Anda di halaman 1dari 17

KOPERASI SEBAGAI

SOKO GURUNYA EKONOMI


NASIONAL
PEMAHAMANNYA
SOKO GURU = TULANG PUNGGUNG
= TIANG ATAU PENYANGGA

JADI KOPERASI SEBAGAI SOKO GURUNYA


PEREKONOMIAN NASIONAL SAMA ARTINYA

DENGAN KOPERASI SEBAGAI TULANG


PUNGGUNG PEREKONOMIAN NASIONAL
MAKNANYA
Makna dari istilah koperasi sebagai soko guru
perekonomian dapat diartikan bahwa koperasi
sebagai pilar atau penyangga atau tulang
punggung perekonomian nasioanal.

Keberadaan koperasi diharapkan dapat berperan


aktif dalam mewujudkan kesejahteraan
perekonomian rakyat .
Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional
karena Koperasi memiliki ciri/karakteristik sbb

1. Koperasi merupakan wadah penampung


pesan politik bangsa terjajah yang miskin
ekonominya dan didominasi oleh sistem
ekonomi penjajah.
2. Koperasi adalah bentuk usaha yang bukan
saja menampung tetapi juga
mempertahankan serta memperkuat
identitas dan budaya bangsa indonesia
3. Koperasi adalah wadah yg tepat untuk
membina golongan ekonomi kecil
4. Koperasi adalah lebaga ekonomi yang
berwatak sosial
5. Koperasi adalah wahana yang tepat untuk
merealisasi ekonomi pancasila terutama karena
terpenuhinya tuntutan kebersamaan dan asas
kebersamaan dan asas kekelurgaan
Menurut Moh Hatta

Koperasi dijadikan sebagai Soko Guru


Perekonomian Nasional karena :
1. Koperasi mendidik sikap self-helping
2. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan,
artinya kepentingan masyarakat harus lebih
diutamakan dari pada kepentingan individu
3. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya
asli bangsa Indonesia
4. Koperasi menentang segala paham
individualisme dan kapitalisme
SOKO GURU PEREKONOMIAN
Beberapa syarat agar Koperasi dapat menjadi Soko Guru
Perekonomian sbb :
1. Konsekuen dari pelaku ekonomi untuk melaksanakan
ekonomi pancasila
2. Kesadaran untuk berkoperasi harus ditingkatkan
3. Koperasi hrs mempunyai ruang gerak seluas-luasnya agar
mampu masuk kedalam ekonomi nasional
4. Memiliki semangat kebersamaan dan kekeluargaan sesuai dg
ekonomi pancasila
5. Berlandaskan pasal 33 UUD 1945 dan pancasila
6. Wilayah kerja koperasi tidak terbatas
7. Tersedianya infra struktur koperasi
8. Bantuan pemerintah lebih ditingkatkan lagi
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KOPERASI

a. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang


Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar.
b. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor :
01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik IndonesiaNomor :
98/Kep/KEP/KUKM/X/2004 tanggal 24 September 2004
tentang Notaris Sebagai Pembuat Akta Pendirian Koperasi.
d. UU No.25/1992 tentang Perkoperasian Koperasi : badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
(pasal 1, ayat [1] ) (UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal
21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI
Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun
1992 Nomor 116.
Dengan terbitnya UU 25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak
berlaku UU Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 23,
dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor
2832)
e. UU No. 9 Tahun 1995 ttg Pelaksanaan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi. Kegiatan usaha
simpan pinjam : kegiatan yang dilakukan untuk
menghimpun dana dan menyalurkan melalui
usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota
koperasi ybs, calon anggota koperasi ybs,
koperasi lain dan atau anggotanya, (pasa 1,
ayat [1] ).
Calon anggota koperasi sebagaimana dimaksud
dalam waktu paling lama 3 bulan baru bisa
melakukan peminjaman (pasal 18 ayat [2] ).
Langkah-langkah Mendirikan Koperasi
1. Calon-calon Pendiri Harus Mempunyai Kepentingan Ekonomi yang Sama.
2. Dilaksanakannya Rapat Pembentukan
• Proses kedua dalam pendirian koperasi adalah dijalankannya Rapat
Pembentukan dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri
oleh 21 orang anggota pendiri, sedangkan untuk Koperasi Sekunder
sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya
(Pasal 5 Ayat 1). Dan dihadiri oleh dinas terkait.
Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi
yang memuat antara lain (Pasal 5 Ayat 5) :
• 1. Nama dan tempat kedudukan
• 2. Maksud dan tujuan
• 3. Jenis koperasi dan Bidang usaha Keanggotaan
• 4. Rapat Anggota
• 5. Pengurus, Pengawas dan Pengelola
• 6. Permodalan, jangka waktu dan Sisa Hasil Usaha
3. Penyusunan Akta Pendirian Koperasi
dibuat oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).
• 2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.
• Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan
ditandatangani Notaris
• Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-
kurangnya sebesar simpanan pokok dan
• simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh para pendiri.
• Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan
RAPB.
• Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan
perundang undangan.
4. Penelitian oleh Pejabat yang memiliki
Kewenangan.
Pejabat yang berwenang akan melakukan :
- Penelitian terhadap meteri Anggaran Dasar
yang diajukan.
- Pengecekan terhadap keberadaan koperasi
tersebut.
• Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat
lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap.

• Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan


alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri
paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan.

• Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan


permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan
terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling
lambat 1 (satu) bulan.
STRUKTUR INTERN DAN EKSTERN ORGANISASI KOPERASI (KOP.PRIMER

ANGGOTA

RAT

PENGAWAS

PENGURUS

PENGELOLA
STRUKTUR EKSTERNAL ORGANISASI KOPERASI (KOP. SEKUNDER)
Koperasi induk : gabungan dari paling sedikit 3
koperasi gabungan yang berkedudukan di ibukota
Negara.

Koperasi gabungan : gabungan dari paling sedikit 3


koperasi pusat dan berkedudukan diibukota
provinsi.

Koperasi pusat : gabungan dari paling sedikit 4


koperasi primer dan berkedudukan diibokota
kabupaten.

Koperasi primer : koperasi yang merupakan


perkumpulan dari paling sedikit 21 orang yang
bergabung dengan tujuan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai