Anda di halaman 1dari 33

Rekayasa Perkerasan Jalan dan

1
Jembatan
(Perhitungan Lapis Tambahan dan Konstruksi Bertahap)

Ir. Ibayasid M.Sc


Dhiana D.W, S.ST, MT.
2 Lapis Tambahan (Overlay)
 Lapis tambahan (ovelay) adalah lapis perkerasan tambahan yang dipasang di atas
konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan
yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan selama kurun waktu yang akan
datang.

 Tujuan perencanaan tebal lapis tambah adalah mengembalikan kekuatan perkerasan lama
sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna jalan.
3 Lapis Tambahan (Overlay)
 Untuk perhitungan lapis tambahan
(overlay) dengan menggunakan metode
Analisa Komponen kondisi perkerasan
jalan lama (existing pavement) harus
dinilai sesuai tabel berikut:
4 Prosedur Perhitungan Lapis Tambahan
(Overlay)
 Menghitung lalu lintas harian rata-rata pada akhir umur rencana dengan rumus LHR x
(1+i)n

 Menentukan angka ekivalen (E) masing-masing jenis kendaraan

 Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) masing-masing jenis kendaraan dengan


rumus LHRawal x C x E

 Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA) masing-masing jenis kendaraan

LHRakhir x C x E
5 Prosedur Perhitungan Lapis Tambahan
(Overlay)

 Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET) dengan rumus ½ (LEP + LEA)

 Menghitung Lintas Ekivalen Rata-rata (LER) dengn rumus LET x UR/10

 Mencari Indeks Tebal Perkerasan (ITP) menggunakan nomogram

 Menetapkan tebal perkerasan


6 Contoh Perhitungan:
Rencanakan tebal lapis tambahan untuk jalan Kolektor 2 lajur 2 arah, Apabila diketahui data
lalu lintas sekarang, adalah sebagai berikut:
Kendaraan ringan 2 ton……………......= 2000 kendaraan
Bus 8 ton……………………………........... = 600 kendaraan
Truk 2as 13 ton……………………………. = 100 kendaraan
Truk 3as 20 ton……………………………. = 60 kendaraan
Truk 5as 30 ton……………………………. = 20 kendaraan
Total = 2690 kendaraan
Susunan perkerasan jalan lama : asbuton (MS 744)=10,5 cm; Batu pecah (CBR 100) = 20 cm;
Sirtu (CBR 50) = 10 cm.
Pertumbuhan lalu lintas = 8%; umur rencana 5 tahun; factor regional = 1,0; hasil penilaian
kondisi jalan menunjukkan bahwa pada lapis permukaan asbuton terihat crack sedang,
beberapa deformasi pada jalur roda (kondisi 60%) akibat jumlah lalu lintas melebihi perkiraan
semula.
 LHR Awal Umur Rencana
7
Kendaraan ringan 2 ton……………......= 2000 kendaraan
Bus 8 ton……………………………........... = 600 kendaraan
Truk 2as 13 ton……………………………. = 100 kendaraan
Truk 3as 20 ton……………………………. = 60 kendaraan
Truk 5as 30 ton……………………………. = 20 kendaraan
Total = 2690 kendaraan
 Menghitung LHR Akhir Umur Rencana (LHR x (1+i)n )
Kendaraan ringan 2 ton 2000 x (1+0,08)5 = …………2938,6kendaraan

Bus 8 ton 600 x (1+0,08) 5 = ………… 881,6kendaraan

Truk 2as 13 ton 146,9


100 x (1+0,08) 5 = ………… kendaraan
Truk 3as 20 ton 60 x (1+0,08) 5 88,2
= ………… kendaraan
Truk 5as 30 ton 20 x (1+0,08) 5 29,4
= ………… kendaraan
Total 4084,7
= ………… kendaraan
 Menghitung Angka Ekivalen
0,0004
KR 2T(1+1)……………………………….0,0002+0,0002 =……………
8
0,1593
Bus 8T(3+5)……………………………….0,0183+0,1410 =……………
1,0648
T2as 13T(5+8) …………………………...0,1410+0,9238 =……………
1,0375
T3as 20T(6+7.7)………………………….0,2923+0,7452 =……………
1,3195
T5as 30T(6+7.7+5+5)…0,2923+0,7452+0,1410+0,1410=……………
 Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) LHRawal x C x E
9 0,400
KR 2 ton…………………2000 x 0,5 x 0,0004 = …………… kendaraan
47,790
Bus 8 ton………………….600 x 0,5 x 0,1593 = …………… kendaraan
53,240
Truk 2as 13 ton…………..100 x 0,5 x 1,0648 = …………… kendaraan
31,125
Truk 3as 20 ton…………....60 x 0,5 x 1,0375 = …………… kendaraan
Truk 5as 30 ton…………… 20 x 0,5 x 1,3195 13,194 kendaraan
= ……………
145,749
Total = ………….... kendaraan
 Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA) LHRakhir x C x E
KR 2 ton…………………2938,6 x 0,5 x 0,0004 = …………… 0,588
kendaraan
70,219
Bus 8 ton………………….881,6 x 0,5 x 0,1593 = …………… kendaraan
Truk 2as 13 ton…………..146,9 x 0,5 x 1,0648 78,210
= …………… kendaraan
Truk 3as 20 ton…………....88,2 x 0,5 x 1,0375 45,754
= …………… kendaraan
19,395
Truk 5as 30 ton…………… 29,4 x 0,5 x 1,3195 = …………… kendaraan
Total= ………….... kendaraan 214,166
 Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET)
10
LET = ½ (LEP + LEA)
LET = ½ (145,749+ 214,166)
179.96
LET = …………….

 Menghitung Lintas Ekivalen Rata-rata (LER)


LER = LET x UR/10
LER =179.96
………. X 5/10
89.98
LER = …………….

 Mencari Daya Dukung Tanah (DDT)


CBR tanah dasar = 3,4%
Daya Dukung Tanah =….... 4
11  Mencari Indeks Permukaan
Awal (IP0)
Asbuton (MS 744)
Roughness >1000
IP0 = 3,9 – 3,5

 Mencari Indek Permukaan


Akhir (IPt)
LER = 89,98
Jalan Kolektor
IPt = 1,5
 Mencari Indek Tebal Perkerasan (ITP)
12
Menggunakan nomogram untuk
IP0 = 3,9 – 3,5 & IPt = 1,5
DDT =
LER = 89,98
FR = 1,0
Didapat ITP Perlu = 7,0

 Menentukan koefisien lapisan


Asbuton (MS 744) a1 =…... …
Batu Pecah (CBR 100) a2 =…... …
Sirtu (CBR 50) a3 =…... …
 Mencari Indek Tebal Perkerasan (ITP)
13
Menggunakan nomogram untuk
IP0 = 3,9 – 3,5 & IPt = 1,5
DDT =
LER = 89,98
FR = 1,0
Didapat ITP Perlu = 7,0

 Menentukan koefisien lapisan


Asbuton (MS 744) a1 =…... …0.40
Batu Pecah (CBR 100) a2 =…... …0.14
Sirtu (CBR 50) 0.12…
a3 =…...
14  Menetapkan tebal perkerasan
Kekuatan jalan lama:
Asbuton (MS 744) 10,5 cm …….. 60% x 10,5 x 0,40 =……… 2,52

Batu Pecah (CBR 100) 20 cm…….. 100% x 20 x 0,14 =……... 2,80

Sirtu (CBR 50) 1,20


10 cm…….. 100% x 10 x 0,12 =………
ITP ada 6,52
=………
 ITP Perlu = 7,0
 ITP = ITPPerlu – ITPAda
= 7,0 – 6,52
0,48
= ………..
0,48
……= 0,40 x D1
0,48 / 0,40
D1 =……..
1,2 cm ≈ 2 cm
D1 =……………………..Asbuton (MS 744)
15
Ada Pertanyaan?
16 Latihan Soal 1:
Rencanakan tebal lapis tambahan untuk jalan Kolektor 2 lajur 2 arah, Apabila diketahui data
lalu lintas sekarang, adalah sebagai berikut:
Kendaraan ringan 2 ton……………......= 3000 kendaraan
Bus 8 ton……………………………........... = 700 kendaraan
Truk 2as 13 ton……………………………. = 200 kendaraan
Truk 3as 20 ton……………………………. = 70 kendaraan
Truk 5as 30 ton……………………………. = 30 kendaraan

Susunan perkerasan jalan lama : asbuton (MS 744)= 12 cm; Batu pecah (CBR 100) = 20 cm;
Sirtu (CBR 50) = 10 cm.
Pertumbuhan lalu lintas = 7,5%; umur rencana 10 tahun; factor regional = 1,0; CBR = 4,5%
hasil penilaian kondisi jalan menunjukkan bahwa pada lapis permukaan asbuton terihat crack
sedang, beberapa deformasi pada jalur roda (kondisi 60%) akibat jumlah lalu lintas melebihi
perkiraan semula.
17 Konstruksi Bertahap
 Konstruksi bertahap digunakan pada keadaan tertentu:

a. keterbatasan biaya untuk membuat tebal perkerasan sesuai rencana

b. kesulitan dalam memperkirakan pertumbuhan lalu lintas untuk jangka panjang

c. kerusakan setempat (weak spots) selama tahap pertama dapat diperbaiki dan
direncanakan kembali sesuai data lalu lintas yang ada.
18 Konstruksi Bertahap
 Metode konstruksi bertahap pada perencanaan suatu jalan didasarkan atas konsep sisa
umur.

 Perkerasan berikutnya direncanakan sebelum perkerasan pertama mencapai keseluruhan


masa fatique.

 Untuk itu tahap kedua diterapkan bila jumlah kerusakan pada tahap pertama telah
mencapai ± 60%, dengan demikian sisa umur tahap pertama sisa ± 40%.

 Untuk menetapkan ketentuan tersebut, maka perlu dipilih waktu tahap pertama antara
25%-50% dari waktu keseluruhan.
19 Konstruksi Bertahap
Perumusan konsep sisa umur:
1. Jika pada tahap 1 tidak ada sisa umur, maka tebal perkerasan tahap 1 didapat dengan
memasukan LER1;
2. Jika pada akhir tahap 1 diinginkan adanya sisa umur ± 40%, maka perkerasan tahap 1 perlu
ditebalkan dengan memasukan lintas ekivalen sebesar x LER 1

3. Dengan anggapan sisa umur linear dengan sisa lalu lintas maka:

x LER1 = LER1 + 40% xLER1........................... Diperoleh x = 1,67

(tahap1plus)= (tahap 1) + (sisa tahap 1)


20 Konstruksi Bertahap
Perumusan konsep sisa umur:

4. Jika pada akhir tahap 1 tidak ada sisa umur, maka tebal perkerasan tahap 2 didapat dengan
memasukan lintas ekivalen sebesar LER2

5. Tebal perkerasan tahap 1+2 didapat dengan memasukkan lintas ekivalen sebesar yLER2.
karena 60% y LER2 sudah dipakai pada tahap 1, maka:

y LER2 = 60% y LER2 + LER2 ……………Diperoleh y = 2,5

(tahap1plus)= (tahap 1) + (tahap 1)


21 Konstruksi Bertahap
Perumusan konsep sisa umur:

6. Tebal perkerasan tahap 2 diperoleh dengan mengurangkan tebal perkerasan tahap 1+2
(lintas ekivalen y LER2) terhadap tebal perkerasan tahap 1 (lintas ekivalen x LER 1)

7. Dengan demikian pada tahap 2 diperlukan ITP2 dengan rumus:

ITP2 = ITP – ITP1

ITP didapat dari nomogram dengan LER = 2,5 LER2

ITP1 didapat dari nomogram dengan LER = 1,67 LER1


22 Contoh Perhitungan:
Rencanakan tebal perkerasan untuk jalan 2 Jalur, Apabila diketahui data lalu lintas tahun
1981, adalah sebagai berikut:
Kendaraan ringan 2 ton……………......= 1000 kendaraan
Bus 8 ton……………………………........... = 300 kendaraan
Truk 2as 13 ton……………………………. = 50 kendaraan
Truk 3as 20 ton……………………………. = 30 kendaraan
Truk 5as 30 ton……………………………. = 10 kendaraan
Total = 1390 kendaraan
Jalan dibuka tahun 1985 (I selama pelaksanaan = 5% per tahun); FR = 1,-; CBR tanah dasar =
3,4%; Bahan-bahan perkerasan: asbuton (MS 744); Batu pecah (CBR 100; Sirtu (CBR 50);
Pertumbuhan lalu lintas = 6%; umur rencana 5 +15 tahun.
 Menghitung LHR Awal Umur Rencana (LHR x (1+i) n )
23
Kendaraan ringan 2 ton 1000 x (1+0,05)4 = ………… 1215,5
kendaraan
Bus 8 ton 300 x (1+0,05) 4 = ………… kendaraan 364,7
60,8
Truk 2as 13 ton 50 x (1+0,05) 4 = ………… kendaraan
Truk 3as 20 ton 30 x (1+0,05) 4 = ………… 36,5
kendaraan
Truk 5as 30 ton 10 x (1+0,05) 4 = ………… 12,2
kendaraan

 Menghitung LHR Akhir Umur Rencana (LHR x (1+i) n )


5 Tahun 20 Tahun
KR 2T 1215,5 x (1+0,06) 4= ………… 3898,3
1626,6 x (1+0,06)15= …………
Bus 8T 364,7 x (1+0,06) 4= ………… 1169,6
488,0 x (1+0,06)15= …………
T2as 13T 81,4 x (1+0,06)15= …………195,0
60,8 x (1+0,06) 4= …………
T3as 20T 48,8 x (1+0,06)15= …………117,1
36,5 x (1+0,06) 4= …………
T5as 30T 16,3 x (1+0,06)15= …………39,1
12,2 x (1+0,06) 4= …………
 Menghitung Angka Ekivalen
0,0004
KR 2T(1+1)……………………………….0,0002+0,0002 =……………
24
0,1593
Bus 8T(3+5)……………………………….0,0183+0,1410 =……………
1,0648
T2as 13T(5+8) …………………………...0,1410+0,9238 =……………
1,0375
T3as 20T(6+7.7)………………………….0,2923+0,7452 =……………
1,3195
T5as 30T(6+7.7+5+5)…0,2923+0,7452+0,1410+0,1410=……………
 Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) LHR awal x C x E
25 0,243
KR 2 ton…………………1215,5 x 0,5 x 0,0004 = …………… kendaraan
29,046
Bus 8 ton………………….364,7 x 0,5 x 0,1593 = …………… kendaraan
32,370
Truk 2as 13 ton……………60,8 x 0,5 x 1,0648 = …………… kendaraan
18,934
Truk 3as 20 ton…………....36,5 x 0,5 x 1,0375 = …………… kendaraan
8,048
Truk 5as 30 ton…………….12,2 x 0,5 x 1,3195 = …………… kendaraan
88,643
Total = ………….... kendaraan
 Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA) LHRakhir x C x E
5 Tahun 20 Tahun 0,780
0,325
KR 2T 1626,6 x 0,5 x 0,0004 = …………
38,869 3898,3 x 0,5 x 0,0004 = …………
93,159
Bus 8T 488,0 x 0,5 x 0,1593 = …………
43,337 1169,6 x 0,5 x 0,1593 = …………
103,818
T2as 13T 81,4 x 0,5 x 1,0648 = …………
25,315 131,3 x 0,5 x 1,0648 = …………
60,746
T3as 20T 48,8 x 0,5 x 1,0375 = …………
10,754 117,1 x 0,5 x 1,0375 = …………
25,794
T5as 30T 16,3 x 0,5 x 1,3195 = …………
118,600 39,1 x 0,5 x 1,3195 248,297
= …………
Total = ………….... Total = ………...
 Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET)
26
LET = ½ (LEP + LEA)
103,622
LET5 = ½ (88,643 + 118,600)= …………….
183,449
LET15 = ½ (118,600 + 248,297) = …………….

 Menghitung Lintas Ekivalen Rata-rata (LER)


LER = LET x UR/10
51,811 86,524
LER5 =103,622
………. X 5/10 = ………… 1,67LET5 = …………
275,174 687,935
LER15 =183,449
………. X 15/10 = ………… 2,5LET15 = …………

 Mencari Daya Dukung Tanah (DDT)


CBR tanah dasar = 3,4%
Daya Dukung Tanah =….... 4
27  Mencari Indeks Permukaan
Awal (IP0)
Asbuton (MS 744)
Roughness >1000
IP0 = 3,9 – 3,5

 Mencari Indek Permukaan


Akhir (IPt)
LER = 89,98
Jalan Kolektor
IPt = 1,5
 Mencari Indek Tebal Perkerasan (ITP)
28
Menggunakan nomogram untuk
IP0 = 3,9 – 3,5 & IPt = 1,5
DDT =4
LER5 = 86,524 LER15 = 687,935
FR = 1,0
Didapat ITP5 = 7,0 dan ITP5+15 = 9,7

 Menentukan koefisien lapisan


Asbuton (MS 744) a1 =…... …
Batu Pecah (CBR 100) a2 =…... …
Sirtu (CBR 50) a3 =…... …
 Mencari Indek Tebal Perkerasan (ITP)
29
Menggunakan nomogram untuk
IP0 = 3,9 – 3,5 & IPt = 1,5
DDT =4
LER5 = 86,524 LER15 = 687,935
FR = 1,0
Didapat ITP5 = 7,0 dan ITP5+15 = 9,7

 Menentukan koefisien lapisan


Asbuton (MS 744) a1 =…... …0.40
Batu Pecah (CBR 100) a2 =…... …0.14
Sirtu (CBR 50) 0.12…
a3 =…...
30
31  Menetapkan tebal perkerasan
UR = 5 tahun (tahap 1)
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
7,0 = 0,35D1 + 0,14(20) + 0,12(10)
D1 = 8,6 ≈ 9 cm

UR = (5+15) tahun
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
9,7 = 0,35D1 + 0,14(20) + 0,12(10)
D1 = 16,3 ≈ 16,5 cm

 Susunan Perkerasan
9 cm + 7,5 cm
Asbuton MS744 =
Batu Pecah CBR 100 = 20 cm
Sirtu CBR 50 = 10 cm
32
Ada Pertanyaan?
33 Latihan Soal 2:
Rencanakan tebal perkerasan untuk jalan 2 Jalur, Apabila diketahui data lalu lintas tahun
1988, adalah sebagai berikut:
Kendaraan ringan 2 ton……………......= 1500 kendaraan
Bus 8 ton……………………………........... = 350 kendaraan
Truk 2as 13 ton……………………………. = 70 kendaraan
Truk 3as 20 ton……………………………. = 50 kendaraan
Truk 5as 30 ton……………………………. = 25 kendaraan

Jalan dibuka tahun 1990(I selama pelaksanaan = 5% per tahun); FR = 1,-; CBR tanah dasar =
4,5%; Bahan-bahan perkerasan: asbuton (MS 744); Batu pecah (CBR 100; Sirtu (CBR 50);
Pertumbuhan lalu lintas = 7,5%; umur rencana 7 +13 tahun.

Anda mungkin juga menyukai