Anda di halaman 1dari 3

AKUNTANSI PAJAK

Pasal 6 ayat (1) huruf h


Syarat Penghapusan Piutang Tak
Tertagih
Pengecualian Syarat
1. Telah dibebankan sebagai biaya
pada Laporan Laba/Rugi Piutang tak tertagih dengan nilai < Rp 100.000.000,00
2. Wajib Pajak menyerahkan daftar yang merupakan gunggungan beberapa kredit, antara
piutang tak tertagih kepada DJP lain:
3. Piutang yang nyata-nyata tidak a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra)
dapat tertagi tersebut:
b. Kredit Usaha Tani (KUT)
a. Telah diserahkan perkara penagihan c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS)
kepada Pengadilan Negeri
b. Terdapat perjanjian tertulis mengenai d. Kredit Usaha Kecil (KUK)
penghapusan piutang anatara kreditur e. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dan debitur
c. Telah dipublikasikan dalam penerbitan f. Kredit kecil lain sesuai kebijakan perkreditan Bank
umum atau khusus Indonesia
d. Adanya pengakuan dari debitur terhadap
penghapusan dalam jumlah utang
tertentu
Pasal 9 ayat (1) huruf c UU Pajak Penghasilan melarang
pembentukan dana cadangan untuk dibebankan sebagai
biaya, kecuali:

a. Cadangan piutang tidak tertagih untuk usaha bank badan usaha


yang menyalurkan kredit
b. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial
oleh badan penyelenggara jaminan sosial
c. Cadangan penjaminan untuk lembaga penjaminan simpanan
d. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan
e. Cadangan biaya penanaman kembali untuk kehutanan
f. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan Tempat Pembuangan
Limbah Industri terkait
Pembentukan Cadangan Piutang Tidak Tertagih
Usaha Bank
Besarnya dana cadangan piutang tidak tertagih untuk dibebankan
sebagai biaya usaha bank adalah:
a. 5% dari kredit yang digolongkan perhatian khusus;
b. 15% dari kredit yang digolongkan kurang lancar;
c. 50% dari kredit yang digolongkan diragukan;
d. 100% dari kredit yang digolongkan macet.

 Pencatatan ke dalam jurnal

Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)


Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 200.000.000,00
Piutang Usaha 200.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai