Anda di halaman 1dari 27

EKSKRESI

 Ekskresi adalah proses pengeluaran obat


dan metabolit dari tubuh.
 Menyebabkan penurunan konsentrasi obat
dalam tubuh / plasma
 Eksresi ditentukan oleh : bobot molekul,
harga pKa, kelarutan dll.
Tempat Eskskesi
 Ginjal : secara umum
 Kulit : bersamaan dgn keringat, mis; paraldehid,
bromida dll
 ASI : obat sedativ, nikotin, penicilin,
kloramfenikol, INH, ergotamin dll.
 Empedu dan usus : neomisin, fenolftalien dll
 Paru-paru : alkohol , anestesi umum bentuk gas
dll
Ekskresi melalui ginjal
 Ginjal merupakan organ eksresi terpenting.
 Kebanyakan obat dikeluarkan melalui urine
 Umumnya : metabolit, hanya sebagian kecil dalam
keadaan asli.
 Zat dalam keadaan terion yg mudah larut di urine,
dieksresi dgn mudah.
 Zat lipofil dan yg tak terionisasi, lebih lambat.
Proses ekskresi mll ginjal
 Glomerular filtration,
 Passive tubular reabsorption.
 Active tubular secretion
Filtrasi glomerulus
 Untuk filtrasi glomerulus, sifat kelarutan obat
tidak berpengaruh, senyawa yang larut dalam
lemak (lipofil), difltrasi sama baiknya dengan
senyawa yang larut dalam air (kurang lipofil).

 Hanya obat bebas yang mengalami filtrasi.


Proses
 Obatdan metabolit melintasi dinding glomeruli secara pasif
dengan ultrafiltrasi.

 Selama filtrat dipekatkan dalam tubuli, zat-zat lipofil berdifusi


kembali secara pasif melalui membran ke dalam darah.

 Zat hidrofil susah untuk didifusi kembali dan dikeluarkan


lewat urin.
Filtrasi glomeruli
 Obatdg BM kurang 5000, difiltrasi di glomeruli dengan bebas
 BM meningkat laju filtrasi menurun : BM di bawah 20.000
 Albumin plasma (BM 68.000) tidak bisa.

Laju filtrasi glomerulus meningkat pada:


 Kenaikan tekanan darah dalam kapiler glomerulus
 Pada peningkatan luas permukaan filtrasi (kondisi glomerulus
yang tenang).
 Pada pengurangan protein plasma akibat berkurangnya
ikatan protein dengan bahan obat
Reabsorpsi tubulus
 Mll difusi pasif

 Obat lipofil dan tidak terion akan berdifusi lagi ke sistemik


(pembuluh dara)
 Dipengarui pH urine (tubuli) dan pKa obat
Harga pH urin

 Basa lemah dieksresicepat pada penurunan harga pH urin,


asam lemah dieksresi cepat pada peningkatan harga pH
urin (perubahan menjadi bentuk garam yang larut.

 Obat basa lemaspt. alkaloid, amfetamin dll, dipercepat


dengan pengasaman urin

 Obat asam sebaliknya


 ion trapping effect
Sekresi aktif tubulus
 Sekresikan secara aktif (melawan gradien kadar)
 Dengan bantuan enzim pengangkut (career)
 Kadang terjadi inhibisi competitive
 Misal: probenesid menginibisi penisislin
 Ekskresi diperlambat dan efek kerjanya lebih panjang.
Eksresi melalui empedu dan usus
 Yangdieksresi melaui empedu, terutama senyawa yang
mempunyai bobot molekul sangat besar dan juga senyawa
yang diperoleh melalui metabolisme fase II.

 Dalam usus, konjugat yang dieksresi melalui empedu,


sebagian akan diuraikan lagi dan sebagian besar akan
direabsorpsi.
Eksresi melalui paru-paru
 Senyawa yang menguapgas , misalnya; alkohol, paraldehida
dan anestetika umum (halotan, siklopropan dll).
 Prosesnya: difusi pasif.
ISTILAH FK
Konsentrasi plasma (Cp)
 Kadar obat di dalam plasma yang berubah antar waktu.

 Untuk menilai suatu obat scr klinis, dalam menetapkan


dosis dan skema penakarannya yang tepat.

 Berkorelasi posistif dengan kadar obat di tempat kerja


(jaringan target)
Plasma half-life (t1/2)
 Waktu paruh eliminasi

 Perubahankadar plasma obat kepada kecepatan


metabolisme dan eksresi.

 Waktuyang dibutuhkan untuk konsentrasi obat di dalam


plasma tereliminasi /turun menjadi separuhnya.
 Setiap obat memiliki masa paruh yang berlainan,
mis: penisilin-G 0,5 jam, ampisilin 1 jam, insulin
40 menit.
 Faktor yg menentukan t1/2:
 Fungsi organ eliminasi (hati dan ginjal) pada orang
yg gangguan hati atau ginjalnya, t1/2 dapat
meningkat sampai 20 kali atau lebih.
 Misal pada penyakit ginjal tertentu, t1/2 penisislin
bisa naik dari o,5 sampai lbh krg 10 jam dan t1/2
streptomisin dr 2,5 sampai 60 jam lebih.
Dosis dan skema penakaran
 Obat dengan half-life panjang, lebih dari 24 jam, pada
umumnya cukup diberikan dosis satu kali sehari misalnya
digoksin.

 Sebaliknya, obat yang t1/2 nya pendek, diberikan sampai 3-


6 kali sehari agar kadar plasmanya tetap tinggi
Bioavalability (Ketersediaan hayati)
 Sebagai laju dan jumlah fraksi obat yang diabsorpsi melalui jalur
pemberian tertentu ke dalam sirkuladsi sistemik

 Besarnya nilai bioavaibilitas umumnya di bandingkan dengan


jumla obat yang masuk sirkulasi sistemik melalui pemberian IV
23 11/12/2021

MTC

MEC

erjonplg@gmail.com
MEC dan MTC dll
 MEC (minimum effective concentration)

 MTC (minimum toxic concentration).

 On set

 Therapeutic windows / Range terapik


Lanjutkan Baca
Text Books Pharmacology ….

Anda mungkin juga menyukai