Anda di halaman 1dari 36

MANAJEMEN COVID-19 PADA

IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Supriyadi Hari Respati


Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
Surakarta
PENDAHULUAN

• Dilaporkan pertama kali pada


31 Desember 2019 di Wuhan,
China.

• Disebut juga Severe Acute


Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS- CoV-
2) 

• Sejak awal Maret 2020 COVID-


19 sudah dinyatakan menjadi
pandemi global oleh WHO.
GRAFIK KEHAMILAN DENGAN COVID-19
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI
SURAKARTA

Presentase total pasien hamil dengan covid

20,37%
Dirawat
Meninggal

79,63%
DISTRIBUSI KASUS
KEMATIAN MATERNAL
DISTRIBUSI KASUS KEMATIAN MATERNAL OK
COVID-19
20
10
0

Jumlah Kasus
Kondisi Indonesia Saat Ini

 Ibu Hamil termasuk populasi yang berisiko terpapar Covid


 51,9% ibu hamil yg terinfeksi Covid 19 tidak menunjukan gejala.
 72% infeksi terjadi pada kehamilan diatas 37 minggu
 45% membutuhkan perawatan intensif dan angka kematian sebesar
3%
 Banyak Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi yang meninggal
dunia akibat infeksi Covid 19. Data POGI sampai dengan bulan Juni
2021 sejumlah 45 kematian, terbanyak setelah dokter umum.
COVID-19 pada ibu hamil

 Risiko terhadap wanita hamil dan neonatus setelah infeksi COVID-19 umumnya rendah,
dengan lebih dari separuh wanita hamil yang dites positif SARS-CoV-2 tidak menunjukkan
gejala
 Sebagian kecil wanita hamil dapat memiliki COVID-19 yang parah atau fatal
 Risiko lebih tinggi > 28 minggu kehamilan
 Studi di Inggris mengungkapkan wanita dengan COVID-19 selama kehamilan > 50% lebih
mengalami komplikasi kehamilan (termasuk kelahiran prematur, pre-eklampsia, masuk ke
perawatan intensif dan kematian) dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak
terpengaruh oleh COVID-19.
 Tinjauan sistematis global terbesar menunjukkan bahwa wanita hamil lebih mungkin
dirawat di unit perawatan intensif (ICU) dengan COVID-19 daripada wanita yang tidak hamil
dengan usia yang cocok.
Efek COVID-19 Dalam Kehamilan

RCOG, 2020
• Kehamilan dan persalinan tidak meningkatkan risiko infeksi
• Perubahan sistem imun fisiologis pada ibu hamil, berhubungan
dengan gejala infeksi COVID-19 yang lebih berat.
• Kebanyakan ibu hamil hanya mengalami gejala cold/flu-like
symptoms derajat ringan – sedang
• > 90% tidak memerlukan terminasi kehamilan
• Risiko meningkat pada kehamilan dengan komorbid
PENGARUH COVID-19 ➢ FETUS

 Kesimpulan: Berdasarkan data yang terbatas,


tidak ada bukti transmisi COVID-19 dari ibu ke
janin. (Maret 2020)
 Ibu hamil mungkin berisiko tinggi mengalami
komplikasi saluran nafas yang lebih berat.
Rekomendasi Asuhan Antenatal

 Ibu hamil disarankan untuk melanjutkan


asuhan antenatal rutin dengan beberapa
modifikasi
 Rekomendasi minimal konsultasi tatap
muka selama kehamilan 6x (TM 1: 1x, TM
2: 2x, TM 3: 3x). Jika diperlukan dapat
melakukan konsultasi telemedicine
(telpon/video call) di luar jadwal yang telah
ditentukan
 Suplementasi asam folat, kalsium, vitamin
D dan besi tetap diberikan sesuai dengan
rekomendasi nasional
Rekomendasi Metode Persalinan
Sampai saat ini belum ada bukti kuat bahwa salah satu metode persalinan memiliki luaran
yang lebih baik dari yang lain

Indikasi Induksi persalinan atau SC sesuai indikasi obstetrik, indikasi medis, atau indikasi
kondisi ibu atau janin

Pemilihan metode persalinan juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya,


fasilitas di rumah sakit, tata ruang perawatan rumah sakit, ketersediaan APD, kemampuan
laksana, sumber daya manusia, dan risiko paparan terhadap tenaga medis dan pasien lain

Pengambilan keputusan di lapangan dilakukan dengan berbagai


pertimbangan di atas oleh DOKTER yang merawat pasien
Perawatan Pasca Persalinan
Perawatan Rawat Gabung dan Perawatan Setelah
Perawatan Ibu Neonatus dan Bayi Menyusui Pulang dari RS
1.Perawatan 1.IMD dilakukan jika 1.Ibu suspek atau 1.Melakukan isolasi
postpartum biasa klinis stabil konfirmasi Covid-19 mandiri 14 hari
2.Evaluasi TTV, 2.Kasus neonates tidak dirawat gabung 2.PHBS
3.Pasien kritis dirawat disesuaikan status dengan bayi 3.Edukasi perburukan
di ICU ibu 2.Bayi PCR negative gejala Covid-19
4.Hindari penggunaan 3.Bayi segera dengan ibu gejala 4.Jika bayi PCR negatif
NSAID dimandikan berat/kritis, dirawat dirawat anggota
5.Berikan obat yang 4.Bayu dari ibu suspek oleh keluarga yang keluarga lain, ibu
aman saat menyusui atau konfirmasi tidak menderita tetap jaga jarak 2
6.Kontrasepsi Covid-19 dirawat di Covid-19 meter
disesuaikan fasilitas isolasi khusus 3.Pemberian ASI 5.Perawatan luka dapat
kesehatan 5.Dilakukan swab merupakan dilakukan jarak jauh
7.Kriteria pemulangan tenggorok 2 kali keputusan bersama 6.Pelaporan ke dinkes
sama seperti pasien interval 24 jam tenaga kesehatan, atau puskesmas
Covid-19 6.Vaksinasi sama ibu, dan keluarga setempat
PENTINGNYA VAKSINASI

Kemenkes Republik Indonesia, 2021; PAPDI 2021


TUJUAN VAKSINASI COVID-19
SECARA UMUM

Kemenkes Republik Indonesia, 2021


KARAKTERISTIK VAKSIN IDEAL
DI INDONESIA
VAKSINASI PADA IBU HAMIL DAN
MENYUSUI SECARA UMUM

Vaksin yang
dikontraindikasikan saat
kehamilan maka disarankan
untuk diberikan secepatnya
setelah persalinan

Kemenkes Republik Indonesia, 2021


VAKSINASI PADA IBU HAMIL DAN
MENYUSUI SECARA UMUM

Peningkatan
Vaksinasi selama kehamilan dapat diberikan jika mortalitas dan
risiko pajanan tinggi, infeksi menimbulkan risiko morbiditas
pada ibu hamil
pada ibu dan/atau janin dan vaksin tidak yang terinfeksi
COVID-19
membahayakan dan memberikan efek samping.
Pandemi COVID-19 dengan
positivity rate yang >>> Belum ada penelitian lebih
lanjut dengan subjek penelitian
ibu hamil
ACOG, 2021; Kemenkes Republik Indonesia, 2021
Rekomendasi dan Jenis Vaksin

 Berdasarkan cara kerja vaksin ini di dalam tubuh, para ahli percaya
bahwa Vaksin Covid-19 kemungkinan tidak menimbulkan risiko
bagi ibu hamil
 Namun perlu diketahui bahwa saat ini penelitian tentang keamanan
vaksin Covid-19 pada ibu hamil masih terbatas.
 Jenis Platform vaksin Covid-19 yang ada pada saat ini:
 Inactivated virus: Sinovac / Sinopharm
 RNA: Pfizer / Moderna
 Virus Vector: AstraZaneca / J%J Jansen
Vaksinasi Pada Ibu Hamil

● Vaksin hidup dilarang diberikan pada ibu hamil


● Pengalaman pemberian vaksin Inactivated dan Adjuvant yang sama
utk ibu yang hamil telah lama dilaksanakan dengan aman misalnya:
TT
● Pemberian vaksin Inactivated akan menghasilkan respon antibodi
maternal dan antibodi pasif yang akan ditransfer pada bayi (akhir
trimester 2 dan 3) sesuai hasil penelitian
● Saat Pandemi ?
 Dapat diberikan kapan saja
 Segera setelah melahirkan
 Terbukti tidak menimbulkan efek yg berbahaya pada Janin
Konseling Pada Ibu Hamil

 Risiko terpapar dan keparahan ibu hamil jika terinfeksi Covid-19


sama dg yg tidak hamil
 Risiko keparahan akan bertambah jika ibu hamil juga mempunyai
komorbid seperti penyakit jantung, DM dan hipertensi.
 Risiko keparahan akan semakin berat jika infeksi terjadi sampai pada
nifas, karena reaksi inflamasi Covid-19 terjadi bersamaan dengan
reaksi inflamasi yg meningkat juga pada masa nifas.
 Selain itu dapat terjadi komplikasi lain seperti persalinan prematur,
kematian janin intra uterin dan ketuban pecah dini.
Panduan Teknis Singkat Vaksinasi Covid-19
Pada Ibu Hamil dan Menyusui
 Semua jenis Vaksin dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui,
kecuali AstraZeneca yg belum ada di platform Kemenkes.
 Ibu hamil di vaksinasi terutama kelompok sbb:
 Tenaga kesehatan
 Risiko tinggi
 Usia diatas 35 tahun
 Disertai Komorbid ( Jantung, Ginjal, DM, Auto immun dll)
 Obese BMI (BMI diatas 30)
 Vaksinasi Ibu hamil hanya dapat dilakukan dg pengawasan dokter
 Pemberian Vaksin 1 diatas 12 minggu hamil dan diharapkan paling
lambat 33 minggu hamil.
Panduan Teknis Singkat Vaksinasi Covid-19 Pada Ibu
Hamil dan Menyusui

 Ibu yg mendapat vaksin Covid-19 kemudian diketahui hamil, tetap dapat


mengikuti penyuntikan ke 2 pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
 Melakukan konseling pada ibu hamil meliputi:
 Risiko jika terpapar virus Covid-19
 Risiko keparahan infeksi Covid-19
 Keuntungan vaksinasi Covid-19
 Keamanan Vaksinasi Covid-19
 Tidak dianjurkan melakukan tes kehamilan sebelum vaksi Covid-19
 Tidak dianjurkan utk menunda kehamilan setelah vaksin Covid-19
 Vaksin Covid-19 boleh diberikan pada yg mau menikah.
Skrining Vaksinasi Ibu Hamil dan Menyusui

1. Usia kehamilan
 Trimester 1 : ditunda untuk vaksinasi
 Trimester 2&3 : rekomendasi
2. Ibu dengan Preeklamsia : ditunda untuk vaksinasi
3. Suhu dan tekanan darah
4. Hamil dg Komorbid: DM, Hipertensi, penyakit auto immun dll
harus terkontrol
5. Hamil dg Kanker darah dll : ditunda
6. Sakit Allergi, Sakit Covid-19 : ditunda
7. Ibu hamil & menyusui sebagai penyintas vaksinasi ditunda 3 bulan.
PANDUAN DAN PETUNJUK
TEKNIS SINGKAT POGI
TENTANG COVID-19
1. Isolasi mandiri
2.O b a t-ob a ta n untuk ibu hamil dengan Covid-19
3.Antenatal care
4.Terminasi kehamilan
5.Vaksinasi ibu hamil

