Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TAHAP PENGENALAN PROFESI

BLOK I
MENGAMATI PROSES PEMBELAJARAN LKK DI FK UMP

Kelompok 1
Dosen Pembimbing : dr. Yesi Astri M.kes

Anisa 702015001
Thesa Lonica 702015002
Sri Nurheppi 702015003
Delis Qurrota A’yun 702015004
Chintya Cinta Kasih 702015005
Elva Diana Miswandi 702015006
Abdurrahman Hakim 702015007
M. Dzaky Jalaluddin 702015008
M. Putra Nur Cahya 702015009
Olive Mutiara Alzena 702015010

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2015/2016
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil Latihan

Ketrampilan Klinis. Salawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita,

Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-

pengikutnya hingga akhir zaman.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna oleh karena

itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan

di masa mendatang. Dalam penyelesain tugas Latihan Ktrampilan Klinis ini,kami

banyak mendapat bantuan,bimbingan dan saran. Pada kesempatan inikami ingin

menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. Dr.Yesi Astri, M.Kes.

2. Semua pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan

kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini

bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.Semoga kita selalu

dalam perlindungan Allah SWT.Amin.

Palembang, 11 Oktober 2015

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan supaya siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya
mengantarkan para siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral,
maupun sosial budaya. Dengan pendidikan diharapkan supaya siswa dapat hidup
mandiri sebagai individu maupun makhluk sosial. Proses pembelajaran itu sendiri
menekankan pada terjadinya interaksi antara peserta didik, guru, metode,
kurikulum, sarana, dan aspek lingkungan yang terkait untuk mencapai kompetensi
pembelajaran. Kompetensi akan tercapai dengan maksimal ketika semua
komponen terpenuhi sesuai dengan fungsinya masing-masing. (Wina Sanjaya,
2008)
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor
internal dari dalam diri siswa, maupun faktor eksternal yang berasal dari luar
siswa. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi belajar, minat adalah
kecenderungan seseorang terhadap objek atau suatu kegiatan yang digemari yang
disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian dan keaktifan berbuat. Minat
besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Siswa yang tidak berminat
terhadap suatu pelajaran tidak mempunyai perhatian terhadap apa yang diajarkan
guru, siswa menjadi acuh, tidak mendengarkan penjelasan guru, bahkan ribut
sendiri. (Nasution, 2005)
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar dan sangat penting dalam
kehidupan manusia maupun profesi kedokteran karena kewajiban setiap manusia
adalah untuk belajar. Melalui Blok I pada semester 1, kami dari kelompok tutorial
1 akan mengamati proses pembelajaran Latihan Keterampilan Klinik (LKK)
melalui Tugas Pengenalan Profesi (TPP) ini.
1.2 Rumusan Masalah

3
Adapun rumusan masalah pada pelaksanaan TPP pada BLOK 1 ini adalah:
Bagaimana proses pembelajaran Latihan Keterampilan Klinik di FK UMP?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam pelaksanaan TPP ini adalah mengamati
proses pembelajaran latihan keterampilan klinik (LKK) di FK UMP.

1.3.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dalam pelaksanaan TPP ini:
1. Mengetahui tujuan pembelajaran latihan keterampilan klinik.
2. Mengamati hambatan yang terjadi pada pelaksanaan latihan keterampilan
klinik.

1.4 Manfaat
Melalui pelaksanaan TPP ini diharapkan memberikan manfaat:
1. Mengetahui pelaksanaan latihan keterampilan klinik
2. Dapat melaksanakan kegiatan latihan keterampilan klinik dengan baik

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pembelajaran


Belajar adalah perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepribadian atau suatu pengertian. (H.C. Witherington, 1952). Belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
(James O. Whittaker, 1963).
Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu karena adanya
interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan,
sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. (Burton, 1952).
Pembelajaran sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk
mengubah perilaku siswa kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi
dan perbedaan yang dimiliki siswa. (Wina Sanjaya, 2008). Pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. (Oemar Hamalik, 2007).

2.2 Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,
dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta
didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap
ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus
berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.
Kualitas pembelajaran atau pembentukan kompetensi dapat dilihat dari
segi proses dan segi hasil. Segi proses, pembelajaran atau pembentukan

5
kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar tujuh puluh lima persen peserta didik terlibat secara aktif,
di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang
besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar tujuh
puluh lima persen. (Mulyasa, 2009)

2.3 Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk
tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Proses pembelajaran
adalah proses membantu siswa belajar yang ditandai dengan perubahan perilaku
baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Seorang guru hanya dapat
dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajaran jika terjadi perubahan perilaku
pada diri peserta didik sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Ada hubungan
fungsional antara perbuatan guru dengan perubahan perilaku peserta didik.
(Kartadinata, 1997)

2.4 Faktor Penghambat Pembelajaran


1. Gaya guru yang monoton
Gaya guru yang monoton akan menimbulkan kebosanan bagi peserta
didik, baik berupa ucapak ketika menerangkan pelajaran ataupun tindakan.
Ucapan guru dapat mempengaruhi motivasi siswa.

2. Kepribadian guru
Seorang guru yang berhasil, dituntut untuk bersifat hangat, adil, obyektif
dan bersifat fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar. Artinya guru menciptakan suasana akrab dengan
anak didik dengan selalu menunjukan antusias pada tugas serta pada kreativitas
semua anak didik tanpa pandang bulu.

6
3.  Pengetahuan guru
Terbatasnya pengetahuan guru terutama masalah pengelolaan dan
pendekatan pengelolaan, baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis,
sudah barang tentu akan menghambat perwujudan pengelolaan kelas dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pengetahuan guru tentang pengelolaan kelas
sangat diperlukan.
Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku peserta didik
dan latar belakangnya dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru untuk
dengan sengaja memahami peserta didik dan latar belakangnya. Karena
pengelolaan pusat belajar harus disesuaikan dengan minat, perhatian dan bakat
para siswa, maka siswa yang memahami pelajaran secara cepat, rata-rata dan
lamban memerlukan pengelolaan secara khusus menurut kemampuannya. Semua
hal diatas member petunjuk kepada guru bahwa dalam proses belajar mengajar
diperlukan pemahaman awal tentang perbedaan siswa satu sama lain (Wijaya dan
Rusyan, 1994).

4. Peserta didik
Peserta didik dalam kelas dapat dianggap sebagai seorang individu dalam
suatu masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya
sebagai bagian dari suatu kesatuan masyarakat disamping mereka juga harus tahu
akan kewajibannya dan keharusan menghormati hak-hak orang lain dan teman-
teman sekelasnya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran yang tinggi dari peserta
didik akan hak serta kewajibannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

5. Keluarga
Tingkah laku peserta didik didalam kelas merupakan pencerminan
keadaan keluarganya. Sikap otoriter dari orang tua akan tercermin dari tingkah
laku peserta didik yang agresif dan apatis. Problem klasik yang dihadapi guru
memang banyak yang berasal dari lingkungan keluarga. Kebiasaan yang kurang
baik dari lingkungan keluarga seperti tidak tertib, tidak patuh pada disiplin,

7
kebebasan yang berlebihan atau terlampau terkekang merupakan latar belakang
yang menyebabkan peserta didik melanggar di kelas.

6. Fasilitas
Fasilitas yang ada merupakan factor penting upaya guru memaksimalkan
programnya, fasilitas yang kurang lengkap akan menjadi kendala yang berarti bagi
seorang guru dalam beraktifitas. Kendala tersebut ialah:
1. Jumlah peserta didik didalam kelas yang sangat banyak
2. Besar atau kecilnya suatu ruangan kelas yang tidak sebanding dengan jumlah
siswa
3.Keterbatasan alat penunjang mata pelajaran (Nasution, 2005).

2.5 Definisi Latihan Keterampilan Klinik


Latihan keterampilan klinik merupakan metode berupa latihan
keterampilan melakukan tindakan secara bersama – sama kemampuan kognitif,
psokomotor, dan afektif menggunakan sarana laboratorium. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang
berhubungan dengan materi blok yang sedang berjalan.(Buku pedoman akademik,
2015)
Skill laboratory merupakan wahana bagi mahasiswa untuk belajar
ketrampilan klinis yang mereka perlukan dengan setting seperti antara perawat-
pasien namun dilakukan dalam suasana latihan. Pembelajaran di skill
laboratory bukan dimaksudkan untuk menggantikan praktik klinik, tetapi
menyiapkan mahasiswa agar lebih siap ketika melaksanakan asuhan keperawatan
secara nyata di tatanan klinik. (Mahmud, 2006)

2.6 Tujuan Latihan Keterampilan Klinik


Tujuan pembelajaran skill laboratory adalah untuk menyamakan
pembelajaran dan evaluasi keterampilan klinik dengan menggunakan alat
penilaian yang sama bagi semua mahasiswa, meningkatkan sikap
mahasiswa dalam memberi pelayanan pada pasien. (Mahmoud, 2006)

8
2.7 Metode Latihan Keterampilan Klinik
Observasi merupakan metode untuk menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu/kelompok secara langsung. Cara tersebut dilakukan
dengan pengamatan tentang apa yang benar-benar dilakukan individu dan
membuat pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai apa yang diamati.
Purwanto (2008)

2.8 Langkah-langkah Latihan Keteraampilan Klinik


Proses pembelajaran skill laboratory menurut Nurini, dkk (2002) bisa
dilakukan dengan cara ; 1) Mahasiswa sebelum praktik mempelajari teori
yang berkaitan dengan ketrampilan yang akan dipelajari dan melihat
demonstrasi yang diperagakan oleh instruktur atau melihat audio visual. 2)
Mahasiswa berlatih dengan temannya mengenai prosedur yang sederhana dan
tidak menimbulkan resiko. 3) Beberapa ketrampilan dilakukan pada manekin
misalnya pemasangan kateter, pemasangan NGT, dan lain-lain. 4) Pada
tingkat yang lebih lanjut dapat dilakukan pada pasien simulasi yang
telah didik sebelumnya. 5) Apabila memungkinkan mahasiswa dapat dihadapkan
pada pasien dengan keadaan yang tidak beresiko.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

9
3.1 Lokasi Pelaksanaan
Tugas Pengenalan Profesi dengan judul “Mengamati Proses Pembelajaran
LKK” di Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang.

3.2 Waktu Pelaksanaan


Tempat : Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang
Waktu Pelaksanaan:
1. 2 Oktober 2015 untuk mengamati LKK Angkatan 2013 Pukul 10.00 WIB
2. 8 Oktober 2015 untuk mengamati LKK angkatan 2012 Pukul 08.00 WIB

3.3 Objek Tugas Mandiri


Mahasiswa yang sedang melaksanakan LKK yaitu angkatan 2012 dan 2013

3.4 Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Kamera

3.5 Langkah Kerja


1. Membuat proposal TPP
2. Konsultasi dengan pembimbing
4. Mencatat/merekam hasil observasi
5. Membuat laporan TPP
6. Membuat kesimpulan TPP

3.6 Jadwal Kegiatan


Tabel jadwal kegiatan tugas pengenalan profesi adalah:

10
11 September 2014 - 17 Oktober 2014
(Blok 1)
No Jenis Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
I II III IV V VI VII-
selesai
1 Penentuan judul

2 Penyusunan
proposal
3 Pengambilan
data/wawancara
4 Pembahasan

5 Penyusunan
laporan
6 Pleno

BAB IV

11
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pada Tahap Pengenalan Profesi ini, kami berkesempatan mengamati
proses pembelajaran Latihan Keterampilan Klinik yang diikuti oleh mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang angkatan 2012 dan
angkatan 2013. Kegiatan dilakukan dengan mengamati proses dari kelas besar
hingga kelas-kelas kecil dengan menempatkan satu anggota kelompok kami ke
dalam tiap-tiap kelompok yang diamati.
Pada angkatan 2013, blok XIV, kami mengamati Latihan Keterampilan
Klinik 3 mengenai Tes Neuropsikiatrik yang dengan materi MMSE (Mini-Mental
State Exammation) dan MoCAINA (Montreal Cognitive Assessment Indonesian
Version). Adapun sasaran LKK Tes Neuropsikiatrik setelah kegiatan ini
mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan penilaian fungsi kognitif dengan tes neuropsikiatrik, yaitu tes
MMSE dan MoCA-Ina.
b. Menginterpretasikan hasil tes MMSE dan MoCA-Ina.
Pada LKK 3, blok XIV, angkatan 2013 melaksanakan kegiatan LKK
dengan media pembelajaran sebagai berikut
a. Penuntun LKK 3 Blok XIV FK UMP
b. Ruang periksa dokter
c. Pasien simulasi atau probandus
d. Kuesioner MMSE dan MoCA-Ina
Dengan langkah sebagai berikut :
1. Mengucapkan salam kepada pasien.

2. Memperkenalkan diri kepada pasien.

3. Menjelaskan kepada pasien tindakan apa yang akan dilakukan

4. Meminta izin pasien untuk melakukan tes MMSE dan MoCA-Ina.

Pada angkatan 2012, blok XX, kami mengamati Latihan Keterampilan


Klinik 1 mengenai Kewaspadaan Universal dengan langkah kerja memakai

12
masker, melakukan teknik cuci tangan bedah, mengeringkan tangan, melakukan
pemakaian baju operasi, melakukan pemakaian sarung tangan bedah, dan
melakukan antiseptik daerah pembedahan.

Pada LKK 1, blok XX, angkatan 2012 melaksanakan kegiatan LKK


dengan media pembelajaran sebagai berikut

1. Penuntun LKK 1 Blok XX FK UMP


2. Ruang operasi
3. Manikin
4. Kran air
5. Sabun cuci tangan (Cutisoft/Hibiscrub)
6. Handuk kecil steril
7. Scrubber
8. Baju operasi
9. Topi operasi
10. Kacamata operasi
11. Sepatu boot
12. Masker operasi (disposible)
13. Sarung tangan steril (Gammex)
14. Kasa steril
15. Cairan antiseptik (Betadine)
16. Mangkuk Stainless
17. Pencher klemp 1 buah
18. Doek klemp 4 buah
19. Doek steril kecil 4 buah
20. Doek bolong ukuran besar
21. Doek bolong ukuran kecil
Dengan langkah kerja sebagai berikut :
1. Memakai topi bedah
2. Memakai masker
3. Mencuci tangan

13
4. Memakai baju operasi
5. Memakai sarung tangan
Pada proses Latihan Keterampilan Klinik, mahasiswa dibagi menjadi
beberapa kelompok yang tediri dari 10 orang per kelompok. Setiap kelompok
memiliki dosen pembimbing yang akan menilai proses LKK tiap-tiap mahasiswa.
Pada awal proses, mahasiswa diberikan kuliah pengantar berupa ulasan materi
mengenai kegiatan LKK dalam satu kelas besar. Kemudian, mahasiswa masuk ke
dalam ruang kelas kecil yang telah ditentukan sesuai dengan kelompoknya
masing-masing dan melakukan LKK dengan media pembelajaran yang telah
disediakan.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, Latihan Keterampilan Klinik
merupakan metode mempraktikkan kegiatan klinik secara bersama-sama dengan
seorang pembimbing yang menilai tiap-tiap kegiatan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa. Hal ini sesuai dengan definisi yang telah kami uraikan pada bab
sebelumnya, bahwa Latihan Keterampilan Klinik merupakan metode berupa
latihan keterampilan melakukan tindakan secara bersama – sama kemampuan
kognitif, psokomotor, dan afektif menggunakan sarana laboratorium. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang
berhubungan dengan materi blok yang sedang berjalan.(Buku pedoman akademik,
2015)
Proses pembelajaran skill laboratory menurut Nurini, dkk (2002) bisa
dilakukan dengan cara ; 1) Mahasiswa sebelum praktik mempelajari teori
yang berkaitan dengan keterampilan yang akan dipelajari dan melihat
demonstrasi yang diperagakan oleh instruktur atau melihat audio visual. 2)
Mahasiswa berlatih dengan temannya mengenai prosedur yang sederhana dan
tidak menimbulkan resiko. 3) Beberapa keterampilan dilakukan pada manekin
misalnya pemasangan kateter, pemasangan NGT, dan lain-lain. 4) Pada
tingkat yang lebih lanjut dapat dilakukan pada pasien simulasi yang

14
telah dididik sebelumnya. 5) Apabila memungkinkan mahasiswa dapat
dihadapkan pada pasien dengan keadaan yang tidak berisiko.

Sesuai dengan pernyataan proses pembelajaran skill laboratory yang


diungkapkan oleh Nurini pada pembahasan di atas, Latihan Keterampilan Klinik
yang dilakukan oleh mahasiswa angkatan 2012 dan angkatan 2013 Fakultas
Kedokteran Muhammadiyah Palembang dimulai dengan mempelajari teori yang
berkaitan dengan keterampilan yang akan dilakukan selama proses LKK oleh
dosen yang bertindak sebagai instruktur. Kemudian mahasiswa berlatih dengan
teman kelompoknya, yang kami amati berjumlah 10 orang tiap kelompok,
mengenai prosedur sederhana dan tidak menimbulkan resiko.

Mahasiswa juga melakukan LKK tersebut dengan menggunakan media


pembelajaran yang dilakukan pada manekin, seperti yang dipraktikkan oleh
mahasiswa-mahasiswa angkatan 2012 pada LKK 1 mengenai Kewaspadaan
Universal. Sedangkan pada LKK 3 angkatan 2013 mengenai Tes Neuropsikiatrik,
mahasiswa melakukan LKK pada pasien simulasi yang telah dididik sebelumnya
yang merupakan mahasiswa dalam kelompok itu sendiri.

BAB V

15
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada proses LKK mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas


Muhammadiyah Palembang angkatan 2012 dan angkatan 2013 telah mengikuti
prosedur dengan baik dan telah mencapai sasaran pembelajaran yang diharapkan
sesuai modul LKK.

5.2 Saran

Untuk pelaksanaan Tugas Pengenalan Profesi berikutnya, diharapkan


mahasiswa mendapatkan jadwal yang tetap sehingga mahasiswa dapat
melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

16
Burton, William H. 1952. The Guidance of Learning Activities. Boston: Allyn
Bacon.

FK UMP. 2015. Kewaspadaan Universal. Palembang: FK UMP.

FK UMP. 2015. Tes Neuropsikiatrik. Palembang: FK UMP.

Kartadinata. 1997. Belajar Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. 1999. Sistem pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Bandung : Bumi Aksara.

Oemar, Hamalik. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Susanti. 2010. Implementasi Pembelajaran Skill Laboratory. Jurnal UNY, 20-30.

Wijaya dan Rusyan. 1994. Kemampuan Dasar Guru. Jakarta: Rineka Cipta.

Witherington. 1952. Education Psychology. Englewood Cliffs New Jersey:


Prentice Hall.
Nurini, A. 2002. Pengenalan Laboratorium Medik, YK skill lab. FK UGM.

LAMPIRAN FOTO ANGKATAN 2012

17
Situasi melakukan pemakaian baju operasi dan sarung tangan

Situasi melakukan antiseptik daerah pembedahan


LAMPIRAN FOTO ANGKATAN 2013

18
Situasi LKK dalam kelas besar

Situasi LKK dalam kelas kecil

19

Anda mungkin juga menyukai