Anda di halaman 1dari 25

Pemanfaatan Minyak Jelantah

Sebagai Biodiesel 2 Tahap :


Tahap Esterifikasi dan
Transesterifikasi

Liza Monica Pasaribu


Maharani Thea Vasthi Z.
Latar belakang
• Kebutuhan paling banyak yang diperlukan untuk menunjang
kebutuhan energi manusia adalah bahan bakar minyak bumi.
• Berdasarkan Data ESDM yang diperoleh tingkat konsumsi mencapai
sekitar 1590 ribu barrel per hari, sedangkan produksi BBM di
Indonesia hanya mencapai 860 barrel per hari.
• Bahan bakar minyak bumi yang digunakan saat ini berbahan dasar
fosil, sedangkan fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui.
• Jumlah cadangan minyak bumi di Indonesia pada akhir tahun 2013
menurut perusahaan minyak dunia BP, hanya tertinggal sekitar 3,7
milliar barel atau 0,3% dari cadangan minyak dunia.
• Biodiesel merupakan salah satu alternatif bahan bakar lain yang dapat
diperbaharui, hemat energi dan ekonomis.
• Minyak jelantah merupakan limbah minyak goreng yang dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
Tujuan
• Membuat biodiesel dari minyak jelantah melalui tahap
esterifikasi dan transesterifikasi.
• Mengetahui pengaruh perbandingan mol metanol (CH3OH)
dengan trigliserida minyak jelantah terhadap produk alkil
ester.
• Mencari kondisi optimum pembuatan metil ester dari minyak
jelantah dengan variabel suhu dan persen katalis pada reaksi
transesterifikasi.
Tinjauan Pustaka
Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang terdiri dari mono
alkil ester dari fatty acid rantai panjang, yang diperoleh dari
minyak tumbuhan atau lemak binatang.
Keunggulan biodiesel dibanding dengan bahan bakar diesel
adalah sifatnya yang dapat diperbaharui, dapat digunakan
untuk industri transportasi yaitu mesin diesel, serta produksi
gas hasil pembakarannya yaknik karbondioksida (CO2) dapat
dikembalikan oleh tumbuhan
Tabel I.1 Persyaratan kualitas biodiesel menurut SNI-04-7182-2006
No. Parameter Satuan Nilai Metode

1 Massa Jenis pada Suhu 40°C Kg/m3 850-890 ASTM D 1298

2. Viksositas pada kinematik pada suhu 40°C Mm2/s (cSt) 2,3-6,0 ASTM D 445

3. Angka setana   Min. 51 ASTM D 613

4. Titik nyala (mangkok tertutup) °C Min. 100 ASTM D 93

5. Titik kabut °C Max. 18 ASTM D 2500

6. Korosi lempeng tembaga (3 jam pada suhu 30°C)   Max. no.3 ASTM D 130

Residu karbon
Max 0,05
7. - Dalam contoh asli %-massa
(Max. 0,3)
ASTM D 4530
- Dalam 10 % ampas tebu

8. Air dan sedimen %-vol Max. 0,05 ASTM D 2709 atau ASTM D
1796

9. Temperatur distilasi 90% °C Max. 360 ASTMD1160

10. Abu tersurfaktan %-massa Max. 0,02 ASTM D 874

ASTM D 5453 atau ASTM D


11. Belerang Ppm-m (mg/Kg) Max. 100 1266

12. Fosfor Ppm-m (mg/Kg) Max. 10 AOCS Ca 12-55

13.
AOCS Cd 3d-63 atau ASTM D
  Angka asam Mg-KOH/Kg Max. 0,8
664
 

14. Gliserol bebas %-massa Max. 0,02 AOCS Ca 14-56 ASTM D 6584

15. AOCS Ca 14-56 atau ASTM D


Gliserol total %-massa Max. 0,24
  6584

16. Kadar ester alkil %-massa Min. 96,5 Dihitung

17. Angka Iodium %-massa Max. 115 AOCS Cd 1-25

18. Uji halpen %-massa Negatif AOCS Cb 1-25.


Minyak Jelantah

Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari


dua atau tiga kali penggorengan dan dikategorikan sebagai
limbah . Proses pemanasan selama minyak digunakan
merubah sifat fisika-kimia minyak. Pemanasan tersebut dapat
mempercepat hidrolisis trigliserida dan meningkatkan asam
lemak bebas (FFA) di dalam minyak.
Alkohol
Alkohol merupakan komponen utama yang diperlukan dalam
reaksi produksi biodiesel. Metanol merupakan salah satu jenis
alkohol yang paling diminati dalam proses produksi biodiesel.
Hal ini disebabkan metanol merupakan memiliki reaktivitas yang
paling di antara alkohol jenis lainnya.
Katalis KOH
Katalis sering ditambahkan dalam suatu reaksi dimaksudkan
untuk menurunkan besarnya energi aktivasinya dan
meningkatkan kecepatan reaksi.
Katalis dibedakan menjadi 3 jenis yaitu katalis homogen, katalis
heterogen, dan biokatalis.
Pada reaksi esterifikasi dan transesterifikasi banyak digunakan
katalis homogen, dikarenakan tidak membutuhkan suhu dan
tekanan yang tinggi dalam reaksi serta memerlukan jumlah
alkohol yang sedikit dan waktu reaksi yang lebih singkat.
Reaksi Esterifikasi

Reaksi esterifikasi adalah reaksi yang terjadi antara asam lemak


bebas dengan metanol menghasilkan alkil ester dan air
Reaksi Transesterifikasi
Reaksi Transesterifikasi adalah reaksi antara trigliserida dengan
alkohol menghasilkan alkil ester dan gliserol.
Batasan Masalah
• Bahan baku pembuatan metil ester yang digunakan adalah minyak
jelantah (Waste Cooking Oil).
• Pada proses esterifikasi, tidak ada variabel yang ditinjau.
• Pada proses transesterifikasi, variabel yang ditinjau adalah rasio mol
minyak dengan alkohol, persen katalis terhadap berat minyak (%),
dan waktu reaksi. Untuk variabel waktu reaksi yaitu 20, 40, 60, 80,
100, 120 dan 140 menit. Untuk variabel perbandingan berat katalis
terhadap berat minyak yaitu 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5%. Untuk
variabel perbandingan rasio mol minyak : metanol yaitu 1:3, 1:6, 1:9,
1:12 dan 1:15.
• Katalis yang digunakan adalah KOH Pure Analyst.
• Penelitian ini hanya sampai pembuatan metil ester, dilanjutkan
dengan menganalisis beberapa sifat dari metil ester yaitu densitas,
viskositas kinematis, flash point dan pour point dari kondisi optimum.
Hipotesa
• Semakin lama waktu reaksi, maka konversi yang diperoleh
akan semakin besar karena interaksi antar molekul semakin
intensif sampai waktu tertentu.
• Semakin besar perbandingan berat katalis (%) terhadap berat
minyak, maka konversi yang diperoleh semakin besar sampai
jumlah tertentu.
• Semakin besar jumlah molar alkohol akan membuat reaksi
bergeser ke kanan sehingga jumlah produk yang dihasilkan
semakin banyak sampai jumlah tertentu. 
Pelaksanaan Penelitian
Alat dan Bahan
Bahan :
• Minyak Jelantah diperoleh dar Lesehan Pecel Lele
• Metanol diperoleh dari CV. Chemix
• Asam Sulfat (H2SO4) diperoleh dari CV. Chemix
• KOH Pure Analyst diperoleh dari CV. Chemix
• Aquadest diperoleh dari CV. Chemix
Rangkaian Alat
Keterangan :
1. Labu leher tiga
2. Motor pengaduk
3. Termometer
4. Pendingin balik
5. Water bath
6. Klem
7. Statif
8. Pengaduk
 
 

Gambar II.1 Rangkaian Alat Esterifikasi dan Transesterifikasi


Diagram Alir
Proses Esterifikasi
Minyak Jelantah Analisa I
300 ml

Reaksi Esterifikasi
Metanol 99,5% T= ± 60°C
128,5ml+ H2SO4 3 ml T = 2 jam
Kec pengadukan = 450rpm

Didiamkan selama
± 24 jam

Pemisahan Air

Air, sisa metanol,


sisa katalis
Aquadest Pencucian ester
Zat-zat pengotor

Ester Analisis II
Tahap Transesterifikasi
Reaksi Transesterifikasi
Metanol 99,5% T = ± 65°C
t = (20, 40, 60,80,100,
+ KOH
120,140) menit
% berat katalis = (0,5%, 1%,
Minyak jelantah 1,5%, 2%, 2,5%)
Perbandingan mol metanol : mol
hasil esterifikasi minyak = (3:1, 6:1, 9:1, 12:1,
15:1)
kecepatan pengadukan = 450
rpm

Didiamkan
selama 24 jam

Pemisahan Gliserol Analisis


III

Air, sisa metanol,


sisa katalis
Aquadest Pencucian metil
ester
Zat –zat
pengotor

Biodiesel Analisis IV
murni
Hasil Penelitian
Proses Esterifikasi
Kadar asam lemak bebas minyak jelantah mula-mula = 7,17 %
Tahap esterifikasi dilakukan menggunakan keadaaan optimum
(didapat dari penelitian sebelumnya), yaitu :
Suhu reaksi (°C) = 60
Waktu reaksi (menit) = 120
Kec.pengadukan (rpm) =450
Perbandingan mol metanol : minyak = 6 :1
Persen volume katalis (% dari vol. minyak) =0,6
Kadar asam lemak bebas minyak jelantah setelah di esterifikasi =
0,48 %
Proses Transesterifikasi
Variabel Waktu

80

70

60

50
Konversi (%)

40

30 model
data

20

10

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Waktu reaksi (menit)

Gambar III.1. Pengaruh perbandingan waktu reaksi terhadap


konversi (%)
Variabel % berat katalis
80

70

60

50
Konversi (%)

40 model
Polynomial
(model)
30
data
20

10

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Katalis (%)

Gambar III.2. Pengaruh perbandingan berat katalis dengan berat minyak (%) terhadap
konversi (%)
Variabel perbandingan mol metanol : mol
minyak
80

70

60

50
Konversi (%)

40 data
model
30 Polynomial (model)

20

10

0
2 4 6 8 10 12 14 16
Mol metanol

Gambar III.3. Pengaruh perbandingan mol metanol dengan mol


minyak terhadap konversi (%)
Hasil Analisis Sifat Fisis
• Viskositas : 2,3085 cSt
• Densitas : 866,4 kg/cm3
• Titik Kabut : 15 oC
• Titik Tuang : 5 oC
• Nilai Kalor : 11087,437 kkal/kg
Kesimpulan
• Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kondisi optimum yaitu
pada waktu reaksi 100 menit, berat katalis 1% dari berat
minyak dan perbandingan mol metanol dengan mol minyak
sebesar 6:1, diperoleh konversi sebesar 75,6%
Saran
• Reasi transesterifikasi denga katalis KOH hanya menghasilkan
konversi sebesar 75,6%. Sehingga perlu dicoba menggunakan
katalis basa kuat lainnya untuk meningkatkan konversi

Anda mungkin juga menyukai