satandard sequence of operation in a particular business activity (the paying of wages, sales invoicing etc) and is concerned with how these operation performed (method) as well as with where and when they are performed
Urutan-urutan baku operasi dalam suatu kegiatan
perusahaan (pembayaran upah, pembuatan faktur penjualan dll) dan berkenaan dengan bagai mana operasi-operasi itu dilaksanakan (caranya) maupun (juga) dimana dan bila mana kegiatan itu diselesaikan Sistem, terdiri dari subsistem yang berhubungan dengan prosedur dan metode dalam penyelesaian atau melaksanakan pekerjaan
Kantor/organisasi merupakan sebuah sistem kesatuan untuk
mencapai tujan yang terdiri dari sub sistem, dalam hal ini berupa metode dan prosedur. Dengan kata lain Organisasi juga bisa disebut sebagai kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian/sub-sub yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya
Metode berisi tentang aktivitas operasional, sedangkan Prosedur
merupakan suatu proses pekerjaan Input – sumber daya
Processing – perubahan input menjadi output
Output – hasil kerja yang mungkin berupa informasi atau
dokumen
Feedback – tanggapan sebagai bentuk evaluasi
Controlling – tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut tanggapan
Menurut McLeod dan Schell (2001), karakteristik sistem yang baik adalah: Fleksibel, mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering berubah Mudah diadaptasikan, mudah diadaptasikan dengan kondisi yang baru Sistimatis, tidak mempersulit aktivitas pekerjaam yang telah ada Fungsional, dapat membantu mencapai tujuan yang telah ditentukan Sederhana, mudah dipahami dan dilaksanakan Pemanfaatan sumber daya yang optimal, sumber daya yang dimiliki dapat dioptimalkan pemanfaatannya Menurut Martin dkk (2002), dalam organisasi yang ideal ada 4 (empat) jenis sistem: Sistem pada tingkat operasional – memonitor aktivitas untuk mengetahui: Jumlah penjualan, jumlah bahan baku, jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dll Sistem pada tingkat Staf (perkantoran) – mendukung pekerjaan yang dilakukan pegawai teknis Sistem pada tingkat manajemen – sistem informasi yang mendukung pelaksanaan fungsi-fungsi manajemenn – MIS & Decision Support System Sistem pada tingkat strategis – mendukung perencanaan jangka panjang yanag dilakukan oleh senoir atau pejabat puncak organisasi – Executive Support System (ESS) Arus kerja berjalan tanpa hambatan (without bottle-necks) Terhindar dari pekerjaan rangkap atau warkat rangkap Menjaga/terhindar dari gerak karyawan yang berlebihan (mondar-mandir) Terhindar dari tulis menulis yang tidak perlu Menfaatkan sebaik mungkin kelebihan spesialisasi (4-S) Terhindar dari pengecekan dan pencatatan yang tidak perlu Menjaga jumlah pekerjaan dengan perbekalan pada tingkat yang minimum Menerapkan prinsip-prinsip manajemen dengan baik Memanfaatkan sebaik mungkin semua peralatan perkantoran Menggunakan azas keserderhanaan Sistem perkantoraan yang baik dapat menjamin: Lancarnya semua pekerjaan, tanpa penundaan kerja dan menghilangkan Bottle-necks Meminimalkan pekerjaan perkantoran (Paper-work) Berjalannya koordinasi antar unit kerja Maksimumnya pelayanan kerja terhadap langganan/tamu Pekerjaan yang cepat dan akurat Penghematan biaya tenaga kerja langsung dan penggunaan kas kecil Menurut J.C. Denyer, untuk menjaga berlangsungnya suatu sistem perkantoran yang baaik maka perlu dilakukan: Panduan tertulis (Office manual) yang memuat: apa yang harus dilakukan, mengapa, kapan, dan di mana pekerjaan itu harus dilaksanakan Panduan ini di jilid dengan bentuk yang mudah di baca atau dibuka (Loose-leaf form) Menuliskan semua prosedure dan mekanisme pekerja untuk mendapatkan: - memudahkan pengawasan - hubungan antar bagian yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur mudah diketahui - kekuasaan dan tanggung jawab masing-masing Langkah awalnya: Apakah tujuan kantor
Apakah jenis tugas pokok kantor untuk mencapai
tujuannya Siapa yang akan melakssanakan pekerjaan itu (siapkan pegawai yang akan terlibat dan apa keterlibatan mereka sebelumnya) Metode apa yang digunakan pada masing-masing pekerjaan Kualitas pekerjaan yang dilakukan sebelumnya
Tentukan pembagian pekerjaan (working chart)
sebagai pedoman dalam aktifitas kantor Langkah pokok yang perlu dipedomani: Tentukan tujuan setiap unit kerja atau sub sistem yang akan dilakukan (seperti penghematan biaya) Periksalah/ujilah metode atau bentuk prosedure yang akan di pakai melalui inspeksi, interview, atau melalui catatn harian Periksa setiap tahap dan unit kerja/sub sistem dan atur kerangka kerja untuk mengidentifikasikan masalah yang mengakibatkan tidak efisiennya hasil kerja Tulis konsep yang akan ditentukan untuk membuat sistem kerja yang baru(uraian dan langkah kerja) Sistem perkantoran itu merupakan ururan atau tahapan penyelesaian suatu pekerjaan dalam sebuah kantor pada semua tingkat atau lini organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin pekerjaan perkantoran akan berjalan dengan lancar dan baik Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang mahasiswa Masing-masing kelompok menyiapkan laporan hasil pengamatan dan penelitianya tentang objek yang telah dipilih, yaitu:
1. Administrasi Jurusan Administrai Niaga
2. Lab Pengetikan Manual & Elektronik 3. Lab Komputer 4. Lab Simulasi 5. Lab Seminar Manajemen 6. Lab Manajemen Laporan dibuat paling tidak memuat: 1. Halaman Judul 2. Kata Pengantar 3. Daftar isi 4. Bab I, Pendahuluan, 5. Bab II, Keadaan Objek Pengamatan (Objek masing-maising), yang memuat kondisi objektifnya, pemakaian/aktivitas yang dilakukan pada objek, dan peralatan yang ada (apa yang dilakukan dalam/pd objek) 6. Bab III. Pembahasan, yang memuat penjabaran dan opini penulis berdasarkan data dalam bab II yang berlandaskan teori atau referensi untuk menggambarkan Sisitem Perkantoran (bila perlu buatkan alur kegiatan/pemakaian objek penelitian 7. Bab IV Kesimpulan, yang memuat sisi positif dan negatif yang diambil dari pembahasan dan beberapa saran atau rekomendasi 8. Bila ada daftar pustaka, lampiran, dan lainnya