P e r k u m p u l a n O bs t e t r i & G i n e k o l o g i I n d o n e s i a
Agustus 2021
ISOLASI MANDIRI
1. Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri diberikan konseling dan panduan isolasi di rumah sesuai protokol
isolasi diri sendiri dalam penanganan COVID-19 yang mengacu pada Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.01/MENKES/202/2020 Tahun 2020 Tentang Protokol Isolasi Diri Sendiri Dalam Penanganan Corona (COVID-
19).
2. Mengingat
. kemungkinan persalinan prematur yang lebih tinggi pada ibu hamil penderita Covid-19, sebaiknya ketika
menjalani isolasi di rumah menghindari pekerjaan berat, mengurangi stress pikiran (dapat melakukan yoga, peregangan, cukup
tidur),
3. berkomunikasi dengan petugas kesehatan apabila timbul kencang atau kontraksi perut yang teratur, rasa menekan di perut
bagian bawah, nyeri pinggang yang menetap, ada pengeluaran per vaginam berupa lendir yang lebih banyak dari biasanya atau
bercak darah.
4.
3. Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri sebaiknya dibekali sarana komunikasi dan nomor kontak petugas
yang bisa dihubungi untuk konsultasi dengan unit pelayanan maternal di tingkat puskesmas dan petugas lain yang ditunjuk
di5 .FKTP terdekat dan petugas BKKBN.

4. Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri sebaiknya diberikan formulir penilaian diri (self assessment) kondisi
kejiwaan, dan apabila ada keluhan atau penilaian yang memerlukan konsultasi, bisa menghubungi petugas yang
menangani kesehatan mental (mental health) di puskesmas (Petugas Kesehatan Jiwa Puskesmas), dan apabila ada
7.
keluhan yang memerlukan konsultasi dengan dokter spesialis (psikiatri) pada Satgas Covid RS atau dokter di RSJ dapat
dilakukan dengan cara telemedicine.
ISOLASI MANDIRI

5. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah dianjurkan untuk diberikan suplementasi vitamin terdiri dari:
Vitamin D 1000 – 5000 IU per hari
Vitamin C, pilihannya berupa :
Tablet vitamin C non acidic 500 mg per 6-8 jam sekali (untuk 14 hari)
Tablet hisap vitamin C 500 mg per 12 jam sekali (selama 30 hari)
Multivitamin yang mengandung vitamin C sebanyak 1-2 tablet per hari (selama 30 hari)
Dianjurkan multivitamin yang mengandung C, B, E, Zink.
Tablet tambah darah (TTD) dilanjutkan sesuai dosis sesuai panduan kemenkes

6. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah sebaiknya dibekali dengan alat pemeriksaan suhu tubuh (termometer) dan
diajarkan cara membaca dan melaporkan hasilnya secara harian kepada petugas, dan kalau memungkinkan
sebaiknya dibekali dengan oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen

7. 6.Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah harus diberitahu tanda perburukan seperti : demam tinggi diatas 38 C,
frekuensi nafas diatas 24 kali per menit, denyut nadi diatas 100 kali per menit, rasa berat bernafas, sesak nafas, berkeringat
dingin, berdebar atau ada tanda bahaya dari kehamilannya (nyeri kepala, keluar air ketuban, keluar darah, gerak anak
7.
berkurang) dan segera melaporkan kepada petugas
ISOLASI MANDIRI
8. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah sebaiknya dilakukan telemedicine (telekonsultasi) dan
8.didokumentasikan dalam kegiatan telemedicine harian dan apabila sudah selesai kegiatan isolasinya
segera diberikan surat keterangan selesai isolasi yang ditandatangani dokter umum fasilitas kesehatan
terdekat (Puskesmas)
9.
9. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah diberikan cara menghitung gerakan bayi dengan cara “menghitung
10 gerakan dari Cardiff “(The ‘Cardiff Count to Ten). Ibu hamil diajarkan menghitung gerakan janin mulai jam
8 pagi, dan apabila gerakan 10 kali sudah didapatkan (umumnya satu sampai dengan dua jam), maka bayi
10 .
masih kondisi baik dan ibu selesai menghitung gerakan janin untuk hari itu. Apabila dalam 12 jam (sampai jam 8
malam) belum didapatkan gerakan 10 kali, maka ibu melaporkan kepada petugas.
11.
10. Ibu hamil risiko tinggi dengan komorbid maupun ada komplikasi medis seperti ; asma, penyakit jantung,
.
12diabetes, penyakit ginjal kronik, penyakit hati, disabilitas, obese, HIV, TBC, penyakit autoimun, sebaiknya
dilakukan isolasi di tempat khusus yang memungkinkan dilakukan pemantauan langsung oleh petugas, misalnya
.
13sarana khusus atau fasilitas yang dipersiapkan Pemda atau rumah sakit.

.
11.14Ibu hamil yang mengalami masalah kebidanan risiko tinggi seperti preeklampsia, plasenta previa dengan
15riwayat
. perdarahan, riwayat SC lebih satu kali dengan keluhan, riwayat dirawat dengan KPD atau ancaman
persalinan prematur, sebaiknya melakukan isolasi di rumah sakit.
ISOLASI MANDIRI

12. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah diberikan nomor kontak telepon petugas kesehatan terdekat,
9.
meliputi petugas Puskesmas Program Penanggulangan Penyakit Menular (P2M), tracer Puskesmas, Bidan
(KIA) Puskesmas, penanggung jawab Program Kesehatan Jiwa Puskesmas, petugas BKKBN
.
13. 10Khusus pasien ibu hamil konfirmasi dengan gejala berat / kritis yang sudah dipulangkan tetap melakukan
isolasi mandiri minimal 7 hari dalam rangka pemulihan dan kewaspadaan terhadap munculnya gejala
11. COVID-19, dan secara konsisten menerapkan protokol kesehatan.

14. 12Pasca
. isolasi mandiri, mengingat kemungkinan penyakit akan lebih berat apabila terkena Covid-19 di
trimester 3, ibu hamil khususnya yang sudah mencapai trimester 3 sebaiknya sangat membatasi diri untuk
kontak dengan orang lain (social distancing)

15. 14 Waktu
. isolasi diri sendiri untuk kasus covid-19 tanpa gejala adalah selama 10 hari dan gejala ringan
adalah selama 10 hari plus 3 hari
15 .
PANDUAN SINGKAT OBAT- OBATAN UNTUK
PERAWATAN PASIEN COVID-19

GEJALA RINGAN
Suplementasi:
1.Vitamin C non acidic 500 mg 3-4 kali sehari
TANPA GEJALA 2.Tablet isap vitamin C 500 mg / 12 jam (selama 30 hr)
Suplementasi: 3.Vitamin D 5000 IU 1 kali sehari
1.Vitamin C non acidic 500 mg 3-4 kali sehari 4.Dapat diberikan multivitamin tambahan (C,B,E dan Zinc)
(selama 14 hari)
2.Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam 5.Antivirus
(selama 30 hari) Pemberian anti virus tidak diberikan secara
3.Vitamin D 10000 - 5000 IU/hari rutin,Kalau diberikan anti virus perlu
4.Dapat diberikan multivitamin tambahan dipertimbangkan manfaat dan risiko bagi ibu dan
(C,B,E dan Zinc) janin.
Fapiviravir kontraindikasi pada ibu hamil
6.Pengobatan simptomatis seperti parasetamol bila demam.

PANDUAN DAN PETUNJUK TEKNIS SINGKAT POGI TENTANG COVID-19


PANDUAN SINGKAT OBAT- OBATAN UNTUK PERAWATAN PASIEN COVID-19

GEJALA SEDANG-BERAT
Suplementasi:
1.Vitamin C 200-400 mg / 8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drip(IV)
2. Vitamin D 5000 IU per hari
3.Antivirus: Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 100 mg IV drip (hari ke 2- 10)
4.Antibiotika
a.Azitromisin 500 mg/24 jam per IV atau per oral (untuk paling lama 7 hari) ATAU
b.Levofloksasin 750 mg/24 jam per IV atau per oral (untuk paling lama 7 hari)
5.Pemberian antibiotika tetap dilakukan evaluasi sesuai rekomendasi nasional
6.Anti-inflamasi: Kortikosteroid: Dexamethason 6 mg/24 jam untuk paling lama 10 hari
7.Anti-interleukin 6 (bila tersedia dan dibutuhkan) dengan dosis 8 mg/kgBB single dose. Keputusan untuk
memberikan anti-interleukin 6 diperlukan konseling manfaat dan risikonya
8. Terapi lain:
a.Pemberian oksigen (HFNC)/NIV sampai dengan Ventilasi Mekanik Invasif (intubasi)
b.Antikoagulan (LMWH / UFH) dapat diberikan segera setelah rawat inap, kecuali akan terjadi persalinan
kurang dari 12 jam, maka pemberian baru dilakukan 12 jam pasca salin, dimulai dengan Enoxaparin 40 mg, 2
kali sehari subkutan atau UFH 7500 Unit, 3 kali sehari subkutan dan dapat dinaikkan sesuai DPJP. Dapat
diberikan 10 hari setelah pulang dari RS dan dilanjutkan 6 minggu pascasalin pada kasus berat.
c.Terapi plasma konvalesen, belum ada penelitian komprehensif pada ibu hamil, jadi belum bisa
direkomendasikan secara rutin pada ibu hamil
PANDUAN TEKNIS ANTENATAL

Antenatal care dengan temu langsung pada ibu hamil


Ibu hamil disarankan untuk melanjutkan asuhan
dengan suspek atau terkonfirmasi covid-19, sementara
antenatal rutin meskipun terdapat beberapa modifikasi
ditunda selama tidak ada keluhan, disarankan
sesuai panduan asuhan antenatal pada masa pandemi,
untuk menggunakan telekonsultasi atau
kecuali ibu hamil yang memerlukan isolasi mandiri karena
menghubungi fasilitas kesehatan bila dirasakan

1.
kontak erat atau sudah terkonfirmasi COVID-19.

2.
terdapat hal hal yang dirasakan mempengaruhi
kehamilan.

Konsultasi antenatal langsung secara fisik dilakukan Riwayat perjalanan terkini, pekerjaan, riwayat
minimal sebanyak 6x pada ibu hamil risiko rendah, kontak dan gejala klinis yang mengarah ke COVID-19
namun pada kasus risiko tinggi frekuensi konsultasi harus ditanyakan secara rutin kepada semua ibu hamil
langsung perlu disesuaikan yang melakukan pemeriksaan antenatal.

Deteksi dan dukungan pada ibu hamil dengan


3. 4.
masalah kesehatan mental juga perlu dilakukan.
Semua staf menggunakan alat pelindung diri yang
Diskusikan mengenai rencana persalinan,
sesuai dengan pedoman (standar yang

5. 6.
kontrasepsi dan pemberian ASI.
direkomendasikan memakaimasker ganda)
PANDUAN TEKNIS RINGKAS METODE PERSALINAN,
PENGAKHIRAN KEHAMILAN DAN RUJUKAN

Rujukan dapat dilakukan mulai dari jenjang fasilitas pelayanan kesehatan primer menuju ke RS sekunder maupun tersier yang
memiliki SDM dan fasiltas yang cukup. Setiap RS yang sudah ditunjuk menjadi RS Rujukan Maternal Covid mampu tatalaksana untuk

A. melakukan pelayanan komprehensif hingga kasus kritikal.

Terminasi kehamilan dilakukan atas indikasi obstetri atau keputusan DPJP dengan
mempertimbangkan keputusan bersama tim multidisplin. Bila didapatkan perburukan kondisi

B.
klinis ibu, diharapkan terminasi akan memperbaiki keadaan klinis ibu:
Usia kehamilan telah mencapai lebih dari 34 minggu dari HPHT, disertai dengan satu
atau lebih penyulit dalam kehamilan (misal: Ketuban Pecah Dini, Perdarahan
Antepartum , PEB). Usia kehamilan sudah mencapai 39 minggu atau lebih, persalinan
dapat dipertimbangkan untuk mencegah perburukan maternal (pada kasus tanpa
gejala atau gejala ringan)

C.
Pelayanan rujukan maternal covid-19 antara fasilitas pelayanan primer dan lanjutan dilaksanakan dalam satu sistem pelayanan
yang terintegrasi, sisrute kemkes menjadi salah satu opsi yang harus dilaksanakan dan dikembangkan dalam sistem rujukan
secara komprehensif dan didukung oleh pemerintah daerah.

D.
Sampai saat ini belum ada bukti kuat bahwa salah satu metode persalinan memiliki luaran yang lebih baik dari yang lain. Metode
persalinan sebaiknya ditetapkan berdasarkan penilaian secara individual (kasus per kasus), dilakukan konseling keluarga
dengan mempertimbangkan indikasi obstetri dan keinginan keluarga, terkecuali ibu hamil dengan gejala gangguan respirasi
yang memerlukan persalinan segera (seksio sesaria).

E. Perimortem sesarian section dilakukan sesuai standar pada ibu dengan kegagalan resusitasi sebagai bagian tindakan
resusitasi pada kasus matenal collaps sesuai dengan standar di rumah sakit
PANDUAN TEKNIS SINGKAT VAKSINASI
COVID-19 PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Semua jenis vaksin yang ada saat ini dapat Ibu hamil yang mendapat vaksinasi diutamakan kelompok
diberikan pada ibu hamil dan menyusui sebagai berikut:
(Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, a.Tenaga kesehatan
Moderna, Pfizer, J&J / Janssen). b.Risiko tinggi
c.Usia diatas 35 tahun
d.Disertai komorbid (contoh: hipertensi, DM, penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyakit autoimun)
e.Obese (BMI diatas 30) Vaksinasi covid-19 pada
f.Risiko rendah: dapat dilakukan vaksinasi covid-19 ibu hamil hanya dapat
setelah konseling. dilakukan dengan
pengawasan dokter.
Pemberian vaksinasi dosis pertama dianjurkan
untuk diberikan diatas 12 minggu dan
diharapkan paling lambat usia kehamilan 33 Pasca penyuntikan
minggu, sehubungan dengan periode kritikal vaksinasi covid-19 harus
organogenesis trimester 1 dan guna memberikan dilakukan pemantauan
Bagi ibu yang telah mendapat
perlindungan pada akhir trimester 2 dan 3. dan pencatatan oleh
suntikan vaksinasi covid-19 kemudian
tim yang ditunjuk.
diketahui hamil, tetap dapat
Tidak dianjurkan untuk dijadwalkan untuk mengikuti
menunda kehamilan bagi penyuntikan dosis ke-2 (usia
Tidak dianjurkan untuk ibu yang telah kehamilan lebih dari 12 minggu).
melakukan pemeriksaan mendapatkan vaksinasi
tes kehamilan sebelum covid-19 secara lengkap.
dilakukan vaksinasi
covid-19 Melakukan konseling pada ibu hamil yang meliputi:
a.Risiko jika terpapar virus COVID-19
Vaksinasi COVID- 19 dapat b.Risiko keparahan infeksi COVID-19
diberikan pada pasangan yang c.Keuntungan vaksinasi COVID-19
sedang merencanakan d.Keamanan vaksinasi COVID-19 Tes kehamilan rutin tidak
kehamilan. direkomendasikan sebelum
vaksinasi COVID-19.
Take Home Message

 Semua Platform vaksin yang ada aman digunakan untuk ibu hamil
dan menyusui
 Vaksinasi akan melindungi melindungi ibu hamil terhadap paparan
dan keparahan infeksi Covid-19, perlu diberikan konseling dan
skrining sebelum vaksinasi
 Vaksinasi dosis pertama sebaiknya dilakukan pada umur kehamilan
12-33 minggu, agar pada saat kehamilan mendekati cukup bulan
vaksinasi dapat memberikan proteksi maksimal.
TERIMAKASI
TERIMAHKASIH
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai