Anda di halaman 1dari 26

PEMBUATAN FATTY ACID METHYL ESTER

LABORATORIUM REKAYASA PROSES PRODUK INDUSTRI KIMIA

KELOMPOK 3
MUHAMMAD AKBAR RAY (03031181722003) SARAH SAFIRA (03031181722007)
UNTUNG WALUYO (03031181722011) SIAU CHARISMA (03031181722015)
ANGGI MARSHELA TIARA. R (03031181722021) SISKA ERLIANA BR. S MELIALA (03031281722035)
ERIKA SISILIA (03031281722039) DANIEL SYUKUR OINTEHE. Z (03031281722059)
ERIK SALINDRA (03031181722067)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
  ABSTRAK
Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif yang dihasilkan
dari reaksi transesterifikasi antara minyak nabati atau lemak hewani
yang mengandung trigliserida dengan alkohol seperti metanol dan
etanol. Reaksi transesterifikasi umumnya memerlukan bantuan dari
katalis basa kuat seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida
sehingga menghasilkan senyawa kimia baru yang disebut dengan
metil ester. Perbandingan molar antara minyak:metanol (1:14)
sebanyak 100 mL minyak:42 mL metanol, jumlah katalis NaOH yang
digunakan sebanyak 0,92175 gr, dengan suhu 65oC dan waktu reaksi
selama 1 jam. Biodiesel yang didapatkan memiliki volume 100 mL
dengan densitas minyak 0,90467 gr/mL. Minyak biodiesel yang
didapat memiliki berat 90,47 gr dan yield sebesar . Minyak biodiesel
diuji dengan pembakaran bersama kayu, dan hasilnya minyak dapat
terbakar.
Kata kunci: biodiesel, transesterifikasi, katalis NaOH
BAB I
PENDAHULUAN
Konsumsi energi meningkat

Sumber energi semakin menipis

Energi alternatif

Biodiesel
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses pembuatan metil ester?


2. Bagaimana pengaruh kondisi operasi
terhadap pembuatan metil ester?
3. Bagaimana prinsip kerja transestersifikasi
?
Manfaat Percobaan
1. Menambah pengetahuan mengenai proses pembuatan metil
ester skala laboratorium sehingga mahasiswa diharapkan
mampu menerapkannya.
2. Memberikan informasi mengenai proses apa saja yang
dibutuhkan dan paling efektif dalam proses pembuatan metil
ester.
3. Mengembangkan cara untuk memproduksi biodiesel yang
berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
luas dalam berbagai bidang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biodiesel
Biodiesel didefinisikan sebagai senyawa ester monoalkil
yang dihasilkan dari minyak nabati dan lemak hewani dengan
senyawa utamanya adalah ester. Biodiesel menunjukkan sifat
fisis yang mirip dengan petrodiesel dan diesel sintetis, sehingga
dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan
bermesin diesel, yaitu pembakaran yang menggunakan sistem
kompresi (Putri dkk, 2012). Biodiesel diperoleh dari reaksi
transesterifikasi atau alkoholisis trigliserida alami yang
terkandung di dalam minyak nabati, lemak hewani, waste fats
and greases, minyak jelantah, atau side-stream product.
2.2. Bahan Baku Biodiesel
Minyak Jarak Minyak Kelapa Sawit

Biji jarak mengandung minyak sebesar 46% dan jika


Mengandung 44% massa minyak pada
dipress dengan alat diperoleh rendemen minyak
jarak sebesar 22-27%. Kandungan trigliserida dalam
bagian inti (kernel), mudah didapat di
minyak jarak dapat dikelola menjadi senyawa metil Indonesia, dan ramah lingkungan
ester (Setiawati dan Edwar, 2012). (Pusputaningati dkk, 2013).
Minyak Goreng Bekas Minyak Kelapa

Minyak goreng bekas merupakan salah


satu jenis minyak nabati yang paling Minyak kelapa memiliki kandungan
layak digunakan sebagai bahan baku ester yang tinggi dibandingkan
pembuatan biodiesel. Asam lemak minyak diesel. Mudah ditemukan di
yang tinggi yang terkandung pada Indonesia dan kandungan FFA yang
minyak jelantah dapat dihilangkan kecil senilai 0,149% (Joelianingsih dkk,
dengan proses transesterifikasi dan 2016).
esterifikasi (Setiawati dan Edwar, 2012).
Minyak Kedelai

Kedelai merupakan sumber bahan pangan


nabati dimana untuk setiap 100 gram
bahan kering terdiri dari 35 gram protein,
35 gram karbohidrat, 18-20 gram lemak,
serta kandungan gizi lainya. Kadar asam
lemak linoleat dan linolenat dalam kacang
kedelai (crude oil) yang dijual dipasaran
berturut-turut 53,86% dan 7,15% Minyak
kedelai disamping memiliki asam lemak
linoleat dan linolenat juga memiliki asam
lemak tidak jenuh lain seperti asam oleat
besarnya berkisar 11-60% dan asam
arakhidonat 1,5% (Isa, 2011).
2.3 Kandungan Bahan Baku
Biodiesel
Asam Lemak Bebas
Trigliserida
Minyak lemak nabati memiliki
Trigliserida merupakan penyusun
beberapa kandungan seperti asam
utama minyak nabati dan lemak hewani,
lemak bebas, fosfolipid, sterol, air,
sehingga dapat dikatakan bahwa biodiesel
odorants, dan juga jenis kandungan
bisa dibuat dari sumber minyak nabati.
pengotor lain. Kandungan pengotor
Trigliserida merupakan salah satu
yang perlu diperhatikan adalah asam
kandungan lemak yang terdapat di dalam
lemak bebas. Asam lemak bebas
jaringan adipose. Aktifitas fisik trigliserida
tinggi maka reaksi transesterifikasi
akan terpecah menjadi gliserol dan asam
sulit berjalan karena terjadi reaksi
lemak bebas (Almatsier, 2008).
penyabunan (Aziz dkk, 2011).
2.4. Macam-Macam Proses
Pembuatan Biodiesel
1. Tahap Estersifikasi
Reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asam karboksilat
dengan senyawa alkohol yang membentuk ester. Ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2
R dan R dapat berupa alkil maupun aril. Reaksi esterifikasi
merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Esterifikasi
dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+ (Prasetyo dkk, 2012).
Persamaan Reaksi Estersifikasi
2. Tahap Transestersifikasi
Biodiesel dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau
lemak dengan alkohol. Gugus alkil dalam alkohol akan menggantikan
gugus hidroksil pada struktur ester minyak dengan dibantu katalis.
NaOH dan KOH adalah katalis yang paling umum digunakan. Alkohol
yang dapat digunakan antara lain metanol, etanol, propanol, butanol
dan amil alcohol. Reaksi transesterifikasi secara umum merupakan
reaksi alkohol dengan trigliserida menghasilkan methyl ester dan
gliserol dengan bantuan katalis basa (Arita dkk, 2008).
Persamaan Reaksi Transestersifikasi
BAB III
Metodologi Percobaan
Alat: Bahan:
• Heating mantle 1. Minyak berupa minyak kedelai
• Magnetic stirrer (100 mL).
2. Metanol (42 mL)
• Labu leher tiga
3. Katalis NaOH (0,92175 gr)
• Thermometer
• Condenser
• Pipet hisap
• Pompa
• Ember
BLOK DIAGRAM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Minyak kedelai digunakan sebagai bahan baku utama untuk
dikonversikan menjadi metil ester. Minyak kedelai direaksikan dengan
metanol dengan perbandingan mol minyak:methanol (1:14) dengan
bantuan katalis NaOH. Minyak kedelai yang digunakan pada percobaan
ini tidak perlu melalui tahapan reaksi esterifikasi untuk menurunkan
kadar free fatty acid karena minyak kedelai sudah memiliki kadar free
fatty acid dibawah 2%. Suhu supaya minyak kedelai dapat bereaksi
dengan metanol dan membentuk metil ester berada di sekitar 65°C.
Proses transesterifikasi akan dilanjutkan dengan proses pencucian
untuk memisahkan produk-produk yang terbentuk dan menghilangkan
pengotor yang masih terdapat di dalam biodiesel. Proses pencucian
dilakukan di dalam corong pemisah dengan bantuan aquadest yang
sebelumnya telah dipanaskan sampai temperatur 50oC.
Katalis NaOH padat yang digunakan pada reaksi
transesterifikasi sebesar 1% dari berat minyak kedelai yang
digunakan. Volume minyak kedelai yang digunakan sebesar 100
mL dengan berat sebesar 92,175 gr. Katalis NaOH yang
digunakan sebesar 0,92175 gr. Katalis yang digunakan kemudian
dilarutkan kedalam metanol, sehingga menjadi satu fase.
Metil ester yang telah dipisahkan harus dicuci dengan
menggunakan air panas untuk mengikat gliserin, metanol sisa
reaksi dan pengotor lainnya. Metil ester yang didapatkan pada
masing-masing perbandingan minyak dan metanol setelah
dilakukan pemanasan adalah 90,47 mL untuk perbandingan
1:14. Persen konversi dari trigliserida dan persen konversi
metanol dari hasil perhitungan untuk perbandingan 1:14 adalah
97,81% dan 29,34%. Minyak biodiesel diuji dengan pembakaran
bersama kayu, dan hasilnya minyak dapat terbakar.
BAB V
PENUTUP
 
5.1. Kesimpulan
1) Proses pembuatan metil ester dari minyak nabati yaitu dengan metode
pemanasan dimana semua bahan tersebut dicampurkan, diaduk secara
konstan dan dipanaskan selama 1 jam untuk proses reaksi transestrifikasi
sehingga terbentuklah produk berupa metil ester.
2) Suhu membantu dalam pergerakan molekul. Suhu yang semakin tinggi
mengakibatkan pergerakan molekul semakin cepat, sehingga tumbukan
antar molekul pereaksi meningkat.
3) Minyak biodiesel yang didapat memiliki % yield sebesar .
5.2.Saran
1) Sebaiknya digunakan alat seperti pemanas yang dilengkapi
dengan pengaturan suhu otomatis, sehingga tidak perlu lagi untuk
menaik- turunkan pengatur suhu.
2) Suhu operasi pada saat proses transesterifikasi sebaiknya dijaga
65°C agar tidak terjadi penguapan metanol.
3) Proses pencucian hasil metil ester sebaiknya dilakukan berkali-
kali agar didapat metil ester yang lebih murni.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arita, S., Dara, M. B., dan Irawan, J. 2008. Pembuatan Metil Ester Asam Lemak Dari Cpo Off Grade
dengan Metode Esterifikasi-Transesterifikasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol 15(2): 34-43

Aziz, I., Nurbayti, S., dan Ulum, B. 2011. Pembuatan produk biodiesel dari Minyak Goreng Bekas
dengan Cara Esterifikasi dan Transesterifikasi. Jurnal Kimia Valensi. Vol. 2(3): 443-448.

Isa, I. 2011. Penetapan Asam Lemak Linoleat dan Linolenat Pada Minyak Kedelai Secara
Kromatografi Gas. Saintek Vol.6(1): 1-6.

Joelianingsih, Alghifari, M. I., Antika, F. M. 2016. Sintesis Biodiesel dari Minyak Kemiri Sunan
Katalis Homogen Melalui Reaksi Esterifikasi dan Transesterikasi Secara Brtahap. Seminar
Nasional Sains dan Teknologi 2016 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta.
1-5 Januari 2020: Hal. 1-11.
Prasetyo, A. E., Widhi, A., dan Widayat. 2012. Potensi Gliserol dalam Pembuatan Turunan Gliserol
melalui Proses Esterifikasi. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 10 (1): 26-31.

Puspitaningati, S. R., Permatasari, R., dan Gunardi, I. 2013. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa
Sawit dengan Menggunakan Katalis Berpromotor Ganda Berpenyangga γ-Alumina (CaO/KI/γ-
Al2O3) dalam Reaktor Fluidized Bed. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 2(2): 193-197.

Putri, S. K., Supranto, dan Sudiyo, R. 2012. Studi Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa
(Coconut Oil) dengan Bantuan Gelombang Ultrasonik. Jurnal Rekayasa Proses. Vol. 6(1): 20-25.

Setiawati, E., dan Edwar, F. 2012. Teknologi Pengolahan Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas dengan
Teknik Mikrofiltrasi dan Transesterifikasi Sebagai Alternatif Bahan Bakar Mesin Diesel. Jurnal
Riset Industri. Vol. 6(2): 117-127.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai