Anda di halaman 1dari 25

Pengetahuan Dasar

Psikosomatik

Vera Abdullah
Divisi Psikosomatik
Bagian/KSM Ilmu Penyakit Dalam, RSUD dr. Zainoel Abidin,
FK Unsyiah, Banda Aceh
Pendahuluan
• Konsep pemahaman tentang Kedokteran Psikosomatik

ILMU KEDOKTERAN
KEDOKTERAN PSIKOSOMATIK

PSIKIS FISIK
SEHAT / SAKIT
Ruang Lingkup
• Kedokteran psikosomatik tidak hanya dimiliki oleh unit tertentu
(interdisiplin), dikarenakan psikis dan somatik tidak bisa dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya.
• Ilmu ini merupakan bersifat eklitik (diambil dari berbagai sumber) dan
holistik (menyeluruh).
• Cabang ilmu yang terkait yaitu psikosomatik (ilmu penyakit dalam),
psikiatri dan psikologi.
Psikis
(Psyche) :

Berada di otak kita

Merupakan hasil input, pemikiran dan penalaran / pemahaman berdasarkan


keilmuan, lingkungan keluarga, sosial dan genetik

Stress merupakan respon tubuh kita terhadap impuls eksternal atau internal

Tubuh mempunyai mekanisme untuk menghadapi kondisi ini melalui suatu


tahapan yang dikenal dengan istilah GENERAL ADAPTATION SYNDROME (GAS)
ANAMNESIS
• Menelaah gangguan psikosomatik, anamnesis dalam merupakan hal
yang mendasar bagi seorang klinisi sehingga bisa mengarah pada
suatu diagnosis yang tepat.
• Prinsip anamnesis yang dijalankan hampir sama dalam pendekatan
terhadap penyakit lain, namun ada hal-hal tertentu yang perlu
dieksplor sehingga mendapatkan suatu keterangan yang jelas dan
terstruktur mengenai kondisi pasien baik fisik maupun psikisnya.
• Sebelum kita memulai anamnesis, ada baiknya kita mengenal
terlebih dahulu kriteria positif ataupun negatif dari suatu gangguan
psikosomatik.
Tujuh kriteria positif yang dapat dijumpai
dalam suatu anamnesis yang terarah
1. Keluhan berkaitan dengan emosi tertentu : contoh sakit kepala setelah
dimarahi oleh guru
2. Keluhan berganti-ganti dari suatu system ke system yang lain / shifting
phenomenon / alterasi : contoh : sakit kepala, beberapa lama kemudian
menjadi sakit perut, pegal2 dan sebagainya
3. Adanya imbalans vegetatif : contoh perut kembung, pusing
4. Kehidupan penuh konflik (stressful life situation)
5. Perasaan negatif yang mendasari keluhannya
6. Adanya faktor pencetus / presipitasi yang mendasari keluhan awalnya
7. Adanya faktor predisposisi
Dua kriteria negatif yang perlu dinilai dalam
suatu anamnesis yang terarah

Tidak ada kelainan organik dengan pemeriksaan komprehensif


teliti, walaupun dengan bantuan penunjang yang canggih

Tidak ada kelainan psikiatri seperti psikotik, disintegrasi


kepribadian, maupun distorsi realita
Psikopatologi
gangguan psikosomatik
Sistem otonom (imbalans vegetatif)

Jalur hormonal

Hiperalgesia visceral

Jalur neurotransmitter

Jalur imun
Panduan anamnesis

Mengucapkan salam Mempersilakan duduk

Memperkenalkan diri sambil


sebelumnya jika ada data rekam Menanyakan apa yang dapat saya
medik mengetahui sebelumnya bantu
nama, jenis kelamin dan tanggal lahir

Kemudian gali lamanya keluhan


muncul [dalam diagnosis nantinya
Keluhan awal belum tentu titik
kita akan menerapi untuk problem /
tangkap dalam anamnesisnya
konflik yang muncul dalam 1 (satu )
tahun ini]
Panduan anamnesis
• Eksplor keluhan / situasi mana yang dominan dan sejalan dengan emosi atau pikiran yang irasional
• . Tentukan yang mana faktor pencetus, pemberat atau predisposisi

• Tanyakan keluhan lainnya selain keluhan utamanya


• Tanyakan masalah kehidupan social ekonomi, kebiasaan atau hobi, keluarga, riwayat pengobatan, riwayat
penyakit sebelumnya,

• Tanyakan kemampuan melakukan aktifitas saat ini


• Anamnesis merupakan bagian dalam pendekatan theurapeutik untuk psikis

• Dengarkan semua keluhan pasien dengan menghargai pasien dengan apa yang dia ungkapkan
• Jika pasien diam, mungkin pasien belum begitu percaya sama klinisi, butuh waktu dan pertemuan
berikutnya untuk mendapatkan apa yang menjadi gangguan yang dialami
Multiaxial evaluation
dalam mengarahkan diagnosis
• Tentukan gejala mana yang dijumpai apakah emosi negative berupa sedih,
kecewa, marah dalam pasien menghadapi masalahnya atau pun was-was,
Axis I
takut, adanya pemikiran yang irasional dalam anamnesis yang dijumpai
terkait masalah yang dihadapi pasien
• Gangguan kepribadian yang dijumpai, biasanya tidak terekplor sampai
Axis II
demikian jauh, contoh gangguan kepribadian obsesif kompulsif

