Anda di halaman 1dari 15

5.

IJTIHAD : SUMBER DAN


METODE PENGEMBANGAN
a. PENGERTIAN
IJTIHAD
b. METODOLOGI
IJTIHAD
c. KERAGAMAN HASIL
IJTIHAD
Pertanyaan-pertanyaan pokok

1. Apa yang dimaksud dengan ijtihad ? Jelaskan


baik secara etimologis maupun terminologis.
2. Qiyas, istihsan, mashalih mursalah, dan ‘urf
merupakan metode-metode ijtihad. Tuliskan
contohnya masing-masing!
3. Hasil ijtihad sering tidak sama. Mengapa
demikian? Bagaimana umat Islam sebaiknya
menyikapinya? Uraikan!
A. Pengertian ijtihad

Secara etimologis kata ijtihad dan jihad berakar


kata yang sama, ‫ = جهد‬mengerahkan
kemampuan.
Secara terminologis, ijtihad = usaha mujtahid
dengan segenap kesungguhan dan kesanggupan
untuk mendapatkan ketentuan hukum sesuatu
masalah dengan menggunakan metodologi yang
benar, dari kedua sumber hukum al-Quran dan al-
Sunnah (Asjmuni Abdurrahman : 192)
Ijtihad ≠ pendapat pribadi tentang permasalahan
agama.
Syarat-syarat mujtahid

Abul ‘Ala Al Maududi :


1. Memiliki keimanan yang kuat terhadap syariah ilahiyah.
2. Menguasai bahasa Arab dengan baik
3. Mendalami ilmu-ilmu al-Quran dan Sunnah
4. Mengetahui produk-produk ijtihad yang diwariskan para
ahli terdahulu
5. Memiliki pengamatan yang cermat terhadap masalah-
masalah kehidupan berikut situasi dan kondisi yang
melingkupinya.
6. Memiliki ahlak yang terpuji sesuai tuntunan Islam.
METODOLOGI IJTIHAD
B. METODOLOGI IJTIHAD

1. Qiyas / Analogi
Menetapkan suatu hukum “baru” yang belum
ada nashnya dengan hukum yang “sudah ada”
nashnya karena adanya persamaan ‘illat hukum
dari kedua peristiwa itu (Mukhtar Yahya dan
Fatchurrahman, 1986:66).
Majlis Tarjis Muhammadiyah membatasi qiyas
hanya untuk masalah-masalah di luar
peribadatan.
Contoh : Menetapkan zakat padi diqiyaskan
kepada gandum
B. METODOLOGI IJTIHAD

2. Istihsan
Meninggalkan qiyas jalli untuk menjalankan qiyas
khafi , atau meninggalkan hukum kulli untuk
menjalankan hukum istisna’i, disebabkan ada
dalil logika yang membenarkannya (Ibid, 100).
Imam Hanafi menggunakan istihsan secara luas
Contoh : Menetapkan hukum lelang, atau jual beli
secara salam.
B. METODOLOGI IJTIHAD

3. Mashalih al-Mursalah
Suatu kemaslahatan yang tidak ditetapkan oleh
syara dan tidak ada pula nash atau dalil syara
baik yang memerintahkan ataupun melarang (Ibid,
105).
Metode ini dikembangkan Imam Malik.
Contoh : Membangun lembaga pemasyarakatan
B. METODOLOGI IJTIHAD

4. ‘Urf / adat kebiasaan


Merupakan kebiasaan masyarakat baik berupa
perkataan atau perbuatan yang baik, yang karenanya
dapat dibenarkan oleh syara.
Contoh : Belanja di supermarket tanpa ijab qabul.
Majelis Tarjih Muhammadiyah

Menerima ijtihad sebagai cara dalam menetapkan


hukum yang tidak ada nashnya secara langsung
sepanjang tidak menyangkut bidang ta’abudi.
Tidak mengikatkan diri kepada suatu madhab.
Dalil-dalil umum al-Quran dapat ditakhsis dengan
hadis ahad, kecuali dalam bidang akidah.
RUANG LINGKUP DIN AL ISLAM
Majelis Tarjih Muhammadiyah

Dalam ibadah yang diperoleh ketentuan-


ketentuannya dalam al Quran dan al Sunnah,
pemahamannya dapat menggunakan akal, sepanjang
diketahui latar belakang dan tujuannya.
Dalam memahami nash, makna lahir didahulukan
dari ta’wil dalam bidang aqidah.
C. KERAGAMAN HASIL IJTIHAD

Mengapa hasil ijtihad bisa berbeda?


1. Satu lafal terkadang mengandung
makna ganda. Contohnya ?
2. Sebuah lafal bisa mempunyai makna
hakiki dan majazi sekaligus. Contohnya?
3. Ada perbedaan dalam menetapkan
mana lafal yang qath’i dan yang zhanni.
Contohnya?
C. KERAGAMAN HASIL IJTIHAD

Bagaimana menyikapi keragaman hasil ijtihad?


* Perbedaan harus disadari keberadaannya
* Perbedaan dipengaruhi kultur, kondisi,
situasi, ruang dan waktu
* Hasil ijtihad pada suatu waktu belum tentu
cocok untuk waktu sekarang dan yad.
(Quraisy Shihab, 1992:142)

Anda mungkin juga menyukai