Syarat Penghapusan Piutang Tak Tertagih Pengecualian Syarat 1. Telah dibebankan sebagai biaya pada Laporan Laba/Rugi Piutang tak tertagih dengan nilai < Rp 100.000.000,00 2. Wajib Pajak menyerahkan daftar yang merupakan gunggungan beberapa kredit, antara piutang tak tertagih kepada DJP lain: 3. Piutang yang nyata-nyata tidak a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra) dapat tertagi tersebut: b. Kredit Usaha Tani (KUT) a. Telah diserahkan perkara penagihan c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS) kepada Pengadilan Negeri b. Terdapat perjanjian tertulis mengenai d. Kredit Usaha Kecil (KUK) penghapusan piutang anatara kreditur e. Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan debitur c. Telah dipublikasikan dalam penerbitan f. Kredit kecil lain sesuai kebijakan perkreditan Bank umum atau khusus Indonesia d. Adanya pengakuan dari debitur terhadap penghapusan dalam jumlah utang tertentu Pasal 9 ayat (1) huruf c UU Pajak Penghasilan melarang pembentukan dana cadangan untuk dibebankan sebagai biaya, kecuali:
a. Cadangan piutang tidak tertagih untuk usaha bank badan usaha
yang menyalurkan kredit b. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial oleh badan penyelenggara jaminan sosial c. Cadangan penjaminan untuk lembaga penjaminan simpanan d. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan e. Cadangan biaya penanaman kembali untuk kehutanan f. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan Tempat Pembuangan Limbah Industri terkait Pembentukan Cadangan Piutang Tidak Tertagih Usaha Bank Besarnya dana cadangan piutang tidak tertagih untuk dibebankan sebagai biaya usaha bank adalah: a. 5% dari kredit yang digolongkan perhatian khusus; b. 15% dari kredit yang digolongkan kurang lancar; c. 50% dari kredit yang digolongkan diragukan; d. 100% dari kredit yang digolongkan macet.
Pencatatan ke dalam jurnal
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 200.000.000,00 Piutang Usaha 200.000.000,00