Axis III • Kelainan fisik yang dijumpai (organik dan/atau fungsional)

• Apa yang mencetuskan kelainan pada axis I dalam 1 tahun belakangan ini,
Axis IV hal ini berkaitan dengan tatalaksanan non farmakologi yang akan ditelaah
nantinya
• Kemampuan adaptasi pasien dinilai dari kinerja, interaksi sosial dan
Axis V pemanfaatan waktu luang dalam masalah yang dihadapi pasien, hal ini
berkaitan dengan prognosis.
Klasifikasi gangguan psikosomatik
• Neurosis Cardiac
• Sydroma hiperventilasi
• Dispepsia
• Irritable bladder
Fungsional
• Fibromialgia

• DM dengan depresi
• Ulcus gaster dengan general anxiety disorder
• Sindroma koroner akut dengan panic disorder
Organik • Breast cancer dengan insomnia
Gangguan Ansietas

Batasan Varian
• Suatu gangguan terhadap • General Anxiety Disorders
kekhawatiran dapat bersifat irasional • Panic Disorder
dalam 3 bulan terus berlangsung • Social Phobia
• Specific Phobia
• Agoraphobia
Gangguan Mood (Depresi)

Batasan Varian
Mayor depressive disorder
Suatu pola abnormal mood yang
terjadi dalam 2 minggu terakhir
Distimia

Gangguan depresi terkait zat


Rasa kecewa, sedih, marah
Gangguan depresif yang tidak spesifik
Penentuan diagnosis

Fungsional • berdasarkan konsensus

Gangguan psikis yang


dapat menjadi • berdasarkan DSM V
komorbiditas kelainan
organik

Alat bantu skrining • Kuesioner : HADS, BDI, BAI, PSQI, IIEF


Tatalaksana
Gangguan Psikosomatik
Non farmakologi
• Psikoterapi suportif
• Cognitive behavioral therapy
• Spiritual
• Terapi lingkungan

Farmakologi
• Ansiolitik
• Antidepressan
• Antiinsomnia
• Simptomatik
Terminal Care / Layanan Paliatif
DEFINISI WHO
PERAWATAN PALIATIF
Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam
menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam
jiwa, melalui pencegahan dan meringankan penderitaan dengan cara
identifikasi awal, penilaian sempurna dan pengobatan rasa sakit dan
masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.
Prinsip Perawatan paliatif

memberikan bantuan dari rasa sakit menegaskan bahwa hidup dan bermaksud baik untuk tidak mengintegrasikan aspek psikologis dan
dan gejala menyedihkan lainnya kematian sebagai proses yang normal mempercepat atau menunda kematian spiritual perawatan pasien

berlaku pada awal perjalanan penyakit ,


menggunakan pendekatan tim untuk
ditata laksana dengan terapi lain yang
mengatasi kebutuhan pasien dan
menawarkan sistem dukungan untuk dimaksudkan untuk memperpanjang
menawarkan sistem dukungan untuk keluarga, termasuk konseling dukacita,
membantu keluarga dalam mengatasi hidup , seperti kemoterapi atau terapi
membantu pasien hidup seaktif jika diindikasikan akan meningkatkan
masalah selama pasien menjalani radiasi, dan termasuk orang-orang yang
mungkin sampai akhir hayatnya. kualitas hidup , dan mungkin juga
penyakit dan kematian diperlukan untuk investigasi lebih
berpengaruh positif bagi perjalanan
memahami dan mengelola komplikasi
penyakit
klinis
Penapisan pasien paliatif
Penapisan pasien paliatif
Tata laksana Paliatif
• Suportif : oksigenasi, cairan, nutrisi dan perawatannya
• Psikoterapi suportif, spiritual (rohaniawan) baik untuk
Non
farmakologi pasien dan keluarga

• Terapi simptomatik
• Jika memungkinkan terapi etiologi
Farmakologi • Terapi nyeri (pain killer)
Kesimpulan
• Pendekatan gangguan psikosomatik dilakukan melalui pendekatan
biopsikososiospiritual
• Tiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
menghadapi masalahnya, tentunya butuh tatalaksana yang bersifat
spesifik per individu
• Pelayanan paliatif melibatkan tatanan psikis di dalamnya dengan
harapan dapat memberikan yang terbaik untuk pasien dan keluarga
Referensi

• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


• DSM V
• Berbagai konsensus untuk gangguan fungsional : seperti consensus
ROMA IV untuk dyspepsia, ACR 2018 untuk fibromyalgia dan lain-
lain
• Jurnal psikosomatik dan psyche
• Modul Paliatif, dr Rudi Putranto, RSCM
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai