Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“UMPAN BALIK NEGATIF”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah


Rangkaian Terintegrasi

NAMA KELOMPOK 4 : RIZKI AMELIA (4172121031)


SARI SITI WAHYUNI (4171121033)
SRI W. BR. GINTING (4171121034)
YANA N. BERUTU (4173321060)
YUNI S. P. SIMBOLON (4171121038)
YUNUS A.M. SIREGAR (4173321063)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA D 2017
DOSEN PENGAMPU : ABDUL RAIS, S.Pd., S.T., M.Si

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Judul dari
makalah ini adalah ”Umpan Balik Negatif”. Makalah ini dimaksudkan untuk
menyelesaikan tugas Rangkaian Terintegrasi.
Saya tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung
saya dalam menyusun makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah
Rangkaian Terintegrasi maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa sebagai manusia, saya juga pasti tidak luput dari
kesalahan dalam hal penyusunan makalah ini baik dalam isi yang terlampir
maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaca
sangat dibutuhkan dalam memperbaiki makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi harapan sebagai pemenuhan
tugas dalam mata kuliah Rangkaian Terintegrasi. Akhir kata, saya mengucapkan
Terima Kasih.

Medan, 25 Oktober 2019

Kelompok 4

ii | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I (PENDAHULUAN) ................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 5
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 5
1.3 Manfaat Penulisan ........................................................................................... 5
BAB II (PEMBAHASAN) .................................................................................. 6
2.1 Umpan Balik Tegangan Tak Membalik .......................................................... 6
2.2 Pengaruh-pengaruh lain dari Umpan-Balik Tegangan Tak Membalik ......... 10
2.3 Umpan Balik Arus Tak Membalik ................................................................ 11
2.4 Empat Jenis Umpan balik Negatif................................................................. 13
2.5 Pengaruh Umpan Balik Negatif .................................................................... 17
BAB III (PENUTUP) ........................................................................................ 20
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21

iii | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpindahan energi dari keluaran suatu jaringan listrik ke masukannya
dinamakan umpan-balik (feedback) Modifikasi penampilan yang berarti suatu
penguat akan terjadi kalau sebagian (atau kadang-kadang seluruhnya) sinyal
keluaran dari penguat diumpankan-balik dan ditambahkan ke sinyal masukan.
Penguat tersebut kemudian diberi nama penguat umpan-balik.
Ada dua jenis umpan-balik: (i) umpan-balik negatif, dan (i) umpan-balik
positif. Kalau penambahan sinyal umpan-balik mengurangi besarnya sinyal
masukan, maka umpan-balik tersebut dinamakan umpan-balik negatif. Perolehan
(penguatan) penguat secara keseluruhan, dengan adanya umpan-balik negatif,
akan menurun. Sebaliknya, kalau penambahan sinyal umpan-balik memperbesar
besarnya sinyal masukan, umpan-balik tersebut dinamakan umpan-balik positif.
Penerapan umpan-balik positif memperbesar perolehan umpan-balik keseluruhan.
Umpan-balik negatif kadang-kadang dinamakan umpan-balik inversi atau
degenerasi. Demikian pula, umpan-balik positif dinamakan umpan-balik langsung
atau regenerasi.
Walaupun penerapan umpan-balik negatif memperkecil perolehan penguat,
namun banyak muncul keuntungan dari umpan-balik negatif tersebut. Sehingga
penggunaan umpan-balik negatif sangat luas. Sebaliknya, penggunaan umpan-
balik positif mengarah ke ketidakstabilan perolehan penguat.. Sehingga jenis
umpan-balik ini tidak umum digunakan dalam penguat. Terutama hanya
digunakan sebagai osilator dan jarang sekali dalam pesawat penerima radio dan
penguat-penguat lebar pita sempit. Pembahasan lebih lanjut mengenai umpan
balik negatif akan diuraikan di makalah ini.

4|Makalah Rangkaian Terintegrasi Kelompok 4


1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1.2.1 Memenuhi 6 tugas KKNI Mata Kuliah Rangkaian Terintegrasi di
Unversitas Negeri Medan
1.2.2 Mengetahui gambaran umum mengenai umpan balik negatif
1.2.3 Mengetahui jenis umpan balik negatif
1.2.4 Mengetahui pengaruh umpan balik negatif

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk :
1.3.1 sebagai panduan atau referensi dalam mata kuliah Rangkaian Terintegrasi
1.3.2 sebagai tambahan pengetahuan mengenai umpan balik negatif

5|Makalah Rangkaian Terintegrasi Kelompok 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Umpan Balik Tegangan Tak Membalik


Tipe umpan-balik yang paling dasar adalah umpan balik tegangan tak
membalik. Dengan umpan balik jenis ini, sinyal masuk menggerakkan masukan
tak membalik dari penguat; sebagian dari tegangan keluar kemudian dicuplik dan
diumpankan kembali ke masukan pembalik. Penguat dengan umpan-balik
tegangan tak membalik cenderung berlaku seperti penguat tegangan yang
sempurna, yang mempnyai impedansi keluar nol, dan bati tegangan yang tetap.

+ 𝑉𝐾𝑒𝑠
𝑅1
𝑉𝑖𝑛 + + -
𝑉1
- - 𝑅𝐿 +
~ 𝑣𝑜𝑢𝑡
+

𝑉2 𝑅2
\
-

Gambar 1.1. umpan-balik tegangan yang membalik


a. Tegangan Kesalahan
Dalam penguat umpan-balik, perbedaan antara tegangan masuk membalik
dan membalik disebut tegangan keslahan. Persamaannya.
v kes  v1 v 2
Tegangan kesalahan ini diperkuat untuk mendapatatkan tegangan keluar
sebesar
vout  AVkes
Biasanya,A berharga amat besar. Dengan demikian, agar transistor keluaran
tidak sampai jenuh, 𝑉𝑘𝑒𝑠 harus dijaga agar tetap sangat kecil. Misalnya, bila bati
tegangan diferensial 100.000, tegangan kesalahan yang hanya 0,1 mV dapat
menghasilkan tegangan keluar 10 V.
Tegangan kesalahan penguat adalah

6|Makalah Rangkaian Terintegrasi Kelompok 4


v kes  v1 v 2  vin  Bv out
Harga ini diperkuat untuk mendapatkan tegangan keluar sekitar:
vout  AVkes = A(vin  Bv out )
Bila persamaan ini di daur kembali kita akan memperoleh:
vout A
 (1-1)
vin 1  AB
Dimana:
𝑣𝑜𝑢𝑡 = tegangan keluar
𝑣𝑖𝑛 =tegangan masuk
A= bati tegangan diferensial
B=sebagian dari tegangan keluar yang diumpan-balikkan ke masukan.

b. Bati Tegangan Pendekatan


Hasil kali AB disebt bati simpal.Agar umpan-balik tegangan tak membalik
dapat bekerja, seorang perancang hendaknya dengan seksama membuat bati
simpal AB jauh lebih besar daripada 1, sehingga persamaan (1-1) dapat
disederhanakan menjadi:
vout 1

vin B
c. Pandangan Yang Disederhanakan
Bati tegangan diferensial yang tinggi, tegangan masukan membalik di
bootstrap dalam harga mikro-volt terhadap masukan tak membalik. Ini berarti
bahwa:
v1  v 2
Artinya
vin  Bv out
Atau
v out 1

v in B

7|Makalah Rangkaian Terintegrasi Kelompok 4


d. Bati Tegangan Yang Mantap
Penelaah yang sama berlaku pula pada tegangan diferensial.bila A turun,
tegangan keluar berusaha untuk turun. Akibatnya tegangan umpan balik juga
turun dan menyebabkan vkes naik. Efek ini dapat mengurangi penurunan pada bati
A.
e. Analisa Matematik
Pada gambar (1-1), pembagi tegangan mengembalikan cuplikan tegangan
keluar masukan membalik. Bila pembagi tegangan tampak kaku bagi masukan
membalik, tegangan umpan baliknya adalah:
𝑅1
𝑣2 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2 𝑜𝑢𝑡
Persamaan ini biasanya ditulis sebagai:
𝑣2 = 𝐵𝑣𝑜𝑢𝑡
Dimana B adalah sebagian dari tegangan keluar yang diumpan-balikkan ke
masukan. Persamaannya adalah:
𝑅2 ‖rin
𝐵=
R1+𝑅2 ‖rin
f. Bati Tegangan Simpal Terbuka

+
-
𝑅1
~
+
𝑅2 ‖R 2 𝑅𝐿
𝑣𝑜𝑢𝑡
𝑅2

Gambar 1.2.simpal terbuka


Bati tegangan simpal terbuka 𝐴𝑂𝐿 , adalah perbandingan 𝑣𝑜𝑢𝑡 ⁄𝑣𝑖𝑛 dengan
jalur umpan-balik dibuka,seperti gambar diatas. Bila kita membuka simpal
umpan –balik, impedansi pada masing-masing terminal tidak boleh diganggu.
Itulah sebabnya terminal masuk membalik dikembalikan ke tanah melalui
resistansi ekivalen:

8|Makalah Rangkaian Terintegrasi Kelompok 4


𝑅𝐵 = 𝑅2 ‖R 2
dan terminal kelu dibebani dengan resistansi ekivalen:
𝑟𝐿 = (𝑅2 +R 2 )‖ 𝑅𝐿

Biasanya 𝑟𝐿 jauh lebih besardaripada impedansi keluar penguat, sehingga


bati tegangan simpal terbuka 𝐴𝑂𝐿 hanpir sama dengan bati tegangan diferensial A.

g. Bati Tegangan Simpal Tertutup


Bati tegangan simpal tertutup adalah bati tegangan keseluruhan bila jalur
umpan-balik ditutup.persamaan (1-1) kadang-kadang ditulis sebagai:
AOL
ACL  (1-3)
1  AOL B

Dimana: ACL =bati tegangan simpal tertutup (closed-loop voltage gain)

AOL =bati tegangan simpal terbuka (open-loop voltage gain)≅ A


B =sebagian umpan-balik
Pada banyak penguat umpan-balik, bati simpal AOL B jauh lebih besar
daripada 1, dan pada persamaan (1-3) disederhanakan menjadi:
1
ACL ≅
B
(1-4)
Karena B≅ ‖(𝑅2 +R 2 ) , bentuk yang lainnya adalah:
(𝑅2 +R2 )
ACL ≅ 𝑅2

Yang sering ditulis sebagai:


𝑅
ACL =𝑅1 +1 (1-5)
2

9|Makalah Rangkaian Terintegrasi Kelompok 4


2.2 Pengaruh-pengaruh lain dari Umpan-Balik Tegangan Tak Membalik

1. Impedansi Masuk
Untuk mencari besarnya impedansi masuk simpal tertutup kita menurunkan
𝑣
ungkapan untuk 𝑖𝑛⁄𝑖 dari gamabr (1-3) diperoleh:
𝑖𝑛

𝑣𝑖𝑛 = 𝑣𝑘𝑒𝑠 + Bv out

Atau
𝑣𝑖𝑛 = 𝑣𝑘𝑒𝑠 +A Bv error =(1+AB) 𝑣𝑘𝑒𝑠

Karena 𝑣𝑘𝑒𝑠 = 𝑖𝑖𝑛 𝑟𝑖𝑛 , maka:


𝑣𝑖𝑛 =(1+AB) 𝑖𝑖𝑛 𝑟𝑖𝑛
Atau
𝑣𝑖𝑛
=(1+AB) 𝑟𝑖𝑛
𝑖𝑖𝑛
𝑣𝑖𝑛
Perbandingan ⁄𝑖 adalah impedansi masuk yang dilihat oleh sumber.
𝑖𝑛

dengan demikian kita dapat menulis:


𝑟𝑖𝑛(𝐶𝐿)= =(1+AB) 𝑟𝑖𝑛
Dimana: 𝑟𝑖𝑛(𝐶𝐿)= impedansi masuk simpal tertutup
𝑟𝑖𝑛 = impedansi masuk simpal terbuka
AB =bati simpal

Penggunaan umpan-balik tegangan tak membalik dengan op-amp


meningkatkan impedansi masuk sampai mendekati tak terhingga. Ini berarti

10 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
bahwa op-amp yang menggunakan umpan-balik tegangan tak membalik
mendekati penguat tegangan ideal.

2. Impedansi Keluar
pada gambar 1.3, keluaran op-ampbekivalen dengan tegangan Thevenin
𝐴𝑉𝑘𝑒𝑠 dan impedansi keluar 𝑟𝑜𝑢𝑡 . Bila 𝑅𝐿 turun , arus keluar mengalir lebiha
banyak, dan menimbulkan penurunan tegangan dalam yang lebih besar melintas
𝑟𝑜𝑢𝑡 . Ini berarti bahwa 𝑣𝑜𝑢𝑡 berusaha untuk turun. Karena tegangan yang
diumpankan kembali ke masukan lebih sedikit, 𝑣𝑘𝑒𝑠 naik. Hal ini menghasilkan
tegangan keluar Thevenin ya `ng lebih besar, yang dapat mengurangi ekivalen
kenaikan tegangan jatuh melintas 𝑟𝑜𝑢𝑡 . Efeknya ekivalen dengan menurunkan
impedansi keluar dan penguat umpan-balik.
Lampiran 1 membuktikan persamaan berikut:
𝑟𝑜𝑢𝑡(𝐶𝐿)= 𝑟𝑜𝑢𝑡
1+𝐴𝐵

(1-6)
Dimana: 𝑟𝑜𝑢𝑡(𝐶𝐿)= impedansi keluar simpal tertutup
𝑟𝑜𝑢𝑡 = impedansi keluar simpal terbuka
AB =bati simpal
Bila bati simpal lebih besar dari 1, 𝑟𝑜𝑢𝑡(𝐶𝐿) jauh lebih kecil dari 𝑟𝑜𝑢𝑡 .
Kenyataanya umpan balik tegangan tak mebalik dengan op-amp menghasilkan
impedansi keluar yang mendekati nol, yaitu kasus ideal untuk penguat tegangan

2.3. Umpan Balik Arus Tak Membalik


Dengan umpan-balik arus tak membalik, tegangan masuk menggerakkan
masukan tak membalik dari penguat, dan arus keluar dicuplik untuk mendapatkan
tegangan umpan-balik. Arus tak membalik cenderung berlaku seperti pengubah
tegangan arus yang sempurna, yaitu yang mempunyai impedansi arus yang tak
terhingga, impedansi keluar tak terhingga, dan transkonduktasi yang mantap
(stabil),

11 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
1. Rangkaian Ekivalen AC
Gambar diatas memperlihatkan rangkaian ac untuk penguat umpann-balik
dengan umpan-balik arus tak membalik. Tahanan beban dan tahanan umpan-balik
tersusun secara seri. Oleh karena itu arus beban mengalir melalui tahanan umpan-
balik. Tegangan balik sebanding dengan arus beban karena:
𝑣2 = 𝑖𝑜𝑢𝑡 𝑅𝐹
Bila tegangan umpan balik sebanding dengan arus keluar, rangkaian itu
mempunyai umpan balik arus.
2. Arus Keluar Yang Mantap
Umpan-balik arus memantapkan arus keluar. Artinya tegangan masuk
yang tetap akan menghasilkan ars keluar yang hampir tetap, meskipun ada
perubahan padabati simpal terbuka dan resistansi beban. Misalnya, bila bati
tegangan simpal terbka turun, maka arus keluar berusaha untuk turun, ini
mengakibatkan tegangan umpan-balik berkurang dan tegangan kesalahan
bertambah. Kenaikan tegangan kesalahan ini hampir mengimbangi seluruh
penurnan bati tegangan simpal terbuka, sehingga arus keluar hampir selalu tetap.
Uraian yang sama dapat pula diterapkan bila bati simpal terbuka naik.
Usaha kenaikan pada arus keluar hampir dihilangkan dengan umpan balik negatif.
3. Analisa matematik
Penguat umpan balik pada gambar 1.4 mempunyai bati tegangan simpal
tertutup sebesar
A
ACL 
1  AB

12 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
Dimana
𝑅𝐹
B=𝑅
𝐿 +𝑅𝐹

Arus keluar adalah:


𝑣𝑜𝑢𝑡 𝐴𝐶𝐿 𝑣𝑖𝑛
𝑖𝑜𝑢𝑡 = =
𝑅𝐿 + 𝑅𝐹 𝑅𝐿 + 𝑅𝐹
Yang dapat diubah menjadi
𝑖𝑜𝑢𝑡 𝐴𝐶𝐿
=𝑅 (1-7)
𝑣𝑖𝑛 𝐿 +𝑅𝐹

Bila bati simpal tinggi, 𝐴𝐶𝐿 hampir sama dengan 1/B dari persamaan (1-7)
memberikan
𝑖𝑜𝑢𝑡 (𝑅𝐿 +𝑅𝐹 )/𝑅𝐹

𝑣𝑖𝑛 𝑅𝐿 +𝑅𝐹

𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑖𝑜𝑢𝑡 1
≅𝑅 (1-8)
𝑣𝑖𝑛 𝐹

Persamaan ini mengatakan bahwa perbandingan arus keluar terhadap


tegangan masuk sama dengan kebalikan dari 𝑅𝐹 . Karena 𝑅𝐹 adalah tahanan
luar, 𝑖𝑜𝑢𝑡 /𝑣𝑖𝑛 mempunyai harga tetap yang tidak bergantung pada bati tegangan
simpal terbuka dan resistansi beban.
4. Transkonduktansi
Penguat umpan-balik arus tak membalik sering disebut sebagai penguat
transkonduktansi, dari persamaan(1.8) ditulis dengan:
1
𝑔𝑚 ≅ 𝑅 (1-8)
𝐹

𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎: 𝑔𝑚 =transkonduktansi
𝑅𝐹 =tahanan umpan-balik arus

2.4 Empat Jenis Umpan Balik Negatif


Masukan bagi penguat umpan balik negative dapat berupa tegangan atau
arus. Juga, sinyal keluaran dapat berupa tegangan atau arus. Ini menunjukkan
bahwa terdapat empat jenis umpan balik negative. Seperti yang ditunjukkan pada
gambar 19-1, jenis pertama memiliki masukan berupa tegangan dan keluaran
berupa tegangan. Rangkaian yang menggunakan jenis umpan balik negative ini

13 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
disebut dengan sumber tegangan yang dikendalikan dengan tegangan (voltage-
controlled voltage source/VCVS). VCVS adalah penguat tegangan yang ideal
karena memiliki perolehan tegangan yang stabil, impedansi masukan tak
terhingga, dan impedansi keluaran nol.
Pada jenis umpan balik negative kedua, arus masukan mengendalikan
keluaran berupa tegangan. Rangkaian yang menggunakan jenis umpan balik ini
disebut dengan sumber tegangan yang dikendalikan dengan arus (current-
controled voltage source/ ICVS). Karena ICVS disebut dengan penguat
transresistansi. Digunakannya kata resistansi karena rasio vout/ vinmemiliki unit
ohm. Prefiks trans merujuk pada penggunaan rasio kuantitas masukan terhadap
kuantitas keluaran.
Jenis umpan balik negative ketiga memiliki masukan tegangan yang
mengendalikan keluaran arus. Rangkaian yang menggunakan jenis umpan balik
negative ini disebut dengan sumber arus yang dikendalikan dengan tegangan
(voltage-controlled curret source/ VCIS). Karena masukan masukan yang berupa
tegangan mengendalikan keluaran yang berupa arus, maka kadangkala VCIS
disebut dengan penguat transkonduktansi. Digunakannya kata konduktansi karena
rasio iout/vinmemiliki unit siemen(mhos).
Pada jenis umpan balik negative yang keempat, masukan yang berupa arus
diperkuat untuk memperoleh keluaran arus yang lebih besar. Rangkaian yang
menggunakan jenis ini disebut dengan sumber arus yang dikendalikan dengan
arus(current controlled current source/ ICIS). ICIS merupakan penguat arus yang
ideal karena memiliki perolehan arus yang stabil, impedansi masukan nol, dan
impedansi keluaran yang tak hingga.

14 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
Table 19-1 umpan balik negative ideal
Masuka Keluar Rangkai Zi Mengub Rasi Symb Tipe penguat
n an an n ah o ol
V V VCVS ∞ vout/v AV Penguat
in tengangan
I V ICVS 0 i to v vout/ii rm Penguat
n transresistence
V I VCIS ∞ v to i iout/vi gm Penguat
n transconducta
nce
I I ICIS 0 iout/ii Ai Penguat arus
n

Bersama dengan penguat transistansi dan penguat transkonduktansi akan


terdengar aneh pada mulanya, karena kuantitas masukan dan keluarannya berbeda.
Karena inilah, banyak insinyur dan teknisi lebih suka menganggap rangkaian ini
sebagai converter. Sebagai contoh, VCIS juga disebut dengan converter tegangan
ke arus. Anda berikan tegangan sebagai masukan dan anda akan memperoleh arus
sebagai keluarannya. Begitu pula. IVCS juga disebut dengan converter arus ke
tegangan. Arus sebagai masukan, dan tegangan sebagai keluarannya.

15 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
(a) sumber tegangan yang dikendalikan tegangan
(b) sumber tegangan yang dikendalikan arus

a. perolehan tegangan VCVS


Perolehan kalang adalah perolehan tegangan jalur maju dan umpan balik.
Pada setiap rancangan praktis, nilai perolehan kalang sangat besar. Sebagai
akibatnya, perolehan tegangan kalang tertutup menjadi sangat stabil karena tidak
lagi tergantung pada karakteristik penguat. Bahkan, hampir seluruhnya tergantung
pada karakteristik resistor eksternal.
b. persamaan VCVS lainnya
Umpan balik negative VCVS memiliki efek pembetulan pada riak sebuah
penguat karena ia menstabilkan perolehan tegangan, menaikkan impedansi
masukan, menurunkani mpedansi keluaran, dan menurunkan distorsi harmonic.
c. penguat ICVS
ini adalah penguat trans resistansi, ekuivalen dengan converter arus
ketegangan. Karena adanya ground virtual, maka ia idealnya memiliki impedansi
masukan nol,. Arus masukan menghasilkan nilai tegangan keluaran yang tepat.
d. penguat ICIS
karena umpan balik negative yang besar, penguat ICIS mendekati penguat
arus yang sempurna , yang memiliki impedansi masukan nol dan impedansi
keluaran tak hingga

16 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
e. BANDWIDTH
Umpan balik negative menaikkan bandwidth penguat karena adanya roll-off
pada perolehan tegangan kalang terbuka berarti bahwa lebih sedikit tegangan yang
diumpan balikkan, yang menghasilkan tegangan masukan yang lebih banyak
sebagai kompensasinya. Karena inilah, besar frekuensi cut off kalang tertutup
lebih tinggi dari pada frekuensi cut off kalang terbuka.

2.5 Pengaruh Umpan Balik Negatif


Dalam bagian ini akan kita anggap pengaruh umpan-balik negatif pada
karakteristik penguat. Sifat-sifat ini adalah perolehan, daerah dinamis atau
kapasitas penanganan sinyal, tingkat daerah keluaran, tanggapan frekuensi,
tanggapan fase, dan impedansi masukan dan keluaran. Dibawah ini akan dibahas
bagaimana umpan-balik negatif yang kita berikan ke suatu penguat akan
mempengaruhi karakteristik ini
Stabilitas penguatan : perolehan keseluruhan suatu penguat dengan umpan
balik negative sama dengan
𝐴
Af =1+𝐴𝛽′ (10.10)

Dimana | 1 + A𝛽 | > 1
Kalau | A𝛽| > 1, Persamaan (10.10) menjadi
𝐴
Af =𝛽 (10.11)

Jadi, Af tidak bergantung pada perolehan penguat dasar A : Af Hanya


tergantung pada rangkaian umpan balik. Karena rangkaian umpan balik biasanya
merupakan elemen pasif stabil, maka perubahan tegangan catu, yang mempunyai
pengaruh besar pada A, akan mempunyai pengaruh yang dapat diabaikan pada Af.
Perolehan penguat keseluruhan dengan umpan balik dengan demikian lebih stabil.
Kalau besarnya perolehan dalam lingkar dalam penguat umpan balik
negative tidak besar, tingkat stabilitas perolehan didapatkan lewat diferensiasi
persamaan (10.10) terhadap A. kita dapatkan
𝑑𝐴𝑓 1 𝑑𝐴
= 𝐴𝑓 = 1+𝐴𝛽 (10.12)
𝐴𝑓 𝐴

Kepekaan (sensitivitas) perolehan pindah dari penguat umpan balik Af


terhadap perolehan penguat dalam A didefinisikan sebagai perbandingan

17 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
perubahan fraksi perolehan dengan umpan balik. Sehingga kepekaan perolehan S
dari penguat balik diberikan oleh persamaan
𝑑𝐴𝑓 𝑑𝐴 1
S = ( 𝐴𝑓 )/ 𝐴 = 1+𝐴𝛽 (10.13)

Kebalikan kepekaan (sensitivitas) dinamakan desensitivitas. desensitivitas D


adalah
D = 1+ A𝛽 (10.14)
Dari persamaan (10.12) dan (10.14) kita dapatkan
dAf 𝑑𝐴
= /𝐷 (10.15)
Af 𝐴

Jadi, perubahan fraksional (relative) perolehan tanpa umpan balik dibagi


oleh desentivitas D, kalau ditambah umpan balik. Karena D selalu lebih besar dari
satu umpan balik negative simpulkan bahwa persen perubahan perolehan penguat
dengan umpan-balik negatif kurang dari persen perubahan perolehan tanpa
umpan-balik.
Berkurangnya distorsi nonlinear : Kalau sinyal amplitude besar diberikan
ke masukan penguat, sinyal keluaran terdistorsi Yakni, suatu tegangan distorsi,
selain komponen sinyal, muncul pada keluaran penguat. Penggunaan umpan-balik
negatif ke penguat memperkecil tegangan keluaran distorsi dengan faktor
1
Komponen sinyal dari tegangan keluaran juga menurun dengan faktor yang
1+𝐴𝛽

sama. Tetapi pengurangan ini dapat dikompensasikan oleh bertambahnya sinyal


masukan oleh jumlah berkurangnya perolehan penguat. Jadi, penambahan umpan-
balik negatif ke penguat memperbesar kapasitas penanganan sinyal dalam daerah
dinamis.
Berkurangnya derau keluaran : Derau yang muncul pada masukan suatu
penguat diperkuat oleh penguat bersama-sama dengan sinyal. Penambahan
umpan-balik negatif ke penguat mengurangi tegangan derau keluar sebesar faktor
1
karena perolehan penguat berkurang dengan faktor yang sama. Perlu dicatat,
1+𝐴𝛽

bahwa tidak ada perbaikan perbandingan sinyal ke derau pada keluaran penguat
dengan umpan-balik negatif, karena tegangan sinyal keluaran juga berkurang
1
dengan faktor 1+𝐴𝛽 yang sama.

18 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
Perbaikan lebar pita : Kalau umpan-balik negatif diberikan ke penguat,
frekuensi setengah daya bawah menjadi lebih rendah dan frekuensi setengah daya
atas menjadi lebih tinggi. Jadi lebar pita penguat, yakni beda antara frekuensi
setengah daya atas dan bawah membesar dengan adanya umpan-balik negatif.
Membesarnya lebar pita menaikkan batas frekuensi yang digunakan dan dengan
demikian memperbaiki karakteristik tanggapan frekuensi.
Berkurangnya distorsi fase : Penerapan umpan-balik negatif ake penguat
mengurangi pergeseran fase lewat suatu penguat. Jadi distorsi fase berkurang.
Pengaruh impedansi masuk dan impedansi keluar : Penambahan umpan-
balik negatif pada penguat mengubah impedansi masuk dan impedansi keluar
penguat Impedansi masuk dapat membesar atau mengecil tergantung padà
bagaimana sinyal umpan-balik dikombinasikan dengan sinyal masuk yang
diberikan dari luar. hal ini tergantung pada sinyal umpan-balik diperoleh dari luar.
Demikian pula, impedansi keluaran penguat dapat naik atau turun tergantung pada
cara memperoleh sinyal umpan-balik, tetapi hal ini tidak tergantung pada
bagaimana sinyal umpan-balik dicampur dengan masukan.

19 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perpindahan energi dari keluaran suatu jaringan listrik ke masukannya
dinamakan umpan-balik (feedback) Modifikasi penampilan yang berarti suatu
penguat akan terjadi kalau sebagian (atau kadang-kadang seluruhnya) sinyal
keluaran dari penguat diumpankan-balik dan ditambahkan ke sinyal masukan.
Penguat tersebut kemudian diberi nama penguat umpan-balik.
Ada dua jenis umpan-balik: (i) umpan-balik negatif, dan (i) umpan-balik
positif. Kalau penambahan sinyal umpan-balik mengurangi besarnya sinyal
masukan, maka umpan-balik tersebut dinamakan umpan-balik negatif. Perolehan
(penguatan) penguat secara keseluruhan, dengan adanya umpan-balik negatif,
akan menurun. Sebaliknya, kalau penambahan sinyal umpan-balik memperbesar
besarnya sinyal masukan, umpan-balik tersebut dinamakan umpan-balik positif.
Penerapan umpan-balik positif memperbesar perolehan umpan-balik keseluruhan.
Umpan-balik negatif kadang-kadang dinamakan umpan-balik inversi atau
degenerasi. Demikian pula, umpan-balik positif dinamakan umpan-balik langsung
atau regenerasi.

20 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Richard.
Chattopadhyay, D, dkk. 1989. Dasar Elektronika. Depok : UI-PRESS
Malvino, Albert P. 2004 . Prinsip-prinsip elektronika. Jakarta : Salemba Teknika
Malvino, Albert P. 1991. Prinsip-Prinsip Elektronika.Jakarta:Erlangga.

21 | M a k a l a h R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai