Anda di halaman 1dari 86

PATEN, ROYALTI DAN HAK

CIPTA
ETIKA DAN PROFESIONALISME
(TLE315) @2021
LINGKUP KULIAH (ELEKTRO 2 SKS)
1. Pengantar Etika dan Profesi 9. Pengelolaan K3
2. Moral dan akhlak 10. Hak dan Tanggung Jawab
3. Perilaku. para Insinyur
4. IQ, EQ SQ, Profesi dan 11. Melakukan hal yang benar
Komunikasi 12. Paten, Royalti dan Hak
5. Profesionalisme dan Kode Cipta
Etik. 13. Plagiarisme
6. Masalah etika 14. Kepakaran, Sertifikasi &
7. Teknik Penyelesaian Masalah Organisasi Insinyur
Etika 15. Dunia usaha dan persaingan
8. Ujian tengah semester 16. Ujian akhir semester
PENDAHULUAN
• Pembahasan: Paten, Royalti, Merek, Hak cipta (copyright),
Desain Industri, Indikasi Geografis (IG), Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu (IC), Penutup
• Hak atas kekayaan Intelektual merupakan pandaan daripada
Intelectual Property Right,
• WIPO: the legal rights which result from intellectual activity in
the industrial scientific, literary or artistic fileds.
• Dengan demikian Intelectual property right (IPR) merupakan
perlindungan terhadap hasil karya manusia baik hasil karya
yang berupa aktivitas dalam
– ilmu pengetahuan,
– industri,
– kesusasteraan dan
– seni.
Teori: John Locke
• Teori Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sangat
dipengaruhi oleh pemikiran John Locke tentang
hak milik.
• Dalam bukunya, Locke mengatakan bahwa hak
milik dari seorang manusia terhadap benda yang
dihasilkannya itu sudah ada sejak manusia lahir.
• Benda dalam pengertian disini tidak hanya
benda yang berwujud tetapi juga benda yang
abstrak, yang disebut dengan hak milik atas
benda yang tidak berwujud yang merupakan
hasil dari intelektualitas manusia.
Intellectual Property Rights (IPR)
• The Convention Establishing the World Intellectual Property
Organization (WIPO), concluded in Stockholm on July 14,
1967 (Article 2(viii)) provides that “intellectual property shall
include rights relating to:
• literary, artistic and scientific works,
• performances of performing artists, phonograms and
broadcasts,
• inventions in all fields of human endeavor,
• scientific discoveries,
• industrial designs,
• trademarks, service marks and commercial names and
designations,
• protection against unfair competition,
Why: Robert Spinrad, Xerox Corp
What is it that we want to protect?
• First is the brilliant invention, the idea, the notion that makes a
new product and the insight that makes a whole new industry.
• The second thing we want to protect is the investment and the
hard work. This is the grunt work. This is the pick-and-shovel
engineering that turns
– the idea,
– the prototype,
– into a reliable,
– distributable,
– maintainable,
– documented,
– Supportable product.
• —Robert Spinrad, Xerox Corp.
Pengertian HAKI
• Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik
Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini
merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual Property
Right. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan
intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk
pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO,
1988:3).
• Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif Yang
diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok
orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup
Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih
rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu
benda tidak berwujud (benda imateriil).
Pengertian HAKI

• Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)


termasuk dalam bagian hak atas benda
berwujud (seperti Paten, merek, Dan hak
cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya
tak berwujud, berupa informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, sastra,
keterampilan Dan sebaginya Yang tidak
mempunyai bentuk tertentu.

BRAINWARE: “ Perangkat Intelektual”


IPR: Ciptaan, Penemuan
• Istilah milik intelektual terjemahan dari (Intellectual
Property) adalah istilah kolektif, dalam arti istilah ini
mencakup tiga bidang pokok yaitu ciptaan,
penemuan dan me-reka.
• Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta dalam
bentuk khas apapun juga dalam lapangan sastra,
seni dan ilmu. Hal itu berarti bahwa ciptaan harus
asli bukan hasil tiruan.
• Penemuan adalah hasil setiap karya atau gagasan
penemu yang berkaitan dengan pemecahan baru
atas masalah tertentu di bidang teknologi yang
dapat berupa hasil produksi atau proses produksi
PATEN

• Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara


kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi,
yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
• Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam
suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di
bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses, atau
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
• Undang-undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten (UUP);
Peraturan Tentang Paten
1. Undang-undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten (UUP);
2. Undang-undang No.7 Tahun 1994 tentang Agreement Establishing the Word Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia);
3. Keputusan persiden No. 16 Tahun 1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the protection of
Industrial Property;
4. Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Pemerintah Paten;
5. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1991 tentang Bentuk dan Isi Surat Paten;
6. Keputusan Menkeh No. M.01-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Paten Sederhana;
7. Keputusan Menkeh No. M.02-HC.01.10 Tahun 1991 tentang Penyelenggaraan pengumuman paten;
8. Keputusan Menkeh No. N.04-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Persyaratan, Jangka Waktu, dan Tata
Cara Pembayaran Biaya Paten;
9. Keputusan Menkeh No.M.06.- HC.02.10 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Pengajuan Permintaan
Paten;
10.Keputusan Menkeh No. M.07-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Bentuk dan Syarat-syarat Permintaan
Pemeriksaan Substantif Paten;
11.Keputusan Menkeh No. M.08-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Pencatatan dan Permintaan Salinan
Dokumen Paten;
12.Keputusan Menkeh No. M.04-PR.07.10 Tahun 1996 tentang Sekretariat Komisi Banding Paten;
13. Keputusan Menkeh No. M.01-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Tata Cara Pengajuan Permintaan
Banding Paten.
Definisi Paten:
• Buku “Intellectual Property, Theory, Culture Series Editor:
Johanna Gibson, Herchel Smith Professor of Intellectual
Property”Law, Co-Director Queen Mary University of London, UK
• This Patents are exclusive rights granted for a limited period of
time by states to prevent others from exploiting the patent
proprietor’s invention.
• A patent is granted for inventions which involve a novel advance
over the prior art.
• In achieving protection for this advance the applicant must also
demonstrate, via the patent specification, that it was not an
obvious advance on the state of the art, that the invention is
complete (and does not require further development) and also
that the inventive concept is supported by the description
provided.
Inventor dan Pemegang Paten
• Inventor adalah seorang yang secara sendiri
atau beberapa orang yang secara besama-
sama melaksanakan ide yang dituangkan ke
dalam kegiatan yang menghasilkan invensi.
• Pemegang Paten adalah inventor sebagai
pemilik paten atau pihak yang menerima hak
tersebut dari pemilik paten atau pihak lain
yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang
terdaftar dalam daftar umum paten.
Hak Prioritas
• Hak prioritas adalah hak pemohon untuk
mengajukan permohonan yang berasal dari negara
yang tergabung dalam Paris Convention for
Protection of Industrial Property atau Agreement
Establishing the World Trade Organization
• Tujuannyan untuk memperoleh pengakuan bahwa
tanggal penerimaan di negara asal merupakan
tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota
salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan
tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan berdasarkan Paris Convention tersebut.
Hak Ekslusif
• Hak yang hanya diberikan kepada Pemegang
Paten untuk jangka waktu tertentu guna
melaksanakan sendiri secara komersial atau
memberikan hak lebih lanjut kepada orang
lain.
• Dengan demikian, orang lain dilarang
melaksanakan Paten tersebut tanpa
persetujuan Pemegang Paten.
Hak Pemegang Paten
1.  Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang
dimilikinya, dan melarang orang lain yang tanpa persetujuan: 

(a) Dalam hal paten produk: membuat, menjual, mengimport, menyewa,


menyerahkan memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan produk yang diberi paten; 
(b) Dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi paten
untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam
huruf a. 
2. pemegang paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi; 
3. pemegang paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri
setempat, kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas; 
4. pemegang paten berhak menuntut orang yang sengaja dan tanpa hak melanggar
hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana yang
dimaksud dalam butir 1 di atas.
Lisensi

• Lisensi adalah izin yang diberikan oleh


pemegang paten kepada pihak lain berdasar
perjanjian pemberian hak,
• untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu
paten yang diberi perlindungan dalam jangka
waktu dan syarat tertentu.
Lisensi Wajib
Lisensi wajib adalah lisensi untuk melaksanakan paten yang
diberikan, berdasarkan keputusan DJHKI, atas dasar permohonan. 

