1. Qiyas / Analogi
Menetapkan suatu hukum “baru” yang belum
ada nashnya dengan hukum yang “sudah ada”
nashnya karena adanya persamaan ‘illat hukum
dari kedua peristiwa itu (Mukhtar Yahya dan
Fatchurrahman, 1986:66).
Majlis Tarjis Muhammadiyah membatasi qiyas
hanya untuk masalah-masalah di luar
peribadatan.
Contoh : Menetapkan zakat padi diqiyaskan
kepada gandum
B. METODOLOGI IJTIHAD
2. Istihsan
Meninggalkan qiyas jalli untuk menjalankan qiyas
khafi , atau meninggalkan hukum kulli untuk
menjalankan hukum istisna’i, disebabkan ada
dalil logika yang membenarkannya (Ibid, 100).
Imam Hanafi menggunakan istihsan secara luas
Contoh : Menetapkan hukum lelang, atau jual beli
secara salam.
B. METODOLOGI IJTIHAD
3. Mashalih al-Mursalah
Suatu kemaslahatan yang tidak ditetapkan oleh
syara dan tidak ada pula nash atau dalil syara
baik yang memerintahkan ataupun melarang (Ibid,
105).
Metode ini dikembangkan Imam Malik.
Contoh : Membangun lembaga pemasyarakatan
B. METODOLOGI IJTIHAD