Menjadi guru dan dosen merupakan bentuk pengabdian, pengembangan, dan pelestarian bahasa indonesia sebagai jati diri bangsa. Dosen dan guru harus mampu memberikan teladan berbahasa secara lisan dan tertulis. Karena pepatah mengatakan “guru kencing berdiri maka murid akan kencing belari”,Sebagai dosen dan guru harus benar-benar mendidik dengan hati agar menjadi teladan bagi peserta didiknya. Untuk menjadi pilar teladan berbahasa harus dipahami arti penting, fungsi, dan upaya pengembangan, serta pelestarian bahasa indonesia dalam rangka mencerdaskan dan membentuk kepribadian bangsa yang berkarakter dan cerdas.
Peran Kyai sebagai pilar teladan Seorang yang disebut sebagai kyai,mendidik dan membimbing para santri agar menjadi manusia beriman, berilmu, dan berakhlakul karimah. Kyai adalah pemimpin pondok pesantren dan pemegang otoritas tertinggi dalamlembaga itu. Sebagai pengajar di pesantren kyai meliliki pengaruh yang kuat bagi keseluruhan elemen pesantren. Bahkan profesinya sebagai pengajar dan penganjur Islam berbuah pengaruh yang melampaui batas-batas pesantren itu berada, Selain profesinya sebagai pengajar ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh pada masyarakat secara umum yakni sifat wibawa, kesalehan, serta ketinggian ilmu yang membawa daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Guru, Dosen dan Kyai adalah pilar teladan, oleh karna itu Untuk menjadi pilar teladan berbahasa harus dipahami arti penting, fungsi, dan upaya pengembangan serta pelestarian bahasa Indonesia dalam rangka mencerdaskan dan membentuk kepribadian bangsa yang berkarakter kuat dan cerdas. Macam-Macam Peran Dosen :
1) Dosen sebagai Pembimbing
2) Dosen sebagai Model dan Teladan
3) Dosen sebagai Evaluator
Untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional, kita sebagai warga negara Indonesia harus tetap memperhatikan landasan fundamental bahasa Indonesia yaitu Pertama, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dimana didalamnya mengandung makna bahwa bahasa daerah termasuk bahasa jawa memiliki hak yang sama dengan bahasa Indonesia.Kedua, penjelasan Pasal 36 UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Di daerah daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik maka bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga sebagai bentuk kekayaan budaya oleh Negara Indonesia”. Terimakasih