1. Setiap pihak dapat mengajukan permohonan lisensi wajib


kepada DJHKI setelah lewat jangka waktu 36 (tiga puluh enam)
bulan terhitung sejak tanggal pemberian paten dengan
membayar biaya tertentu, dengan alasan bahwa paten yang
bersangkutan tidak dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
sepenuhnya di Indonesia oleh pemegang paten;
2. Permohonan lisensi wajib dapat pula diajukan setiap saat
setelah paten diberikan atas dasar alasan bahwa paten telah
dilaksanakan oleh pemegang paten atau pemegang lisensinya
dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan
masyarakat;
Lisensi Wajib ...
• Selain kebenaran alasan tersebut, lisensi wajib hanya dapat
diberikan apabila:
a. Pemohon dapat menunjukan bukti yang meyakinkan bahwa
ia:
– mempunyai kemampuan untuk melaksanakan sendiri paten yang
bersangkutan secara penuh; 
– mempunyai sendiri fasilitas untuk melaksanakan paten yang
bersangkutan dengan secepatnya; 
– telah berusaha mengambil langkah-langkah dalam jangka waktu yang
cukup untuk mendapatkan lisensi dari pemegang paten atas dasar
persyaratan dan kondisi yang wajar, tetapi tidak mendapat hasil; dan 
b. DJHKI berpendapat bahwa paten tersebut dapat dilaksanakan di
Indonesia dalam skala ekonomi yang layak dan dapat memberikan
manfaat kepada sebagian besar masyarakat.
Pengalihan Paten
Paten atau pemilikan paten dapat beralih atau
dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian
karena:
1. Pewarisan;
2. Hibah;
3. Wasiat;
4. Perjanjian tertulis; atau
5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan.
Lingkup Paten
• Paten Sederhana; disebabkan karena bentuk, konfigurasi,
konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan
hukum dalam bentuk paten sederhana.
• Paten dari beberapa invensi; Dalam permohonan paten dapat
diajukan satu invensi, atau beberapa invensi akan tetapi harus
merupakan satu kesatuan invensi.
• Satu kesatuan invensi yang dimaksud adalah beberapa invensi
yang memiliki keterkaitan antara satu invensi dengan invensi
yang lain,
• misalnya suatu invensi berupa alat tulis yang baru beserta tinta
yang baru. Alat tulis dan tinta tersebut merupakan satu
kesatuan, karena tersebut khusus untuk digunakan pada alat
tulis baru tersebut.
Invensi Yang Tidak Dapat Diberi Paten
Yang tidak dapat diberi paten adalah invensi tentang:
1. Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan
atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,
ketertiban umum atau kesusilaan;
2. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau
pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau
hewan;
3. Teori dan metode dibidang ilmu pengetahuan dan
matematika; atau
4. Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik serta proses
biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau
hewan kecuali proses non biologis atau proses mikrobiologis.
Jangka Waktu Perlindungan Paten
• Paten (sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 8 ayat 1
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001) diberikan
untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka
waktu itu tidak dapat diperpanjang.
• Paten Sederhana (sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 9 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001)
diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka
waktu itu tidak dapat diperpanjang.
Pelanggaran Dan Sanksi
• Pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) bagi barangsiapa yang
dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang Paten dengan
melakukan salah satu tindakan yaitu membuat, menggunakan, menjual,
mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual
atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi Paten dan
menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang
dan tindakan lainnya.
• Pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus juta lima puluh juta rupiah) bagi
barangsiapa yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak
Pemegang Paten Sederhana dengan melakukan salah satu tindakan
yaitu membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan,
menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan produk yang diberi Paten dan menggunakan proses produksi
yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya.
Permohonan Paten
• Permohonan paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4
(empat). Pemohon wajib melampirkan:
– surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui konsultan paten
terdaftar selaku kuasa;
– surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak lain yang bukan
penemu;
– deskripsi, klaim, abstrak: masing-masing rangkap 3 (tiga)
• Deskripsi adalah uraian lengkap tentang invensi yang dimintakan paten.
• Penulisan deskripsi atau uraian invensi tersebut harus secara lengkap
dan jelas mengungkapkan suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh
seorang yang ahli di bidangnya.
• Uraian invensi harus dapat ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Semua kata atau kalimat dalam deskripsi harus
menggunakan bahasa dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang
teknologi. Uraian tersebut mencakup:
Uraian tersebut mencakup:
• 1. Judul invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi topik invensi.
Judul tersebut harus dapat menjiwai inti invensi. Dalam menentukan judul harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kata-kata atau singkatan yang tidak dapat
dipahami maksudnya sebaiknya dihindari; b. Tidak boleh menggunakan istilah
merek perdagangan atau perniagaan.
• 2. Bidang teknik invensi, yaitu menyatakan tentang bidang teknik yang berkaitan
dengan invensi;
• 3. Latar belakang invensi yang mengungkapkan tentang invensi terdahulu beserta
kelemahannya dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang
merupakan tujuan dari invensi;
• 4. Uraian singkat invensi yang menguraikan secara ringkas tentang fitur-fitur dari
klaim mandiri;
• 5. Uraian singkat gambar (bila ada) yang menjelaskan secara ringkas keadaan
seluruh gambar yang disertakan;
• Uraian lengkap invensi yang mengungkapkan isi invensi sejelas-jelasnya terutama
fitur yang terdapat pada invensi tersebut dan gambar yang disertakan digunakan
untuk membantu memperjelas invensi.
Klaim
• Klaim adalah bagian dari permohonan yang menggambarkan inti invensi yang dimintakan
perlindungan hukum, yang harus diuraikan secara jelas dan harus didukung oleh deskripsi.
Klaim tersebut mengungkapkan tentang semua keistimewaaan teknik yang terdapat dalam
invensi. Penulisan klaim harus menggunakan kaidah bahasa Indonesia dan lazimnya bahasa
teknik yang baik dan benar serta ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan klaim adalah:
• 1. Klaim tidak boleh berisi gambar atau grafik tetapi boleh berisi tabel, rumus matematika
ataupun rumus kimia; 2. Klaim tidak boleh berisi kata-kata yang sifatnya meragukan. Dalam
penulisannya, klaim dapat ditulis dalam dua cara:
• a. Klaim mandiri (independent claim) dapat ditulis dalam dua bagian. Bagian pertama,
mengungkapkan tentang fitur invensi terdahulu dan bagian kedua mengungkapkan tentang
fitur invensi merupakan ciri invensi yang diajukan. Dalam penulisannya, dimulai dari
keistimewaan yang paling luas (broadest) lalu diikuti dengan keistimewaan yang lebih spesifik
(narrower). Klaim turunan (dependent claim) mengungkapkan fitur yang lebih spesifik dari
pada keistimewaan pada klaim mandiri dan ditulis secara terpisah dari klaim mandirinya;
• b. Klaim mandiri dapat ditulis dalam satu bagian dan mengungkapkan secara langsung
keistimewa invensi tanpa menyebutkan keistimewaan dari invensi terdahulu. Cara
penulisannya biasanya juga dimulai dari keistimewaan yang paling luas lalu diikuti dengan
keistimewaan yang lebih spesifik. Penulisan klaim turunannya, sama dengan penulisan pada
cara 1 tersebut diatas.
Abstrak
• Abstrak adalah bagian dari spesifikasi paten yang akan disertakan dalam
lembaran pengumuman yang merupakan ringkasan uraian lengkap
penemuan, yang ditulis secara terpisah dari uraian invensi.
• Abstrak tersebut ditulis tidak lebih dari 200 (dua ratus) kata, yang dimulai
dengan judul invensi sesuai dengan judul yang ada pada deskripsi invensi.
• Isi abstrak invensi merupakan intisari dari deskripsi dan klaim-klaim
invensi, paling tidak sama dengan klaim mandirinya. Rumus kimia atau
matematika yang benar-benar diperlukan, dapat dimasukan ke dalam
abstrak.
• Dalam abstrak, tidak boleh ada kata-kata di luar lingkup invensi, terdapat
kata-kata sanjungan, reklame atau bersifat subyektivitas orang yang
mengajukan permohonan paten. Jika dalam abstrak menunjuk beberapa
keterangan bagian-bagian dari gambar maka harus mencantumkan
indikasi penomoran dari bagian gambar yang ditunjuk dan diberikan
dalam tanda kurung.
Penulisan Deskripsi, Klaim Dan Abstrak
Di samping persyaratan administratif, dokumen permohonan paten juga
harus memenuhi persyaratan fisik mengenai penulisan deskripsi, klaim
dan abstrak serta pembuatan gambar ditetapkan sebagai berikut:
• 1) Dari setiap lembar kertas, hanya salah satu mukanya saja yang
boleh dipergunakan untuk penulisan deskripsi, klaim dan abstrak serta
pembuatan gambar;
• 2) Deskripsi, klaim dan abstrak diketik dalam lembaran kertas HVS
yang terpisah dengan ukuran kertas A-4 (29,7 cm x 21 cm) yang berat
minimumnya 80 gram dan dengan jarak sebagai berikut: • Dari pinggir
atas 2 cm (maksimal 4 cm); • Dari pinggir bawah 2 cm (maksimal 3
cm) • Dari pinggir kiri 2,5 cm (maksimal 4 cm) • Dari pinggir kanan 2
cm (maksimal 3 cm)
• 3) Kertas A-4 tersebut berwarna putih, tidak mengkilat dan
pemakaiannya harus dilakukan dengan menempatkan sisi-sisinya yang
pendek di bagian atas dan bawah;
Permohonan Pemeriksaan Substantif
• Permohonan pemeriksaan substantif diajukan
dengan cara mengisi formulir yang telah
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia
dengan melampirkan bukti pembayaran biaya
permohonan sebesar Rp 2.000.000,- (Dua juta
rupiah) untuk Paten,
• sedangkan untuk Paten Sederhana dengan
membayar biaya sebesar Rp 350.000.
ROYALTI
Definisi 'royalti‘
1. Uang jasa yg dibayar oleh penerbit kepada
pengarang untuk setiap buku yg
diterbitkan: dng -- , kita dapat melengkapi
sarana kerja kita sehari-hari; source: kbbi3
2. Bagian produksi atau penghasilan yg
dibayarkan kepada orang yang mempunyai
hak memberi izin pengusahaan
(eksplorasi) minyak dsb; source: kbbi3
3. Uang jasa yg dibayarkan oleh orang
(perusahaan) atas barang yg
diproduksinya kpd orang (perusahaan) yg
mempunyai hak paten atas barang tsb
Pengertian royalti
• Royalties (sometimes, running royalties, or private
sector taxes) are usage-based payments made by
one party (the "licensee") to another (the
"licensor") for the right to ongoing use of an asset,
sometimes an intellectual property (IP).
• Royalties are typically agreed upon as a percentage
of gross or net revenues derived from the use of
an asset or a fixed price per unit sold of an item of
such, but there are also other modes and metrics
of compensation

Sumber: Www.wikipedia.org
Lanjutan ...
• A royalty interest is the right to collect a
stream of future royalty payments, often used
in the oil and music industries to describe a
percentage ownership of future production or
revenues from a given leasehold, which may
be divested from the original owner of the
asset.Www.wikipedia.org]
Lanjutan ...
• A license agreement defines the terms under which a
resource or property such
as petroleum, minerals, patents, trademarks,
and copyrights are licensed by one party to another,
either without restriction or subject to a limitation on
term, business or geographic territory, type of product,
etc.
• License agreements can be regulated, particularly
where a government is the resource owner, or they can
be private contracts that follow a general structure.
• However, certain types of franchise agreements have
comparable provisions [Www.wikipedia.org]
Jenis Royalti

Jenis Royalti diantaranya adalah:

• Patent royalties
• Trade mark royalties
• Franchises
• Copyright
• Music royalties
• Print royalties
• Mechanical royalties
• etc
Siklus Hidup Teknologi

• Sumber: rogers (google)


Siklus Hidup Teknologi

• Sumber: google.com
Model Inovasi Rogers

• Kurva Rogers
UU 19 - 2002 Tentang Hak Cipta
Prihal  LISENSI Pasal 45
• (1) Pemegang Hak Cipta berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain
berdasarkan surat perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
• (2) Kecuali diperjanjikan lain, lingkup Lisensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
berlangsung selama jangka waktu Lisensi diberikan dan berlaku untuk
seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
• (3) Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan kewajiban pemberian royalti
kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi.
• (4) Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak Cipta oleh
penerima Lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan
berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi.
Nilai Royalti

• Royalti berupa prosentase, dihitung dari:


– harga pokok produksi, atau
– harga eceran produk, atau
– harga distributor, atau
– penghematan biaya produksi yang diakibatkan
oleh lisensi teknologi

– Atau sesuai dengan kesepakatan lain sebagai


kontribusi HAKI terhadap VALUE.
Komponen Dalam Royalti

• Advance Royalty (Ar) /Biaya Inisiasi Lisensi


• Royalti Minimum (Rm) Tahunan
• Royalti Riil (Rr) (Royalti rate (Rrt) x sales)

Royalti Total = Ar + Rm  Rr < Rm


= Ar + Rr  Rr > Rm
= Ar + Sales x Rrt
Pengenaan Royalti
• Apabila lisensi diberikan secara non eksklusif
kepada beberapa penerima lisensi, apakah:
– besarnya royalti selalu sama untuk semua
penerima lisensi, atau

– tergantung pada “timing” dimana perjanjian


lisensi dilakukan
Pola Besarnya Royalti Berdasar “Timing”
Perjanjian

• Sumber: Ahdiar Romadoni, Kriteria Dan Strategi Valuasi Paten Dan


Pengelolaan Royalti, ITB
Pola Besarnya Royalti Berdasar “Timing”
Perjanjian

• POLA I
– selalu sama
– berlaku untuk situasi dimana kondisi bisnis dan nilai
dari teknologi dianggap relatif tidak berubah dengan
perkembangan waktu
…lanjutan

• POLA II
– berlaku untuk teknologi baru, dimana penerima lisensi
pertama, sebagai perintis pasar, memperoleh pangsa pasar yg
besar dan oleh karenanya membayar royalti lebih besar
– penerima lisensi selanjutnya membayar royalti lebih kecil
karena hanya kebagian pasar yang lebih kecil, dan
kemungkinan harga produk telah jatuh karena keunggulan
kompetitif teknologi mulai berkurang
…lanjutan

• POLA III
– berlaku untuk teknologi yg terus dikembangkan lebih
lanjut
– penerima lisensi selanjutnya membayar royalti lebih
mahal karena teknologi yang diperoleh lebih aman dan
teruji
…lanjutan

• POLA IV
– merupakan kombinasi pola III pada tahap awal dan pola II
pada tahap akhir
– penerima lisensi selanjutnya membayar lebih mahal untuk
teknologi yang lebih aman, teruji dan berkembang,
namun setelah paten inti dari teknologi berakhir, maka
penerima lisensi setelah paten inti telah berakhir akan
membayar lebih murah
Inti Permasalahan Dalam Pengelolaan Royalti

• Employee’s Invention; dilaksanakan oleh


pegawai yang notabene telah menerima gaji
dari institusi tempat bekerja.
• Assessing Real Value of IP Assets; bagaimana
mengukur nilai dari kekayaan intelektual
tersebut.
• Collecting and Distributing Royalty; bagaimana
mengumpulkan dan mendistribusikan royalti
kepada yang berhak.
Distribusi Royalti

• Perhatikan kebijakan mengenai “royalti


sharing” antara Employer dengan
Employee
• Perhatikan apabila penemu lebih dari satu
atau join research - perlu aturan mengenai
pembagian di antara para penemu/instansi
Contoh Kebijakan Royalti
Kebijakan Royalti dalam praktik variatif
– ITB 40-30-30 (%) : x  100 jt/th
1/3:1/3:1/3 : 101 jt  x  499 jt
30-20-50 (%) : x  500 jt
(30 % peneliti, 20% unit kerja 50% Universitas)

– Stanford1/3 : 1/3 : 1/3

– LIPI n/log n

– Boeing program insentif

– Batelle program insentif


Stanford’s Royalty Distribution Policy
• Cash Royalties from Issue, Minimums, Earneds
• Net Royalties = Cash Royalties
minus 15% for administrative expenses
minus out-of-pocket expenses (e.g. patent costs)

