Anda di halaman 1dari 33

Bimbingan Dokter Muda Divisi

Penyakit Tropis dan Infeksi


ILMU PENYAKIT DALAM
“Demam Berdarah Dengue dan
Dengue Shock Syndrome”
Dokter Muda
Dhiatama Endlif
Novianty Lubis
Jenis-Jenis Demam
1. Demam Septik : suhu badan berangsur naik pada malam hari, dan
menurun di atas normal pada pagi hari disertai menggigil dan berkeringat.
Bila turun ke tingkat normal  Demam hektik
2. Demam remitten : suhu badan turun setiap hari, namun tidak pernah
mencapai suhu normal
3. Demam intermitten : suhu badan turun ke tingkat normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Jika terjadi setiap dua hari (tersiana), jika
dua hari bebas demam diantara dua serangan demam (kuartana)
4. Demam kontinyu : demam dengan variasi suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat. Demam tinggi terus menerus
(hiperpireksia)
5. Demam siklik : kenaikan suhu badan selama beberapa hari diikuti
periode bebas demam untuk bbrp hari. Kemudian naik Kembali sperti
semula.
01
DEFINISI
“Penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan/atau
nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, linfadenopati,
trombositopenia, dan diatesis
hemoragik”
— Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue –DBD-
PAPDI
DBD DS
S
Demam berdarah dengue yang ditandai
oleh renjatan/syok
Terjadi perembesan plasma yang
ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh
02
ETIOLOGI
VIRUS Karakteristik
DENGUE • Diameter 30 mm
• Terdiri dari asam ribonukleat rantai
tunggal
• Berat molekul 4x106

Serotipe
Genus: Flav DEN-1, DEN-2, DEN-3 (terbanyak di
ivirus Indonesia), DEN-4. Terdapat reaksi silang
Keluarga:
Flaviviridae antara serotipe dengue dengan flavivirus
lain seperti yellow fever, Japanese
encephalitis, dan west nile virus
EPIDEMIOLOGI
Tersebar di wilayah asia
tenggara, pasifik barat, dan
karibia melalui vektor
nyamuk genus Aedes
( terutama A. aegypti dan
A. albopictus)

Indonesia :
6-15 per 100.000
penduduk
Faktor Peningkatan Transmisi Virus Dengue

Vektor Penjamu Lingkungan


Perkembangan vector, Terdapatnya penderita di Curah hujan, suhu, sanitasi,
kebiasaan menggigit, lingkungan/keluarga, dan kepadatan penduduk
kepadatan vektor di mobilisasi dan paparan
lingkungan, transportasi terhadap nyamuk, usia dan
vektor dari satu tempat ke jenis kelamin
tempat lain
PATOGENESIS
05
GAMBARAN
KLINIS
Fase
Fase Demam Fase Kritis
Prodromal
Terjadi selama 4-6 hari Terjadi selama 2-3 hari
Terjadi selama 2-7 hari dengan gejala tidak demam,
dengan gejala nyeri kepala,
nyeri tulang belakang, namun beresiko terjadi syok
perasaan lelah
06
DIAGNOSIS &
DDx
LA NON
LAB
B
 Tes serologis spesifik : IgM, IgG,
dan antigen NS1  Xray Lateral Dekubitus: Efusi pleura
 Darah rutin : leukosit normal/turun,  USG : Asites, efusi pleura
limfositosis, LPB>15% jumlah total
leukosit, trombositopeni, peningkatan Ht
>20%
 Hemostasis : PT, aPTT, fibrinogen
 Protein : Hipoalbuminemia atau
hipoproteinemia
 Fungsi hepar : Peningkatan SGOT/SGPT
 Fungsi ginjal : Ureum, kreatinin
 Elektrolit
 Cross match dan golongan darah
 Uji HI
Demam akut selama 2-7 hari dengan 2 atau lebih gejala lain :
- Nyeri kepala
- Nyeri retro orbital
- Mialgia
- Artralgia
- Manifestas perdarahan : peteki atau uji bendung positif
- Leukopeni : < 5.000
- Trombosit : < 150.000
- Peningkatan Ht 5-10%
Pemeriksaan serologis dengue positif

Probable
demam
dengue
Demam akut bifasik selama 2-7 hari
Min 1 manifestasi perdarahan : uji bendung positif,
petekie-ekimosis-purpura, perdarahan mukosa (epistaksis
atau perdarahan gusi), hematemesis atau melena, dll
Trombositopeni : < 100.000/uL
Min 1 tanda plasma leakage : peningkatan Ht > 20%,
Penurunan Ht > 20% setelah diberi terapi cairan
Tanda kebocoran plasma : efusi pleura, asites,
hipoproteinemia

DBD
Kriteria DBD dengan kegagalan sirkulasi berupa:
Nadi cepat dan lemah
Penurunan TD < 20 mmHg
Hipotensi
Akral dingin dan lembab
Gelisah

DSS
Stadium
Infeksi
Virus
Dengue
Demam tifoid
Leptospirosis
Malaria
Campak
Influenza

DD
x
07
TATA LAKSANA
Jenis-Jenis Cairan
1. Kristaloid : larutan ringer laktat (RL), ringer asetat (RA), garam faal (GF),
dekstrosa 5% dalam RL (D5/RL)

2. Koloid : dekstran 40, plasma, albumin, hidroksil etil strarch 6%,


gelafundin
PROTOKOL 1
Probable DBD tanpa
syok
PROTOKOL 2
Pemberian cairan
pada probable DBD
di ruang rawat
PROTOKOL 3
Penanganan DBD
dengan peningkatan
Ht > 20%
PROTOKOL 4
Penanganan DBD
dengan perdarahan
spontan
PROTOKOL 5
Tatalaksana DSS
Kriteria Pemulangan pasien
(1) Tampak perbaikan secara klinis
(2) Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
(3) Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi
pleura atau asidosis)
(4) Hematokrit stabil
(5) Jumlah trombosit >50.000/μl dan menunjukan
kecenderungan meningkat
(6) Tiga hari setelah syok teratasi (hemodinamik stabil)
(7) Nafsu makan membaik
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid
I Edisi VI

Anda mungkin juga menyukai