAS ini merupakan skala yang didasarkan pada
atensi dan kesadaran pada setiap detik di kehidupan sehari-hari. Skala ini memiliki
faktor tunggal dan asumsi bahwa manusia merupakan pilot otomatis, sehingga
mengukur tingkat kesadaran seseorang. Oleh karenanya, aitem pada skala ini yang
berjumlah 15 aitem merupakan aitem yang unfovarable. Sedangkan yang
digunakan oleh trainer sebagai dasar merancang pelatihan adalah alat ukur Five
Facets Mindfulness Questionnaire (FFMQ). FFMQ ini disusun oleh Baer, dkk
(2006), dan mengukur lima aspek multidimensional dari mindfulness, yaitu:
observing, describing, acting with awareness, non-reactivity, dan non-judgement.
Skala asli FFMQ terdiri dari 39 item dengan menggunakan skala likert dari 1-5.
Penghitungan skor akhir FFMQ didasarkan pada penghitungan skor total per
dimensi dibagi dengan jumlah item yang ada, sehingga akan didapatkan skor paling
tinggi 1 dan paling rendah 5.
1 2 3 4 5 6
Sangat Sering Sering Agak Sering Agak Jarang Jarang Sangat Jarang
Instrumen ini didasarkan dengan penelitian dari analisis factor dari lima
independen kuesioner mindfulness yang sudah dikembangkan. Analisis yang
dilakukan menghasilkan lima factor yang merepresentasikan elemen-elemen dari
mindfulness seperti konsep mindfulness saat ini. Lima factor tersebut adalah
mendeskripsikan, bertindak dengan kesadaran (awareness), non-judging inner
experience, dan non-reactivity inner experience. Dimohon untuk menilai
pernyataan dibawah ini dengan skala yang sudah disediakan. Tuliskan angka di
tempat kosong sebelah nomor, yang dapat mendeskripsikan opini dan apa yang
terjadi kepada anda dengan baik.
1 2 3 4 5
Tidak Pernah Sangat Jarang Kadang- Sering Sangat Sering
Kadang
atau atau atau atau Atau
Tidak Benar Jarang Benar Kadang Benar Sering Benar Selalu Benar
_____ 1. Ketika saya berjalan, saya merasakan sensai badan saya bergerak.
_____ 2. Saya dapat mendiskripsika perasaan saya dengan baik.
_____ 3. Saya sering mengkritik diri saya sendiri karena mempunyai emosi yang
irasional dan tidak tepat.
_____ 4. Saya menyadari perasaan dan emosi saya tanpa harus memberi reaksi.
_____ 5. Ketika saya melakukan sesuatu, pikiran saya pergi kemana-mana dan saya
gampang teralihkan.
_____ 6. Ketika saya sedang mandi, saya sadar dengan sensasi air yang mengalir di
tubuh saya.
_____ 7. Saya dapat mendeskripsikan kepercayaan, opini, dan ekspektasi saya dengan
baik.
_____ 8. Saya tidak memperhatikan apa yang saya sedang kerjakan karena saya
melamun, khawatir, atau teralihkan dengan hal yang lainnya.
_____ 9. Saya memperhatikan perasaan saya tanpa kehilangan mereka.
_____ 10. Saya berkata kepada diri saya bahwa saya tidak seharusnya merasakan apa
yang saya rasakan.
_____ 11. Saya menyadari bagaimana makanan dan minuman mempengaruhi pikiran,
sensai tubuh, dan emosi.
_____ 12. Saya mengalami kesulitan untuk mendeskripsikan apa yang saya pikirkan.
_____ 13. Perhatian saya mudah teralihkan.
_____ 14. Saya percaya bahwa beberapa pemikiran saya adalah abormal atau buruk
dan saya tidak seharusnya berpikir demikian.
_____ 15. Saya memperhatikan sensasi, seperti angin yang menerpa rambut atau sinar
matahari di wajah saya.
_____ 16. Saya mempuntau masalah memikirkan kata-kata yang tepat untuk
mengekspresikan perasaan saya terhadap suatu hal.
_____ 17. Saya membuat keputusan tentang apakah pikiran saya baik atau buruk.
_____ 18. Saya mengalami kesulitan untuk focus kepada apa yang terjadi di masa
sekarang.
_____ 19. Ketika saya mempunyai pemikiran atau bayangan yang berbahaya, saya
“mengambil langkah ke belakang” dan sadar kepada pikiran dan gambar tanpa diambil
alih olehnya.
_____ 20. Saya memperhatikan suara, seperti bunyi jam, burung yang bersiul, atau
mobil yang sedang lewat.
_____ 21. Dalam situasi yang sulit, saya dapat berdiam diri tanpa langsung bereaksi.
_____ 22. Ketika saya mempunyai sensasi di tubuh saya, sangat sulit
mendeskripsikannya karena saya tidak tahu kata-kata yang tepat.
_____ 23. Saya merasa bahwa saya “berjalan dengan otomatis”, tanpa adanya
kesadaran tentang apa yang saya lakukan.
_____24. Ketika saya mempunyai pemikiran atau bayangan yang berbahaya, saya
dapat menjadi tenang dengan cepat.
_____ 25. Saya berkata kepada diri saya sendiri bahwa saya tidak seharusnya berpikir
apa yang saya pikirkan.
_____ 26. Saya menyadari bau dan aroma dari sesuatu.
_____ 27. Ketika saya marah, saya dapat menemukan cara untuk mengekspresikan
dalam kata-kata
_____ 28. Saya terburu-buru melakukan sesuatu tanpa memperhatikan hal tersebut.
_____ 29. Ketika saya mempunyai pemikiran atau bayangan yang berbahaya, saya
dapat menyadari pemikiran itu.
_____ 30. Saya merasa bahwa beberapa emosi saya adalah buruk dan tidak tepat, dan
saya tidak seharusnya merasa seperti itu.
_____ 31. Saya menyadari setiap elemen visual dari seni atau alam, seperti warna,
bentuk, tekstur, atau pola dari cahay dan bayangan.
_____ 32. Saya mempunyai kecenderungan natural untuk menaruh pengalaman saya
kepada kata-kata.
_____ 33. Ketika saya mempunyai pemikiran dan bayangan yang berbahaya, saya
hanya menyadarinya dan berusaha tidak memikirkannya.
_____ 34. Saya melakukan tugas atau pekerjaan secara otomatis tanpa sdar dengan apa
yang saya kerjakan.
_____ 35. Ketika saya mempunyai pemikiran dan bayangan yang berbahaya , saya
menghakimi diri saya sebagai seseorang yang buruk atau baik, bergantung pada
baynagan/ pemikiran saya.
_____ 36. Saya memperhatikan bagaimana emosi saya mempengaruhi pemikiran dan
perilaku.
_____ 37. Saya dapat mendeskripsikan apa yang saya rasakan pada satu momen dengan
detail.
_____ 38. Saya menemukan diri saya melakukan sesuatu tanpa adanya perhatian.
_____ 39. Saya tidak menyetujui diri saya ketika saya mempunyai ide yang irasional.
Sesi 1
Di sesi ini trainer terlebih dahulu menjelaskan materi mengenai pengertian
mindfulness, attention, serta hubungan diantara keduanya. Selain itu, trainer juga
memaparkan mengenai kaitan keduanya dalam kehidupan sehair-hari. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pemahama peserta agar mereka memiliki gambaran.
Lalu, trainer mengajak peserta untuk mempraktekkan mindfulness sederhana, yaitu
bagaimana seluruh panca indera dapat menyadari eksistensi objek (roti). Peserta
diminta untuk meperhatikan, membau, meraba, melihat dan merasakan roti yang
diberikan, sehingga kegiatan ini sangat tepat untuk facet acting awareness dimana
kita diminta untuk memusatkan perhatian kita pada objek yang diberikan (membuat
kita fokus). Selanjutnya, peserta diminta untuk menuliskan evaluasi pada form yang
telah disediakan oleh trainer, untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan paa sesi
1 ini.
Sesi 2
Peserta diminta menjelaskan benda yang dilihatnya secara detail dari segi
bentuk, warna, tekstur, dll. Peserta membanyangkan benda yang disentuhnya. Pada
facet ini kegiatan yang akan dilakukan adalah mindfulness of things dan listening
and movement with music. Mindfulness of things adalah kegiatan untuk mengamati
benda – benda yang ada diruangan. peserta diminta untuk fokus pada satu objek
kecil yang akan dituju. misal pensil, jam tangan, buku, bolpoin, foto mantan dll.
Peserta diminta untuk fokus pada apa yang dilihat dengan cara metode visual (
penglihatan ) setelah itu, peserta diminta untuk menjelaskan apa yang dilihat secara
detail. Seperti bagaimana bentuknya ? berkilau atau kusam? Warna dan bayangan
apa yang mereka miliki? Apakah itu lurus, melengkung, atau kombinasi? Apakah
terlihat halus atau bergelombang? Apakah terlihat lembut atau keras? Apakah
terlihat basah atau kering? Apa lagi yang bisa Anda lihat? Setelah anda menjelaskan
apa yang anda lihat, ada diminta untuk menutup mmata dan membayangkan saat
anda mengambil benda tersebut sambil menaruh benda tersebut ke tangan dan
peserta diminta untuk fokus meraskannya. Apakah itu keras atau lunak? Seperti,
Halus atau kasar? Tajam atau membosankan? Kaku atau lentur? Berapa beratnya?
Berapa suhunya?
Sesi 3
Di sesi ini, terdapat dua game, yakni opposite game dan big hand. Game ini
berfungsi untuk melatih peserta dalam attention switching. Trainer membacakan
suatu instruksi, namun peserta diminta untuk melakukan lawan kata dari instruksi
itu. Misalkan, saat trainer memperagakan gajah yang berarti peserta harus
melebarkan tangannya, namun peserta harus melakukan kebalikannya, yakni
menyempitkan gerakan tangannya. Tidak ada facet mindfulness yang digunakan
pada sesi ini, sesi ini tujuan trainer yakni menyasar aspek attention switching dari
peserta.
Sesi 4
Pada kegiatan ini, facet yang digunakan ialah observing. Kegiatan yang
dilakukan adalah breathing exercise (three part breath, ocean breath, dan counting
breath ), dan sensory activities ( aromatheraphy dan listening to sound). Breathing
exercise adalah kegiatan melatih pernafasan (menarik dan menghembuskan nafas),
tujuannya adalah memusatkan perhatian pada nafas dan mengembalikan pikiran
yang berkeliaran kembali pada nafas untuk melatih konsentrasi mereka, sehingga
breathing exercise sangat cocok untuk facet observing karena peserta diminta untuk
merasakan sensasi dari udara yang dirasakan, pikiran dari membayangkangkan
sesuatu ketika bernafas (suara ombak pada ocean breath), emosi yang dirasakan
ketika melakukan latihan tersebut, dan menyadari secara langsung pengalaman
bernafas. Pada breathing exercise juga dapat meningkatkan aspek attention yaitu
selective attention. Selective attention adalah sikap selektif pada hal tertentu
(pernafasan). Dalam kegiatan ini, Peserta mampu melakukan teknik pernafasan
dengan benar yakni : mulut tertutup, menghirup udara melalui hidung, saat menarik
nafas usahakan dada terangkat, dengan posisi punggung tegak.
Sesi 5
Pada kegiatan ini facet yang digunakan ialah Non-Reactivity to Inner
Experience, kegiatan yang akan dilakukan adalah yoga dan body scan. Body scan
adalah kegiatan untuk merasakan sensasi yang terjadi pada tubuh kita, sehinga
kegiatan body scan tepat untuk facet Non-Reactivity to Inner Experience, karena
dengan adanya body scan dapat menghubungkan kita dengan keadaan masa kini
(Carne, 2016). Intruski secara terus menerus dapat meningkatkan selective attention
dan meningkatkan switching attention (mengajak peserta untuk memindahkan
pusat perhatian dari bagian tubuh satu kebagian tubuh yang lain).
Yoga adalah bentuk kegiatan relaksisasi dengan berbagai macam gaya,
kegiatan yoga ini juga tepat untuk facet Non-Reactivity to Inner Experience, karena
mengajak kita untuk bersikpa tidak reaktif, contohnya seperti saat melakukan yoga
pasti kita merasa lelah, merasa bosan, ingin protes, dan tidak mau melakukannya,
padahal itu adalah suatu tindakan mengobservasi sensasi yang dirasakan, karena
kita akan berpikir bahwa pose yoga yang kita lakukakan akan berakhir (Isaacs,
2008).
Pengalaman yang sulit dalam hidup kita juga pastinya akan berahir, sepertu
tugas-tugas yang selalu menghantui, sama seperti pose yoga pengalaman yang kita
rasakan itu akan berakhir. Dengan berlatih yoga diharapkan peserta dapat berlatih
untuk memusatkan perhatian dan tidak bersikap reaktif terhadap pengalaman masa
kini
Sesi 6
Pada kegiatan ini setiap individu saat melakukan kegiatan sensory activites
merasakan ketenangan yang dapat diobservasi melalui situasi yang kondusif. Setiap
individu pada kegiatan ini dapat melakukan langkah-langkah sensory activites sesuai
dengan instruksi yang diucapkan oleh trainer. Pada kegiatan Aromatherapy peserta
akan memperhatikan bau, atau aroma dari aromatherapy yang ada, sedangkan pada
listening to sound mengajak peserta untuk fokus terhadap suara.
Kegiatan aromatherapy yang dilakukan peserta termasuk kedalam receptive
meditation, yaitu observasi terhadap pengalaman diri sendiri dari waktu kewaktu
tanpa bereaksi. Dengan mengarahkan perhatian pada pengalaman saat itu juga,
membuat kita belajar mengenali dan menghilangkan reaksi otomatis yang tidak
diingankan.Kegiatan listening to sound juga melatih kita pada attention aspek
alerting, yaitu kesiagaan akan berbagai stimulus yang muncul pada saat itu (fokus
pada satu hal).
Sesi 7
Pada sesi ini, terdapat empat metode simulasi, yakni : Walking exercise,
Windmill partner, Butterfly exercise, Listening and movement with music. Pada
Walking exercise: peserta melangkah dengan langkah yang telah ditentukan, pada
Windmill partner : Peserta mencari pasangan dan membuat badan seperti bentuk
kincir angin, pada Butterfly exercise : Peserta menggoyang-goyangkan kaki seperti
kepakan kupu-kupu, lalu pada Listening and movement with music : peserta
bergerak dan mendengarkan musik-musik yang berbeda.
Di kegiatan ini, menggunakan facet non-judging to inner experience. non-
judging to inner experience. Pada facet ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah
walking exercise, foot massage, windmill partner, dan butterfly exercise. Walking
exercise adalah kegiatan mengharuskan kita untuk bergerak (dengan langkah yang
telah ditentukan) secara sadar, foot massage adalah kegiatan yang mengharuskan
kita untuk fokus menyeimbangkan tubuh, windmill partner adalah kegiatan yang
membuat tubuh kita menjadi seperti gerakan kincir angin, dan butterfly exercise
adalah kegiatan menirukan kepakan sayap kupu-kupu.
Walking exercise, foot massage, windmill partner, dan butterfly exercise
adalah kegiatan yang tepat untuk facet non-judging of inner experince, karena
kegiatan tersebut membawa kita fokus kepada pengalaman yang terjadi saat itu,
melatih konsentrasi secara sadar, dan melatih kita untuk menerima serta
menghadapi kehadiran perasaan yang tidak menyenangkan (menerima apa adanya),
selain itu diharapkan perserta mampu fokus pada instruksi yang diberikan tanpa
menilai (ini baik, ini buruk, sebaiknya dilakukan, sebaiknya tidak) jika instruksi
menyuruh kita melangkah, kita harus melangkah, jika disuruh goyangkan, maka
kita harus goyangkan.
Sesi 8
Di sesi ini, trainer menggunakan metode mental imagery. Mental imagery
adalah kegiatan yang membayangkan dirinya sebagai tokoh di dalam cerita tersebut
atau membayangkan suatu kejadian. Peserta akan diberik waktu beberapa menit
untuk tutup mata, membayangkan situasinya, perasaan, dan apa yang mereka
lakukan di dalam imajinasi mereka. Lalu setelahnya mereka akan diminta menulis
perasaan, pemikiran, dan tindakan mereka yang mereka sudah bayangkan. Mental
imagery melatih fokus peserta atau melatih perhatian pada satu hal, sehingga mental
imagery adalah kegiatan yang tepat untuk facet acting with awareness
5.2.Refleksi Trainer
5.2.1. Annisa Zaenab N. F.
Berawal dari penentuan peminatan setiap mahasiswa di dalam mata kuliah TTI
Training, pada awal periode semester ajaran genap di tahun 2018, saya merasa ada yang
unik dalam mata kuliah ini. Di sana saya harus mulai memastikan, ke mana saya harus
melanjutkan profesi saya nanti. Ke mana saya akan melangkah selepas saya menjadi
seorang Ilmuan Psikologi nantinya. Tentu sangat excited! Ketika saya akhirnya
menambatkan hati‖ saya pada peminatan Keluarga-Sekolah. Hingga semakin ke sini,
saya merasa sangat menyukai bidang ini. Sangat!
Bab selanjutnya diawali dengan pembuatan TNA. Entah, saya tidak paham
dengan istilah itu. Bahkan saya harus membaca beberapa sumber untuk mengetahui
apa kepanjangan dari huruf A pada TNA: Analysis atau Assessment. Jawabannya?
keduanya. Tergantung pada model yang disajikan. Pada saat pengukuran dilakukan,
maka kepanjangannya menjadi Assessment, namun ketika telah menjadi sebuah
laporan, kepanjangannya pun telah menjadi Analysis, karena pada saat pelaporan, yang
dipaparkan adalah hasil analisisnya.
Banyak hal baru yang saya temukan. Termasuk bagaimana menyusun sebuah
training, yang sebelumnya cukup rajin saya ikuti (sebagai peserta), dan sekarang harus
saya rancang sebagai trainer. Dari situ saya paham kenapa harga sebuah training atau
workshop atau seminar biasanya tidak murah. Tentunya karena proses yang ada di balik
itu semua membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Berkali-kali
menganalisis, mencari teori, mencetak jurnal sana-sini, mencari alat ukur, menganalisa
ulang, mendesain rancangan pelatihan, membuat manual, modul, hingga presentasi,
simulasi dan akhirnya membuat laporan, tentu bukanlah hal yang bisa dilakukan secara
kilat. Semua butuh proses dan kesungguhan.
Tak jarang keringat, air mata, rasa lapar, mulas, dan semua gejala Psiko
Somatis bermunculan di antara saya dan teman-teman saya. Kami berkali kali diajarkan
apa artinya salah sebelum benar. Diajarkan bahwa apapun yang mudah, tidak akan
membuat kami lebih berkembang. Tapi hal sulit lah yang berhasil membuat kami
belajar. Termasuk ketika kami harus menyelesaikan teka-teki tentang Apa IV dan DV
yang cocok dalam penyusunan training kami ini? Saya belajar arti kerjasama dengan
tim. Dengan mereka yang memilih kancah Keluarga-Sekolah, mereka yang
bertanggung jawab atas pilihan mereka. Kami pun berproses bersama.
Hal yang patut saya syukuri adalah kelancaran kami dalam berproses. Entah
kenapa, Tuhan sangat membantu kami untuk menjadi orang yang “tepat” dalam proses
penyusunan training ini. Tepat dalam memilih jurnal, tepat dalam memilih komunitas
sesuai kancah, tepat dalam memilih variabel, hingga metode yang kami gunakan.
Secara pribadi, saya sangat menyenangi Positive Psychology. Hal ini yang membuat
saya betah untuk berkecimpung di dunia Mindfulness. Mencari backsound, melakukan
rekaman, hingga menentukan flow pelatihan.
Selanjutnya, dalam menyusun desain penelitian, terutama rundown dan manual
for trainer. Ini adalah yang paling menyebalkan bagi saya. Sebenarnya bukan karena
sulit. Sama sekali tidak. Menyusunnya sangat mudah bagi saya. Hanya saja, yang
membuat saya kurang suka adalah adanya tuntutan pakem yang harus saya patuhi.
Tidak boleh terlalu banyak improvisasi. Bahkan disarankan untuk membuat manual for
trainer se-detail mungkin. Hingga nanti, seseorang yang membawakannya dapat
mengikutinya dengan mudah. Padahal menurut saya, itu hanya acuan. Trainer
sesungguhnya akan semakin menarik jika ia menguasai kata-kata dalam materi yang
harus dikuasainya, dan bukan mengacu pada manual for trainer.
Di luar itu, ada hal yang paling saya sukai dalam mendesain pelatihan. Yakni
saat saya bisa bermain dengan metode, dan rincian kegiatan yang saya inginkan. Saya
bisa mengandalkan sense saya untuk mengatur sebuah rangkaian pelatihan yang
mengalir dan sesuai dengan tujuan pelatihan. Tetap mengacu pada langkah-demi-
langkah yang semestinya, serta tetap sesuai dengan urutan yang seharusnya. Saya
senang ketika dapat menciptakan rangkaian pelatihan yang berurutan dan saling
berkaitan, sebagaimana ada benang merah di antara tiap sesinya.
Hingga pada simulasi yang telah saya lakukan, telah membuat saya semakin
paham bahwa membuat suatu pelatihan itu sama sekali tidak mudah. Butuh persiapan,
tenaga, waktu, dan modal yang tidak sedikit. Harus memahami materi, harus bisa
menjadi public speaker yang andal, serta harus bisa melayani audience atau peserta
dengan sebaik mungkin. Sekali lagi, itu tidak mudah. Butuh persiapan dan perjuangan
di balik simulasi yang saya dan teman-teman saya lakukan. Untungnya, respon dan
feedback positif yang diberikan sangat memberikan kelegaan hati bagi saya. Tentu
perjuangan saya rasanya tidak sia-sia. Meski saya sadar, bahwa simulasi itu hanyalah
simulasi. Belum bisa dikatakan bahwa saya telah berhasil menciptakan sebuah
pelatihan yang bagus. Banyak kekurangan yang saya lakukan. Banyak pula hal-hal
yang kedepannya masih harus saya pelajari. Meski demikian, saya bersyukur karena
dengan pengalaman ini, saya berharap untuk terus bisa belajar menjadi seorang trainer
& psikolog yang berbakat nantinya.
Akhir kata dalam laporan ini, saya mengucapkan terimakasih (sebanyak-
banyaknya) kepada semua pihak yang terkait. Tentu diawali dengan rasa syukur saya
kepada Tuhan karena kecerdasan dan kemampuan yang telah dilimpahkan, Orang Tua
dan keluarga yang menyediakan segalanya untuk saya, teman-teman seperjuangan
yang saya ajak panik bersama, Kakak Asdos (Ce Angel , dan Ce Keke) yang selalu
membantu saya dan teman-teman saya dalam kuliah, Bapak Dosen Pembimbing saya,
Pak Frikson dan Pak Dito yang telah banyak menyalurkan ilmu kepada saya.
Terimakasih, dan salam sejahtera.
5.2.2. Nur Qomariah F. W. T.
Persiapan training dilakukan sekitar 3 sampai 4 bulan yang lalu, terhitung
dari bulan Agustus. Dimulai dari pembagian kelompok di kelas berdasarkan kancah
yang diminati, yaitu kancah keluarga dan sekolah, setelah pembagian kelompok
dilakukan selang beberapa hari kami melakukan diskusi dalam kelompok untuk
menentukan target komunitas mana yang bisa di cari kesenjangannya dari level
mikro, meso, dan makro yang ada dalam komunitas untuk dilakukan intervensi
training pada komunitas tersebut.
ULC (Ubaya Language Center) adalah komunitas yang dipilih kelompok
untuk melakukan wawancara tentang kesenjangan yang ada dalam komunitas
tersebut. ULC sendiri adalah pusat bahasa yang dimiliki oleh Universitas Surabaya
sebagai fasilitas bagi mahasiswa terkait dengan pembelajaran akademik yang
dilakukan dengan pelatihan bahasa oleh tim dosen dan mahasiswa yang mengajar
di kelas ULC atau bisa disebut juga dengan mentor. Mentor ULC sebagai sumber
informasi terkait dengan kesenjangan yang ada dalam komunitasnya, maka
dilakukanlah wawancara pada dua orang narasumber yaitu mentor dari ULC.
Setelah melakukan wawancara kelompok kami membuat tabel TNA
(Training Needs Analysis). Di dalam tabel TNA berisi harapan, kenyataan,
kesenjangan, penyebab dan intervensi dari ULC, setelah itu dikelompokkan dalam
skema TNA. Setelah melakukan wawancara dan analisis pada tabel TNA,
ditemukan bahwa kesenjangan yang sering muncul dalam kelas ULC adalah
masalah kurang atensi atau perhatian di dalam kelas, mahasiswa yang mengikuti
kelas bahasa di ULC kebanyakan bermain gadget saat mentor menerangkan.
Kurangnya atensi akibat bermain gadget termasuk kedalam level meso pada
komunitas tersebut.
Setelah menentukan kurang atensi sebagai kesenjangan dalam komunitas
tersebut yaitu ULC maka selanjutnya merencanakan intervensi yang akan diberikan
kepada mahasiswa ULC untuk meningkatkan atensi mahasiswa agar pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik tanpa mudah terpengaruh oleh gadget yang
mengganggu pelajaran, sehingga membuat skor TOEFL mahasiswa meningkat
karena mereka bisa fokus dengan pembelajaran yang diberikan.
Setelah ditemukan kesenjangan berupa masalah kurang atensi, langkah
berikutnya kami mencari intervensi yang tepat yang bisa meningkatkan atensi
mahasiswa saat di kelas, setelah mencari jurnal akhirnya kami memutuskan untuk
membuat pelatihan mindfulness untuk meningkatkan attention atau perhatian. Kami
membagi tugas untuk mencari topik yang berkaitan dengan mindfulness untuk
meningkatkan attention dalam beberapa jurnal yang berasal dari luar dan telah
terpercaya. Hasilnya kami menemukan pengertian, aspek, tujuan, faktor, dan
manfaat dari mindfulness dan attention, serta hubungan keduanya.
Tahap selanjutnya kami membuat rundown dan skema intervensi untuk
pelatihan mindfulness. Sesi-sesi yang dibuat berdasarkan facet facet yang ada dalam
mindfulness yaitu observing, describing, acting with awareness, non-judging, dan
non-reactivity. Pada sesi pelatihan penuh kami menggunakan 8 sesi untuk
pelatihannya, sedangkan pada simulasi kami menggunakan 1 sesi yang berkaitan
dengan aspek observing yang berisi lecturing singkat mengenai mindfulness,
attention, dan hubungan antara keduanya, berisi permainan yang melatih atensi, dan
meditasi pelatihan mindfulness (menggunakan mental imagery).
Setelah tahap diatas selesai kami melakukan dubing pada instruksi mental
imagery, lalu kami menyiapkan persiapan untuk pelatihan, dimulai dari mencari
perlengkapan sebagai penunjang keberhasilan pelatihan saat sesi mental imagery
(bunga mawar yang), dan perlengkapan lainnya. Kami membagi tugas pada metode
yang akan dilakukan pada tiap sesinya, semua anggota kelompok berkesempatan
untuk menjadi trainer dalam simulasi yang akan dilakukan.
Saat pelaksanaan simulasi saya sebagai pembawa materi, disini saya hanya
diberikan waktu 10 menit untuk menyampaikan materi kepada seluruh peserta
training saat itu pada hari Selasa, 6 November 2018. Yang saya rasakan saat itu
adalah terburu-buru oleh waktu yang singkat, namun materi yang diberikan cukup
banyak, sehingga saya membuat diri saya senyaman mungkin dan seseru mungkin
dengan nada yang terdengar tinggi agar semua peserta fokus kepada saya, dan
memahami penjelasan yang saya jelaskan, sehingga indikator keberhasilan pada
lecturing dapat terpenuhi. Saat itu semua mata tertuju pada saya semua fokus tidak
ada yang berbicara sendiri dan ketika sesi lecturing telah selesai, ketika saya
bertanya kepada peserta secara acak, ternyata mereka bisa menjawab dan paham
dengan materi yang saya berikan.
Setelah itu saya menjadi time keeper dan dokumentasi pada sesi-sesi
selanjutnya, selama itu saya melihat peserta mengikuti instruksi dengan baik saat
permainan yang menguji atensi mereka. Pada mental imagery, hampir seluruh
peserta dapat mengikuti instruksi dengan baik, bahkan sampai ada yang terbawa
oleh suasana mental imagery. Setelah semua sesi berakhir kami undur diri dan
mendapatkan feedback setelah itu. Selanjutnya adalah tahap pembuatan laporan
kami berbagi tugas untuk membuat laporan, sebelumnya kami juga sudah mencicil
untuk bab 1-3 sehingga setelah diberikan penjelasan kembali kami melakukan
perbaikan, dan lanjut mengerjakan bab 5 dan 6.
Pelatihan Mindfulness
untuk Meningkatkan Attention
Mindfulness
Elemen Mindfulness
Elemen Mindfulness
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Pustaka Acuan
Center for Mental Health in Schools. (2015). Attention problems: Intervention and
resources, revised. Los Angeles: UCLA.
Cherry, K. (2017). How psychologists define attention: Understanding the key
points about attention. Diambil pada 2 November 2017 dari
https://www.verywell.com/what-is-attention-2795009
b. Diskusi Video
1. Apa yang kamu pahami tentang arti mindfulness?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………...
b. Refleksi
1. Apa yang anda pikirkan selama melakukan Breathing Exercise?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………...
2. Apa yang anda rasakan selama melakukan Breathing Exercise?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………...
4. Adakah manfaat yang anda peroleh selama melakukan bagian tertentu dari
Physical Activities? Jika ya, sebutkan bagian yang mana dan manfaatnya.
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………
Sesi VI
“What I Feel”
Sesi VII
“Move on”
1. Apa yang ada di pikiran anda saat mengikuti pelatihan:
a. Walking Excercise :
b. Windmill partner :
c. Butterfliy Excercise :
2. Apa yang kalian rasakan saat mengikuti pelatihan:
a. Walking Excercise :
b. Windmill partner :
c. Butterfliy Excercise :
3. Apa yang menjadi keluhan anda saat mengikuti pelatihan
ini?
................................................................................................
....
Refleksi:
1. Apa yang anda pikirkan selama mengikuti training mindfulness secara
keseluruhan?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………
Pustaka Acuan
Center for Mental Health in Schools. (2015). Attention problems: Intervention and
resources, revised. Los Angeles: UCLA.
Cherry, K. (2017). How psychologists define attention: Understanding the key
points about attention. Diambil pada 2 November 2017 dari
https://www.verywell.com/what-is-attention-2795009
Chiesa, A., Calati, R., dan Serretti, A. (2011). Does mindfulness training improve
cognitive abilities? A systematic review of neuropsychological findings.
Clinical Psychology Review, 31, 449-464.
Jha, A., Baime, M. A., dan Krompinger, J. (2007). Mindfulness training modifies
subsystems of attention. Cognitive Affective and Behavioral Neuroscience,
7(2), 109-119.
Modesto-Lowe, V., Farahmand, P., Chaplin, M., dan Sarro, L. (2015). Does
mindfulness meditation improve attention in attention deficit hyperactivity
disorder?. World Journal of Psychiatry, 5(4), 397-403.
Napoli, M., Krech, P. R., dan Holley, L. C. (2005). Mindfulness training for
elementary school students: The attention academy. Journal of Applied
School Psychology, 21(1), 99-125.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Sesi II
“The Important of Mindfulness”
Materi I: Pentingnya menjadi mindful
2.1. Latar Belakang
Pada sesi 1, facet yang dituju describing. Describing adalah kemampuan
seseorang untuk menemukan kata – kata tentang perasaannya (Baer dkk., 2008),
menemukan kata-kata tentang perasaan artinya peserta mampu medeskripsikan
perasaananya tentang pengalaman baru yang ia rasakan.
Describing termasuk kedalam aspek mindfulness yaitu awareness.
Awareness adalah kemampuan untuk mengobservasi dan mengenali pikiran,
perasaan, dan sensasi yang sedang dialami pada saat itu, menyadari tubuh dan
pikiran, serta tetap bersentuhan dengan pengalaman actual yang sedang dialami
tanpa menjauh atau menghindarinya (Germer, 2005; Siegel, 2007). Describing dan
awareness memiliki keterkaitan dalam kemampuan mendeskripsikan,
mengobservasi dan mengenali perasaan yang terjadi saat itu.
Pada facet ini kegiatan yang akan dilakukan adalah mindfulness of things
dan listening and movement with music. Mindfulness of things adalah kegiatan
untuk mengamati benda – benda yang ada diruangan. peserta diminta untuk fokus
pada satu objek kecil yang akan dituju. misal pensil, jam tangan, buku, bolpoin, foto
mantan dll.
Peserta diminta untuk fokus pada apa yang dilihat dengan cara metode
visual ( penglihatan ) setelah itu, peserta diminta untuk menjelaskan apa yang
dilihat secara detail. Seperti bagaimana bentuknya ? berkilau atau kusam? Warna
dan bayangan apa yang mereka miliki? Apakah itu lurus, melengkung, atau
kombinasi? Apakah terlihat halus atau bergelombang? Apakah terlihat lembut atau
keras? Apakah terlihat basah atau kering? Apa lagi yang bisa Anda lihat?
Setelah anda menjelaskan apa yang anda lihat, ada diminta untuk menutup
mmata dan membayangkan saat anda mengambil benda tersebut sambil menaruh
benda tersebut ke tangan dan peserta diminta untuk fokus meraskannya. Apakah itu
keras atau lunak? Seperti, Halus atau kasar? Tajam atau membosankan? Kaku atau
lentur? Berapa beratnya? Berapa suhunya?
------------------------------------------------------------------------------------------
Sesi III
“Just Attention”
Materi : Mindfulness untuk meningkatkan attention
3.1.Latar Belakang
Seperti yang sudah Anda ketahui, mindfulness adalah memusatkan perhatian
sepenuhnya pada pengalaman yang terjadi pada saat itu juga. Ada 3 elemen dasar
dari pelatihan mindfulness: niat/kesengajaan (intention), sikap (attitude) dan
perhatian (attention).
Ada 2 jenis meditasi mindfulness untuk melatih attention:
1. Focused/concentrative attention meditation: fokus pada pikiran tertentu,
seperti membayangkan sesuatu atau fokus pada sensasi tubuh, sambil
mengabaikan hal-hal lain yang tidak perlu. Hal ini melatih Anda untuk
konsentrasi pada satu hal dalam satu waktu, bukan membagi perhatian pada
beberapa hal.
2. Open monitoring/receptive attention meditation: mengamati suatu hal
(misalnya sensasi, pikiran dan perasaan) dari waktu ke waktu tanpa bereaksi.
Dalam meditasi ini, perhatian dipusatkan dalam kesadaran sepenuhnya dan
kesiagaan akan berbagai stimulus yang muncul pada saat itu, alih-alih fokus
hanya pada satu hal.
Jika dipraktikkan, Anda dapat menjadi lebih mampu fokus dan rileks, tidak
terlalu cemas sebelum menghadapi ujian, dan membuat keputusan yang lebih baik
dalam konflik, dan lebih mudah mengarahkan perhatian. Hal ini dikarenakan
mindfulness membuat kita memikirkan berbagai sudut pandang dalam menghadapi
suatu situasi, menyadari hal-hal baru dari informasi yang kita terima, menyadari
konteks informasi, dan memahami informasi dengan lebih baik.
2. Hubungan Mindfulness dan Attention
------------------------------------------------------------------------------------------
Sesi IV
“Journey of Mindfulness”
Materi: Breathing Exercise
4.1 Latar Belakang
Observing adalah kemampuan untuk memperhatikan atau menghadirkan
pengalaman internal dan eksternal, seperti sensasi, kognisi, emosi, pemandangan,
suara, dan bau (Baer dkk., 2008). Observing termasuk kedalam aspek mindfulness
yaitu awareness. Awareness adalah kemampuan untuk mengobservasi dan
mengenali pikiran, perasaan, dan sensasi yang sedang dialami pada saat itu,
menyadari tubuh dan pikiran, serta tetap bersentuhan dengan pengalaman actual
yang sedang dialami tanpa menjauh atau menghindarinya (Germer, 2005; Siegel,
2007). Observing dan awareness memiliki keterkaitan akan kemampuan
mengobservasi pengalaman yang berkaitan dengan sensasi, kognisi, emosi,
pemandangan, suara, dan bau.
Pada facet ini kegiatan yang akan dilakukan adalah breathing exercise
(three part breath, ocean breath, dan counting breath ), dan sensory activities (
aromatheraphy dan listening to sound). Breathing exercise adalah kegiatan melatih
pernafasan (menarik dan menghembuskan nafas), tujuannya adalah memusatkan
perhatian pada nafas dan mengembalikan pikiran yang berkeliaran kembali pada
nafas untuk melatih konsentrasi mereka, sehingga breathing exercise sangat cocok
untuk facet observing karena peserta diminta untuk merasakan sensasi dari udara
yang dirasakan, pikiran dari membayangkangkan sesuatu ketika bernafas (suara
ombak pada ocean breath), emosi yang dirasakan ketika melakukan latihan
tersebut, dan menyadari secara langsung pengalaman bernafas. Pada breathing
exercise juga dapat meningkatkan aspek attention yaitu selective attention.
Selective attention adalah sikap selektif pada hal tertentu (pernafasan).
4.2. Tujuan:
Peserta memahami dan mempraktekkan konsep dari facet mindfulness yakni
observing
Peserta dapat merasakan manfaat facet mindfulness yakni observing dari
praktik yang dilakukan
Peserta mampu menerapkan facets yakni observing dalam kehidupan sehari-
hari, tentunya untuk konteks pembelajaran
Peserta menyadari bahwa untuk mencapai mindfulness perlu dilatih akan
kemampuan observing
4.3. Sumber Daya:
Manual Trainee
Pulpen
Microphone
Speaker
b. OCEAN BREATH
1. Duduklah dengan nyaman, tutup mata, punggung tegak dan dada terangkat
2. Ambil napas pelan-pelan, rasakan napas yang masuk melalui hidung
3. Biarkan napas keluar dengan mulut tetap tertutup. Kini, bunyikan
tenggorokan hingga menyerupai suara ombak.. ‘hhhh’. Begitu pula setiap
mengambil napas, bunyikan tenggorokan seperti suara ombak.. ‘Hhhh’
(menarik napas) ‘hhhh’ (menghembuskan napas). Rasakan bagian belakang
tenggorokan yang menghasilkan bunyi tersebut
4. Coba lah mengambil napas secara lebih panjang, dan menghembuskan
napas lebih panjang, sejauh Anda nyaman
5. Dengarkan suara ombak Anda sendiri, bayangkan perahu Anda, dan biarkan
ombak menyapu Anda
6. Silahkan melanjutkan.. Fokus pada setiap ombak yang terdengar seiring
keluar-masuknya napas.. Pastikan suara ombak tetap terdengar (jeda 3
menit) Selesai.
c. COUNTING BREATHS
1. Sekarang siapkan manual dan pulpen Anda. Buka Sesi 2 bagian Counting
Breaths. Selama 1 menit, Anda akan menghitung jumlah napas Anda. Sekali
menarik napas dan sekali menghembuskan napas dihitung satu kali napas.
Setelah itu catat lah hasil hitungan Anda di manual. Apa Anda siap?
(menunggu respon trainee) Silahkan tutup mata Anda, dan menghitung dari
sekarang (jeda 1 menit) Selesai. Silahkan catat hasilnya.
2. Selama 1 menit ke depan, perhatikan segala macam suara dari luar diri Anda
sambil menuliskannya dalam manual... mulai (jeda 1 menit). Selesai.
3. Sekarang, selama 1 menit ke depan, perhatikan dan tuliskan segala macam
suara yang datang dari tubuh Anda.. misalnya suara perut keroncongan,
menelan ludah, dan sebagainya. (jeda 1 menit) Selesai.
4. Anda akan kembali menghitung jumlah napas selama 1 menit. Dimulai dari
sekarang (jeda 1 menit). Selesai. Silahkan catat hasilnya. Sekarang berapa
jumlah napas Anda? Apakah berbeda dengan saat pertama kali menghitung
napas tadi?
3.2.Tujuan:
Peserta mengetahui manfaat praktik mindfulness untuk meningkatkan
attention.
Peserta memiliki gambaran bahwa mindfulness dapat meningkatkan
attention
Peserta dapat menyebutkan peran mindfulness dalam meningkatkan
attention
Peserta dapat mengimplementasikan mindfulness dalam meningkatkan
attention di kehidupan sehari-hari
3.3.Sumber Daya:
Objek yang dilihat
Microphone
Speaker
Manual peserta
Pustaka Acuan
Carne, K. (2016). Seven secrets of mindfulness. London: Rider
Isaacs, N. (2008). Bring more mindfulness onto the mat. Diambil dari
https://www.yogajournal.com/poses/peace-of-mind
Napoli, M., Krech, P. R., dan Holley, L. C. (2005). Mindfulness training for
elementary school students: The attention academy. Journal of Applied
School Psychology, 21(1), 99-125.
Positive Psychology Program. (2017). Mindfulness exercises library. Tersedia di
https://positivepsychologyprogram.com
------------------------------------------------------------------------------------------
Sesi V
“My Body”
Materi: Physical Activities
5.1. Latar Belakang:
Non-Reactivity to Inner Experience adalah kecenderungan untuk
membiarkan pikiran dan perasaan datang dan pergi, tanpa terperangkap atau
terbawa oleh pikiran dan perasaan tersebut (Baer dkk., 2008).
Non-Reactivity to Inner Experience termasuk kedalam aspek mindfulness
yaitu awareness dan acceptance. Awareness adalah kemampuan untuk
mengobservasi dan mengenali pikiran, perasaan, dan sensasi yang sedang dialami
pada saat itu, menyadari tubuh dan pikiran, serta tetap bersentuhan dengan
pengalaman aktual yang sedang dialami tanpa menjauh atau menghindarinya
(Germer, 2005; Siegel, 2007), sedangkan acceptance adalah kemampuan
kelembutan, penerimaan akan suatu pengalaman apa adanya, non-evaluasi,
kebaikan, keterbukaan, dan keingintahuan (Kabat-Zinn, 1994; Siegel, 2007). Non-
Reactivity to Inner Experience dan awareness memiliki keterkaitan akan
kemampuan mengenali pikiran dan perasaan yang terjadi saat itu, sedangkan Non-
Reactivity to Inner Experience dan acceptance keterkaitan antara penerimaan
pengalaman actual terkait dengan perasaan dan pikiran yang dibiarkan datang dan
pergi (bekerja apa adanya).
Pada facet ini kegiatan yang akan dilakukan adalah yoga dan body scan.
Body scan adalah kegiatan untuk merasakan sensasi yang terjadi pada tubuh kita,
sehinga kegiatan body scan tepat untuk facet Non-Reactivity to Inner Experience,
karena dengan adanya body scan dapat menghubungkan kita dengan keadaan masa
kini (Carne, 2016). Intruski secara terus menerus dapat meningkatkan selective
attention dan meningkatkan switching attention (mengajak peserta untuk
memindahkan pusat perhatian dari bagian tubuh satu kebagian tubuh yang lain).
Yoga adalah bentuk kegiatan relaksisasi dengan berbagai macam gaya,
kegiatan yoga ini juga tepat untuk facet Non-Reactivity to Inner Experience, karena
mengajak kita untuk bersikpa tidak reaktif, contohnya seperti saat melakukan yoga
pasti kita merasa lelah, merasa bosan, ingin protes, dan tidak mau melakukannya,
padahal itu adalah suatu tindakan mengobservasi sensasi yang dirasakan, karena
kita akan berpikir bahwa pose yoga yang kita lakukakan akan berakhir (Isaacs,
2008).
Pengalaman yang sulit dalam hidup kita juga pastinya akan berahir, sepertu
tugas-tugas yang selalu menghantui, sama seperti pose yoga pengalaman yang kita
rasakan itu akan berakhir. Dengan berlatih yoga diharapkan peserta dapat berlatih
untuk memusatkan perhatian dan tidak bersikap reaktif terhadap pengalaman masa
kini.
a. BODY SCAN (Positive Psychology Program, 2017)
1) Duduklah dengan nyaman, pejamkan mata Anda
2) Diamlah sejenak untuk menyadari pergerakan napas Anda… dan sensasi
yang ada pada tubuh. Bila Anda telah siap, pusatkan kesadaran pada sensasi
fisik dalam tubuh.. terutama sensasi sentuhan atau tekanan, di bagian tubuh
Anda yang bersentuhan dengan kursi. Seiring dengan napas yang keluar,
biarkan diri Anda terhanyut, menyatu lebih dalam dengan kursi yang Anda
duduki.
3) Latihan ini tidak bertujuan agar Anda merasakan sesuatu yang berbeda,
merasa rileks, atau pun tenang; Hal-hal itu bisa terjadi dan bisa tidak.
Namun, tujuan utama latihan ini adalah membawa kesadaran pada sensasi
apa pun yang Anda rasakan, selama Anda memfokuskan perhatian pada
setiap bagian tubuh secara bergantian.
4) Kini bawa kesadaran Anda pada sensasi fisik di perut bagian bawah..
Sadarilah perubahan gerakan pada perut saat menarik napas.. dan
menghembuskan napas. Rasakan sensasinya setiap Anda menarik dan
menghembuskan napas.
5) Setelah merasakan sensasi pada perut, kini geserlah fokus kesadaran Anda
turun ke tungkai atau kaki kiri atas, turun lagi ke kaki kiri bawah, hingga ke
jari-jari kaki kiri. Fokuslah pada setiap jari kaki kiri secara bergantian. Teliti
lah, bagaimana sentuhan antarj ari terasa.. Apakah ada rasa geli, hangat, atau
tidak ada sensasi khusus..
6) Sekarang tarik napas Anda perlahan, bayangkan napas Anda memasuki
paru-paru, lalu turun ke perut, turun ke tungkai kaki kiri, hingga ke jari-jari
kaki kiri. Lalu, saat menghembuskan napas, bayangkan napas Anda kembali
ke atas, dari kaki, tungkai, naik ke perut, dada, dan keluar dari hidung.
Sebisa mungkin, lanjutkan hal ini selama beberapa kali napas, bernapas
hingga ke jari kaki, dan kembali. (diam sejenak 10 detik)
7) Sekarang, saat menghembuskan napas, geserlah kesadaran Anda dari jari
kaki, menuju ke sensasi pada telapak kaki kiri.. Sadari lah sensasi sentuhan
dengan alas sepatu, dan sentuhan antara sepatu dengan lantai. Rasakan
sensasi pada telapak kaki tersebut seiring napas yang masuk dan keluar.
8) Kini, perluas kesadaran Anda ke bagian kaki lainnya.. Pergelangan kaki,
bagian atas kaki, hingga ke tulang dan sendinya. Lalu, ambil napas lebih
dalam dan rasakan kaki kiri secara keseluruhan.. saat menghembuskan
napas, pindahkan pusat kesadaran sepenuhnya dari kaki kiri ke bagian
bawah tungkai, seperti betis, tulang kering, lutut, dan sebagainya, secara
bergantian.
9) Setelah ini kita akan melanjutkan untuk membawa kesadaran pada sensasi
fisik di setiap bagian tubuh lain secara bergantian. Caranya sama, tarik
napas dan fokus pada bagian tubuh yang saya sebut, lalu buang napas dan
pindahlah ke bagian selanjutnya. Mari kita lanjutkan. Ambil napas, fokus
ke tungkai kiri atas.. Buang napas, ambil napas ke jari-jari kaki kanan..
Buang napas, sekarang ambil napas ke kaki kanan.. Buang napas. Ambil
napas ke tungkai kanan..Buang napas. Ambil napas ke panggul.. Buang
napas.Begitu seterusnya. Sekarang arahkan napas ke Punggung..Buang
napas.. Perut.. Dada.. jari tangan.. Lengan.. Bahu..leher.. Kepala.. Dan
wajah.
10) Bila Anda menyadari adanya ketegangan, pegal, atau sensasi kuat lain pada
bagian tubuh tertentu, tariklah napas Anda menuju bagian tubuh tersebut,
hingga Anda menyadari sepenuhnya sensasi tersebut. Lalu, buang napas dan
biarkan sensasi tersebut lepas atau menghilang.
11) Pikiran kita pasti akan pergi ke hal-hal selain napas dan tubuh dari waktu ke
waktu. Hal itu sepenuhnya wajar. Itu lah yang dilakukan pikiran. Saat Anda
mengetahuinya, sadari ke mana pikiran Anda telah tertuju, dan perlahan-
lahan kembalikan perhatian ke bagian tubuh Anda yang semula hendak
diperhatikan.
12) Setelah Anda selesai memindai seluruh tubuh, luangkan waktu beberapa
menit untuk menyadari sensasi tubuh secara keseluruhan.. dan napas yang
mengalir masuk dan keluar dari tubuh. (diam 1 menit). Selesai, silahkan
buka mata Anda.
5.2. Tujuan:
1. Peserta memahami dan mempraktekkan konsep dari facet mindfulness
yakni non-reactiviy to inner experience
2. Peserta dapat merasakan manfaat konsep dari facet mindfulness yakni non-
reactiviy to inner experience
3. Peserta mampu menerapkan facets yakni non reactivity to inner
experience
4. Peserta menyadari bahwa untuk mencapai mindfulness perlu dilatih akan
kemampuan non-reactivity to inner experience
5. Peserta menyadari perlunya non reactivity to inner experience
6. Peserta memahami apa saja yang perlu diperhatikan untuk berada pada
kondisi mindful berdasarkan non reactivity to inner experience
7. Peserta dapat menampilkan kondisi mindful melalui non reactivity to inner
experience
Pustaka Acuan:
Carne, K. (2016). Seven secrets of mindfulness. London: Rider
Isaacs, N. (2008). Bring more mindfulness onto the mat. Diambil dari
https://www.yogajournal.com/poses/peace-of-mind
Napoli, M., Krech, P. R., dan Holley, L. C. (2005). Mindfulness training for
elementary school students: The attention academy. Journal of Applied
School Psychology, 21(1), 99-125.
Positive Psychology Program. (2017). Mindfulness exercises library. Tersedia di
https://positivepsychologyprogram.com
------------------------------------------------------------------------------------------
Sesi VI
“What I Feel”
Materi: Sensory Activities
5.1 Latar Belakang
Observing adalah kemampuan untuk memperhatikan atau menghadirkan
pengalaman internal dan eksternal, seperti sensasi, kognisi, emosi, pemandangan,
suara, dan bau (Baer dkk., 2008). Observing termasuk kedalam aspek mindfulness
yaitu awareness. Awareness adalah kemampuan untuk mengobservasi dan
mengenali pikiran, perasaan, dan sensasi yang sedang dialami pada saat itu,
menyadari tubuh dan pikiran, serta tetap bersentuhan dengan pengalaman actual
yang sedang dialami tanpa menjauh atau menghindarinya (Germer, 2005; Siegel,
2007). Observing dan awareness memiliki keterkaitan akan kemampuan
mengobservasi pengalaman yang berkaitan dengan sensasi, kognisi, emosi,
pemandangan, suara, dan bau.
Sensory activities adalah kegiatan yang menggunakan panca indera, selain
bernafas dan melakukan aktivitas fisik, menjadi mindful juga dapat berate
menyadari segala bentuk strimulus dari luar (yang diterima oleh kelima panca
indera kita) maupun reaksi internal yang mengikuti (pikiran, perasaan dan reaksi
fisik yang sedang dialami).
Subskala observing mengukur sejauh mana seseorang dapat melihat atau
menghadiri rangsangan internal dan eksternal, dan berisi item mengenai “saya
memperhatikan bau dan aroma benda-benda” ( Bowen, Manuel & Somahano,
2016). Pada kegiatan Aromatherapy peserta akan memperhatikan bau, atau aroma
dari aromatherapy yang ada, sedangkan pada listening to sound mengajak peserta
untuk fokus terhadap suara.
Kegiatan aromatherapy yang dilakukan peserta termasuk kedalam receptive
meditation, yaitu observasi terhadap pengalaman diri sendiri dari waktu kewaktu
tanpa bereaksi. Dengan mengarahkan perhatian pada pengalaman saat itu juga,
membuat kita belajar mengenali dan menghilangkan reaksi otomatis yang tidak
diingankan.Kegiatan listening to sound juga melatih kita pada attention aspek
alerting, yaitu kesiagaan akan berbagai stimulus yang muncul pada saat itu (fokus
pada satu hal).
AROMATHERAPY (Napoli, Krech, & Holley, 2005)
1. Bukalah manual pada materi III bagian Aromatherapy
2. Terdapat tabel dengan 3 kolom, kolom pertama “Pikiran”, kolom kedua
“Reaksi Fisik”, dan kolom ketiga “Perasaan / Emosi”.
3. Mencium aroma yang berbeda yang telah disediakan.
4. Tulislah apa yang anda pikirkan ketika mencium aroma tersebut pada
kolom pertama, kemudian tulislah apa yang tubuh anda rasakan ketika
mencium aroma tersebut, dan tuliskan pada kolom kedua. Pada kolom
ketiga tuliskan perasaan/emosi apa yang muncul ketika mencium aroma
tersebut.
5. Setelah anda selesai menuliskan, ceritakan pengalaman anda kepada
masing-masing anggota kelompok.
Refleksi
Setelah melakukan kegiatan Aromatherapy dan listening to sounds, apa
kira-kira yang didapat dari melakukan latihan tadi? Kita mulai dari aromatherapy.
(Menunjuk salah satu teman) Apa yang Anda dapatkan selama mencatat pikiran,
perasaan dan reaksi fisik? (Menunggu respon) Dalam meditasi ini, perhatian teman-
teman dipusatkan pada masing-masing aroma secara bergantian. Oleh karena itu,
kegiatan ini dapat melatih kemampuan attention switching, karena teman-teman
memindahkan perhatian secara sengaja dari satu stimulus ke stimulus berikutnya.
Adapun manfaat yang didapat dari aromatherapy tadi, yaitu kita dapat mengurangi
stress dan kecemasan. Dengan begitu, tubuh kita menjadi lebih rileks dan hal
tersebut dapat melatih kewaspadaan kita dalam latihan maindulfness
Setelah mencium masing-masing aroma, tadi teman-teman diminta
menyadari dan mencatat pikiran, perasaan, dan reaksi fisik yang dialami. Teman-
teman tadi telah melakukan receptive meditation, yaitu observasi terhadap
pengalaman diri sendiri dari waktu ke waktu tanpa bereaksi. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering tidak menyadari apa pikiran kita sebenarnya, bagaimana
perasaan kita sebenarnya, atau terlambat menyadarinya setelah kita melakukan
tindakan tertentu, yang dapat berujung pada penyesalan. Dengan mengarahkan
perhatian pada pengalaman saat itu juga, sebenarnya teman-teman belajar
mengenali dan menghilangkan reaksi otomatis yang tidak diinginkan.
Pada kegiatan listening to sounds, teman-teman diminta mendengar dan
mencatat berbagai macam suara yang ada di sekitar. Maka, kegiatan ini juga dapat
melatih attention aspek alerting, yaitu kesiagaan akan berbagai stimulus yang
muncul pada saat itu, alih-alih fokus hanya pada satu hal. Kadang saat kita terlalu
fokus pada suatu hal, kita mengabaikan hal-hal lain yang mungkin sama pentingnya
atau bahkan lebih penting dari kegiatan yang sedang kita lakukan. Misalnya saat
bermain HP, kadang kita terlalu fokus pada HP hingga tidak menyadari bahwa
orang lain mengajak bicara atau bahkan hari sudah berganti.
5.2. Tujuan
1. Peserta memahami dan mempraktekkan konsep dari facet mindfulness
yakni observing
2. Peserta dapat merasakan manfaat facet mindfulness yakni observing dari
praktik yang dilakukan
3. Peserta mampu menerapkan facets yakni observing dalam kehidupan
sehari-hari, tentunya untuk konteks pembelajaran
4. Peserta menyadari bahwa untuk mencapai mindfulness perlu dilatih akan
kemampuan observing
5. Peserta menyadari perlunya observing
6. Peserta memahami apa saja yang perlu diperhatikan untuk berada pada
kondisi mindful berdasarkan facet observing
7. Peserta dapat menampilkan kondisi mindful melalui observing
5.3. Sumber Daya
Kertas Parfum (3)
Kertas Freshcare (3)
Microphone
Speaker
Pustaka Acuan
Carne, K. (2016). Seven secrets of mindfulness. London: Rider
Isaacs, N. (2008). Bring more mindfulness onto the mat. Diambil dari
https://www.yogajournal.com/poses/peace-of-mind
Napoli, M., Krech, P. R., dan Holley, L. C. (2005). Mindfulness training for
elementary school students: The attention academy. Journal of Applied
School Psychology, 21(1), 99-125.
Positive Psychology Program. (2017). Mindfulness exercises library. Tersedia di
https://positivepsychologyprogram.com
------------------------------------------------------------------------------------------
Sesi VII
“Move On”
(walking excercise, butterfly, windmill partner)
Materi: Practice Physical Activities
7.1.Latar Belakang
Non-Judging of inner experience adalah mengambil sikap non-evaluatif
terhadap pikiran dan perasaan (Baer.,dkk, 2008), non- evaluatif yang dimaksudkan
adalah sikap menerima pengalaman yang dialami dengan apa adanya tanpa men-
judge (dengan pikiran dan perasaan) pada suatu hal yang akan dilakukan saat itu.
Non-judging of inner experince termasuk kedalam aspek mindfulness yaitu
acceptance. Acceptance adalah kemampuan kelembutan, penerimaan akan suatu
pengalaman apa adanya, non-evaluasi, kebaikan, keterbukaan, dan keingintahuan
(Kabat-Zinn, 1994; Siegel, 2007). Non-judging of inner experince dan acceptance
memiliki keterkaitan yang sama yaitu sama-sama bersifat non-evaluasi terhadap
pengalaman-pengalaman yang melibatkan pikiran dan perasaan.
Pada facet ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah walking exercise, foot
massage, windmill partner, dan butterfly exercise. Walking exercise adalah
kegiatan mengharuskan kita untuk bergerak (dengan langkah yang telah ditentukan)
secara sadar, foot massage adalah kegiatan yang mengharuskan kita untuk fokus
menyeimbangkan tubuh, windmill partner adalah kegiatan yang membuat tubuh
kita menjadi seperti gerakan kincir angin, dan butterfly exercise adalah kegiatan
menirukan kepakan sayap kupu-kupu.
Walking exercise, foot massage, windmill partner, dan butterfly exercise
adalah kegiatan yang tepat untuk facet non-judging of inner experince, karena
kegiatan tersebut membawa kita fokus kepada pengalaman yang terjadi saat itu,
melatih konsentrasi secara sadar, dan melatih kita untuk menerima serta
menghadapi kehadiran perasaan yang tidak menyenangkan (menerima apa adanya),
selain itu diharapkan perserta mampu fokus pada instruksi yang diberikan tanpa
menilai (ini baik, ini buruk, sebaiknya dilakukan, sebaiknya tidak) jika instruksi
menyuruh kita melangkah, kita harus melangkah, jika disuruh goyangkan, maka
kita harus goyangkan.
5.2. Tujuan:
1. Peserta memahami dan mengetahui facet mindfulness yakni non-judging to
inner experience
2. Peserta mampu menerapkan facets yakni non judging dalam kehidupan
sehari-hari, tentunya untuk konteks pembelajaran
3. Peserta menyadari bahwa untuk mencapai mindfulness perlu dilatih akan
kemampuan non judging
4. Peserta menyadari perlunya non judging
5. Peserta memahami apa saja yang perlu diperhatikan untuk berada pada
kondisi mindful berdasarkan facet non judging
6. Peserta dapat menampilkan kondisi mindful melalui non judging
5.3. Sumber Daya
Microphone
Speaker
Manual Trainer
Pustaka Acuan
Carne, K. (2016). Seven secrets of mindfulness. London: Rider
Isaacs, N. (2008). Bring more mindfulness onto the mat. Diambil dari
https://www.yogajournal.com/poses/peace-of-mind
Napoli, M., Krech, P. R., dan Holley, L. C. (2005). Mindfulness training for
elementary school students: The attention academy. Journal of Applied
School Psychology, 21(1), 99-125.
Positive Psychology Program. (2017). Mindfulness exercises library. Tersedia di
https://positivepsychologyprogram.com
------------------------------------------------------------------------------------------
Sesi VIII
“If I”
Materi: Sustaining Mindfulness
8.1. Latar belakang
Acting with awareness adalah kemampuan bertindak dengan kesadaran
mencakup yang mencakup aktivitas seseorang saat itu dan dapat dikontraskan
dengan berperilaku mekanis sementara perhatian terfokus di tempat lain (Baer dkk.,
2008). Acting with awareness masuk kedalam aspek mindfulness yaitu awareness,
awareness adalah kemampuan menaruh perhatian pada saat itu juga (Brown dkk.,
2007). Acting with awareness dan awareness memiliki keterkaitan akan
kemampuan memusatkan perhatian dengan sadar pada pengalaman yang terjadi
saat itu.
Pada facet ini kegiatan yang akan dilakukan adalah muddy pond, dan
awareness start from yourself first. Salah satu tujuan mindfulness adalah
meningkatkan awareness, pada exercise ini trainer mengajak peserta untuk
membayangkan berada di suatu tempat. Peserta diminta untuk meperhatikan,
merasakan suasana yang dibayangkan, sehingga kegiatan ini sangat tepat untuk
facet acting awareness dimana kita diminta untuk memusatkan perhatian kita pada
pikiran yang dirasakan (membuat kita fokus).
a. Lecturing: Kiat Mempertahankan Latihan mindfulness dalam praktik
sehari-hari
Tiga tips agar latihan mindfulness dapat menjadi maksimal (Carne, 2016):
1) Menyusun jadwal
Ketahuilah bahwa mindfulness dapat dilakukan kapan saja. Misalnya
breathing exercise yang dapat dilakukan hanya dalam beberapa menit. Jika tidak
dapat bangun lebih pagi, maka tidak perlu membuat latihan tersebut di pagi hari.
Yang terpenting adalah waktu latihan harus digunakan benar-benar fokus tanpa
adanya yang mengalihkan perhatian, entah itu gadget, tugas, dan train of thoughts
(bisa diatasi dengan labelling thoughts).
2) Tunduk pada emosi
Sama seperti orang Jepang yang menunduk ketika bertemu orang lain, saat
hendak melakukan meditasi perlu tunduk ketika merasakan kehadiran emosi.
Namun, dengan menunduk berarti mengetahui kehadiran emosi tersebut adalah
sesuatu dari luar diri. Ketika bertemu dengan orang yang lebih berkuasa, orang
Jepang menunduk makin rendah. Begitu pula dengan emosi, jika semakin besar,
kita perlu mengakui kehadirannya. Arti dari menunduk adalah mengetahui, namun
tidak dibanjiri emosi.
3) Membatasi aktivitas
Di era modern, dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang
canggih, muncul situasi seperti menyetir sambil melihat peta di HP, membalas chat
di sosial media, sambil berkomunikasi dengan teman di kursi penumpang. Di
sekolah, kampus, atau dunia kerja, ada deadline yang seringkali membuat terburu-
buru, permintaan dari orang di sekitar, yang membuat terjebak dalam jawaban ‘ya’.
Jika hendak membatasi aktivitas, akan ada dua efek yang dialami,
diantaranya tidak lagi berkhayal bahwa multi-tasking itu dapat dilakukan, serta
mengetahui bahwa tidak semua kegiatan atau tugas yang dipilih membawa hal baik.
Akibatnya, ada kelapangan hidup, pikiran yang lebih tenang, dan penghargaan yang
lebih pada momen-momen dalam hidup.
Ketika rasa ketidakpuasan muncul, motivasi melakukan meditasi harus
jelas, yaitu untuk menghilangkan stress dan rasa yang tidak menyenangkan. Ketika
rasa asyik dari meditasi mulai hilang, saat itu perlu dilakukan usaha yang berbeda.
Diperlukan kesabaran, kesabaran, dan rasa penasaran. Penting juga untuk
mengingat kondisi yang mendorong kita menyukai meditasi. Contohnya dapat
dilihat dari cerita berikut:
“Di akhir dari hari yang panjang, aku tidak benar-benar ingin melakukan latihan.
Lebih mudah untuk bermain internet atau menonton film. Tetapi aku sering
mengalami masalah dengan tidur, dan telah memperhatikan bahwa ketika aku
melakukan yoga sebelum tidur, aku tidur lebih nyenyak. Jadi kadang ketika aku
sebenarnya tidak mau, aku mendorong diri untuk membuka alas yoga. Kadang
mendengarkan CD yoga, atau memulai dengan melakukan sesuatu yang sederhana,
seperti berbaring di lantai. Ketika aku mulai, ternyata sangat mudah. Aku
menikmatinya, dan pikiranku berubah. Kemudian aku tidur. Mungkin mengetahui
bahwa aku akan tidur nyenyak-lah yang membuatku tekun.”
Pustaka Acuan
Center for Mental Health in Schools. (2015). Attention problems: Intervention and
resources, revised. Los Angeles: UCLA.
Cherry, K. (2017). How psychologists define attention: Understanding the key
points about attention. Diambil pada 2 November 2017 dari
https://www.verywell.com/what-is-attention-2795009
MAKRO:
organization Mahasiswa Ubaya Tidak banyak Keaktifan mahasiswa Biaya yang Sering-sering
level aktif untuk orang mau dalam mengikuti cukup tinggi mengadakan promo
mengikuti mengambil tutor bahasa asing di bagi mahasiswa
kegiatan tutor kursus berbahasa ULC dengan ketentuan
bahasa asing di sehingga masih range skor TOEFL
ULC banyak orang tertentu
tidak mempunyai
kemampuan
berbahasa asing
Mentor mampu Mentor emosinya Pengendalian emosi Mentor kurang Mentor diberikan
menahan emosi rentan terganggu mentor mahir pelatihan untuk
mengendalikan menanamkan
emosi kesadaran mengenai
role model
(Fredriksen, 2004)
Referensi TNA
Cherry, K. (2017). How psychologists define attention: Understanding the key points about attention. Diambil pada 2 November 2017
dari https://www.verywell.com/what-is-attention-2795009
Chiesa, A., Calati, R., & Serretti, A. (2011). Does mindfulness training improve cognitive abilities? A systematic review of
neuropsychological findings. Clinical Psychology Review 31, 449-464.
Gunaratana, B. H. (2011). Mindfulness In Plain English. Boston: Wisdom Publication.
Kim, H. (2013). Exercise rehabilitation for smartphone addiction. Journal of Exercise Rehabilitation, 500-505.
Ormrod, J. (2012). Human Learning (6th ed.). Pearson: Upper Saddle River, NJ.