• SUMBER: Stanford’s university


Licensing: Inventions to New Products
Federal & industry OTL decides IP protection
research money for invention and
markets invention broadly

Stanford researcher
discovers new invention &
submits disclosure ,©

Additional OTL licenses invention


research funding to Company

Company makes
new products

Company pays royalties


to University
WARALABA (FRANCHISE)
• Franchising, a business method that involves licensing of
trademarks and methods of doing business,
• Contoh: Chain store, retail outlets which share a brand and central
management;
• Pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah
perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan
dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau
pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain
tersebut dalam rangka penyediaan dan atau
penjualanbarang dan jasa.
• The franchisor's success depends on the success of the franchisees;
• Contoh Alfamart, . McDonald's ,  Dunkin' Donuts
Waralaba (Franchise) ...
• Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia,
yang dimaksud dengan Waralaba ialah: Suatu sistem
pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan
akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan
hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem,
prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi
area tertentu.
• Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa
yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee.
Franchisor VS Franchisee
• Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan
usaha atau perorangan yang memberikan hak
kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektualatau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
• Franchisee atau penerima waralaba, adalah
badan usaha atau perorangan yang diberikan hak
untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak
atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri
khas yang dimiliki pemberi waralaba.
HAK CIPTA
• Hak cipta (Copyrights) adalah hak eksklusif bagi
pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau
• memberi izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• UU RI NOMOR 28 TAHUN 2014
TENTANG HAK CIPTA pengganti UU RI 19
Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Pemegang hak cipta
• Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak
yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak dari pihak tersebut di atas.
• Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya
dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
• Perlindungan terhadap suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak ciptaan itu
diwujudkan dalam bentuk nyata.
• Pendaftaran ciptaan tidak merupakan suatu kewajiban untuk mendapatkan
hak cipta. Namun demikian, pencipta maupun pemegang hak cipta yang
mendaftarkan ciptaannya akan mendapat surat pendaftaran ciptaan yang
dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa
di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut.
• Perlindungan hak cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan, karena karya
cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi dan menunjukkan
keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreatifitas atau
keahlian, sehingga ciptaan itu dapat dilihat, dibaca atau didengar.
Cipta Yang Dilindungi:
Dalam Undang-Undang ini ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam
bidang Ilmu pengetahuan, Seni dan Sastra yang mencakup:
1. Buku, program, dan semua hasil karya tulis lain.
2. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu.
3. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
4. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks,
5. Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan dan pantomim,
6. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan.
7. Arsitektur.
8. Peta,
9. Seni batik,
10. Fotografi,
11. Sinematografi,
12. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lain dan
hasil pengalihwujudan.
Pasal 41 & 42 Tidak Dilindungi Hak Cipta
• Hasil Karya yang Tidak Dilindungi Hak Cipta
Pasal 41
– Hasil karya yang tidak dilindungi Hak Cipta meliputi:hasil karya yang belum
diwujudkan dalam bentuk nyata;
– setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data
walaupun telah diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan, atau
digabungkan dalam sebuah Ciptaan; dan
– alat, benda, atau produk yang diciptakan hanya untuk menyelesaikan masalah
teknis atau yang bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan fungsional.
Pasal 42
– Tidak ada Hak Cipta atas hasil karya berupa:hasil rapat terbuka lembaga
negara;
– peraturan perundang-undangan;
– pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah;
– putusan pengadilan atau penetapan hakim; dan
– kitab suci atau simbol keagamaan.
MEREK

• Merek adalah suatu "tanda yang berupa gambar,


– nama,
– kata,
– huruf-huruf,
– angka-angka,
– susunan warna atau
– kombinasi dari unsur-unsur tersebut
• yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang dan jasa.
• Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
(UUM).
Merek: Definisi
• Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang
yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
• Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
• Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang
dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
dengan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan
barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Fungsi Pendaftaran Merek
1. Sebagai alat bukti sebagai pemilik yang berhak
atas merek yang didaftarkan; 
2. Sebagai dasar penolakan terhadap merek
yang sama keseluruhan atau sama pada
pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh
orang lain untuk  barang/jasa sejenisnya;
3. ebagai dasar untuk mencegah orang lain
memakai merek yang sama keseluruhan atau
sama pada pokoknya dalam peredaran untuk
barang/jasa sejenisnya.
Merek: Pemakaian Merek
Pemakaian merek berfungsi sebagai: 
1. Tanda pengenal untuk membedakan hasil
produksi yang dihasilkan seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum dengan produksi orang lain atau badan
hukum lainnya; 
2. Sebagian alat promosi, sehingga mempromosikan
hasil produksinya cukup dengan menyebut
mereknya; 
3. Sebagai jaminan atas mutu barangnya; 
4. Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan.
Merek Yang Tidak Dapat Didaftar
Merek tidak dapat didaftarkan karena merek tersebut:
1. Didaftarkan oleh pemohon yang bertikad tidak baik;
2. Bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, moralitas keagamaan,
kesusilaan, atau ketertiban umum;
3. Tidak memiliki daya pembeda;
4. Telah menjadi milik umum; atau 
5. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan
barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
(Pasal 4 dan Pasal 5 UUM)
DESAIN INDUSTRI
• Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,
konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau
garis dan warna, atau gabungan daripadanya;
• yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang
memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi; serta
• dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 31
Tahun 2000 Tentang Desain Industri
Subjek Dari Hak Desain Industri
1. Yang berhak memperoleh Hak Desain Industri adalah Pendesain atau
yang menerima hak tersebut dari Pendesain.
2. Dalam hal Pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, Hak
Desain Industri diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika
diperjanjikan lain. 
3. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak
lain dalam lingkungan pekerjaannya atau yang dibuat orang lain
berdasarkan pesanan, pemegang Hak Desain Industri adalah pihak
yang untuk dan/atau dalam dinasnya Desain Industri itu dikerjakan,
kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak
mengurangi hak Pendesain apabila penggunaan Desain Industri itu
diperluas sampai ke luar hubungan dinas. 
4. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan kerja atau
berdasarkan pesanan, orang yang membuat Desain Industri itu
dianggap sebagai Pendesain dan Pemegang Hak Desain Industri, kecuali
jika diperjanjikan lain antara kedua pihak.
Hak Prioritas ...

• Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang


diberikan oleh negara Republik Indonesia
kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri,
atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakan hal tersebut.
Desain Industri Yg dapat perlindungan
• Desain industri yang mendapat perlindungan adalah:
• 1. Desain industri Desain Industri dianggap baru apabila pada Tanggal
Penerimaan, Desain Industri tersebut tidak sama atau berbeda dengan
pengungkapan yang telah ada sebelumnya, meskipun terdapat kemiripan.
Pengungkapan sebelumnya, sebagaimana dimaksud adalah pengungkapan
Desain Industri yang sebelum:
– a. tanggal penerimaan; atau b. tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan
Hak Prioritas; c. telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia.
• 2. Suatu Desain Industri tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam
jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaannya,
Desain Industri tersebut: a. telah dipertunjukkan dalam suatu pameran
nasional ataupun internasional di Indonesia atau di luar negeri yang resmi
atau diakui sebagai resmi; atau telah digunakan di Indonesia oleh Pendesain
dalam rangka percobaan dengan tujuan pendidikan, penelitian, atau
pengembangan. b. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan .
INDIKASI GEOGRAFIS (IG)
• Indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan
daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan
geografis termasuk
– faktor alam,
– faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut,
– memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan
• Indikasi asal adalah suatu tanda yang memenuhi ketentuan
tanda indikasi geografis yang tidak didaftarkan atau semata-
mata menunjukan asal suatu barang atau jasa.
• Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2007 Tentang Indikasi-geografis
Indikasi Geografis (IG) ...
• 1. Tanda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 merupakan nama tempat
atau daerah maupun tanda tertentu lainnya yang menunjukkan asal 
tempat dihasilkannya barang yang dilindungi oleh Indikasi-geografis. Yang
dimaksud dengan "tanda tertentu lainnya" adalah tanda yang berupa kata, 
gambar, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. Contoh: a. Kata "Minang"
mengindikasikan daerah Sumatera Barat;   b. Gambar rumah adat Toraja,
mengindikasikan daerah Toraja di Sulawesi Selatan.
• 2. Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa hasil pertanian,
produk olahan, hasil kerajinan tangan, atau barang lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 angka 1.
• 3. Tanda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilindungi sebagai Indikasi-geografis
apabila telah terdaftar dalam Daftar Umum Indikasi-geografis di 
Direktorat Jenderal.
• 4. Indikasi-geografis terdaftar tidak dapat berubah menjadi milik umum.
• 5. Tanda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dipergunakan pada
barang yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Buku 
Persyaratan.
DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain


Tata Letak Sirkuit Terpadu

PENGERTIAN (Berdasarkan UU) :


  Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam
bentuk jadi atau setengah jadi, yang di
dalamnya terdapat berbagai elemen dan
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut
adalah elemen aktif, yang sebagian atau
seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor
yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi
elektronik.(Pasal 1 Ayat 1)
Desain Tata Letak
• Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan
peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen,
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi
dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi
tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan
Sirkuit Terpadu. (Pasal 1 Ayat 2)
• Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang
menghasilkan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
yang Dapat/Tidak Mendapat Perlindungan

• Pasal 2; (1) Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu


diberikan untuk Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang
orisinal. (2) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dinyatakan
orisinal apabila desain tersebut merupakan hasil karya
mandiri Pendesain, dan pada saat Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu tersebut dibuat tidak merupakan sesuatu
yang umum bagi para Pendesain.
• Pasal 3; Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak
dapat diberikan jika Desain Tata Letak SirkuitTerpadu
tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau
kesusilaan.
Jangka Waktu Perlindungan Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu
• (1) Perlindungan terhadap Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
diberikan kepada Pemegang Hak sejak pertama kali desain
tersebut dieksploitasi secara komersial di mana pun, atau sejak
Tanggal Penerimaan.
• (2) Dalam hal Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu telah dieksploitasi
secara komersial, Permohonan harus diajukan paling lama 2 (dua)
tahun terhitung sejak tanggal pertama kali dieksploitasi.
• (3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan
selama 10 (sepuluh) tahun.
• (4) Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicatat dalam Daftar
Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan diumumkan dalam
Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
RAHASIA DAGANG
• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN
2000 TENTANG RAHASIA DAGANG.
• (1) Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui
oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai
nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
• 2. Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang
timbul berdasarkan Undangundang ini.
• Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode
produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau
informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat
umum.
Rahasia Dagang Mendapat Perlindungan

• (1) Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi


tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan
dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya.
• (2) Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi
tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak
diketahui secara umum oleh masyarakat.
• (3) Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat
kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk
menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau
dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
• (4) Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik
atau para pihak yang menguasainya telah melakukan
langkah-langkah yang layak dan patut.
CONTOH: IMPLEMENTASI

• Sebagai contoh Pelaksanaan IPR  Technology Licensing


at Stanford University
Office of Technology Licensing (OTL)
Mission
To promote the transfer of Stanford
technology
for society’s use and benefit
while generating unrestricted income to
support research and education.

Technology Transfer Portfolio


Patents
Copyrightable Material
Software
Biological Material
Semiconductor Maskworks
RANGKUMAN (TIPS)
• Royalti adalah aspek finansial dari paten, hak
cipta, industrial design, indikasi geografi.
• Royalti sebagai penghargaan inventor karena
suatu karya intelektual lahir dalam mengabdikan
dirinya pada ilmu pengetahuan.
• Perlu akta perjanjian, berbatas waktu, nilai
tertentu yang terukur, cara pembayaran dan
sanksi, jaminan aspek hukum untuk wan
prestasi;
• Perlu pengelolaan dan distribusi
Rangkuman/Tips
• The first goal of university technology transfer involving IP
is the expeditious and wide dissemination of university-
generated technology for the public good.
• Sekecil apapun karya dan ciptaan/penemuan perlu
dilindung oleh hukum, dimana suatu ketika nanti hasil
ciptaan tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis dan
berpotensi terjadinya sengketa.
• Cari dan gunakan cara yang termudah dan termurah
sehingga karya/penemuan/ciptaan dapat menunjukkan
alat bukti di pengadilan apabila terjadi sengketa dimasa
akan datang.
RUJUKAN
• Ahdiar Romadoni, Kantor Manajemen Haki – ITB, doni@ipr.itb.ac.id;
• WIPO - World Intellectual Property Organization;
• Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (WTO)
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2014
tentang hak cipta pengganti Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta;
• Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
• Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
• Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
• Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-
DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba
• Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.
259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara
Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
Rujukan ...
• Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris
Convention for the Protection of Industrial Property dan
Convention Establishing the World Intellectual Property
Organization
• Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan
Trademark Law Treaty
• Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works
• Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO
Copyrights Treaty
RUJUKAN
• WIPO, 2004, WIPO Intellectual Property Handbook: Policy, Law and Use, Second
Edition.
• Stephen A. Merrill and Anne-Marie Mazza, (Editors), 2011, Managing University
Intellectual Property, In The Public Interest, The National Academy Press,
Washington, D.C.
• Johanna Gibson, Herchel Smith, 2008, Patenting Lives Life Patents, Culture and
Development Intellectual Property, Theory, Culture, UK
• Adam D. Moore, 2001, Intellectual Property and Information Control Philosophic
Foundations and Contemporary Issues, Transaction Publishers New Brunswick
(U.S.A.) and London (U.K.)
• Locke, Two Treatises of Government, edited and introduced by Peter Laslett, 1988,
hal. 285 dalam Hukum Tentang Perlindungan Hak Milik Intelektual Dalam
Menghadapi Era Globalisasi hal 7. Syafrinaldi. 2010. UIR Press. ISBN 979-8885-40-6
• Wikipedia.com, google.com
• http://www.dgip.go.id
• bahan kuliah Bina Nusantara
Rujukan: Peraturan Terkait

•  UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang,


• UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri,
• UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu.
• UU No 14 Tahun 2001 tentang Paten,
• UU No 15 tahun 2001 tentang Merek
• UU nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta
pengganti No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
TUGAS
• Cari,
– Undang-undang RI No.14 Tahun 2001 tentang Paten (UUP);
– Undang-undang RI Nomor 28 tahun 2014
tentang hak cipta pengganti No.19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta
– Undang-undang RI No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (UUM).
– U Undang-undang RI No. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu
– Undang-undang RI No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri,

• baca, pahamin dan ringkas dengan kalimat/bahasa sendiri.


• Email ke yuwaldi@gmail.com
• Batas waktu 5 hari
SEKIAN TERIMA KASIH

Acknowledgement:
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada
kontributor dalam slide ini. Penulis slide ini anonim,
Slide ini dikutip dengan dari berbagai sumber
diantaranya dari buku, jurnal, proseding dan web 86

Anda mungkin juga menyukai